ACTIVE LISTENING SEBAGAI DASAR PENGUASAAN KETERAMPILAN KONSELING Oleh : Rosita E.K., M.Si

dokumen-dokumen yang mirip
KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. dicanangkan dengan alasan bahwa selama ini dunia pendidikan kurang berhasil

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

KETERAMPILAN KONSELING. Rosita E.K.

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, wawasan, keterampilan tertentu pada individu-individu.

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memberi arah bahwa pendidikan adalah kehidupan.maka dari itu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. tempat berlangsungnya proses pembentukan karakter seseorang melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. yang berpendidikan akan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ASRI MAYASARI A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: WAHYUSIH WARDANI A

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING AMIN BUDIAMIN. Oleh JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alam dan juga

PROSES DAN TEKNIK-TEKNIK KONSELING

siswa adalah selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, semua bidang studi

SOP Bidang Kemahasiswaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH LATIHAN KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI KONSELING TERHADAP PENGUASAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PEMBIMBING DI SMA/SMK SE KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembangunan nasional pada hakikatnya merupakan pembangunan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan segenap potensi yang ada pada diri manusia secara individu

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. didik memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, budi pekerti, bekal hidup di masyarakat. Sekolah Menengah Atas merupakan lembaga

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

I. PENDAHULUAN. pribadi yang taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, arif, dan dapat bergaul

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL. Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd

Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

SRI MARDANI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (tingkah laku) individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang menuju kedewasaan. Tujuan pendidikan menurut UU RI No 2 tahun

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya mendapatkan perlakuan yang sama seperti siswa normal. Siswa SLB

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

Keterampilan Konseling Dalam Mewujudkan Konselor Yang Trusted Objective Profesional

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN DIPANDANG DARI SEGI GENDER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut dapat memenuhi keutuhan atau tujuan yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dikemukakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. sendiri yaitu mempunyai potensi yang luar biasa. Pendidikan yang baik akan

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Dari rumusan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan ketrampilan sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan sumberdaya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

Metodi DIdaktik Vol. 10, No. 2, Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. atau pedoman dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 2/1989 tentang sistem pendidikan Nasional, Bab I pasal 4

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

Duduk saling membelakangi, salah seorang berperan sebagai konseli berbicara dan konselor mendengarkan dengan perhatian Duduk berhadapan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu menginginkan dan mendambakan kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pelatihan. Pendidikan juga merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dengan berlakunya kesepakatan Internasional mengenai pasar bebas. Profesi

BAB I PENDAHULUAN. mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia merupakan suatu bagian yang tidak dapat

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

Transkripsi:

ACTIVE LISTENING SEBAGAI DASAR PENGUASAAN KETERAMPILAN KONSELING Oleh : Rosita E.K., M.Si Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan, sikap menghargai pahlawan serta berorientasi masa depan. Tercapainya pendidikan nasional ini ditentukan oleh berbagai faktor dan sumber daya yang menjadi komponen pendidikan. Sumber daya utama yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan adalah guru, yaitu guru mata pelajaran, guru pembimbing dan guru wali kelas (Rachman, 1998). Masing-masing mempunyai peran dan fungsi yang berbeda. Guru pembimbing adalah guru yang melaksanakan layanan kepada siswa, profesi konseling di sekolah. Layanan konseling bertujuan membantu siswa agar dapat mencapai tujuan perkembangan, yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar dan karir. Dalam hal ini tugas guru pembimbing adalah memberi arahan, pembinaan dan memberikan kondisi agar siswa terdorong untuk giat belajar, selalu ingin maju dan meningkatkan prestasi. Selain itu, guru pembimbing juga bertugas untuk membina moral dan pribadi siswa. Profesi konseling yang sangat lekat dengan upaya pelayanan pemberian bimbingan dan konseling tampaknya memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan profesi yang lain. Pemberian pelayanan bantuan ini merupakan tugas profesi yang esensial bagi profesi Bimbingan dan Konseling. Pada dasarnya pelayanan profesi konseling merupakan usaha membantu individu dalam mencari dan menetapkan pilihan serta mengambil keputusan yang menyangkut kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, perencanaan dan pengembangan karir, kehidupan berkeluarga serta kehidupan keberagamaan (LPTK, 2004). Pelayanan pemberian bantuan konseling yang dilakukan, diharapkan akan memberikan dampak yang positif terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu. Untuk itu, tugas pemberian bantuan bukanlah 1

tugas yang ringan. Hal ini karena kinerja dalam proses konseling memiliki dampak yang berarti bagi kehidupan individu. Proses konseling merupakan proses bantuan yang diberikan oleh profesi konseling kepada individu yang memiliki kesulitan dan dilakukan dengan cara face to face, sehingga individu yang mendapatkan bantuan tersebut mendapatkan kebahagiaan. Pemberian bantuan face to face dalam proses konseling tentu saja membutuhkan teknik dan keterampilan tertentu yang harus dikuasai oleh seorang profesi konseling, dalam hal ini guru pembimbing. 1. Beberapa Keterampilan Konseling Dalam melakukan konseling, profesi konseling perlu membekali dan meningkatkan diri dalam penguasaan keterampilan dan pengembangan kepribadian. Keterampilan dalam konseling berfungsi untuk merefleksikan informasi dan sikap-sikap yang dimiliki oleh klien. Menurut Sayekti (1993), beberapa keterampilan yang diharapkan dapat dikuasai oleh profesi konseling antara lain : a. Keterampilan penampilan Keterampilan penampilan yang baik dapat mendorong klien meningkatkan harga diri dan dapat menciptakan suasana aman serta dapat mempermudah mengekspresikan perasaan klien. b. Keterampilan membuka percakapan Keterampilan ini dilakukan untuk mengajukan stimulus pertanyaan yang memungkinkan klien terus berbicara dan menyampaikan informasi yang berkenaan dengan masalah yang dihadapi. c. Keterampilan membuat paraphrasing atau penjelasan Keterampilan ini bertujuan untuk merespon isi atau informasi yang disampaikan klien dengan menggunakan kata-kata sederhana yang dapat dipahami oleh klien. d. Keterampilan mengidentifikaasi perasaan Keterampilan ini bertujuan untuk menemukan perasaan klien berdasarkan informasi yang disampaikan atau sikap-sikap klien. e. Keterampilan merefleksikan perasaan 2

Keterampilan ini bertujuan untuk memelihara komunikasi dengan klien melalui respond an penggambaran perasaan klien berdasar informasi dan sikap klien. f. Keterampilan konfrontasi Keterampilan ini dilakukan dengan teknik menghadapkan klien pada pertimbangan atau pendapat yang bersifat kontradiktif dengan perilaku klien. g. Keterampilan membuat ringkasan Keterampilan ini bertujuan untuk memperjelas dan memusatkan pada serangkaian ide selama proses konseling. Berdasarkan ringkasan tersebut, akan dapat mengecek informasi dan kemampuan mendengar selama proses konseling. Drab, K.J. (2009) menyampaikan mengenai The Top Ten Basic Counseling Skills yang terdiri dari keterampilan mendengar, empati, genuine, unconditional positive regard, konkrit, bertanya secara terbuka, keterbukaan diri, interpretasi, memberi informasi dan mendorong untuk berubah. 2. Keterampilan Active Listening dan Keutamaannya Salah satu keterampilan komunikasi yang harus dimiliki oleh profesi konseling adalah keterampilan listening (mendengar). Keterampilan ini sebenarnya merupakan suatu aktivitas yang sudah dilakukan sehari-hari oleh setiap orang. Namun dalam kenyataannya, aktivitas ini sering dilakukan dengan tidak efektif. Dalam melakukan proses listening seringkali terjadi hilangnya beberapa informasi penting akibat proses yang dilakukan dengan tidak efektif. Listening yang efektif memerlukan teknik tertentu supaya benar-benar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Keterampilan listening bagi profesi konseling menjadi keterampilan yang penting untuk dikuasai. Hal ini mengingat karena dalam proses konseling, aktivitas mendengar merupakan aktivitas utama. Tanpa keterampilan ini, informasi-informasi yang dibutuhkan dalam pemberian bantuan untuk menyelesaikan masalah individu tidak terserap dengan baik. Akibatnya proses penyelesaian masalah mengalami hambatan. Ada beberapa keterampilan konseling, seperti telah disebutkan sebelumya diharapkan dapat dikuasai oleh profesi konseling dalam pemberian bantuan. Keberhasilan keterampilan tersebut sangat tergantung dengan keterampilan listening yang hendaknya juga dikuasai. Tanpa adanya keterampilan listening, diasumsikan keterampilan- 3

keterampilan yang lain akan mengalami hambatan. Misalnya dalam membuat ringkasan, serangkaian ide selama proses konseling tidak dapat disusun secara tepat apabila kemampuan listening tidak dapat dilakukan dengan efektif. Informasi atau ide-ide penting mungkin ada beberapa yang terlewatkan karena gangguan proses listening Listening yang dilakukan efekfif dengan teknik-teknik yang benar akan membantu dalam pengumpulan informasi yang dibutuhkan. Selain itu, dengan menjadi pendengar yang efektif menjadikan hubungan antara profesi konseling dengan individu yang mengalami kesulitan menjadi lebih harmonis. Konsekuensi dari keberhasilan dalam melakukan keterampilan ini adalah terciptanya keberlanjutan hubungan. Individu puas dalam hubungan konseling karena merasa diperhatikan dan informasi yang disampaikan benar-benar didengarkan. Meskipun dampak dari keterampilan ini sangat menguntungkan dalam proses konseling, namun ternyata keterampilan ini sering mengalami hambatan. Hal ini karena kurang dikuasainya teknik-teknik listening yang benar. Selain itu, dimungkinkan karena keterampilan ini sering disepelekan karena sebenarnya aktivitas mendengar bukan sesuatu yang baru dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, keterampilan ini seringkali tidak mendapat perhatian bagi upaya pengembangan diri profesi konseling. 3. Teknik Active Listening Listening (mendengar) merupakan salah satu bagian dari proses komunikasi. Listening sebenarnya merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh setiap orang. Meskipun sejak bayi manusia sudah dapat mendengar, namun mendengar dengan efektif belum tentu dapat dilakukan oleh semua orang. Pada beberapa kepentingan dan tujuan, listening menjadi sangat diperlukan, bahkan menjadi hal yang esensial. Dalam layanan konseling, listening merupakan keterampilan utama yang harus dikuasai. Listening secara aktif tidak berarti harus mempunyai banyak waktu untuk mendengarkan orang lain. Ada beberapa prinsip mendengar secara aktif, yaitu : a. Adanya penerimaan terhadap orang lain Penerimaan terhadap orang lain ini berdampak pada konsentrasi proses listening. Hal ini karena sangat sulit berkonsentrasi pada orang lain yang kurang disukai. b. Menghargai perasaan orang lain 4

Kadang-kadang sulit memahami mengapa orang lain terganggu perasaannya karena situasi tertentu. Salah satu karakteristik pendengar yang baik adalah tidak melibatkan interpretasi diri sendiri dalam suatu percakapan. c. Toleransi, terutama terhadap keanehan orang lain Hal yang kadang-kadang terjadi adalah secara spontan memberikan persepsi atau komentar terhadap sikap atau perilaku orang lain yang menurut kita aneh. Ini merupakan sesuatu yang hendaknya dihindarkan supaya dapat melakukan aktivitas listening yang efektif. Listening tidak hanya sekedar mendengar dengan menggunakan telinga, akan tetapi juga mengobservasi dengan mata dan menyatakannya dalam waktu tertentu (Powers, 2006). Di sisi lain, listening juga dapat dilakukan tanpa mengatakan sesuatu apapun. Dalam hal ini ada komponen listening secara verbal dan nonverbal. Verbal listening dalam konseling yang sering dilakukan adalah dengan memberikan responrespon verbal ketika mengikuti pembicaraan seperti ungkapan mmm mmm atau ya. Sementara nonverbal listening dilakukan dengan teknik a. Duduk menghadap klien b. Menunjukkan postur tubuh tidak defensive c. Badan condong sedikit ke arah klien d. Menjaga kontak mata e. Relaks dan nyaman Dengan demikian, keterampilan active listening mengkomunikasikan apa yang telah didengar dan dipahami dari hasil pembicaraan yang telah dilakukan. 5