GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG TARIF LAYANAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG TARIF LAYANAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ACEH

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BATAM

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 25 Tahun 2014 Seri E Nomor 22 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G POLA TARIF BLUD RSUD PROF.DR.M.A HANAFIAH SM BATUSANGKAR

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 115 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENETAPAN BESARAN TARIF PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 560/MENKES/SK/IV/2003 TENTANG POLA TARIF PERJAN RUMAH SAKIT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 8 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BLITAR

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM NEGARA BUPATI JEMBRANA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2004 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

W A L I K O T A M A T A R A M PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif.

GUBERNUR JAWA TIMUR SALINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG POLA TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH : 9 TAHUN 1990 LUBUK LINGGAU

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 23 TAHUN 2009

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 23 TAHUN 2009

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BATANG PEMERINTAH KABUPATEN BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 13 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINGPING

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI KUDUS T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 120 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2014, No Umum Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten pada Kementerian Kesehatan; d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2009 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 32 TAHUN 2012 BERITA DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012 NOMOR 32 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN. PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR Nomor: 18 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUDUS

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 2 TAHUN 2007 TANGGAL 1 PEBRUARI 2007

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 41 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 14 TAHUN 2010

2014, No tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Bhayangkara Setukpa pada Kepolisian Negara Republik Indonesia; d. bahwa usulan tarif layan

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMUNERASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

Transkripsi:

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TARIF LAYANAN KELAS III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 50 ayat (2) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Tarif Layanan Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau. 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan Propinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4310); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 4355); 1

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 7. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. 2

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU dan GUBERNUR KEPULAUAN RIAU MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG TARIF LAYANAN KELAS III RUMAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Kepulauan Riau. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Riau. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Riau. 5. Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RSUD adalah Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau. 6. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat dengan BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau unit kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas. 7. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau. 8. Tarif layanan adalah sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan kegiatan pelayanan di Rumah Sakit. 9. Akomodasi adalah penggunaan fasilitas ruang rawat inap termasuk makan bagi pasien di Rumah Sakit. 10. Sarana adalah fasilitas RSUD yang meliputi dan tidak hanya berupa ruangan, akomodasi, air, listrik penerangan, pendingin ruangan (AC), pemeliharaan kebersihan dan kenyamanan ruangan dan lain-lain. 11. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan kepada pasien untuk tujuan observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa menginap di rumah sakit.. 12. Pelayanan Rawat Darurat adalah pelayanan kesehatan tingkat lanjutan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah/menanggulangi resiko kematian atau cacat 3

13. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya dengan menginap di rumah sakit untuk kurun waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) hari. 14. Pelayanan Rawat Intensif adalah pelayanan rawat inap yang diberikan di ruangan ICU, ICCU, NICU, PICU, CVCU dan Unit Detoksikasi. 15. Pelayanan Rawat Sehari (One Day Care/ODC) di Rumah Sakit adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya dan menempati tempat tidur kurang dari 1 (satu) hari. 16. Pelayanan Rawat Bedah Sehari adalah tindakan medik operatif yang tidak memerlukan perawatan rawat inap. 17. Pelayanan Medik adalah pelayanan terhadap pasien yang dilakukan oleh tenaga medik dan perawat berupa pemeriksaan, konsultasi dan tindakan medik. 18. Pelayanan Penunjang Medik adalah pelayanan untuk menunjang penegakan diagnosis dan terapi. 19. Pelayanan Penunjang Non Medik adalah pelayanan yang diberikan di Rumah Sakit yang secara tidak langsung berkaitan dengan pelayanan medik. 20. Pelayanan Konsultasi Khusus adalah pelayanan yang diberikan dalam bentuk konsultasi psikologi, gizi, Orang Dengan HIV AIDS (ODHA), Infeksi Menular Seksual (IMS) dan konsultasi lainnya. 21. Pelayanan Rehabilitasi Medik adalah pelayanan yang diberikan oleh Unit Rehabilitasi Medik dalam bentuk pelayanan fisioterapi, terapi okupasional, terapi wicara, ortotik/prostetik, bimbingan sosial medik dan rehabilitasi lainnya. 22. Pelayanan Medico-Legal adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan kepentingan hukum. 23. Tindakan Medik Operatif adalah tindakan pembedahan yang menggunakan pembiusan umum, pembiusan lokal atau tanpa pembiusan. 24. Tindakan Medik Non Operatif adalah tindakan tanpa pembedahan. 25. Asuhan Keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama bersifat mandatori dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya yang meliputi : Pengkajian Keperawatan, Intervensi Keperawatan, Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan. 26. Obat-Obatan adalah sediaan farmasi yang dapat disuntikkan, dioleskan, dihisap dan/atau diminumkan yang dikonsumsi secara langsung oleh pasien dalam proses pengobatannya. 27. Alat dan Bahan Medis Habis Pakai adalah bahan kimia, reagensia, bahan laboratorium, bahan radiologi dan bahan habis pakai lainnya yang digunakan secara langsung dan/atau tidak langsung dalam rangka observasi, diagnosis, tindakan, pengobatan, perawatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya. 28. Visite adalah kunjungan tenaga medis ke ruang rawat pasien dalam rangka memantau perkembangan perawatan dan/atau pengobatan pasien berkenaan. 4

29. Pemulasaraan/Perawatan Jenazah adalah kegiatan yang meliputi perawatan jenazah, konservasi bedah mayat yang dilakukan oleh Rumah Sakit untuk kepentingan pelayanan kesehatan, pemakaman dan kepentingan proses peradilan. 30. Konsultasi Per Telepon (Consulting By Phone) adalah tindakan konsultasi per telepon yang dilakukan oleh para tenaga keperawatan dan/atau tenaga medis umum kepada para tenaga medis spesialis mengenai penanganan kondisi pasien terkini, dimana konsultasi dimaksud mengakibatkan perubahan pada protokol terapi atas pasien berkenaan. 31. Cyto adalah tindakan tidak terencana yang bersifat mendesak untuk dilakukan segera/tidak dapat ditunda dalam rangka penyelamatan nyawa/jiwa pasien. 32. Pasien Rumah Sakit adalah pasien yang mendaftar langsung atau dirujuk ke Rumah Sakit dan ditangani oleh dokter di Rumah Sakit sebagai pasien RSUD. 33. Pasien Pribadi/Khusus adalah pasien yang dibawa oleh dokter tamu yang memiliki surat izin praktek di RSUD, untuk dirawat di RSUD dan perawatannya dilakukan oleh dokter tersebut. 34. Pasien Baru adalah pasien yang baru pertama kali datang ke RSUD untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. 35. Pasien Lama adalah pasien yang pernah datang sebelumnya ke RSUD untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. 36. Pasien Rujukan adalah pasien yang diantar/dirujuk dari Sarana Pelayanan Kesehatan lainnya ke RSUD. 37. Pasien Miskin adalah pasien yang tidak mampu yang ditetapkan oleh aparat yang berwenang. 38. Pasien Terlantar adalah pasien yang tidak memiliki sanak keluarga, tidak ada yang mengurus, tidak memiliki identitas, tanpa penjamin atau kepadanya tidak dapat diidentifikasi untuk data administrasi dan tidak memiliki kemampuan untuk membayar, dimana hal dimaksud menjadi jaminan Pemerintah (Pusat/Daerah) sesuai ketentuan yang berlaku. BAB II ASAS DAN TUJUAN Pasal 2 Penetapan Tarif Layanan Kelas III RSUD dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, gotong royong, adil dengan mengutamakan kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah, tidak mengutamakan untuk mencari keuntungan, serta penghormatan dan keseimbangan atas hak dan kewajiban. Pasal 3 Penetapan Tarif Layanan Kelas III RSUD bertujuan untuk : a. memberikan kepastian hukum bagi pelaksanaan kegiatan pemungutan tarif pelayanan kelas III di RSUD; b. berperan serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat; 5

c. meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan publik; dan d. memberikan rasa keadilan, penghormatan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban dari para pelaku yang terlibat di dalamnya. BAB III KEBIJAKAN TARIF Bagian Kesatu Umum Pasal 4 (1) Semua kegiatan pelayanan dan kegiatan non pelayanan di rumah sakit dikenakan tarif layanan. (2) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan sebagian atau seluruh biaya atas penyelenggaraan kegiatan pelayanan di rumah sakit. Bagian Kedua Komponen Tarif Pasal 5 (1) Komponen tarif yang ditetapkan meliputi jasa sarana dan jasa pelayanan. (2) Komponen Jasa Sarana sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) merupakan imbalan yang diterima oleh RSUD atas pemakaian akomodasi, obat dan bahan medis habis pakai yang digunakan langsung dalam rangka pelayanan, sarana dan fasilitas RSUD. (3) Komponen Jasa Pelayanan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) merupakan imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan atas jasa yang diberikan kepada pasien dalam rangka pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan / atau pelayanan lainnya. (4) Jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi jasa medik, jasa keperawatan, jasa tenaga kesehatan lain dan jasa tenaga lainnya. Bagian Ketiga Pola Perhitungan Tarif Pasal 6 (1) Pola tarif merupakan dasar perhitungan untuk menetapkan besaran tarif layanan RSUD. (2) Besaran tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan biaya operasional per unit layanan (unit cost/satuan biaya) dengan memperhitungkan kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan dan kompetisi yang sehat. (3) Perhitungan besaran jasa sarana pada kelas III lebih kecil dari unit cost. 6

(4) Besaran jasa pelayanan ditetapkan dengan memperhatikan kemampuan masyarakat serta jasa pelayanan yang berlaku pada rumah sakit sekitar. (5) Besaran tarif layanan pada selain kelas III diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur atas usulan Direktur RSUD. Bagian Keempat Obat-Obatan, Alat dan Bahan Medis Habis Pakai Pasal 7 Pemakaian Obat-Obatan, Alat dan Bahan Medis Habis Pakai tidak termasuk ke dalam komponen tarif sebagaimana terlampir, akan tetapi dibebankan kepada pasien secara langsung sesuai dengan harga yang berlaku. Pasal 8 (1) Penggunaan obat berpedoman kepada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), Formularium Nasional dan Formularium RSUD. (2) Daftar obat, alat dan bahan medis habis pakai dapat disediakan oleh RSUD yang mekanisme pengadaannya berpedoman kepada berbagai peraturan/perundang-undangan yang berlaku. (3) Harga satuan obat, alat dan bahan medis habis pakai ditetapkan tidak melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). Bagian Kelima Pasien Jaminan Pasal 9 (1) Pasien kelas III yang dijamin oleh Pemerintah atau secara mandiri menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mengikuti tarif yang telah ditentukan. (2) Tarif sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) merupakan tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB IV KEGIATAN YANG DIKENAKAN TARIF Bagian Kesatu Kegiatan Pelayanan 7

Pasal 10 (1) Kegiatan pelayanan yang dikenakan tarif dikelompokkan berdasarkan tempat dan jenis pelayanan. (2) Tempat pelayanan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) terdiri atas pelayanan rawat jalan, rawat inap dan rawat darurat. (3) Jenis pelayanan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) terdiri atas pelayanan medik dan pelayanan penunjang medik. Bagian Kedua Kegiatan Non Pelayanan Pasal 11 (1) Kegiatan non pelayanan meliputi kegiatan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan kegiatan penunjang lainnya. (2) Ketentuan dan besaran tarif untuk kegiatan non pelayanan akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur atas usulan Direktur RSUD. Bagian Ketiga Kegiatan Pelayanan Berdasarkan Tempat Pelayanan Pasal 12 (1) Pelayanan Rawat Jalan, meliputi : a. Pendaftaran Pasien; b. Pemeriksaan; c. Konsultasi Antar Spesialis dan/atau Konsultasi Khusus; d. Pelayanan Penunjang Medik; e. Tindakan Medik; dan 1) Non Operatif (Medical Intervention). 2) Operatif Kecil di luar Kamar Operasi. f. Tarif Pelayanan Hemodialisa. (2) Pelayanan Rawat Inap, meliputi : a. Pendaftaran Pasien; b. Asuhan Keperawatan; c. Akomodasi (Ruang Perawatan, ICU, Kamar Bersalin dan lainlain); d. Visite; e. Konsultasi Spesialis, Konsultansi Khusus dan/atau Konsultasi Dokter Jaga; f. Pelayanan Penunjang Medik; g. Tindakan Medik; dan 1) Non Operatif (Medical Intervention). 2) Operatif Kecil di luar Kamar Operasi. 3) Operatif Sedang di Kamar Operasi 4) Operatif Besar di Kamar Operasi. 8

5) Operatif Khusus di Kamar Operasi h. Tindakan Persalinan dan Kebidanan; i. Pelayanan Hemodialisa. (3) Pelayanan Rawat Darurat, meliputi : a. Pendaftaran Pasien; b. Pemeriksaan; c. Konsultasi Antar Spesialis dan/atau Konsultasi Khusus; d. Pelayanan Penunjang Medik; dan e. Tindakan Medik. 1) Non Operatif (Medical Intervention). 2) Operatif Kecil di luar Kamar Operasi. 3) Operatif Sedang di Kamar Operasi 4) Operatif Besar di Kamar Operasi. 5) Operatif Khusus di Kamar Operasi f. Tindakan Persalinan dan Kebidanan. Bagian Keempat Kegiatan Pelayanan Berdasarkan Jenis Pelayanan Pasal 13 (1) Pelayanan Medik, meliputi : a. Pemeriksaan dan konsultasi; b. Visite; c. Tindakan medik; dan 1) Non operatif (Medical Intervention. 2) Operatif Kecil di luar Kamar Operasi. 3) Operatif Sedang di Kamar Operasi 4) Operatif Besar di Kamar Operasi 5) Operatif Khusus di Kamar Operasi d. Tindakan Persalinan dan Kebidanan (2) Pelayanan Penunjang Medik, meliputi : a. Pendaftaran Pasien (hanya berlaku bagi pasien kiriman dari luar RSUD); dan b. Pemeriksaan : 1) Patologi Klinik dan Mikrobiologi; 2) Patologi Anatomi; 3) Radiodiagnostik dan/atau Kedokteran Nuklir; 4) Diagnostik Elektromedik; 5) Pemulasaran Jenazah dan Medikolegal; 6) Pelayanan Ambulance dan Mobil Jenazah; 7) Pelayanan Penunjang Medik lainnya. Bagian Kelima Kelas Perawatan 9

Pasal 14 (1) Kelas perawatan adalah Kelas III RSUD. (2) Standar fasilitas dan jumlah tempat tidur kelas perawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSUD dengan berpedoman kepada peraturan/perundangundangan yang berlaku. BAB V TARIF KEGIATAN PELAYANAN Bagian Kesatu Rawat Jalan Pasal 15 (1) Tarif pada Pelayanan Rawat Jalan terdiri dari komponen Jasa Sarana dan Jasa Pelayanan. (2) Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk biaya obatobatan, tindakan, pemeriksaan penunjang medik, alat dan bahan medis habis pakai dan konsultasi antar poliklinik. (3) Pasien Rawat Jalan dapat saja diberikan pelayanan lain di luar dari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan indikasi medis seperti ; Rehabilitasi Medik, Pelayanan Hemodialisa, Konsultasi Psikologi dan penggunaan fasilitas lainnya. (4) Tarif Pelayanan Rawat Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak memandang kelas perawatan. (5) Tarif Pelayanan Rawat Jalan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Rawat Inap Pasal 16 (1) Tarif pada Pelayanan Rawat Inap terdiri dari komponen Jasa Sarana dan Jasa Pelayanan. (2) Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk biaya obatobatan, tindakan, pemeriksaan penunjang medik, alat dan bahan medis habis pakai dan biaya lainnya. (3) Tarif Akomodasi pada rawat inap adalah berbeda sesuai dengan kelas perawatan. (4) Tarif Akomodasi setiap bayi baru lahir yang dirawat bersama ibunya dikenakan tarif sebesar 50% dari tarif akomodasi ibunya. (5) Dalam hal ruang rawat inap kelas III penuh, maka pasien dapat diinapkan di ruang rawat darurat dan dikenakan tarif sebagaimana berlaku pada tarif kelas III. 10

(6) Tarif Pelayanan Rawat Inap ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Ketiga Rawat Darurat Pasal 17 (1) Tarif pada Pelayanan Rawat Darurat terdiri dari komponen Jasa Sarana dan Jasa Pelayanan. (2) Tarif pada Pelayanan Rawat Darurat merupakan pemeriksaan awal dan tidak termasuk biaya obat-obatan, tindakan, pemeriksaan penunjang medik, alat dan bahan medis habis pakai. (3) Tarif Pelayanan Rawat Darurat sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Keempat Pemeriksaan Penunjang Medik Pasal 18 (1) Pasien yang menjalani Pemeriksaan Penunjang Medik adalah pasien yang secara indikasi medis memerlukan pemeriksaan dimaksud, yang dapat saja berasal dari pasien Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Darurat, Medical Check Up dan/ataupun pasien rujukan dari Rumah Sakit atau Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) Tingkat I lainnya. (2) Jenis Pemeriksaan Penunjang Medik meliputi : a. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Klinik dan Mikrobiologi; b. Pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi; c. Pemeriksaan Radiodiagnostik dan/atau Kedokteran Nuklir; d. Pemulasaran Jenazah; dan e. Pelayanan Penunjang Medik lainnya. (3) Tarif pada Pemeriksaan Penunjang Medik terdiri dari komponen Jasa Sarana dan Jasa Pelayanan. (4) Tarif Pemeriksaan Penunjang Medik sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. (1) Tindakan Medik meliputi : a. Tindakan Medik Non Operatif; Bagian Kelima Tindakan Medik Pasal 19 11

b. Tindakan Medik Operatif Terencana, diklasifikasikan ke dalam kategori : Kecil, Sedang, Besar dan Khusus; c. Tindakan Medik Operatif Cyto, diklasifikasikan ke dalam kategori : Kecil, Sedang, Besar, dan Khusus. d. Tindakan Persalinan dan Kebidanan; dan e. Tindakan Medik Gigi dan Mulut. (2) Tarif Tindakan Medik terdiri dari komponen Jasa Sarana dan Jasa Pelayanan. (3) Jasa Pelayanan tindakan di poliklinik sama dengan Jasa Pelayanan tindakan di kelas III, kecuali apabila harus dilakukan di kamar operasi dan dalam narkose maka kelas Tindakan Medik Non Operatif naik menjadi kelas Tindakan Medik Operatif Kecil. (4) Besarnya biaya tindakan operatif pada organ dan lokasi/area yang sama, yang dilaksanakan oleh lebih dari satu dokter, maka untuk dokter kedua dan seterusnya yang berbeda keahliannya akan dikenakan biaya tambahan sebesar 50% per dokter dari jasa dokter pertama. (5) Bila dilakukan lebih dari satu macam tindakan operatif pada lokasi/area yang berbeda oleh dokter ahli yang sama, maka perhitungan jasa pelayanannya sesuai dengan tindakan operatif yang dilakukannya. (6) Bila terjadi perubahan tindakan operatif dari rencana semula, kemudian mengarah ke tindakan yang lebih berat, maka jasa tindakannya menjadi jasa tindakan yang sesuai kelompok tindakan yang dilakukan tersebut. (7) Besaran jasa pelayanan anestesi untuk setiap kelompok tindakan besarannya ditetapkan sesuai dengan lampiran. (8) Besaran tindakan Medik Cyto dikenakan jasa pelayanannya 25 % lebih tinggi dari jasa pelayanan tarif biasa. (9) Tarif Tindakan Medik sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Keenam Asuhan Keperawatan Pasal 20 (1) Asuhan Keperawatan meliputi : a. Asuhan Keperawatan Self Care; b. Asuhan Keperawatan Partial Care; c. Asuhan Keperawatan Total Care; d. Asuhan Keperawatan Intensive Care; e. Perawatan Perinatologi Level 2A; f. Perawatan Perinatologi Level 2B; dan g. Perawatan Perinatologi Level 3. (2) Tarif Asuhan Keperawatan hanya meliputi komponen jasa pelayanan. (3) Tarif Asuhan Keperawatan tidak termasuk biaya Obat-Obatan dan Alat/Bahan Medis Habis pakai. 12

(4) Tarif Asuhan Keperawatan sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Ketujuh Rehabilitasi Medik Pasal 21 (1) Tarif Rehabilitasi Medik terdiri dari komponen Jasa Sarana dan Jasa Pelayanan. (2) Tarif Rehabilitasi Medik tidak termasuk biaya Obat-Obatan dan Alat/Bahan Medis Habis Pakai. (3) Tarif Rehabilitasi Medik sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kedelapan Pemulasaran Jenazah dan Medikolegal Pasal 22 (1) Tarif Pemulasaran Jenazah dan Medikolegal terdiri dari komponen Jasa Sarana dan Jasa Pelayanan. (2) Tarif Pemulasaran Jenazah dan Medikologal sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kesembilan Farmasi Pasal 23 (1) Pelayanan Farmasi meliputi pelayanan farmasi klinis dan pelayanan farmasi non klinis. (2) Tarif Pelayanan Farmasi terdiri dari komponen Jasa Sarana dan Jasa Pelayanan. (3) Tarif Pelayanan Farmasi sebagaimana tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB VI TATA CARA PEMBAGIAN JASA PELAYANAN Pasal 24 (1) Jasa Pelayanan pada hakikatnya merupakan hak dari para pemberi pelayanan meliputi Tenaga Medis, Tenaga Keperawatan, Tenaga 13

Penunjang Medik, Tenaga Penunjang Non Medik/Administrasi dan Tenaga Lainnya. (2) Proporsi pembagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur melalui sistem REMUNERASI yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur dengan berpedoman kepada peraturan/perundangundangan yang berlaku. (3) Semua pembayaran kepada para pemberi pelayanan di atas sudah termasuk pajak yang diwajibkan oleh Pemerintah. BAB VII KERINGANAN DAN PEMBEBASAN BIAYA PASIEN Pasal 25 (1) Direktur dapat membebaskan sebagian atau seluruh biaya dari tarif layanan untuk pasien miskin, pasien terlantar maupun pasien dengan pertimbangan tertentu tanpa mengurangi kualitas pelayanan. (2) Tata cara pemberian pengurangan, keringanan atau pembebasan biaya sebagaimana dimaksud ayat (1), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur atas usulan Direktur RSUD. BAB VIII PENGELOLAAN TARIF Pasal 26 (1) Pengelolaan tarif layanan didasarkan pada ketentuan dan tata cara pengelolaan penatausahaan keuangan RSUD sesuai dengan ketentuan peraturan/perundang-undangan yang berlaku. (2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur atas usulan Direktur RSUD. BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 27 (1) Dalam hal terjadi perubahan perhitungan unit cost sebagaimana ketentuan peraturan/perundang-undangan, maka akan dilakukan penyesuaian terhadap tarif layanan melalui Peraturan Gubernur atas usulan Direktur RSUD. (2) Penyesuaian tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat dilakukan 1 (satu) tahun sejak terjadinya perubahan unit cost 14

Pasal 28 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang hal Pelayanan Kesehatan yang baru (penambahan jenis layanan spesialis/peralatan medis) maka teknis pelaksanaannya termasuk tarif layanannya dapat diatur dalam Peraturan Gubernur atas usulan Direktur RSUD. (2) Apabila terjadi hal-hal darurat/krisis moneter, maka Direktur RSUD dapat mengubah tarif layanan yang ditetapkan dengan Peraturan Gubernur atas usulan Direktur RSUD. (3) Dalam hal terjadi perubahan peraturan mengenai tarif layanan rumah sakit maka akan mengacu kepada peraturan/perundangundangan yang berlaku. (4) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur atas usulan Direktur RSUD. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Ditetapkan di Tanjungpinang pada tanggal 7 April 2015 GUBERNUR KEPULAUAN RIAU, Diundangkan di Tanjungpinang pada tanggal 22 Juni 2015 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU, dto dto MUHAMMAD SANI ROBERT IWAN LOURIOUX LEMBARAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2015 NOMOR 3 15

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG TARIF LAYANAN KELAS III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU I. UMUM Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Dalam perkembangannya rumah sakit pemerintah dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal seperti halnya pelayanan kesehatan pada rumah sakit rumah sakit swasta lainnya. Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) menjadikan rumah sakit pemerintah dapat bergerak dengan lebih leluasa, dimana dalam pengelolaan keuangannya diberikan beberapa fleksibilitas yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, terkadang manajemen rumah sakit pemerintah maupun swasta menerapkan tarif yang cenderung mahal dengan alasan untuk menutupi biaya operasional. Maka pemerintah merasa perlu mengatur tentang tarif rumah sakit pemerintah terutama tarif kelas III sesuai dengan Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 pasal 50 ayat 2 yang menyebutkan Besaran tarif kelas III Rumah Sakit yang dikelola Pemerintah Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Bahwa dalam melaksanakan ketentuan Pasal 50 ayat 2 Undang- Undang Kesehatan Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit sehingga perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Tarif Layanan Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah Kepulauan Riau. Penetapan Tarif Layanan Kelas III Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau bertujuan untuk memberikan kepastian hukum bagi pelaksanaan kegiatan pemungutan tarif pelayanan kelas III di RSUD, mempertahankan, meningkatkan dan/atau mengembangkan kegiatan pelayanan kesehatan di RSUD, berperan serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan publik, dan memberikan rasa keadilan, penghormatan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban dari para pelaku yang terlibat didalamnya. 16

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Ayat 1 s/d 4 Ayat 5 Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang dan Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tanjung Uban Ayat 6 s/d 37 Pemakaian obat-obatan, alat dan bahan medis habis pakai yang dibebankan kepada pasien secara langsung adalah yang tidak termasuk dalam perhitungan unit cost. Harga obat-obatan, alat dan bahan medis habis pakai tersebut sesuai dengan harga yang berlaku di RSUD yang mengacu kepada harga pembelian RSUD ditambah dengan keuntungan dan tidak melebihi HET (Harga Eceran Tertinggi). Cukup Jekas 17

Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 36 18