BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV SISTEM PENGOPERASIAN GENERATOR SINKRONISASI

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR

1. Proteksi Generator

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM TENAGA LISTRIK

PROTEKSI GENERATOR. Oleh : Ir. Djiteng Marsudi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS UTAMA PADA GAS TURBIN GENERATOR PLTGU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Tampak bahwa besarnya arus hubung singkat tersebut menurun sebagai fungsi waktu. Pada 3-4

Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia Power UBP Kamojang Unit 2

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

KONDISI TRANSIENT 61

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

BAB IV ANALISA GANGGUAN PLTU 2 BANTEN LABUAN

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

BAB III SISTEM EKSITASI TANPA SIKAT DAN AVR GENERATOR

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

Rifgy Said Bamatraf Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng.

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Transformator (trafo)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Keandalan dan kualitas listrik

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

BAB II LANDASAN TEORI

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

STUDI PELEPASAN BEBAN PADA SKEMA PERTAHANAN (DEFENCE SCHEME) JARINGAN SISTEM KHATULISTIWA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

TUGAS PERTANYAAN SOAL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR...

ANALISIS PEMBAGIAN BEBAN GENERATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) PANGKALAN SUSU 2 X 200 MW

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR PLTU UNIT 1 DAN 2 TAMBAK LOROK

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

BAB III PERALATAN LISTRIK PADA MOTOR CONTROL CENTER (MCC) WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSFORMATOR TRANSFORMATOR PENURUN TEGANGAN CUT CORE, TOROIDAL, SHELL DAN AUTO TRANSFORMATOR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

LAPORAN KERJA PRAKTEK RELAY PROTEKSI GENERATOR PADA UNIT GT 2.1 PT

BAB I PENDAHULUAN. TEGANGAN LEBIH PADA GENERATOR MENGGUNAKAN OVER VOLTAGE RELAY sebagai laporan akhir, sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SISTEM PENGAMAN ELEKTRIS CADANGAN GAS TURBIN GENERATOR PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK II

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KARAKTERISTIK GENERTOR SINKRON ( Aplikasi PLTG Pauh Limo Padang )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA LAPANGAN. Ananlisi ini menjadi salah satu sarana untuk mencari ilmu yang tidak

STUDI PROTEKSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO (PLTM) SILAU 2 TONDUHAN KABUPATEN SIMALUNGUN

BAB I PENDAHULUAN. adanya tambahan sumber pembangkit energi listrik baru untuk memenuhi

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM AUTOSYNCHRONIZER PADA GENERATOR MODEL TEWAC 75000KVA DI PT. GEO DIPA ENERGI DIENG UNIT 1

Pertemuan ke : 4 Bab. III

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI

BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS

BAB III LANDASAN TEORI

SISTEM PENGUATAN DENGAN SIKAT (BRUSH EXCITATION SYSTEM) PADA GENERATOR UNIT 1 PLTU CILACAP Oleh: Heri Irawan (L2F )

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB IV 4.1. UMUM. a. Unit 1 = 100 MW, mulai beroperasi pada tanggal 20 januari 1979.

GENERATOR SINKRON Gambar 1

SISTEM PROTEKSI RELAY

PENAMBAHAN PENGAMAN MOTOR LISTRIK DENGAN SENSOR SUHU IC LM 135

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

LISTRIK GENERATOR AC GENERATOR DAN MOTOR

ANALISIS GENERATOR DAN MOTOR = V. SINKRON IÐf SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA REAKTIF SISTEM

Transkripsi:

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR UBOH Banten 3 Lontar merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang memiliki kapasitas daya mampu 315 MW sebanyak 3 unit jadi total daya mampu PLTU Lontar 945 MW. PLTU secara keseluruhan terdiri dari beberapa komponen utama diantaranya Turbin, Generator, Kondensor, Boiler, Boiler feed pump, PAF, FDF, dan IDF. Pada kesempatan kali ini penulis akan lebih fokus untuk membahas Generator pada PLTU Banten 3 Lontar. 3.1 Spesifikasi Generator PLTU Banten 3 Lontar Generator pada suatu pembangkit listrik merupakan peralatan yang paling utama karena perannya yang sangat penting yaitu membangkitkan tenaga listrik. Spesifikasi generator menentukan besar daya listrik yang dapat dibangkitkan. Berikut ini adalah spesifikasi generator yang dipakai PLTU Banten Lontar.

QFSN-300-2-20B Capacity Rated Output : 371 MVA : 315 MW Stator Voltage : 20 kv Stator Current : 10732 [A Power Factor : 0.85 Frequency : 50 Hz Insulation Class : F Class Hydrogen Press : 0.3 Mpa Max H 2 Press : 0.35 Mpa Cooling Water Flw : 45 m 3 /h Cooling Water Press : 0.2 Mpa Excitation Type Cooling System Grounding Field Flashing Rectifier : Self Shunt Static Excitation with Brushes : Stator Water Cooling Rotor Hydrogen : Neutral Grounding Transformer : 380 Vac MCC Source : 3 set - SCR ( Silicon Controlled Rectifier) 3.2 Sistem Proteksi Generator Generator merupakan sumber energi listrik dalam sistem tenaga listrik sehingga perlu diproteksi dari berbagai jenis gangguan. Hal ini dimaksudkan agar generator tidak mengalami kerusakan karena hal itu akan sangat mengganggu penyediaan energi listrik.

3.2.1 Pengamanan terhadap gangguan luar Generator secara umum dihubungkan ke rel (busbar). Beban dipasok oleh saluran yang dihubungkan ke busbar. Gangguan kebanyakan ada di saluran yang mengambil daya dari busbar. Instalasi penghubung generator dengan busbar umumnya jarang mengalami gangguan. Oleh karena busbar dan saluran yang keluar dari busbar telah mempunyai proteksi sendiri, maka proteksi generator terhadap gangguan luar cukup dengan relay arus lebih dengan time delay yang relatif lama dan dengan voltage restrain. 3.2.2 Pengaman terhadap gangguan dalam generator Generator memiliki fungsi yang sangat penting maka diperlukan proteksi apabila terdapat gangguan pada generator itu sendiri, berikut ini adalah macammacam gangguan dalam generator : a. Hubung singkat antar fasa Untuk proteksi dipergunakan relay differensial Kalau relay ini bekerja maka selain mentripkan PMT generator, PMT medan penguat generator harus trip juga Selain itu melalui relay bantu, mesin penggerak harus dihentikan.

b. Hubung Hubung singkat fasa tanah 1. Dipakai Relay Hubung Tanah terbatas. 2. Relay ini memerintahkan : a. PMT Generator Trip b. PMT Medan Penguat Mesin Penggerak berhenti (melalui Relay Bantu) 3. Pada generator yang memakai Trafo Blok Y-, dimana arus urutan nol dari gangguan hubung tanah di luar generator tidak masuk, bisa dipakai pula : a. Relay Tegangan yang mengukur pergeseran tegangan titik Netral terhadap tanah. b. Relay Arus yang mengukur arus titik netral ke tanah lewat tahanan atau kumparan. c. Penguatan Hilang 1. Penguatan hilang atau penguatan melemah (under exitation) bisa menimbulkan pemanasan yang berlebihan pada kepala kumparan stator. 2. Penguatan hilang menyebabkan gaya mekanik pada kumparan arus searah rotor hilang, terjadi out of step, menjadi Generator Asinkron, timbul arus pusar berlebihan di rotor, selanjutnya rotor mengalami pemanasan berlebihan. 3. Relay penguatan hilang akan mentripkan PMT Generator

d. Penggunaan Relay Mho 1. Dalam keadaan eksitasi rendah / hilang, generator akan mengambil daya Reaktif dari sistem. 2. Oleh karenanya dipakai Relay Mho yang bekerja pada kwadran 3 dan 4 dari Kurva Kemampuan generator. 3. Perlu perhatian pada Beban Kapasitif, misalnya saluran kosong, daya reaktif akan masuk ke generator dan menyebabkan relay ini bekerja. e. Hubung Singkat dalam Rangkaian Rotor 1. Hubung singkat dalam rangkaian rotor bisa menyebabkan penguatan hilang. 2. Karena hubung singkat dalam rangkaian rotor tersebut, bisa timbul distorsi medan magnet dan selanjutnya timbul getaran berlebihan. 3. Cara mendeteksi gangguan rangkaian rotor : Potensiometer, AC Injection, DC Injection. f. Relay Negative Sequence Gangguan yang menimbulkan ketidaksimetrisan tegangan maupun arus, menimbulkan Negatif Sequence Current, tetapi tidak dapat dideteksi oleh relay-relay yang telah disebutkan sebelumnya, maka sebelum Negative Sequence Current terjadi diharapkan dapat dideteksi oleh Relay ini.

Gangguan-gangguan tersebut di atas misalnya adalah : o Hubung Singkat antar lilitan satu fasa. o Hubung Tanah di dekat titik Netral. o Ada sambungan salah satu fasa yang kendor. Negative Sequence Current bisa menimbulkan pemanasan berlebihan pada rotor. g. Putaran Lebih Apabila PMT generator trip, maka akan terjadi putaran lebih yang membahayakan generator dan mesin penggeraknya. Untuk ini diperlukan relay putaran lebih yang memberhentikan mesin penggerak. h. Tegangan Lebih Apabila PMT generator trip, maka bisa terjadi tegangan lebih. Untuk ini diperlukan relay tegangan lebih. i. Tekanan dan Kebocoran Hidrogen Untuk generator yang didinginkan dengan gas hidrogen, harus ada relay yang mendeteksi tekanan rendah dan kebocoran hidrogen untuk memberhentikan mesin penggerak generator dan memutus arus medan.

j. Over Fluks (V/HZ) Relay ini mengukur besaran volt per Hertz. Tegangan imbas volt dalam suatu kumparan adalah sebanding dengan kerapatan fluks dan frekwensi. Over fluks bisa terjadi pada tegangan normal tetapi frekwensi rendah. Hal semacam ini bisa terjadi salah satunya pada saat menstart generator dimana frekuensi masih rendah, karena putaran Generator masih rendah, tetapi sudah ada arus penguat dari exciter. Kerapatan fluks yang tinggi ini akan menimbulkan arus pusar yang tinggi sehingga timbul pemanasan berlebihan dalam inti generator dan dalam inti trafo penaik tegangan. Gambar 3.1 Unit GT System

Untuk mendapatkan nilai tegangan generator yang diinginkan pada UBOH Banten 3 Lontar dengan cara mengatur besar kecilnya arus eksitasi. Gambar 3.2 Sistem Eksitasi Untuk menaikkan dan menurunkan tegangan generator dengan cara mengatur arus eksitasi nampak pada gambar 3.2. apabila kita ingin menaikkan tegangan generator maka yang harus kita lakukan adalah menekan tombol RAISE maka tegangan generator akan naik dengan sendirinya. Begitu pula kalau kita akan menurunkan tegangan generator dengan cara menekan tombol LOWER maka tegangan generator akan turun dengan sendirinya. Menaikkan dan menurunkan tegangan generator harus memperhatikan besar nilai proteksi arus

eksitasi jangan sampai melewati batas proteksi Under excitation dan Over excitation. k. Suhu Tinggi Suhu tinggi bisa terjadi pada bantalan generator atau pada kumparan stator. Hal ini masing-masing di deteksi oleh relay suhu yang mula-mula membunyikan alarm kemudian mentripkan PMT generator dan memberhentikan mesin penggerak apabila yang bekerja adalah relay suhu bantalan. Penyebab Suhu Tinggi pada Lilitan Stator, diantaranya : - Beban Lebih - Beban tidak simetris, arus urutan negative - Hubung singkat yang tidak terdeteksi - Penguatan Hilang / Lemah - Ventilasi kurang baik, hidrogin bocor - Kotoran / debu melekat pada lilitan. Kumparan Rotor, penyebabnya : - Beban stator tidak seimbang, arus urutan negatif - Hubung singkat yang tidak terdeteksi - Ventilasi kurang baik, hidrogen bocor