BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga secara tidak langsung akan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum baru yaitu Kurikulum Kurikulum 2013 pada proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hal-hal yang diperhatikan dalam proses belajar yaitu penggunaan sebuah

I. PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) suatu bahan kajian terpadu yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik sangat menuntut kreatifitas guru dalam memilih dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dan berlangsung seumur hidup menjadi tanggung jawab keluarga,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. hal kualitas banyak sekali yang menjadi persolan bersama. Berdasarkan Survey

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di sekolah guru mempunyai peranan yang sangat penting terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter atau insan kamil (Wibowo, 2012:19). Menurut Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. merasakan kenyamanan dalam menerima pelajaran. Sebagaimana pengajaran. hanya bermakna apabila terjadi proses belajar siswa.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perkembangan peserta didik pada masa sekarang dan masa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. kegiatan fisik maupun mental yang mengandung kecakapan hidup hasil interaksi

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya. Untuk mencapai itu, perlulah prilaku kritis dipupuk sejak dini,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

V. SIMPULAN DAN SARAN. menggunakan model Quantum Teaching sebagai alternatif model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. trobosan demi peningkatan mutu pendidikan. Hal itu ditandai dengan hadirnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran memiliki peranan penting dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Sofiatun,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui proses pengajaran siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sesuatu informasi agar saling memahami satu sama lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional.

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan negara. Pendididkan memiliki peranan yang sangat penting pada

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pemilihan model

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dalam lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran serta membantu siswa dalam mencapai kedewasaan. Untuk itu diperlukan lingkungan belajar yang kondusif agar membuat siswa merasa senang dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, mendukung siswa untuk aktif berpikir, mengemukakan ide-idenya, mengeksplorasi kemampuannya, melakukan pengalaman langsung baik itu berupa percobaan ataupun pengamatan yang dapat mengembangkan keterampilan ilmiah. Hal ini sejalan dengan pendapat Winataputra (2000, hlm. 4.3) yang mengemukakan bahwa: Lingkungan belajar yang diharapkan adalah lingkungan yang memungkinkan siswa belajar dengan melalui pengalaman langsung atau pengamatan langsung hasilnya akan lebih baik daripada belajar dengan melalui pengalaman tidak langsung, apalagi guru mengajar hanya dengan metode ceramah tanpa menggunakan alat peraga. Selanjutnya menurut Suyono & Hariyanto (2011, hlm. 183) mengungkapkan bahwa pembelajaran identik dengan pengajaran, suatu kegiatan dimana guru mengajar atau membimbing anak-anak menuju proses pendewasaan diri. Adapun menurut Sani (2013, hlm. 40) yang berpendapat bahwa pembelajaran adalah penyediaan kondisi yang mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Proses belajar dapat dilakukan dengan bantuan guru maupun dengan penemuan sendiri atau secara individual. Kondisi pembelajaran yang kondusif dapat tercapai dengan menciptakan keadaaan dan suasana kelas yang membuat siswa merasa nyaman dan tidak membosankan. Pengkondisian belajar yang aman, menarik perhatian siswa dan tidak adanya ketegangan akan memudahkan siswa untuk memperoleh pelajaran sebagaimana mestinya. Pelaksanaan pembelajaran harus mengacu pada kurikulum yang berlaku. Kurikulum mempunyai peranan yang sangat penting diantaranya menuntun proses pembelajaran menjadi terarah. Dalam rangka mengembangkan dan 1

2 meningkatkan kualitas pendidikan, kurikulum senantiasa dikembangkan dari waktu ke waktu. Seperti halnya pada saat ini, kurikulum KTSP dikembangkan menjadi kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan pendidikan yang lebih maju dengan mencetak siswa yang berkompeten, inovatif dan kreatif sehingga diharapkan mampu menghadapi tantangan dimasa mendatang. Kurikulum 2013 memiliki karakteristik tertentu yang cukup berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya antara lain menggunakan pendekatan scientific, berpusat pada siswa, menggunakan penilaian autentik, dan pembelajaran dilakukan secara tematik, kontekstual dan bermakna. Pada kurikulum 2013, pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar dilaksanakan melalui pembelajaran tematik. Prastowo (2013, hlm. 223) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Dalam pembelajaran ini siswa dibimbing untuk mencapai kompetensi yang saling berkaitan dalam tema pemersatu. Pembelajaran tematik dilaksanakan dalam satu hari penuh. Penerapan pembelajaran tematik menitikberatkan pada proses dan output dari pembelajaran. Pembelajaran harus efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran yaitu untuk mengubah tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman. Untuk itu, pembelajaran yang berlangsung memerlukan perencanaan yang matang, media yang bervariasi serta sarana dan prasarana yang memadai. Pembelajaran yang efektif dapat tercapai apabila dalam prosesnya ditunjang oleh beberapa faktor penting antara lain melalui penggunaan model pembelajaran yang tepat. Dalam hal ini, Aunurrahman (2012, hlm. 143) mengemukakan pendapatnya bahwa: Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.

3 Dengan demikian, model pembelajaran sangat penting untuk meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam belajar sehingga dapat memfasilitasi siswa untuk memperoleh hasil belajar yang diharapkan. Salah satu model pembelajaran yang tepat digunakan untuk pembelajaran tematik yaitu model Quantum Teaching. Model Quantum Teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mengubah potensi siswa menjadi sebuah prestasi. Melalui model pembelajaran ini siswa akan lebih termotivasi karena pembelajaran berlangsung dalam lingkungan yang menyenangkan sehingga hasil belajar yang dicapai akan lebih baik. Selain itu, karakteristik dari model Quantum Teaching adalah memperhatikan multimodalitas siswa, memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa, serta adanya penghargaan kepada siswa setelah mereka melakukan serangkaian kegiatan belajar. Unsur-unsur model Quantum Teaching terdiri dari konteks dan isi. Konteks merupakan hal-hal yang harus dipersiapkan untuk melaksanakan suatu pembelajaran yang kondusif yaitu meliputi suasana yang menggairahkan, landasan yang kukuh, lingkungan yang menyenangkan dan perancangan yang dinamis. Adapun isi menyangkut dengan penyajian materi pembelajaran dan fasilitas yang memudahkan siswa untuk belajar (Deporter,dkk 2010;Wena, 2012). Model Quantum Teaching memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan materi yang dipelajari. Hal ini sesuai dengan karakteristik usia SD yang berada pada tahap operasional konkrit dimana segala sesuatu dipahami melalui pengamatan dan pengalaman secara nyata. Model Quantum Teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk menemukan konsep sendiri. Menurut Deporter (2010, hlm. 34) Asas utama model Quantum Teaching adalah Bawalah Dunia Mereka Ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita Ke Dunia Mereka. Artinya, terlebih dahulu guru memasuki dunia siswa dengan cara mengaitkan materi dengan kehidupan nyata yang mudah dipahami siswa kemudian memberikan pemahaman terkait materi yang akan dipelajari. Rancangan pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teaching terdiri dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan atau lebih

4 dikenal dengan istilah TANDUR. Dengan langkah-langkah pembelajaran tersebut dapat memudahkan siswa untuk memahami materi dan memperoleh hasil belajar yang optimal. Kenyataan yang ditemukan di lapangan, pembelajaran tematik belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Hal ini terjadi karena institusi atau lembaga pendidikan baik di tingkat gugus, kecamatan maupun kabupaten belum optimal memfasilitasi guru dalam mengatasi pembelajaran tematik sehingga guru kesulitan dalam merancang maupun melaksanakannya. Dalam mengimplementasikan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar, pengalaman guru belum optimal dalam menerapkan model pembelajaran yang sesuai dan tepat dengan pembelajaran. Dengan demikian, hal ini berdampak pada pencapaian hasil belajar siswa. Adapun pembelajaran tematik yang berlangsung masih terpusat pada guru. Siswa tidak diberi kesempatan untuk mengalami secara langsung atau melakukan praktik mengenai materi yang dipelajari sehingga pembelajaran tematik dirasa kurang bermakna. Kurangnya pengalaman siswa mengakibatkan mereka kesulitan dalam memahami materi secara lebih mendalam seperti halnya pada materi-materi pembelajaran yang menuntut adanya praktik secara langsung misalnya pada materi energi panas, membuat laporan dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). Selain itu, pembelajaran tematik yang berlangsung masih terkotak-kotak, kurang adanya pengintegrasian antara materi yang terdapat pada mata pelajaran yang dipadukan. Permasalahan lain yang muncul adalah lingkungan belajar yang ada seringkali kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan seluruh kemampuannya. Lingkungan belajar seringkali monoton, kurang menarik dan mengaktifkan siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran tematik. Siswa cenderung pasif, dan hanya berperan sebagai objek belajar. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dan pentingnya model Quantum Teaching dalam mencapai hasil belajar siswa yang diharapkan, maka peneliti tertarik untuk menggunakan model Quantum Teaching dalam pembelajaran tematik di Sekolah Dasar melalui penelitian dengan judul

5 Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar dalam Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. B. Identifikasi Masalah Penelitian Sebagaimana latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka masalah yang teridentifikasi yaitu sebagai berikut. 1. Institusi terkait baik di tingkat gugus, kecamatan maupun kabupaten belum optimal memfasilitasi guru untuk mengatasi pembelajaran tematik. 2. Pengalaman guru belum optimal dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran pada pembelajaran tematik yang dapat melibatkan siswa untuk berpartisipasi aktif di dalamnya. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini berkaitan dengan pengaruh model Quantum Teaching terhadap hasil belajar dalam Pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV SDN Buniasih Kecamatan Kadipaten. 1. Pertanyaan penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka untuk memperjelas masalah dalam penelitian ini diuraikan pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Bagaimana hasil belajar siswa pada Pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas IV B SDN Buniasih? b. Bagaimana hasil belajar siswa pada Pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi dengan menggunakan model Quantum Teaching di kelas IV A SDN Buniasih? c. Adakah perbedaan antara hasil belajar siswa dalam Pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model Quantum Teaching?

6 d. Adakah pengaruh model Quantum Teaching terhadap hasil belajar dalam Pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV A SDN Buniasih? 2. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Untuk memudahkan penelitian, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian pada variabel dan sampel penelitian. Variabel penelitian ini terdiri dari model Quantum Teaching dan hasil belajar. Untuk model Quantum Teaching dilihat dari keterlaksanaan model tersebut yang dilaksanakan di kelas eksperimen. Adapun hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar kognitif pada Pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV SD yang memadukan mata pelajaran IPA, Bahasa Indonesia dan Matematika. Materi yang dipadukan yaitu tentang energi panas, laporan hasil pengamatan dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A dan IV B SDN Buniasih Kecamatan Kadipaten. Siswa kelas IV A sebagai kelas eksperimen sedangkan siswa IV B sebagai kelas kontrol. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh model Quantum Teaching terhadap hasil belajar dalam pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV SDN Buniasih Kecamatan Kadipaten. Adapun tujuan penelitian ini secara rinci diuraikan sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa pada pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi dengan menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas IV B SDN Buniasih. 2. Untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa pada pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi dengan menggunakan model Quantum Teaching di kelas IV A SDN Buniasih. 3. Untuk memperoleh informasi tentang perbedaan antara hasil belajar pada pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model Quantum Teaching.

7 4. Untuk memperoleh informasi tentang pengaruh model Quantum Teaching terhadap hasil belajar pada pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV A SDN Buniasih. E. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilaksanakan di kelas IV SDN Buniasih Kecamatan Kadipaten diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak. Adapun manfaat tersebut sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan dalam menerapkan model Quantum Teaching pada pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV SD. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: a. Bagi siswa Manfaat penelitian bagi siswa yaitu dapat memperoleh hasil belajar yang optimal dalam memahami materi pada pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi di kelas IV SD melalui pembelajaran tematik dengan menggunakan model Quantum Teaching. b. Bagi Guru Manfaat bagi guru yaitu untuk memperbaiki kesalahan dalam mengajar dan meningkatkan kualitas guru dalam menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan relevan dengan kebutuhan siswa SD. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan menjadi pilihan alternatif bagi guru untuk mengembangkan sistem pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang diharapkan. c. Bagi Peneliti Manfaat bagi peneliti yaitu untuk menambah wawasan mengenai model Quantum Teaching, menambah pengalaman dalam melakukan penelitian dan dapat mengetahui pengaruh model Quantum Teaching terhadap hasil belajar

8 dalam pembelajaran tematik khususnya pada pembelajaran Subtema Pemanfaatan Energi pada tema selalu berhemat energi di kelas IV SD. d. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber rujukan dalam melakukan penelitian yang sama ataupun selanjutnya. Dengan penelitian ini diharapkan peneliti lain dapat lebih mengembangkan penelitiannya dalam situasi yang berbeda sehingga kualitas pembelajaran dapat lebih maju dan berhasil sesuai dengan tujuan pendidikan. F. Struktur Organisasi Skripsi Untuk memperjelas laporan hasil penelitian, maka penyusunannya didasarkan pada struktur organisasi atau sistematika penulisan skripsi sebagai berikut: 1. BAB I Pendahuluan Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. 2. BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian Bab II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. 3. BAB III Metode Penelitian Metode penelitian berisi lokasi, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi opersional variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. 4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan berupa pengolahan atau analisis data dan analisis temuan serta dikaitkan dengan kajian pustaka yang telah dibahas. 5. BAB V Simpulan dan Saran Simpulan dan saran berisi penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.