BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiraukan penderitaan bangsa yang dijajah. Indonesia merupakan salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
NILAI NASIONALISME DALAM FILM SANG KIAI (Analisis Isi Film sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

(Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fundamental bagi pengaturan serta penyelenggaraan Negara. Sejarah telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam hal ini lembaga pendidikan merupakan institusi yang dipandang paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. perkembangan moral diharapkan mampu berjalan dengan baik, serasi dan sesuai

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun rohani dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menjadi dasar maju atau

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang

ARTIKEL. Penelitian ini berlatarbelakangkan: (1) Penetapan Mata Kuliah Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian unsur patriotisme dalam film Sang Kiai akan dilaksanakan dengan

C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah bentuk dari proses pembelajaran manusia mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini generasi penerus bangsa menghadapi tantangan yang sangat berat

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan mutu kehidupan dan martabat umat manusia. Hal demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. kuatlah yang membawa bangsa ini mewujudkan cita-citanya. Peran serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. oleh tiap-tiap individu sebagai warga negara. Karena itu, apakah negara tersebut

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

BAB I PENDAHULUAN. menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

KONSTRUKSI WACANA NASONALISME DAN PATRIOTISME PADA FILM MERAH PUTIH (ANALISIS SEMIOTIK PADA FILM MERAH PUTIH)

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi: Melindungi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kejujuran merupakan bagian dari sifat positif manusia. Jujur itu mahal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas individu, baik

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan dan kecakapan anak. Melihat pendidikan di Indonesia sekarang

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siti Rokhmah, 2015

PENGARUH KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Salah satu faktor yang memengaruhi memudarnya sikap nasionalisme adalah kurangnya pemahaman siswa tentang sejarah nasional Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan menulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi telah membuat perubahan yang signifikan, semakin

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan hal itu, tidak akan pernah terlepas dari peran guru untuk selalu

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TOKOH SUTAN SJAHRIR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat diandalkan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

Tugas UTS Skema Hubungan: Proklamasi-Pancasila-UUD NRI Tahun Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tercapai ketika setiap individu mau berusaha dan bekerja keras. Dalam tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan untuk mencapai kemerdekaan suatu negara bukanlah suatu hal yang mudah. Perjuangan tersebut membutuhkan pengorbanan besar. Penjajah yang mencoba menguasai negara lain demi keuntungan negaranya sendiri tanpa menghiraukan penderitaan bangsa yang dijajah. Indonesia merupakan salah satu negara yang merdeka berkat perjuangannya sendiri tanpa campur tangan negara lain. Kemerdekaan ini merupakan hasil perjuangan para pahlawan bangsa. Tingkat kehidupan penduduk Indonesia pada masa penjajahan sangat memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat kelaparan dimana-mana, kerja paksa dari kaum penjajah bahkan pelecehan seksual terhadap para wanita. Melihat penderitaan masyarakat timbullah semangat nasionalisme untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia. Menurut Kohn (1984: 11), nasionalisme adalah suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan kemerdekaan Indonesia telah tercapai, namun jiwa nasionalisme perlu ditanamkan pada masing-masing individu. Nasionalisme sekarang ini dapat diwujudkan dengan cara mengisi pembangunan dengan cara belajar tekun agar apa yang diperjuangkan para pahlawan yang telah gugur tidak sia-sia. Saat ini banyak sekali peradaban atau budaya asing yang masuk di Indonesia yang disebut dengan globalisasi. Budaya asing yang dapat memberi manfaat, namun budaya asing yang masuk di Indonesia juga membawa dampak negatif bagi bangsa. 1

2 Budaya asing seolah-olah lebih dominan di Indonesia dibandingkan dengan budaya bangsa Indonesia sendiri. Banyak sekali masyarakat Indonesia yang lebih condong mengikuti gaya hidup kebarat-baratan, sedangkan budayanya sendiri dianggap kurang modern dan ketinggalan jaman. Kebudayaan asing yang masuk di Indonesia dan kondisi masyarakat tidak bisa menyaring yang baik dan buruk menyebabkan kemerosotan nilai nasionalisme masyarakat. Rendahnya semangat nasionalisme masyarakat Indonesia sangatlah memprihatinkan. Masyarakat yang seharusnya lebih mencintai dan menghargai budaya bangsa sendiri ternyata lebih menganut dan mengagumi budaya bangsa lain. Menurunnya semangat nasonalisme tersebut mungkin disebabkan karena kurangnya pemahaman mayarakat akan arti penting rasa nasionalisme. Rasa nasionalisme terhadap tanah air tidak hanya di tunjukkan dengan adanya upacara bendera pada saat hari kemerdekaan saja, tetapi juga bisa dapat dikembangkan dalam hal lain. Mengembangkan potensi diri dengan keseniaan daerah, mengikuti perlombaan dalam bidang pelajaran tertentu atau olah raga yang dapat mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Tidak malah membanggakan bangsa lain dengan cara meniru gaya hidup bangsa lain. Membina masyarakat agar memiliki nilai nasionalisme khususnya bagi peserta didik dapat dilakukan dengan cara memasukkan materi nasionalisme dan patriotisme kedalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Setiap mata pelajaran memiliki tujuan, begitu juga mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang memiliki tujuan sebagaimana diatur dalam peraturan menteri pendidikan nasional No.22 dan No.23 tahun 2006 adalah menciptakan manusia yang mampu:

3 1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi. 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membnetuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Mewujudkan cita-cita Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tidak harus melalui lembaga pendidikan formal seperti sekolah, akan tetapi dapat dilakukan melalui penayangan film-film. Saat ini banyak tanyangan film-film edukatif yang dapat digunakan sebagai alternatif sebagai media pendidikan. Hal ini sejalan dengan perkembangan dunia perfilman di Indonesia yang berkembang pesat dimana filmfilm yang sering ditayangkan dilayar televisi, bioskop, maupun di VCD sebagian besar terkandung nilai moral maupun nilai yang positif walaupun disisi lain banyak juga film yang tidak mendidik. Film Sang Kiai mencerminkan nilai-nilai nasionalisme yang seharusnya diteladani oleh warga negara Indonesia. KH Hasyim Asyari sebagai tokoh agama besar memperjuangkan bangsa Indonesia dari penjajah Jepang. Soekarno sebagai presiden saat itu mengirim utusannya ke Tebuireng untuk meminta KH Hasyim Asyari membantu mempertahankan kemerdekaan. KH Hasyim Asyari menjawab permintaan Soekarno dengan mengeluarkan Resolusi Jihad yang kemudian membuat barisan santri dan penduduk Surabaya berduyun-duyun tanpa rasa takut melawan sekutu di Surabaya. Gema resolusi jihad yang didukung oleh semangat spiritual keagamaan membuat Indonesia berani mati.

4 Film Sang Kiai diharapkan mampu menampilkan nilai nasionalisme yang dapat dijadikan sebagai sebagai media pembelajaran. Film yang digunakan sebagai media pembelajaran diharapkan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan dapat tercapainya tujuan film itu sendiri. Film untuk anak-anak dalam memahami nilai yang terkandung dalam film, sehingga anak-anak secara tidak langsung dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam film yang mengangkat tema pendidikan. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, hal ini mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tentang nilai nasionalisme dalam film Sang Kiai sebagai sarana media pembelajaran. Oleh karena itu, dipandang penting untuk mengadakan penelitian tentang Nilai Nasionalisme dalam Film Sang Kiai (Analis Isi Film sebagai Media Pembelajaran Pendididikan Pancasila dan Kewarganegaraan). Alasan peneliti memilih nilai nasionalisme karena saat ini nilai nasionalisme di kalangan pelajar sangatlah memprihatinkan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: Bagaimana nilai nasionalisme dalam film Sang Kiai sebagai media pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan? C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan titik puncak untuk merealisasikan aktifitas yang akan dilaksanakan sehingga dapat dirumuskan secara jelas dan terarah. Pada penelitian ini,

5 perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang akan diteliti sehingga dapat bekerja secara terarah. Mencari data sebagai langkah pemecahan masalahnya. Tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mendeskripsikan nilai nasionalisme dalam film Sang Kiai sebagai media pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian Penelitian sudah tentu diharapkan mempunyai manfaat yang dapat dikembangkan, begitu juga dengan penelitian ini nantinya diharapkan juga mampu memberikan manfaat terutama pada segi teoritik maupun praktisnya, manfaat tersebut secara terperinci adalah sebagai berikut: 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumya, mengenai nilai nasioalisme dalam film Sang Kiai. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam teori analisis isi dalam mengungkap nilai yang terkandung dalam film Sang Kiai. 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Hasil penelitiaan ini dapat digunakan sebagai masukan yang bermanfaat bagi semua pihak berkaitan dengan nilai nasionalisme yang termuat dalam film Sang Kiai. b. Memberikan sumbangan pengetahuan dan memberikan informasi kepada mahasiswa maupun masyarakat mengenai pentingnya nilai nasionalisme.

6 c. Sebagai media pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. E. Daftar Istilah 1. Nilai : Menurut Budiono (2007:69), nilai itu pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu obyek, bukan objek itu sendiri. 2. Nasionalisme : Menurut Kohn (1984: 11), nasionalisme adalah suatu paham, yang berbendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. 3. Media : Menurut Azhar Arsyad (2003:3), media berasal dari bahasa Latin Medias yang secara harfiah berarti tengah, perantara, pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. 4. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan: Menurut Daryono dkk (2011:1), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah nama dari suatu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum sekolah guna membina perkembangan moral anak didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, agar dapat mencapai perubahan secara optimal dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.