FAQ TERKAIT SURAT BERHARGA KOMERSIAL (SBK)

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/9/PBI/2017 TENTANG PENERBITAN DAN TRANSAKSI SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No pengaturan dalam Pasal 70 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal beserta penjelasannya. Dalam Pasal 70 tersebut diatur bahwa

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/1/PADG/2018 TENTANG PENERBITAN DAN TRANSAKSI SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI PASAR UANG

FAQ terkait PADG Penerbitan dan Transaksi. Surat Berharga Komersial (SBK)

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/ 2 /PBI/2017 TENTANG TRANSAKSI SERTIFIKAT DEPOSITO DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

A. CONTOH PERHITUNGAN JANGKA WAKTU

-2- Bank, telah diatur bahwa pemindahtanganan Sertifikat Deposito dalam bentuk tanpa warkat yang dilakukan melalui Pasar Uang, tunduk pada ketentuan y

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/ 7/PADG/2017 TENTANG TRANSAKSI SERTIFIKAT DEPOSITO DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/17/PBI/2015 TENTANG SURAT BERHARGA BANK INDONESIA DALAM VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/11/PBI/2016 TENTANG PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/5/PBI/2018 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

No. 17/48/DPD Jakarta, 7 Desember SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/6/PADG/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/8/PADG/2017 TENTANG PEMBIAYAAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH

No. 17/44/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 11 /PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CONTOH PERHITUNGAN TENOR

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/20/PBI/2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/11/PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /POJK.04/2017 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

SALINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/5/ PBI/ 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/11/PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/4/PBI/2017 TENTANG PEMBIAYAAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

No. 17/46/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH, DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL [LN 1995/64, TLN 3608]

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

No. 8/13/DPM Jakarta, 1 Mei 2006 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /POJK.04/2017 TENTANG PEMBELIAN KEMBALI SAHAM YANG DIKELUARKAN OLEH PERUSAHAAN TERBUKA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/19/PBI/2005 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA. BAB I KETENTUAN UMUM

*13423 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 24 TAHUN 2002 (24/2002) TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/ 12 /PBI/2016 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 511/KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI

No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 17/29/DPM Jakarta, 26 Oktober 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 26 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No menetapkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi Bank Umum Konvensional; Mengingat : 1. Undang-Undang

Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam.

No Pembiayaan OJK selain bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga berasal dari Pungutan dari Pihak. Sebagai pelaksanaan dari

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pa

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/4/PBI/2015 TENTANG PASAR UANG ANTARBANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/1/PBI/2005 TENTANG PINJAMAN LUAR NEGERI BANK GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT DEPOSITO

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

1 FAQ TERKAIT SURAT BERHARGA KOMERSIAL (SBK) Ketentuan Umum 1 Apa tujuan diterbitkannya PBI ini? Pembangunan perekonomian nasional membutuhkan sumber-sumber pembiayaan yang semakin besar dan terdiversifikasi. Selain dari perbankan dan pasar modal, di berbagai negara sumber pembiayaan dapat berasal dari pasar uang, termasuk Surat Berharga Komersial (SBK) yang dapat diterbitkan oleh korporasi non-bank sebagai alternatif sumber pendanaan jangka pendek. Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam upaya pengembangan instrumen SBK di pasar keuangan, Bank Indonesia melakukan pengaturan SBK yang pruden dengan mitigasi risiko yang mencukupi. Penerbit Surat Berharga Komersial 1 Siapa saja pihak yang dapat menerbitkan Surat Berharga Komersial (SBK)? Pihak yang dapat menerbitkan Surat Berharga Komersial adalah korporasi non-bank yang berbentuk perseroan terbatas dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, meliputi: 1) tercatat sebagai emiten saham pada Bursa Efek Indonesia atau pernah menerbitkan obligasi dan/atau sukuk yang dicatat di Bursa Efek Indonesia dalam 5 (lima) tahun terakhir sampai dengan tanggal pengajuan permohonan pendaftaran penerbitan Surat Berharga Komersial. 2) apabila korporasi yang akan menerbitkan SBK tidak tercatat sebagai emiten saham pada Bursa Efek Indonesia, bukan perusahaan public atau tidak menerbitkan obligasi dan/atau sukuk yang dicatat di Bursa Efek Indonesia dalam 5 (lima) tahun terakhir, korporasi tersebut harus memenuhi persyaratan. a) telah beroperasi paling singkat 3 (tiga) tahun atau kurang dari 3 (tiga) tahun sepanjang memiliki penjaminan atau penanggungan;

2 b) memiliki ekuitas paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah); dan c) menghasilkan laba bersih untuk 1 (satu) tahun terakhir. Korporasi yang memenuhi persyaratan di atas, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) memiliki laporan keuangan yang memperoleh pendapat wajar tanpa modifikasian (WTM) secara berturut-turut dari akuntan publik terdaftar di Bank Indonesia untuk periode 3 (tiga) tahun terakhir atau sejak Korporasi Non-Bank beroperasi untuk Korporasi Non-Bank yang beroperasi kurang dari 3 (tiga) tahun; 2) tidak pernah mengalami kondisi gagal bayar selama 3 (tiga) tahun terakhir sampai dengan tanggal pengajuan permohonan pendaftaran penerbitan Surat Berharga Komersial atau tidak pernah mengalami kondisi gagal bayar untuk Korporasi Non-Bank yang beroperasi kurang dari 3 (tiga) tahun; 3) Korporasi Non-Bank yang pernah mengalami gagal bayar dapat menerbitkan Surat Berharga Komersial paling singkat 3 (tiga) tahun setelah tanggal pernyataan penyelesaian gagal bayar sepanjang penyelesaian dilakukan secara wajar; 4) memiliki manajemen dengan rekam jejak yang baik; 5) memiliki pedoman penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko; dan 6) memenuhi persyaratan administratif yang ditetapkan Bank Indonesia. Kriteria Surat Berharga Komersial 1 Apakah terdapat persyaratan khusus terkait struktur Surat Berharga Komersial yang ingin diterbitkan oleh Korporasi Non Bank? Surat Berharga Komersial harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) diterbitkan dan ditatausahakan dalam bentuk tanpa warkat (scripless); 2) dialihkan secara elektronik;

3 3) diterbitkan dengan sistem diskonto; 4) diterbitkan dalam denominasi rupiah atau valuta asing; 5) nilai untuk setiap penerbitan paling sedikit: a. nominal Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah); atau b. nominal USD1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat) atau ekuivalennya dalam valuta asing lainnya, 6) pembelian Surat Berharga Komersial oleh investor paling sedikit: a. nominal Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah); atau b. nominal USD50,000.00 (lima puluh ribu dolar Amerika Serikat) atau ekuivalennya dalam valuta asing lainnya, 7) memiliki tenor 1 (satu) bulan, 3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan, 9 (sembilan) bulan, atau 12 (dua belas) bulan; dan 8) memiliki peringkat instrumen yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat yang terdaftar di Bank Indonesia, dengan batasan minimum tertentu yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Surat Berharga Komersial yang diatur dalam PBI ini harus memenuhi persyaratan surat sanggup sebagaimana diatur dalam Kitab Undang- Undang Hukum Dagang kecuali untuk hal yang diatur secara tersendiri dalam Peraturan Bank Indonesia ini dan peraturan pelaksanaan, serta ketentuan peraturan perundang-undangan terkait lainnya. Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria Surat Berharga Komersial diatur dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur. 2 Berapa lama tenor investasi yang ditawarkan oleh Surat Berharga Komersial (SBK)? Surat Berharga Komersial hanya dapat didaftarkan pada Bank Indonesia apabila memiliki tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan.

4 3 Mengapa besaran nominal penerbitan Surat Berharga Komersial diatur paling sedikit Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) atau USD1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat) atau ekuivalennya dalam valuta asing lainnya? Penetapan besaran nominal dilakukan dalam rangka mendorong penggunaan instrumen Surat Berharga Komersial sebagai wholesale funding dan meningkatkan potensi untuk ditransaksikan di pasar sekunder. 4 Mengapa Surat Berharga Komersial diatur dengan tenor 1(satu) bulan, 3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan, 9 (sembilan) bulan, atau 12 (dua belas) bulan? Penetapan standarisasi tenor dilakukan dalam rangka mendorong likuiditas transaksi di pasar sekunder dan terciptanya term structure suku bunga di pasar uang. Keterbukaan Informasi Penerbitan 1 Apa saja yang termasuk dalam Memorandum Informasi yang perlu diketahui calon investor? Memorandum informasi dari Surat Berharga Komersial paling kurang terdiri dari: a. ringkasan struktur Surat Berharga Komersial; b. syarat dan kondisi; c. opini hukum; d. rencana penggunaan dana; e. ikhtisar kegiatan usaha penerbit; f. risiko usaha; g. ikhtisar kinerja keuangan; dan h. informasi pendukung lain yang relevan dengan penerbitan Surat Berharga Komersial.

5 Pendaftaran Penerbitan Surat Berharga Komersial 1 Apakah penerbitan Surat Berharga Komersial wajib didaftarkan terlebih dahulu di Bank Indonesia? Penerbitan Surat Berharga Komersial wajib didaftarkan di Bank Indonesia. Persetujuan pendaftaran Surat Berharga Komersial oleh Bank Indonesia merupakan penegasan bahwa penerbitan Surat Berharga Komersial telah memenuhi prinsip keterbukaan informasi dalam pengungkapan informasi maupun fakta material dari Penerbit Surat Berharga Komersial dan telah memenuhi akuntabilitas dalam proses persiapan penerbitan Surat Berharga Komersial, antara lain pemenuhan persyaratan, tahapan penerbitan, dan penggunaan Lembaga Pendukung Pasar Uang yang telah terdaftar di Bank Indonesia. Pengaturan prinsip keterbukaan informasi dan persyaratan akuntabilitas dalam proses penerbitan Surat Berharga Komersial merupakan salah satu upaya Bank Indonesia untuk membentuk pasar Surat Berharga Komersial yang kredibel. 2 Mengapa penerbitan Surat Berharga Komersial wajib didaftarkan di Bank Indonesia? Penerbitan Surat Berharga Komersial wajib didaftarkan sebagai bentuk penegasan bahwa Penerbit Surat Berharga Komersial telah memenuhi prinsip keterbukaan informasi dalam pengungkapan informasi maupun fakta material dari Penerbit Surat Berharga Komersial dan telah memenuhi akuntabilitas dalam proses persiapan penerbitan Surat Berharga Komersial, antara lain pemenuhan persyaratan, tahapan penerbitan, dan penggunaan Lembaga Pendukung Pasar Uang yang telah terdaftar di Bank Indonesia. Pengaturan prinsip keterbukaan informasi dan persyaratan akuntabilitas dalam proses penerbitan Surat Berharga Komersial merupakan salah satu upaya Bank Indonesia untuk membentuk pasar Surat Berharga Komersial yang kredibel.

6 3 Apakah penerbitan Surat Berharga Komersial perlu didaftarkan di Otoritas Jasa Keuangan selain di Bank Indonesia? Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009, dalam pasal 10 disebutkan bahwa Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia berwenang melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termasuk tetapi tidak terbatas pada operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing. Pelaksanaan ketentuan dimaksud ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, Bank Indonesia sebagai otoritas Pasar Uang telah mengatur Pasar Uang dan instrumennya dalam Peraturan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Pasar Uang. Selanjunya, untuk memperkuat kredibilitas Pasar Uang sebagai media transmisi kebijakan moneter pada umumnya dan pasar Surat Berharga Komersial pada khususnya, Bank Indonesia juga mengatur Surat Berharga Komersial sebagai salah satu instrumen Pasar Uang dalam Peraturan Bank Indonesia ini. Kewenangan Bank Indonesia dalam mengatur instrumen Pasar Uang yang memiliki jangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun sejalan dengan pengaturan dalam Pasal 70 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal beserta penjelasannya. Dalam Pasal 70 tersebut diatur bahwa Surat Berharga Komersial sebagai salah satu bentuk efek yang merupakan instrumen Pasar Uang dikecualikan dari kewajiban penawaran umum dengan pertimbangan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan efek yang memiliki jangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun dilaksanakan oleh instansi lain. Mempertimbangkan hal tersebut, pendaftaran untuk Surat Berharga Komersial cukup dilakukan di Bank Indonesia.

7 4 Apakah dalam memberikan persetujuan pendaftaran, Bank Indonesia memberikan penilaian atas keunggulan atau kelemahan Surat Berharga Komersial? Bank Indonesia tidak memberikan penilaian keungulan atau kelemahan Surat Berharga Komersial pada saat melakukan penelaahan dokumen pendaftaran, dokumen memorandum informasi dan/atau dokumen lainnya. Dalam memberikan persetujuan pendaftaran, Bank Indonesia mempertimbangkan: a. Pemenuhan persyaratan sebagai Penerbit Surat Berharga Komersial; b. Pemenuhan kriteria instrumen Surat Berharga Komersial yang akan diterbitkan; dan c. Pemenuhan ketentuan mengenai keterbukaan informasi Penerbit Surat Berharga Komersial. Dengan demikian, Penerbit Surat Berharga Komersial dan Lembaga Pendukung Penerbitan yang berperan dalam melakukan penyiapan penerbitan Surat Berharga Komersial wajib memastikan bahwa seluruh informasi yang tercantum dalam dokumen yang diperlukan dalam pendaftaran penerbitan Surat Berharga Komersial benar dan tidak menyesatkan. 5 Bagaimana persyaratan dan tata cara pendaftaran bagi Lembaga Pendukung Pasar Uang yang melakukan kegiatan di pasar Surat Berharga Komersial? Persyaratan dan tata cara pendaftaran selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur (PADG). Penawaran Surat Berharga Komersial Dan Akses Terhadap Keterbukaan Informasi Penerbitan Surat Berharga Komersial 1 Bagaimana calon investor dapat memperoleh informasi kondisi korporasi dari calon Penerbit Surat Berharga Komersial serta informasi mengenai Surat Berharga Komersial yang akan diterbitkan? Calon investor dapat mempelajari informasi mengenai kondisi korporasi yang akan menerbitkan Surat Berharga Komersial serta informasi

8 mengenai struktur Surat Berharga Komersial antara lain melalui dokumen memorandum informasi. Dokumen tersebut dapat diperoleh dari korporasi yang akan menerbitkan Surat Berharga Komersial maupun arranger (penata laksana penerbitan) yang ditunjuk oleh korporasi yang akan menerbitkan Surat Berharga Komersial. 2 Apakah terdapat batasan dalam penawaran Surat Berharga Komersial kepada calon investor? Pengaturan Surat Berharga Komersial difokuskan pada pembentukan pasar dengan basis investor profesional (qualified investor). Investor profesional (qualified investor) merupakan investor yang memiliki pengetahuan investasi yang baik termasuk pemahaman atas risiko investasi. Salah satu cara untuk membentuk pasar dengan basis investor profesional (qualified investor) dilakukan melalui pembatasan nominal pembelian Surat Berharga Komersial paling sedikit Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Mempertimbangkan hal tersebut, dalam Peraturan Bank Indonesia ini diatur aspek keterbukaan informasi yang berbeda dengan aspek keterbukaan informasi bagi investor yang bukan merupakan investor profesional (unqualified investor). 3 Apakah terdapat batasan jangka waktu bagi penerbit untuk menyampaikan hasil penawaran setelah ada persetujuan pendaftaran penerbitan Surat Berharga Komersial? Ya. Terdapat batasan jangka waktu mengingat apabila jangka waktu dari pemberian persetujuan pendaftaran sampai dengan penawaran kepada calon investor terlalu lama, kemungkinan terjadinya perubahan informasi maupun fakta material dalam dokumen memorandum informasi dan/atau dokumen lainnya akan semakin besar sehingga dokumen keterbukaan informasi yang ditelaah Bank Indonesia menjadi tidak valid. Pengaturan lebih lanjut mengenai penawaran Surat Berharga Komersial diatur di dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur.

9 Penerbitan dan Penatausahaan Surat Berharga Komersial Serta Penyelesaian Transaksi 1 Apakah Penerbit Surat Berharga Komersial harus menerbitkan bukti penerbitan Surat Berharga Komersial secara kolektif? Ya. Penerbit Surat Berharga Komersial harus menerbitkan bukti penerbitan kolektif pada saat penerbitan Surat Berharga Komersial. Adapun pencatatan kepemilikan Surat Berharga Komersial milik investor ditatausahakan dalam bentuk tanpa warkat (scripless) pada sistem penatausahaan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Mempertimbangkan berdasarkan definisi, Surat Berharga Komersial adalah surat berharga yang diterbitkan oleh Korporasi Non-Bank berbentuk surat sanggup (promissory note) dan berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun yang terdaftar di Bank Indonesia maka bukti penerbitan kolektif Surat Berharga Komersial harus memenuhi persyaratan surat sanggup sebagaimana diatur dalam Kitab Undang- Undang Hukum Dagang kecuali untuk hal yang diatur secara tersendiri dalam Peraturan Bank Indonesia ini dan peraturan pelaksanaan, serta ketentuan peraturan perundang-undangan terkait lainnya. Dalam hal Surat Berharga Komersial diterbitkan dengan disertai adanya penjaminan atau penanggungan maka penjaminan atau penanggungan tersebut harus dicantumkan dalam bukti penerbitan kolektif. Lembaga Pendukung Pasar Uang yang Melakukan Kegiatan di Pasar Surat Berharga Komersial 1 Apakah korporasi non-bank yang ingin menerbitkan Surat Berharga Komersial dapat mempersiapkan penerbitan secara mandiri tanpa melibatkan lembaga yang bertindak selaku arranger maupun profesi pendukung? Korporasi non-bank yang ingin menerbitkan Surat Berharga Komersial harus menggunakan lembaga maupun profesi pendukung yang telah terdaftar di Bank Indonesia. Lembaga dimaksud antara lain : lembaga penata laksana penerbitan, lembaga pemeringkat Surat Berharga

10 Komersial, profesi pendukung yang melakukan proses uji tuntas hukum dan uji tuntas finansial, serta profesi lainnya. 2 Siapa saja pihak yang terlibat sebagai Lembaga Pendukung Penerbitan Surat Berharga Komersial? Lembaga Pendukung Penerbitan Surat Berharga Komersial meliputi: a. Bank atau Perusahaan Efek yang berfungsi sebagai penata laksana (arranger) penerbitan; b. lembaga pemeringkat; c. konsultan hukum; d. akuntan publik; e. notaris; dan f. lembaga lainnya yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 3 Siapa saja pihak yang terlibat sebagai Lembaga Pendukung Transaksi Surat Berharga Komersial? Lembaga Pendukung Transaksi Surat Berharga Komersial adalah Lembaga Pendukung Pasar Uang yang memberikan jasa perantara pelaksanaan transaksi Surat Berharga Komersial. Pihak yang dapat menjadi Lembaga Pendukung Transaksi Surat Berharga Komersial meliputi: a. Perusahaan Efek; dan b. Perusahaan Pialang. 4 Siapa saja pihak yang terlibat sebagai Lembaga Penatausahaan dan Penyelesaian Surat Berharga Komersial? Lembaga Pendukung Penatausahaan dan Penyelesaian Transaksi Surat Berharga adalah Lembaga Pendukung Pasar Uang yang memberikan jasa penatausahaan dan penyelesaian transaksi Surat Berharga Komersial. Pihak yang dapat menjadi Lembaga Pendukung Penatausahaan dan Penyelesaian Transaksi Surat Berharga Komersial untuk kepentingan investor Surat Berharga Komersial meliputi: a. Bank yang melaksanakan kegiatan kustodian; atau

11 b. Perusahaan Efek. 5 Apa perbedaan dari Lembaga Penatausahaan dan Penyelesaian (LPP) dengan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) Surat Berharga Komersial? Lembaga Pendukung Penatausahaan dan Penyelesaian Transaksi Surat Berharga adalah Lembaga Pendukung Pasar Uang yang memberikan jasa penatausahaan dan penyelesaian transaksi Surat Berharga Komersial untuk kepentingan investor Surat Berharga Komersial. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang selanjutnya disingkat LPP adalah pihak yang menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai pasar modal. 6 Bagaimana cara mendaftar sebagai penerbit Surat Berharga Komersial? Aturan mengenai tata cara akan diatur di Peraturan Anggota Dewan Gubernur. Ketentuan tersebut merupakan penjabaran atas hal-hal yang diatur di Peraturan Bank Indonesia. 7 Siapakah pelaku yang terlibat dalam pasar Surat Berharga Komersial? a. Penerbit Surat Berharga Komersial b. Investor Surat Berharga Komersial c. Lembaga pendukung pasar uang yang melakukan kegiatan di pasar Surat Berharga Komersial, meliputi : 1) Lembaga Pendukung Penerbitan Surat Berharga Komersial 2) Lembaga Pendukung Transaksi Surat Berharga Komersial 3) Lembaga Pendukung Penatausahaan dan Penyelesaian Transaksi Surat Berharga Komersial.

12 Transaksi Surat Berharga Komersial Di Pasar Sekunder 1 Apakah Surat Berharga Komersial (SBK) dapat ditransaksikan secara Over the Counter (OTC)? Surat Berharga Komersial dapat ditransaksikan di pasar sekunder secara OTC. 2 Apakah investor hanya dapat melakukan transaksi Surat Berharga Komersial melalui perantara Lembaga Pendukung Transaksi Pasar Uang? Investor dapat melakukan transaksi Surat Berharga Komersial di pasar sekunder: a. secara langsung; atau b. melalui perantara Lembaga Pendukung Transaksi Surat Berharga Komersial yang telah terdaftar di Bank Indonesia. 3 Apakah penyelesaian transaksi Surat Berharga Komersial wajib dilakukan pada T+3? Pelaku transaksi harus mengupayakan penyelesaian transaksi dapat dilakukan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Hal tersebut mempertimbangkan, semakin panjang periode penyelesaian transaksi maka akan semakin tinggi eksposur risiko setelmen di sisi pelaku transaksi. Selanjutnya, Committee on Payment and Settlement Systems (CPSS) dari International Organizations of Securities Commissions (IOSCO) menetapkan konvensi praktek terbaik internasional untuk periode setelmen maksimal pada T+3. Pengawasan 1 Bagaimana bentuk pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia terkait penerbitan dan transaksi Surat Berharga Komersial di Pasar Uang? Pengawasan terhadap penerbitan dan transaksi Surat Berharga Komersial mencakup penerbitan Surat Berharga Komersial, transaksi Surat Berharga Komersial sampai dengan penyelesaiannya, dan

13 penatausahaan Surat Berharga Komersial sampai dengan pelunasan, termasuk aspek keterbukaan informasi. Pihak yang diawasi mencakup Penerbit Surat Berharga Komersial, Pelaku Transaksi yang berperan dalam perdagangan Surat Berharga Komersial, dan Lembaga Pendukung Pasar Uang yang melakukan kegiatan di pasar Surat Berharga Komersial. Sanksi 1 Apa sanksi yang diberikan kepada Penerbit Surat Berharga Komersial (SBK) yang berdampak signifikan dan menimbulkan kerugian? Penerbit Surat Berharga Komersial yang melakukan wanprestasi dalam pembayaran kewajibannya dapat dikenakan sanksi terberat berupa larangan untuk menerbitkan Surat Berharga Komersial.