BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata Pramuka merupakan singkatan dari prajamuda karana, yang memiliki arti

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang paripurna, sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat meningkatkan kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik

BAB I PENDAHULUAN. muda. Dan hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, mengembangkan potensi diri, membentuk pribadi yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

BAB I PENDAHULIAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menumbuh kembangkan potensi dan bakat manusia, pendidikan dipandang

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA RENUNGAN BADEN POWELL DAY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pramuka Sebagai Wadah Pendidikan Berkarakter Bagi Generasi Muda Bangsa ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Amanat Presiden RI pd acara Hari Pramuka ke-52 Th 2013, tgl. 14 Agustus 2013, Jakarta Rabu, 14 Agustus 2013

BAB I PENDAHULUAN. di jalan raya, hilangnya rasa sopan santun, minum-minuman. dengan menggunakan pembelajaran di kelas, penanaman nilai-nilai positif

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Pembangunan tersebut sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi: Melindungi

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BUKU PANDUAN 4 POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan kurikulum yang dikembangkan pemerintah saat ini, yaitu

Sambutan Presiden RI pada Jambore Nasional IX Gerakan Pramuka th 2011, Kab. OKI, 2 Juli 2011 Sabtu, 02 Juli 2011

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

I. PENDAHULUAN. disegala bidang. Salah satu dari pembangunan Nasional di Indonesia adalah di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

PENGARUH KEGIATAN EKSTRAKULIKULER PRAMUKA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SMK NEGERI 1 NAWANGAN PACITAN TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sepanjang kita hidup, maka di situlah ada proses pendidikan. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010, Gerakan Pramuka, Pasal 10, ayat 1

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

BAB I P E N D A H U L U A N. sebagai individu yang bermasyarakat dan berguna. Lebih jauh lagi. Pendidikan Nasional pasal 1 yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UNESCO (DEPAG RI, 2004: 8) mencanangkan pilar-pilar penting dalam pendidikan, yakni bahwa pendidikan hendaknya mengembangkan kemampuan belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk melakukan sesuatu (learning to do), belajar menjadi seseorang (learning to be), dan belajar menjalani kehidupan bersama (learning to live together). Dalam konteks Indonesia, penerapan konsep pilar-pilar pendidikan adalah bahwa sistem pendidikan nasional berkewajiban untuk mempersiapkan seluruh warganya agar mampu berperan aktif dalam semua sektor kehidupan guna mewujudkan kehidupan masyarakat. Tujuan pendidikan semacam ini berarti menciptakan masyarakat sosial yang berperadaban, cerdas, aktif, dan kreatif, serta mengutamakan persatuan dan kesatuan. Dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia, perspektif pembangunan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan aspek intelektual saja melainkan juga watak, moral, sosial, dan fisik peserta didik atau dengan kata lain menciptan manusia Indonesia seutuhnya. Semua jenjang lembaga pendidikan formal (Sekolah) mempunyai tugas untuk mensintesa itu semua. 1

2 Di dalam dunia pendidikan, dikenal dengan adanya dua kegiatan yang cukup elementer, yaitu kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler (Depag RI, 2004: 4). Yang pertama, merupakan kegiatan kegiatan pokok pendidikan dimana di dalamnya terjadi proses belajar mengajar antara siswa dan guru untuk mendalami materi-materi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tujuan pendidikan dan kemampuan yang hendak diperoleh siswa. Sedangkan yang kedua, merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaimana penerapan sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh para siswa sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan di sekitarnya. Karena sifatnya pengembangan, maka kegiatan ekstrakurikuler biasanya dilakukan secara terbuka dan lebih memerlukan inisiatif siswa sendiri dalam pelaksanaannya. Dalam kegiatan ekstrakurikuler, siswa memiliki kebebasan penuh dalam memilih bentuk-bentuk kegiatan yang sesuai dengan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya dan sejalan dengan cita-cita pendidikan yang ditekuninya. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program kokurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti

3 oleh para siswa. Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki peserta didik baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing siswa dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap atau nilai-nilai. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan program sekolah dan dapat menumbuhkembangkan keterampilan anak didik serta kedisiplinan mereka adalah ekstrakurikuler kepramukaan. Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata Pramuka merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.

4 Sedangkan yang dimaksud kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia. Menurut Lord Baden-Powell (Andri Bob Sunardi, 2006:3) kepramukaan itu bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari dengan tekun, bukan pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-naskah dari suatu buku. Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka. Berdasarkan penyataan tersebut, makna kepramukaan merupakan suatu permainan yang mempunyai nilai pendidikan. Tujuan kepramukaan sebagai bagian yang tak terpisahkan untuk mewujudkan tujuan nasional, seperti yang tercantum di dalam pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi, kemerdekaan dan keadilan sosial. Kegiatan kepramukaan juga dapat memberikan bekal yang sangat berharga bagi terciptanya generasi muda yang tangguh. Karena kegiatan ini mampu mendidik anak dalam

5 membentuk kepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keberagamannya, tinggi kecerdasan dan keterampilannya, kuat dan sehat fisiknya. Berdasarkan observasi dan data yang diambil dari beberapa sumber, dalam keseharian di sekolah, sebagian siswa kurang disiplin. Terutama pada saat jam setelah istirahat. Siswa tidak bergegas masuk kembali ke kelas setelah mendengar bel berbunyi. Akan tetapi, mereka masih asyik jajan di kantin atau bemain di halaman sekolah. Dalam kegiatan kepramukaan, banyak hal yang dilakukan siswa dengan seenaknya sendiri. Beberapa siswa merasa bosan saat mengikuti ekstrakurikuler kepramukaan. Rasa bosan dapat tercipta apabila minat anak untuk mengikuti ekstrakurikuler kepramukaan rendah. Siswa yang merasa bosan menunjukkannya dengan perilaku yang menjengkelkan. Hal itu dapat dilihat dari latihan yang diikuti dengan tidak semangat. Siswa sering datang terlambat saat kegiatan ekstrakurikuler berlangsung. Siswa kurang mengapresiasi materi kepramukaan yang diberikan oleh pembina. Hal itu dapat terlihat saat penyampaian materi siswa kurang memperhatikan. Pada saat kegiatan berlangsung dalam hal ini khususnya latihan PBB (Peraturan Baris Berbaris), beberapa anak khususnya anak laki-laki merasa malas untuk mengikuti latihan tersebut. Mereka lebih senang bermain sendiri dan tidak menghiraukan perintah dari pembina. Mereka kurang antusias dibandingkan anak putri saat diadakan latihan PBB. Setelah sedikit mendapat desakan dan

6 arahan untuk mengikuti latihan baris-berbaris akhirnya mereka mau mengikutinya. Namun, masih ada masalah dalam pelaksanakan latihan yaitu mereka selalu salah dalam penafsiran aba-aba ke dalam bentuk gerakkan yang diinginkan. Masalah tersebut terjadi karena kurang adanya rasa disiplin pada siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka dan kurangnya rasa ketertarikan terhadap ekstrakurikuler kepramukaan. Bila anak merasa tertarik akan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan, anak akan mengikutinya dengan sungguh-sungguh. Ini selanjutnya akan meningkatkan rasa senang dan minat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan. Apabila dibiarkan mereka akan hidup bermalas-malasan sesuai aturan sendiri. Perlu adanya usaha bersama untuk membangun kedisiplinan baik dari orang tua dan pembina. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui Pengaruh Minat Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Kepramukaan Terhadap Kedisiplinan Pada Siswa Kelas V SD Se Gugus II Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat diketahui berbagai masalah yang terjadi. Permasalahan-permasalahan tersebut yaitu : 1. Siswa kurang disiplin di sekolah. 2. Siswa merasa bosan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan.

7 3. Siswa sering datang terlambat saat kegiatan pramuka berlangsung. 4. Siswa kurang mengapresiasi materi kepramukaan yang diberikan oleh pembina. 5. Kegiatan latihan baris-berbaris belum bermakna pembekalan diri pada anak terutama kedisiplinan. C. Pembatasan Masalah Tidak semua permasalahan yang diidentifikasi tersebut diteliti. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti dalam pengetahuan, waktu, biaya, dan tenaga. Oleh karenanya hanya akan dibahas satu permasalahan yaitu pengaruh minat mengikuti kegiatan kepramukaan terhadap kedisiplinan pada siswa kelas V SD Se Gugus II, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat diuraikan rumusan masalah secara umum yaitu sebagai berikut: apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan antara minat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan terhadap kedisiplinan pada siswa kelas V SD Se Gugus II Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo?

8 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian pada penelitian ini diarahkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh minat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan terhadap kedisiplinan pada siswa kelas V SD Se Gugus II Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. F. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri Se Gugus II Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo ini memiliki beberapa manfaat antara lain. 1. Bagi Peneliti Penelitian ini memberi masukan sekaligus menambah pengetahuan serta wawasan untuk mengetahui pengaruh kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan terhadap disiplin anak. 2. Bagi Guru a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk memberi kesempatan pembinaan ekstrakurikuler kepramukaan dalam pembenahan kedisiplinan. b. Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana Kemampuan anak didik mereka dalam mengikuti ekstrakurikuler kepramukaan.

9 3. Bagi Peserta didik Manfaat penelitian ini bagi peserta didik yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan dapat meningkatkan kedisiplinan. 4. Bagi Sekolah Memberi masukan dan gambaran yang lebih jelas mengenai pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kepramukaan di sekolah.