BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang kemudian diterapkan diseluruh belahan dunia yang berisi tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. garam-garam organik yang di sekresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu, serta

NASKAH PUBLIKASI PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF

NASKAH PUBLIKASI KTI PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Anak merupakan generasi penerus bangsa untuk melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB I PENDAHULUAN. peka menerangkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kelenjar mamae

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan yang berisi zat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar belakang. Air susu ibu (ASI) merupakan air susu yang berasal dari payudara ibu. Di

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi. ASI ibarat emas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas. Upaya dari United Nation untuk

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Lata

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. pada berbagai bidang, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa ibu hamil dengan status gizi kurang dapat melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seorang anak selain memperoleh nutrisi yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan kesehatan diarahkan pada pengembangan SDM

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran hidup, sesuai dengan target pencapaian Sustainable Development

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) mengeluarkan standar pertumbuhan anak yang kemudian diterapkan diseluruh belahan dunia yang berisi tentang pentingnya pemberian air susu ibu (ASI) kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan yang berarti bahwa bayi hanya menerima ASI dari ibu tanpa tambahan cairan atau makanan padat lain (WHO, 2006). ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan pada bayi usia 0-6 bulan tanpa tambahan makanan atau minuman kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral. WHO dan United Nation Childerens Fund (UNICEF) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan karena ASI tidak terkontaminasi dan mengandung banyak gizi yang dibutuhkan pada anak usia tersebut (Infodatin, 2014). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 tentang pemberian ASI eksklusif di Indonesia tanggal 7 April 2004 telah menetapkan ASI eksklusif di Indonesia selama enam bulan dan semua tenaga kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu yang baru melahirkan untuk memberikan ASI eksklusif (Kementrian Kesehatan RI, 2014). Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 48,6%. Persentase pemberian ASI eksklusif tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Barat sebesar 69,84%, sedangkan persentase pemberian ASI eksklusif terendah terdapat di Provinsi Papua Barat sebesar 20,57% (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Menurut Laporan Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2013 persentase pemberian ASI eksklusif mengalami peningkatan menjadi 1

2 54,3%. Persentase pemberian ASI eksklusif tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Barat sebesar 79.7%, sedangkan persentase pemberian ASI eksklusif terendah pada Provinsi Maluku 25,2% (Infodatin, 2014). Manfaat ASI eksklusif bagi bayi yaitu ASI mempunyai gizi yang dibutuhkan oleh bayi pada usia 0-6 bulan seperti kolostrum yang mengandung protein wheycasein yang tinggi sehingga mudah diserap oleh bayi, ASI sebagai imunologik karena mengandung IgA, laktoferin, lysozym dan tiga jenis leukosit yaitu Brochus-Asociated Lympocite Tissue (BALT), Gut-Asociated Lympocyte Tissue (GALT), Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) serta faktor bifidus (Firmansyah & Mahmudah, 2012). Aspek psikologis pemberian ASI eksklusif dapat membuat ikatan kasih sayang yang kuat antara ibu dan bayi. Aspek neurologis bayi yang menghisap payudara akan membuat koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas menjadi lebih sempurna pada bayi baru lahir (Sudaryanto, 2014). Bayi yang diberikan ASI eksklusif mempunyai IQ 3-5 kali lebih tinggi dibandingkan anak yang mendapat susu formula karena ASI mengandung lemak yang merupakan salah satu makronutrien terdiri dari arachidonic acid (AA) dan docosahexanoid acid (DHA). AA dan DHA penting dalam optimalisasi perkembangan otak terutama dalam proses sinaptogenesis dan mielinisasi sel-sel saraf yang bermanfaat untuk kecerdasan bayi (Ambelina dkk, 2014). Pemberian ASI eksklusif dapat melindungi bayi dari sindrom kematian bayi secara mendadak (Sudden Infant Death Syndrome/SIDS) (Firmansyah & Mahmudah, 2012).

3 Manfaat untuk ibu yang menyusui adalah isapan bayi yang menyusu akan menstimulasi produksi air susu ibu dan membantu sekresi hormon oxytocyn yang membantu kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan pada masa nifas. Memberikan ASI eksklusif pada bayi akan merangsang hormon prolaktin yang menekan terjadinya ovulasi sehingga akan menunda kehamilan (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012). Memberikan ASI eksklusif pada bayi dapat menghemat biaya karena ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli susu formula dan menghemat biaya pengobatan karena bayi yang diberi susu formula daya tahan tubuhnya tidak akan terbentuk dengan sempurna sehingga bayi akan mudah sakit (Sudaryanto, 2014). Kemajuan teknologi, perubahan sosial budaya dan tingginya pendidikan seorang wanita yang tinggal diperkotaan yang umumnya memilih untuk bekerja atau menjadi wanita karir dan semakin lama semakin meningkat wanita yang bekerja diluar rumah sehingga semakin banyak wanita yang harus meninggalkan bayinya sebelum berusia empat bulan setelah habis cuti bersalin akibatnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi tidak terpenuhi (Widiyanto dkk, 2012). Kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI eksklusif dan cara pemberian ASI eksklusif ketika bekerja menjadi penyebab lain ibu bekerja tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Hasil penelitian Oktora (2013) diperoleh ibu yang bekerja sebanyak 18 responden (16,82%) dan tidak bekerja sebanyak 89 responden (83,18%). Dari total ibu bekerja diperoleh 4 responden (22,22%) ibu yang memberikan ASI eksklusif dan 14 responden (77,78%) tidak memberikan ASI eksklusif.

4 Penduduk Indonesia yang tinggal di desa hampir 50 % memiliki pendidikan rendah, sehingga pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif sangat rendah (Widiyanto dkk, 2012). Hasil penelitian Astuti (2013) diperoleh data pengetahuan ibu dan perilaku pemberian ASI eksklusif sebanyak 18,6% ibu yang memberikan ASI eksklusif mempunyai pengetahuan yang tinggi sehingga ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif. Hasil analisis adalah pengetahuan ibu yang tinggi mempunyai peluang 5,94 kali untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang mempunyai pengetahuan yang rendah. Menurut Wahyudi (2010) tingkat pengetahuan yang tidak tinggi akan mempengaruhi tidak kuatnya motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya karena semakin ibu tahu yang terbaik untuk anaknya maka ibu akan berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya. Hasil penelitian Sriningsih tahun 2011 yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan responden tentang ASI eksklusif dengan pemberian ASI eksklusif karena pengetahuan yang baik akan membuat seseorang untuk merubah perilaku termasuk dalam praktek menyusui dimana pengetahuan menjadi dasar atau motivasi bagi seseorang dalam mengambil keputusan. Pengetahuan yang tinggi dan pengalaman yang dimiliki individu akan mendorong seseorang untuk memiliki perilaku kesehatan yang lebih baik. Seseorang cenderung berperilaku sesuai dengan tingkat pengetahuannya. Perilaku yang baik dari seorang ibu tentang ASI eksklusif dapat diperoleh dari berbagai informasi yang diperoleh dari penyuluhan kesehatan, media masa, pengalaman orang tua sendiri atau bisa juga dari orang lain yang berada dilingkungan sekitarnya (Pernanda, 2014).

5 Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (DINKES) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2014 didapatkan jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif yaitu Kota Yogyakarta 54,9%, Kabupaten Gunungkidul 59,5%, Kabupaten Bantul 72,0%, Kabupaten Kulonprogo 74,1 %, dan Kabupaten Sleman 81,2%. Data tersebut jika dibandingkan dengan target capaian cakupan prevalensi pemberian ASI eksklusif pada usia 0-6 bulan oleh KEMENKES sebesar 80% hanya kabupaten Sleman yang memenuhi target. Cakupan ASI eksklusif rendah pada kota Yogyakarta terdapat pada wilayah kerja puskesmas Pakualaman 10,9% dan pada kabupaten Gunungkidul terdapat pada wilayah kerja puskesmas Wonosari 2 sebesar 27,6%, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif di wilayah kerja puskesmas Pakualaman dan Puskesmas Wonosari 2. B. Rumusan Masalah Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Beberapa hasil penelitian mengatakan faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI eksklusif di perkotaan karena tingginya tingkat pendidikan ibu sehingga ibu lebih memilih untuk bekerja diluar rumah sedangkan diperdesaan dikarenakan kurangnya tingkat pendidikaan ibu sehingga pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif rendah. Dari uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti Bagaimanakah perbedaan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif di Perkotaan dan Pedesaan?

6 C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di daerah perkotaan dan pedesaan. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di wilayah perkotaan b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di wilayah pedesaan c. Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di wilayah perkotaan dan pedesaan D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif sehingga instansi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif. 2. Bagi Instansi Pendidikan Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan ilmu keperawatan yang dapat dijadikan bahan kajian untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman nyata dilapangan mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif. 4. Bagi Responden Dapat menambah wawasan responden khususnya tentang ASI eksklusif.

E. Penelitian Terkait Peneliti Judul Karya Ilmiah Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan Sriningsih Faktor Demografi, Metode Mayoritas responden - Jenis penelitian - Variabel yang (2011) Pengetahuan Ibu tentang observasional memiliki pengetahuan menggunakan diteliti adalah Air Susu Ibu dan dengan pendekatan kurang tentang ASI. kuantitatif Tingkat Pemberian ASI Eksklusif cross sectional Terdapat hubungan - Menggunakan pengetahuan ibu antara tingkat instrument kuesioner tentang ASI pendidikan ibu, tingkat eksklusif di penghasilan keluarga perkotaan dan dan pengetahuan ibu perdesaan tentang ASI dengan - Metode penelitian pemberian ASI yang digunakan eksklusif adalah deskriptif komparasi - Tempat penelitian di Pakualaman, Yogyakarta dan desa Payeman, Wahyudi (2010) Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Terhadap Motivasi Ibu Untuk Memberikan ASI Eksklusif di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta Korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan kuisoner Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif terhadap motivasi ibu dalam pemberian ASI eksklusif - Penelitian noneksperimen menggunakan kuantitatif - Menggunakan instrumen kuesioner Wonosari - Variabel yang diteliti adalah Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di perkotaan dan perdesaan - Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif 1

54 Peneliti Judul Karya Ilmiah Metode Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan komparasi - Uji normalitas menggunakan uji t- test Pernanda (2014) Hubungan Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Depok I Sleman Yogyakarta Penelitian analitik dengan desain cross-sectional Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan perilaku ibu dalam memberikan ASI di Puskesmas Depok I Sleman Yogyakarta - Penelitian nonekperimental - Instrument yang digunakan adalah kuesioner dan pernyataan yang digunakan adalah pernyataan favorable dan unfavorable - Uji validitas menggunakan person product moment - Variabel yang diteliti adalah Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di perkotaan dan perdesaan - Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif komparasi - Tempat penelitian di Pakualaman, Yogyakarta dan desa Payeman, Wonosari - Uji reliabilitas menggunakan KR- 20 - Variabel dianalisis menggunakan uji parametris t-test 54