BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar mengajar Sardiman (2004: 93). Dalam aktivitas belajar ada beberapa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyono (200 1: 26), Aktivitas artinya kegiatan atau keaktivan. Jadi

I. KAJIAN PUSTAKA. aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori Hakikat Pembelajaran Matematika Menurut H.W. Fowler dalam Pandoyo (1997:1) Matematika merupakan mata

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar merupakan kegiatan esensial dalam pembelajaran, juga terkait dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses membantu manusia dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi. penelitian dan melaksanakan eksperimen.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Adapun yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan kegiatan sehari-hari yang penting bagi siswa di sekolah.

BAB II KAJIAN TEORI. Hisyam Zaeni menyebutkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Anton M. Mulyono, Aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan Jadi

BAB I PENDAHULUAN. baca, tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya. Menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Kegiatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa melakukan perubahan ke arah kebaikan berdasarkan segala pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam referensi kriteria yang efektif atau penampilan terbaik dalam pekerjaan pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

WUJUD PEMBAHASAN. Setelah belajar individu akan mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Menurut Djamarah (1994) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa

A. SATUAN PANJANG, LUAS, VOLUME, WAKTU, DAN DEBIT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Slameto (2003:75) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalah TSTS, di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN. baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Menghitung Luas Bangun Datar Sederhana dan Menggunakannya dalam Pemecahan Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli

BAB I PENDAHULUAN. agar siswa dapat belajar dengan menyenangkan. Guru dapat. informasi, pengetahuan, pengalaman kepada peserta didik. Menurut Krisna,.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar merupakan proses menuju perubahan tingkah laku, seperti pendapat

Interaksi Edukatif. Kelompok 8 Labiba Zahra K Novita Ening B K Rini Kurniasih K

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dibangkitkan, dipertahankan dan selalu dikontrol baik oleh siswa itu sendiri, guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGGUNAAN MEDIA TABEL BERPOLA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM KONSEP PENGUKURAN SATUAN LUAS BAKU

I. PENDAHULUAN. secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam proses pembelajaran siswa melakukan aktiviras belajar dan guru

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisa bersikap tertentu. Dalam hal ini, belajar merupakan sebuah upaya

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Kemampuan Mengenal Bentuk Bangun Datar Sederhana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. aktifitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar

I. KAJIAN PUSTAKA. interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2004:93). Dalam aktivitas belajar ada

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sekarang ini telah mulai

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia, yaitu berupa standar nilai kelulusan siswa SMP (Sekolah Menengah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS Tinjauan Tentang Belajar dan Hasil Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

BAB II MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LINGKARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGUNAAN LKS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 08 KEPAHIANG BENGKULU

BAB II KAJIAN TEORI. A. Minat. 1. Pengertian Minat Belajar. Besar kecilnya minat akan mempengaruhi keberhasilan bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Aktivitas Belajar Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar Sardiman (2004: 93). Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandanagan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa. Aktivitas merupakan bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan Sardiman (2004: 93). Aktivitas siswa tidak hanya cukup mendengarkan dan mencatat seperti lazimnya terdapat di sekolah sekolah tradisional. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk meemperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto (1995: 2). Dalam proses pemeblajaran, guru perlu membangkitkan aktivitas siswa dalam berfikir maupun berbuat.

7 Penerimaan jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu akan berlaku begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda seperti siswa akan bertanya, mangajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru Slameto (1995: 36). Bila siswa menjadi partisipan yang aktif, maka ia akan memiliki pamahaman yang lebih baik. Dalam kegiatan pembelajaran, perhatian siswa merupakan kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Kegiatan atau aktivitas siswa bermanfaat bagi siswa yaitu siswa memperoleh pengalaman langsung, memupuk kerjasma, displin belajar, kemampuan berfikir kritis dan suasana pembelajaran di kelas menjadi hidup dan dinamis Hamalik (2002: 74). Siswa dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan yang sesuai dengan tujuan belajarnya, untuk itu aktivitas siswa dalam pembelajaran perlu diperhatikan. 2.2 Belajar dan Pembelajaran Menurut Hamalik (2002: 28), belajar adalah Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Sedangkan menurut Sardiman (2003: 22) menyatakan: Belajar merupakan suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori.

8 Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari. 2.3 Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Menurut (Winkel, 1996: 162) Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Prestasi belajar sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam memepelajari materi yang dinyatakan dalam bentuk nilai. 2.4 Metode Pembelajaran 2.4.1 Pengetian Metode Pembelajaran Pemeberian kecakapan dan penegtahuan kepada murid - murid yang merupakan proses pengajatan dilakukan guru guru di sekolah dengan menggunakan cara cara atau metode tertentu. Cara cara demikianlah yang dimaksudkan sebagai metode pengajaran. Metode pengajaran adalaah cara cara pelaksanaan daripada suatu proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid murid di sekolah. Subroto (1997: 148). Metode adalah suatu cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

9 (Djamarah dan Zain, 1997:53). Dapat disimpulkan metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. 2.4.2 Macam macam Metode Mengajar Secara umum ada beberapa macam metode diantaranya metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, metode penugasan, metode sosiodrama, metode latihan, metode kerja kelompok, metode proyek, metode karyawisata, metode tanya jawab, metode eksperimen, metode kisah atau cerita, metode tutorial, metode praktek, dan metode inkuiri. 2.4.3 Penentuan Metode Dalam proses belajar mengajar guru harus selalu mencari cara-cara baru untuk menyesuaikan pengjarannya dengan situasi yang dihadapi. Metode- Metode yang digunakan pun haruslah bervariasi untuk menghindari kejenuhan pada siswa. Namun metode yang bervariasi ini tidak akan menguntungkan bila tidak sesuai dengan situasinya. Sedangkan kriteria pemilihan metode menurut Slameto (1995: 98) adalah: a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat ditunukan siswa setelah proses belajar mengajar. b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran yang berupa fakta yang memerlukan Metode yang berbeda dari Metode yang dipakai untuk mengajarakan materi yang berupa konsep, prosedur atau kaidah.

10 c. Besar kelas (jumlah kelas), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajarandalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang siswa memerlukan Metode pengjaran yang berbeda dibndingkan kelas dengan 50-100 orang siswa. d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa menagkap dan mengembangkan bahan pngajarana yang diajarkan. Hal ini banyak tergantung pada tingkat kematangan siswa baik mental,fisik dan intelektualnya. e. Kemampuan guru, yaitu kemampuan dalam menggunkan berbagai jenis Metode pengajaran yang optimal. f. Fasilitas yang tersedia, bahan atau alat bantu serta fasilitas laian yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran. Waktu yang tersedia, jumlah waktu yang direncanakan atau alokasikan untuk menyajikan bahan pengajaran yang sudah ditentukan. Untuk materi yang banyak akan disajikan dalam waktu yang singkat memerlukan metode yang berbeda dengan bahan penyajian yang relative sedikit tetapi waktu penyajian yang relative cukup banyak. 2.5 Alat Peraga 2.5.1 Pengertian Alat Peraga Salah satu cara untuk meminimalkan hambatan dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan cara yang tepat. Diantaranya dengan menggunakan alat peraga. Hal ini dikarenakan matematika mempunyai kajian yang bersifat abstrak. Menurut Dienes (Ruseffendi,2000:92-94), dengan belajar matematika manusia

11 dapat menyelesaikan persoalan yang ada dimasyarakat yaitu dalam berkomunikasi sehari-hari seperti berhitung, mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data dengan menggunakan alat. Ini berarti bahwa alat peraga dalam suatu pembelajaran sangat menunjang. Nana Sudjana berpendapat bahwa dengan menggunakan alat peraga dapat menambah minat dan perhatian siswa untuk belajar serta memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada diri siswa Sudjana (2000:100). 2.5.2 Fungsi Alat Peraga Pada dasarnya anak belajar melalui sesuatu yang konkrit. Untuk memahami konsep abstrak anakmemerlukan benda-bendakonkrit sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkatan belajar yang berbedabeda, bahkan orang dewasa pun pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu sering memerlukan visualisasi. Nasution (1995) menyatakan bahwa maksud dan tujuan peragaan adalah memberikan variasi dalam cara guru mengajar dan memberikan lebih terwujud, lebih terarah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada pembelajaran matematika dalam konsep abstrak akan dapat dipahami dan tahan lama pada siswa bila belajar melalui berbuat dari pengertian, bukan hanya mengingat-ingat fakta. Untuk itu dalam pembelajaran matematikka fungsi alat peraga menurut Russefendi (2009: 101) adalah sebagai berikut:

12 1. Proses pembelajaran termotivasi, baik murid maupun guru, dan utamanya minat siswa akan timbul. Mereka akan senang, terangsang dan tertarik sehingga akan bersikap positif terhadap pelajaran matematika. 2. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkrit sehingga lebih mudah dipahami dan dimengerti serta dapat ditanamkan pada tingkat yang lebih rendah. 3. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda dialam sekitar lebih dapat dipahami. 4. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkrit yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai objek penelitian. 2.5.3 Alat Peraga Gambar Bangun Datar Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung. (Roji, 1997). Bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal (Hambali,1996). Berdasarkan pengertian diatas dapat ditegaskan bahwa bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Bangun datar merupakan sebutan untuk bangun-bangun dua dimensi. Satuansatuan yang biasanya digunakan adalah :

13 Satuan Panjang: kilometer (km), hektometer (hm), Decameter (dam), meter (m), desimeter (dm), centimeter (cm), Milimeter (mm) dll } Satuan Luas :{ kilometer persegi (km 2 ), hektometer persegi (hm 2 / hektar), meter persegi (m 2 ), dll }. Satuan Panjang biasa digunakan untuk panjang sisi-sisi bangun datar dan keliling bangun datar. Sedangkan Satuan Luas digunakan untuk luas bangun datar. Sifat-Sifat Bangun Datar a. Persegi Panjang Mempunyai empat titik sudut Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar Mempunyai empat buah sudut siku-siku Jadi Persegi adalah bangun datar yang mempunyai sisi yang sama panjang dan ke empat sudutnya sama besar Persegi panjang adalah bangun datar yang mempunyai sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar serta mempunyai empat buah sudut siku-siku. Yunita Maya (2008:1) b. Segitiga

14 Segitiga adalah bangun datar yang dibentuk oleh tiga titik yang tidak segaris. Segitiga adalah bangun datar yang memiliki tiga sisi dan tiga titik sudut. Segitiga ada bermacam-macam seperti disebutkan di bawah ini. Tiap jenis segitiga itu memiliki sifat-sifat masing-masing. Setiap segitiga jumlah sudut-sudutnya adalah 180º. Mari kita buktikan dengan kegiatan berikut:

15 Gambar sembarang segitiga pada sehelai kertas. Gungtinglah segitiga itu menjadi 3 bagian yang sudut-sudutnya berbeda. Buat sebuah garis lurus pada kertas lain. Tentukan sebuah titik pada garis itu. Atur guntingan segitiga tadi dengan meletakkan titik sudutnya pada titik di garis. Sutomo (2010:4-6) 2.6 Hipotesis Tindakan Hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: Jika pembelajaran Matematika dilakukan menggunakan alat peraga, maka aktivitas dan prestasi belajar siswa di SD Negeri 2 Sukabumi Bandar Lampung meningkat.