STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

dokumen-dokumen yang mirip
BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Sekapur Sirih. Selatpanjang, Juli 2010 Kepala BPS Kabupaten Bengkalis. Ir. BUDIANTO

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Arah Pengembangan Sanitasi

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 2: Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

2.1 Visi Misi Sanitasi

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KOTA KOTAMOBAGU

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

MEWUJUDKAN SANITASI KOTA BANJARMASIN 50 AL, 90 PS, 90 DR DAN 100 AM TAHUN

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

LEMBAR PENGESAHAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KABUPATEN BINTAN. Bintan, Desember Disusun oleh : Ketua Pokja Sanitasi Kabupaten Bintan

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

BAB II : KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Laporan Studi EHRA POKJA SANITASI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI TAHUN 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

BAB III. Kerangka Pengembangan Sanitasi

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Kota Manggarai Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

BAB II. sektor sanitasi

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

MERANTI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH. LAPORAN A HIR PenyusunanMas erpla PerencanaanPelabuhan/DermagaK abupatenk pulauanm anti

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

BAB II PENGEMBANGAN SANITASI

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II : KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG 2014 KATA PENGANTAR

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB.3 Kerangka Pembangunan Sanitasi

BAB II : KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT 2014 BAB I PENDAHULUAN

Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014 KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROPINSI MALUKU

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB V Area Beresiko Sanitasi

Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Seluruh masyarakat Kota Tebing Tinggi. Hasil yang diharapkan 1 unit IPLT dibangun dan dapat beroperasi mulai tahun 2018 Rincian Kegiatan

KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN

Transkripsi:

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1. Visi Misi Sanitasi Dalam Penetapan Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Kepulauan Meranti mengacu kepada Peraturan Daerah Propinsi Riau Nomor : 7 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Propinsi Riau Tahun 2014-2019. Adapun Visi Pembangunan Propinsi Riau adalah Terwujudnya Provinsi Riau yang Maju, Masyarakat Sejahtera Dan Berdaya Saing Tinggi, Menurunnya Kemiskinan, Tersedianya Lapangan Kerja Serta Pemantapan Aparatur. Mengacu kepada Visi Propinsi Riau dan bertolak kepada Kondisi Empirik maka ditetapkan Visi Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2011-2016 adalah : MENJADIKAN KEPULAUAN MERANTI SEBAGAI KAWASAN NIAGA YANG MAJU DAN UNGGUL DALAM TATANAN MASYARAKAT MADANI Untuk mendukung Visi Pembangunan Kabupaten Kepulauan Meranti tersebut, maka ditetapkan Visi Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai berikut: Terwujudnya masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti yang mempunyai wawasan yang berbudaya dan beradap dalam berprilaku hidup bersih dan sehat melalui pembangunan sanitasi yang mandiri pada tahun 2020" Hasil rumusan Visi Misi Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut: POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 1

Visi Kabupaten Kepulauan Meranti Menjadikan Kepulauan Meranti sebagai kawasan niaga yang maju dan unggul dalam masyarakat madani. Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti Misi Kabupaten Kepulauan Visi Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti Meranti Misi Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti 1. Mewujudkan penataan "Terwujudnya masyarakat 1. Misi Air Limbah Domestik birokrasi kepemerintahan Kabupaten Kepulauan Meranti yang a. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melaluli peningkatan akses yang efisien dan efektif. madani, serta berprilaku hidup masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah dengan sistem 2. Menurunkan tingkat bersih dan sehat melalui setempat (0n-site). kemiskinan melalui pembangunan sanitasi yang mandiri b. Mengembangkan sistem pengelolaan Air Limbah yang efektif, efisien dan swasembada hasil-hasil pada tahun 2020" berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya air dan lingkungan. pertanian, perikanan dan c. Memberdayakan masyarakat dan dunia usaha agar lebih berperan aktif dalam peternakan penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah permukiman. 3. Meningkatkan kualitas d. Optimalisasi potensi berbagai sumber pendanaan dalam penyelenggaraan pendidikan dan sistem pengelolaan Air Limbah. kesehatan masyarakat. e. Menyiapkan peraturan perundangan dalam penyelenggaraan sistem 4. Meningkatkan kualitas pengelolaan Air Limbah. sumber daya manusia 2. Misi Persampahan dan produktivitas a. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pemilahan dan pengolahan masyarakat dalam rangka pengembangan ekonomi lokal. sampah. b. Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang berkelanjutan. 5. Meningkatkan infrastruktur dasar dalam c. Meningkatkan persampahan. Prasana dan sarana serta manajemen pengelolaan rangka merangkai pulau, termasuk revitalisasi air d. Memberdayakan masyarakat dan meningkatkan peran aktif dunia usaha/swasta. e. Optimalisasi potensi berbagai sumber pendanaan bersih dan peningkatan f. Menyiapkan peraturan perundangan dalam penyelenggaraan sistem elektrifikasi. pengelolaan Persampahaan. POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 2

6. Mendorong investasi dalam rangka penciptaan lapangan kerja dan penciptaan nilai tambah ekonomi. 7. Meningkatkan pembinaan mental spiritual dalam rangka mewujudkan masyarakat yang berakhlakul kharimah. 3. Misi Drainase a. Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana drainase dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat. b. Meningkatkankemampuan pembiayaan daerah menuju ke arah kemandirian. c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana dan sarana drainase serta mendorong parsipatif masyarakat. d. Menyiapkan peraturan perundangan dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan Draenase. e. Misi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat f. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat baik individu, keluarga dan kelompok / organisasi. g. Membina kemitraan antara masyarakat, pemerintah dan swasta untuk terciptanya perubahan perilkau masyarakat ke arah yang diharapkan dalam mempercepat pembangunan kesehatan. h. Mendorong diberlakukannya kebijakan dan peraturan perundangan-undangan yang berwawasan kesehatan. i. Mengintegrasikan promosi kesehatan, khususnya pemberdayaan masyarakat dalam program kesehatan. j. Meningkatkan investasi dalam bidang promosi kesehatan pada khususnya dan bidang kesehatan pada umumnya. POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 3

2.2. Tahapan Pengembangan Sanitasi Tahapan pencapaian pembangunan sektor sanitasi disusun dengan melakukan analisis terhadap kondisi wilayah saat ini serta arah pengembangan kota secara menyeluruh sebagaimana tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan seperti RPJPD, RPJMD, dan RPIJMD serta dokumen RTRW Kabupaten Kepulauan Meranti. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan pilihan sistem dan penetapan zona sanitasi antara lain adalah : a. Arah pengembangan kota yang merupakan perwujudan dari visi dan misi Kabupaten Kepulauan Meranti dalam Jangka Pendek sampai dengan jangka panjang b. Proyeksi pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk pada setiap kawasan berdasarkan luas terbangun c. Kawasan beresiko sanitasi d. Kondisi fisik wilayah (topografi dan struktur tanah) Beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan dalam penentuan prioritas tersebut adalah kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau perdesaan), karakteristik tata guna lahan (Center of Business Development/ komersial atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan. Analisis yang dilakukan menghasilkan suatu peta yang menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah yang akan menjadi bahan untuk perencanaan pengembangan sistem. Penetapan Sistem dan Zona Sanitasi dilakukan untuk mengidentifikasi sistem sanitasi yang paling sesuai untuk suatu wilayah dan membantu perumusan program dan kegiatan yang paling sesuai dengan kondisi wilayah berdasarkan sistem yang diusulkan. Sistem sanitasi adalah suatu proses multi-langkah, di mana berbagai jenis limbah dikelola dari titik timbulan (sumber limbah) ke titik pemanfaatan kembali atau pemrosesan akhir. Setiap tahap ini disebut kelompok fungsional karena memiliki teknologi sendiri-sendiri dengan pengelolaan spesifik. Sistem sanitasi berdasarkan pentahapan implementasi jangka pendek (1-2 tahun), jangka Menengah (5 tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun). Zona sanitasi menunjukkan dimana sistem tersebut akan diterapkan. Dalam menetapkan sistem sanitasi faktor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah : (i) faktor pengelolaan (peraturan, pengelolaan kelembagaan, pengaturan operasional dan pemeliharaan, kepemilikan aset) (ii) faktor fisik wilayah (kepadatan penduduk, pemanfaatan lahan, dan topografi) (iii) faktor keuangan dan pendanaan (kapasitas fiskal, dukungan, dan mekanisme pendanaan) Pilihan Sistem yang dapat digunakan umumnya adalah : a) Sub sektor air limbah domestik : Sistem setempat (Sistem on-site), dimana air limbah langsung diolah di tempat; dan sistem terpusat (sistem off-site) dengan mengalirkan air limbah domestik melaui perpipaaan menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 4

b) Sub sektor persampahan: sistem pengolahan tidak langsung (melaui tempat penampungan sementara/tps; sistem pengangkutan langsung; dan sistem penanganan sampah di sumbernya. c) Sub sektor drainase: sistem gravitasi dan sistem pemompaan. 2.2.1 Tahap Pengembangan Air Limbah Domestik Dalam menentukan wilayah pengembangan air limbah domestik yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat desa/kelurahan, maka disusun prioritas pengembangan sistem air limbah domestik. Penentuan zona wilayah dan sistem sanitasi air limbah berdasarkan 5 (lima) kriteria, yaitu : Kepadatan penduduk, tata guna lahan (Perdagangan, jasa maupun permukiman) saat ini dan yang akan datang berdasarkan RTRW, kondisi ekstrim yg didefinisikan sebagai genangan yg diakibatkan oleh pengaruh pasang surut air laut, tingkat resiko kesehatan dan kondisi tanah Berdasarkan analisis penentuan zona dan sistem sanitasi air limbah di Kabupaten Kepulauan Meranti sistem sanitasi sub-sektor air limbah domestik dapat dilihat pada peta 2.1 di bawah ini. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana zona tersebut sekaligus merupakan dasar bagi kota dalam merencanakan pengembangan jangka panjang pengelolaan air limbah Kabupaten Kepulauan Meranti, yang ujungnya adalah pengelolaan air limbah terpusat (off site system). Pengembangan sub sektor air limbah berdasarkan zona, yaitu: 1. Zona I, Merupakan sistem penanganan on - site dengan skala rumah tangga (household based) dengan penyediaan tangki septik individual yang sesuai dengan SNI. Tahapan penanganannya dengan kegiatan utama untuk perubahan perilaku dan pemicuan. Zona ini mencakup di 101 Kelurahan/Desa di Kabupaten Kepulauan Meranti. Kelurahan atau Desa tersebut adalah Alai, Mekong, Batang Malas, Tenan, Kundur, Insit, Tanjung, Tanjung Peranap, Mantiasa, Gogok Darusalam, Maini Darul Aman, Tanjung Darul Takzim, Mengkikip, Alai Selatan, Sesap, Banglas Barat, Banglas, Selat Panjang Timur, Selat Panjang Selatan, Alah Air, Alah Air Timur, Selat Panjang Barat, Selat Panjang Kota, Kepau Baru, Teluk Buntal, Tanjung Gadai, Tanjung Sari, Nipah Sendadu, Sungai Tohor, Lukun, Sungai Tohor Barat, Sendanu Darul Ihsan, Batin Suir, Repan, Penyagun, Gemala Sari, Sungai Gayung Kiri, Tanjung Medan, Teluk Samak, Tanjung Samak, Tanjung Bakau, Topang, Citra Damai, Dwi Tunggal, Wonosari, Tebun, Tanjung Gemuk, Beting, Sokop, Bungur, Tanjung Kedabu, Telesung, Tenggayun Raya, Sonde, Kayu Ara, Tanah Merah, Kedabu Rapat, Sendaur, Bantar, Anak Setatah, Segomeng, Sialang Pasung, Lemang, Sungai Cina, Bina Maju, Telaga Baru, Bokor, Melai, Permai, Mekar Baru, Lukit, Meranti Bunting, Tanjung Kulim, Pelantai, Mekar Sari, Kelurahan Teluk Belitung, Bagan Melibur, Mayang Sari, Sungai Anak Kamal, Sungai Tengah, Teluk Ketapang, Semukut, Centai, Tanjung Bunga, Renak Pungun, Baran Melintang, Kuala Merbau, Batang Meranti, Pangkalan Balai, Padang Kamal, Ketapang Meranti, Mengkirau, Mengkopot, Tanjung Pisang, Selat Akar, Bandul, Kudap, Dedap, Mekar Delima, Putri Puyu, Tanjung Padang. POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 5

Dilihat dari hasil olahan data kelurahan/desa yang termasuk kategori Zona I dan Harus di tangani dalam jangka pendek sebesar 96 kelurahan atau desa tersebut adalah sebagai berikut : Mekong, Batang Malas, Tenan, Kundur, Insit, Tanjung, Tanjung Peranap, Mantiasa, gogok darusalam, Maini Darul Aman, Tanjung Darul Takzim, Mengkikip, Alai Selatan, Sesap, Banglas Barat, Banglas, Alah Air, Kepau Baru, Teluk Buntal, Tanjung Gadai, Tanjung Sari, Nipah Sendadu, Lukun, Sungai Tohor Barat, Sendanu Darul Ihsan, Batin Suir, Repan, Penyagun, Gemala Sari, Sungai Gayung Kiri, Tanjung Medan, Teluk Samak, Tanjung Bakau, Topang, Citra Damai, Dwi Tunggal, Wonosari, Tebun, Tanjung Gemuk, Beting, Sokop, Bungur, Tanjung Kedabu, Telesung, Tenggayun Raya, Kayu Ara, Tanah Merah, Kedabu Rapat, Sendaur, Anak Setatah, Segomeng, Sialang Pasung, Lemang, Sungai Cina, Bina Maju, Telaga Baru, Bokor, Melai, Permai, Mekar Baru, Lukit, Meranti Bunting, Tanjung Kulim, Pelantai, Mekar Sari, Bagan Melibur, Mayang Sari, Sungai Anak Kamal, Sungai Tengah, Teluk Ketapang, Semukut, Centai, Tanjung Bunga, Baran Melintang, Kuala Merbau, Batang Meranti, Pangkalan Balai, Padang Kamal, Ketapang Meranti/Permai, Mengkirau, Mengkopot, Tanjung Pisang, Selat Akar, Kudap, Dedap, Mekar Delima, Putri Puyu, Tanjung Padang. 2. Zona II, Merupakan sistem penanganan Sitem Komunal (tidak berbasis rumah tangga). Dilihat dari hasil olahan data Kelurahan atau Desa yang perlu penanganan jangka pendek mencakup 13 Kelurahan di Kabupaten Kepulauan Meranti, dalam peta zona ini ditandai dengan warna merah. Kelurahan/Desa tersebut adalah Alai, Selat Panjang Timur, Selat Panjang Selatan, Alah Air Timur, Selat Panjang Barat, Selat Panjang Kota, Sungai Tohor, Tanjung Samak, Sonde, Bantar, Teluk Belitung, Renak pungun, Bandul. POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 6

Peta 2.1: Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Sistem Onsite Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 7

Tabel 2.2 : Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Kepulauan Meranti Cakupan Target Cakupan Layanan (%) No Sistem Layanan Jangka Jangka Pendek Eksisting (%) Menengah Jangka Panjang (a) (b) (c) (d) (e) (f) Wilayah Pedesaan A Buang Air Besar Sembarangan (BABS) 24.0% 20.0% 8% 0.0% B Sistem On-Site (Setempat) 1 Cubluk dan sejenisnya 44.3% 44.3% 29.8% 4% 2 Individual( tangki septik) 27.0% 35.0% 60.0% 85% C Sistem Komunal 1 MCK/MCK ++ 0,0% 0.40% 1.00% 1.40% 2 IPAL komunal 0,0% 0.2% 0.8% 1.40% 3 Tangki Septik Komunal 0,0% 0.1% 0.4% 8% D Sistem Off-Site (terpusat) 0,0% 0.40% 1.00% 1.40% TOTAL 100 % 100 % 100 % 100 % Wilayah Perkotaan A Buang Air Besar Sembarangan (BABS) 19.7% 12.0% 0.0% 0.0% B Sistem On-Site (Setempat) 1 Cubluk dan sejenisnya 47.3% 28% 5% 0.0% 2 Individual( tangki septik) 32.2% 56.5% 86.1% 90% C Sistem Komunal 1 MCK/MCK ++ 0.0% 1.40% 3.00% 3.50% 2 IPAL komunal 0.0% 1.5% 4.5% 5.00% 3 Tangki Septik Komunal 0.0% 0.6% 1.4% 2% D Sistem Off-Site (terpusat) TOTAL 100 % 100 % 100 % 100 % Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti Tabel 2.2 menjelaskan bahwa kondisi sanitasi saat ini, 22,2 % masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti masih melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABs) dan 48,4 % masyarakat Kepulauan Meranti masih terdapat sistem pembuangan limbah rumah tangga dengan model cubluk dan sejenisnya, maka perlu perhatian khusus dalam penanganan kondisi saat ini. Dengan demikian, ditetapkan target cakupan layanan sanitasi dalam jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang dengan sistem yang berbasis POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 8

lingkungan sehingga tidak mencemari air dan tanah serta tidak menimbulkan berbagai penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan yang tidak sehat. Adapun target pengembangan air limbah domestik di Kabupaten Kepulauan Meranti perlu menggunakan berbagai sistem yaitu menggunakan sistem setempat (onsite). Dilihat dari kondisi dan komitmen penganggaran dalam bidang sanitasi di Kabupaten Kepulauan Meranti maka persentase tahap pengembangan dilakukan dalam berbagai tahap. Tahap pertama yaitu tahap jangka pendek yaitu sampai tahun 2016, 38% rumah tangga yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti sudah terlayani dengan sistem setempat atau tangki septik individual, 0,60% terlayani menggunakan MCK ++, 0,5 % menggunakan IPAL komunal dan 0,2% menggunakan sistem tangki septik komunal. Tahap kedua yaitu tahap jangka menengah yaitu sampai tahun 2019, 67% rumah tangga di Kabupaten Kepulauan Meranti sudah terlayani dengan sistem on-site yaitu dengan tangki septik individual, dan dengan sistem komunal, 1,10 % dengan MCK ++, 1,1 % IPAL komunal dan 0,8% tangki septik komunal. Tahap ketiga yaitu tahap pengembangan air limbah domestik jangka panjang atau sampai pada tahun 2030, 83% rumah tangga di Kabupaten Kepulauan Meranti sudah terlayani dengan sistem on-site yaitu dengan tangki septik individual, sedangkan sistem komunal, 1,50% dengan MCK ++, 2,00% IPAL Komunal dan 2% tangki septik koimunal. 2.2.2 Tahap Pengembangan Persampahan Sistem persampahan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti saat ini belum terkelola secara terpadu, pemerintah daerah menyediakan Tempat Pembuangan Sementara (TPS), yang nantinya akan diangkut menggunakan kendaraan pengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi secara keseluruhan belum semua kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti mendapatkan pelayanaan persampahan. Kecamatan yang di layani pemerintah kabupaten Kepulauan Meranti adalah Kecamatan Tebing tinggi. Oleh karena itu melalui Strategi Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti merencanakan tahapan pengembangan persampahan mulai dari jangka pendek, jangka menengah sampai jangka panjang yang terintergrasi dengan hasil studi EHRA Kabupaten Kepulauan Meranti tahun 2014 yang merupakan gambaran kondisi real sanitasi kabupaten. Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan Minimun (SPM), wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasi.terdapat 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu tata guna lahan/klasifikasi wilayah (komersial, permukiman,fasilitas umum, terminal dsb) dan kepadatan penduduk. Hasil dari penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan Kabupaten Kepulauan Meranti tergambar dalam peta tahapan pengembangan persampahan. Rencana pengembangan tersebut adalah sebagai berikut : POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 9

1. Zona I, Merupakan area kepadatan rendah dengan peningkatan cakupan layanan hingga 100 % ( RT- TPS-TPA). Zona ini mencakup 86 Kelurahan/ Desa yang akan di tangani dalam jangka pendek dan menengah yaitu Kelurahan/Desa Alai, Mekong, Batang Malas, Tenan, Kundur, Insit, Tanjung, Tanjung Peranap, Mantiasa, Gogok Darusalam, Maini Darul Aman, Tanjung Darul Takzim, Mengkikip, Alai Selatan, Sesap, Banglas Barat, Banglas, Selat Panjang Timur, Selat Panjang Selatan, Alah Air, Alah Air Timur, Selat Panjang Barat, Selat Panjang Kota, Kepau Baru, Teluk Buntal, Tanjung Gadai, Tanjung Sari, Nipah Sendadu, Sungai Tohor, Lukun, Sungai Tohor Barat, Sendanu Darul Ihsan, Batin Suir, Repan, Penyagun, Gemala Sari, Sungai Gayung Kiri, Tanjung Medan, Teluk Samak, Tanjung Samak, Tanjung Bakau, Topang, Citra Damai, Dwi Tunggal, Wonosari, Tebun, Tanjung Gemuk, Beting, Sokop, Bungur, Tanjung Kedabu, Telesung, Tenggayun Raya, Sonde, Kayu Ara, Tanah Merah, Kedabu Rapat, Sendaur, Bantar, Anak Setatah, Segomeng, Sialang Pasung, Lemang, Sungai Cina, Bina Maju, Telaga Baru, Bokor, Melai, Permai, Mekar Baru, Lukit, Meranti Bunting, Tanjung Kulim, Pelantai, Mekar Sari, Kelurahan Teluk Belitung, Bagan Melibur, Mayang Sari, Sungai Anak Kamal, Sungai Tengah, Teluk Ketapang, Semukut, Centai, Tanjung Bunga, Renak Pungun, Baran Melintang, Kuala Merbau, Batang Meranti, Pangkalan Balai, Padang Kamal, Ketapang Meranti, Mengkirau, Mengkopot, Tanjung Pisang, Selat Akar, Bandul, Kudap, Dedap, Mekar Delima, Putri Puyu, Tanjung Padang. 2. Zona II, Merupakan area urban dengan peningkatan cakupan layanan sehingga harus terlayani (TPS- TPA) penuh 100% (full coverage) dalam jangka menengah dengan sistem layanan tidak langsung (indirect)dari rumah tangga (RT) ke tempatpenampungan sementara (TPS) dan dari tempat penampungan sementara (TPS) ke tempat pemrosesan akhir (TPA) dan ditambah dengan pemilahan dan pengolahan sampah berbasis masyarakat. Zona ini yang akan di tangani dalam jangka pendek dan menengahsebanyak 4 Kelurahan, Kelurahan/Desanya adalah Desa Selat Panjang timur, Selat Panjang Selatan, Alah Air Timur, Selat Panjang Barat. 3. Zona III, Merupakan area yang harus terlayani dalam jangka menengah kepanjang dari tempat penampungan sementara (TPS) ke tempat pemrosesan akhir (TPA) dan ditambah pemilahan sampah berbasis rumah tangga (RT) dengan pembekalan dalam hal pengolahan setempat (Pelatihan 3R). Zona ini yang akan di tangani dalam jangka panjang adalah Kelurahan/Desa Alai, Selat Panjang Kota, Sungai Tohor, Tanjung Samak, Sonde, Bantar, Teluk Belitung, Renak pungun, Bandul. POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 10

Peta 2.2: Peta Tahapan Pengembangan Persampahan Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 11

Tabel 2.3 Tahapan pengembangan persampahan Kabupaten Kepulauan Meranti No Sistem Cakupan layanan eksisting Target cakupan layanan eksisting (%) Jangka Jangka Jangka (%) pendek menengah panjang (a) (b) (c) (d) (e) (f) Wilayah Perkotaan A Prosentase sampah terangkut 2% 20.0% 50.0% 70.0% 1 Penanganan langsung (direct) 1% 1.0 % 1.0% 1.0% 2 Penanganan tidak langsung (indirect) 1 % 19 % 49.0% 69.0% B Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani 98 % 80% 50.0% 30.0% C 3R T O T A L 100% 0.00% 100% 100% Wilayah Pedesaan A Prosentase sampah terangkut 0% 5 % 11% 20% 1 Penanganan langsung (direct) 0 % 0 % 0.0% 0.0% 2 Penanganan tidak langsung (indirect) 0 % 0 % 0.00% 0.00% B Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani 100 % 95% 89% 80% C 3R T O T A L 100% 100% 100% 100% Sumber : Olahan Data Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2014 Tabel 2.3 menjelaskan bahwa sistem dan cakupan layanan persampahan pada saat ini (eksisting) di Kabupaten Kepulauan Meranti wilayah perkotaan dan pedesaan terdiri dari 2% dan 0% sampah terangkut oleh petugas kebersihan yang terdiri dari 1% dilakukan dengan penanganan secara langsung(direct) dan 1% dilakukan dengan penanganan tidak langsung (indirect), sementara yang dikelola mandiri oleh masyarakat (dibuang, dibakar, dikubur,dll) atau yang belum terlayani oleh petugas kebersihan adalah sebanyak 98%. Berawal dari hal tersebut maka perlu penangan yang konkrit dan khusus terhadap permasalahan persampahan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti. Dengan demikian pemerintah kabupaten melakukan target pencapaian dalam tahap pengembangan pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti yang terdiri dari target jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Dalam target jangka pendek yaitu sampai tahun 2017, Kabupaten Kepulauan Meranti menargetkan sebesa 20% dan 5% sampah terangkut oleh petugas kebersihan pada tahun 2017 dan 80% sampah yang POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 12

masih dikelola mandiri oleh masyarakat atau yang belum terlayani oleh petugas kebersihan, sedangkan di wilayah pedesaan masih 100% dikelola oleh masyarakat. Dalam target jangka menengah yaitu sampai tahun 2019, Kabupaten Kepulauan Meranti menargetkan 50% sampah terangkut oleh petugas kebersihan pada tahun 2019 dan 50% sampah yang masih dikelola mandiri oleh masyarakat atau yang belum terlayani oleh petugas kebersihan. 2.2.3 Tahap Pengembangan Drainase Perkotaan Untuk tahap pengembangan drainase di Kabupaten Kepulauan Meranti akan difokuskan pada seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti yaitu Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Kecamatan Kecamatan Tebing Tinggi, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kecamatan Rangsang, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kecamatan Rangsang Barat, Kecamatan Merbau, Kecamatan Pulau Merbau, Kecamatan Putri Puyu. Kondisi topografi sangat memengaruhi pilihan sistem yang ada. Jika daerah aliran drainase ini bahkan menjadi bagian dari kota di dekatnya, maka sistem drainase yang dibuat harus terintegrasi dan bisa saja langsung dikelola pusat dan menjadi bagian dari satu daerah aliran sungai (DAS). Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan masingmasing wilayah di tingkat kelurahan/desa, maka disusun prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini disusun berdasarkan 5 (lima) kriteria seleksi yang mengacu ke SPM, yaitu kepadatan penduduk, tata guna lahan (perdagangan, jasa, maupun permukiman), daerah genangan air hujan, serta tingkat resiko kesehatan. Hasil dari penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan drainase di Kabupaten Kepulauan Meranti tergambar dalam peta tahapan pengembangan drainase. Rencana pengembangan tersebut adalah sebagai berikut : Zona Merah, Merupakan area beresiko tinggi dengan penanganan jangka pendek dan menengah. Zona ini mencakup 95 Kelurahan/Desa di Kabupaten Kepulauan Meranti. Zona Hijau, Merupakan area dengan penanganan jangka panjang terhadap genangan dengan kategori Kurang Beresiko yang mencangkup 6 Kelurahan/Desa. Zona ini mencakup ini mencakup Kelurahan/ Desa Tanjung Sari, sungai Tohor, lukun, Dedap, Mekar Delima, Putri Puyu. POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 13

Peta 2.3: Peta Tahapan Pengembangan Drainase Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 14

Tabel 2.4 Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan Kabupaten Kepulauan Meranti Luas genangan Luas genangan (ha) No Titik Genangan di Area Pemukiman eksisting di Area Pmukiman (ha) Jangka pendek Jangka menengah Jangka panjang (a) (b) (c) (d) (e) (f) 1 Tebing Tinggi Barat 1,607 1,407 907 0 2 Tebing Tinggi 5,223 5,023 3,223 1000 3 Tebing Tinggi Timur 6,130 5,930 4,130 1500 4 Rangsang 3,428 3,228 2,428 400 5 Rangsang Pesisir 3,004 2,804 2,004 400 6 Rangsang Barat 1.104 904 404 0 7 Merbau 3,385 3,185 2,185 400 8 Pulau Merbau 2,682 2,482 1,682 0 9 Putri Puyu 4,627 4,427 2,427 1000 TOTAL 31,189 29,390 19,390 4,700 Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti Tabel 2.4 menjelaskan bahwa luas genangan yang terjadi saat ini (eksisting) tahun 2014 di Kabupaten Kepulauan Meranti yaitu 31189 Ha, maka dalam tahap pengembangannya perlu penanganan secara berkelanjutan. Pada tahapan penanganan jangka pendek yaitu sampai tahun 2017, luas genangan yang akan ditangani akan menjadi 29,390 Ha. Pada tahapan penanganan jangka menengah yaitu sampai dengan tahun 2020 genangan yang akan ditangani akan menjadi 19,390 Ha. Sedangkan pada tahapan penanganan jangka panjang atau sampai dengan tahun 2030 luas genangan 4,700 Ha. POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 15

2.3. Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi Berdasarkan uraian pada Bab 2 Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti tentang pendanaan sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.5: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Kepulauan Meranti untuk Sanitasi Belanja Sanitasi (Rp. ) Rata-rata No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan 1 Belanja Sanitasi 19,092,643,000 15,432,361,500 21,635,024,500 16,672,689,000 18,609,266,500 2% 1.1 Air Limbah Domestik - - - 56,810,000.00 1,869,406,500.00 fluktuatif 1.2 Sampah Rumah Tangga 4,591,744,250 5,401,407,500 7,763,571,500 8,269,412,000 8,927,830,000 0.47 1.3 Drainase Perkotaan 19,092,643,000.00 10,030,954,000.00 13,871,453,000.00 8,346,467,000.00 7,812,030,000.00-13.9% 2 Dana Alokasi Khusus - - - - - 0.00% 2.1 DAK Sanitasi - - - - - 0.00% 2.2 DAK Lingkungan Hidup - - - - - 0.00% 2.3 DAK Perumahan dan Permukiman - - - - - 0.00% 3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi - - - - - 0.00% Belanja APBD Murni untuk Sanitasi 19,092,643,000 15,432,361,500 21,635,024,500 16,672,689,000 18,609,266,500 0.0% Total Belanja Langsung 642.918.952.369,00 720.649.980.484,08 1.003.418.096.258,00 1.124.798.482.342,00 1.029.788.922.059,00 13.7% % APBD Murni Terhadap Belanja Langsung 3.0% 2.1% 2.2% 1.5% 1.8% 2.1% Komitmen Pendapatan APBD Untuk Pendanaan Sanitasi Kedepan (2 % terhadap belanja langsung ataupun penetapan nilai absolut) Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 16

Berdasarkan tabel 2.5 dapat dilihat bahwa selama 5 tahun telah terjadi peningkatan dan penurunan pembiayaan belanja sanitasi secara keseluruhan dengan ratarata pertumbuhan 2% per tahun. Sementara belanja sanitasi dari APBD murni tidak mengalami kenaikan selama 5 tahun terakhir. Rata-rata prosentase belanja sanitasi dari APBD sebesar 0,0%. Berdasarkan kesepakatan pokja, untuk mempercepat pembangunan sanitasi permukiman maka Kabupaten Kepulauan Meranti berkomitmen untuk pendanan sanitasi dari APBD sebesar 2,1% per tahun di bawah rata- rata pertumbuhan realisasi. Untuk perkiraan besaran pendanaan sanitasi 5 (lima) tahun ke depan, dapat dilihat pada tabel 2.6 berikut: No Uraian Tabel 2.6: Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi ke depan Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp) 2016 2017 2018 2019 2020 Total Pendanaan 1 Perkiraan Belanja Langsung 1,171,328,625,524 1,332,322,303,709 1,515,443,815,066 1,723,734,527,470 1,960,653,830,683 7,703,483,102,451 2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 24,730,593,071 25,116,721,176 25,502,849,280 25,888,977,384 26,275,105,488 127,514,246,400 3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi 25,769,229,762 29,311,090,682 33,339,763,931 37,922,159,604 43,134,384,275 169,476,628,254 Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti Tabel 2.7: Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Kepulauan Meranti untuk Operasional/Pemerliharaan Sanitasi No Belanja Sanitasi (Rp) Pertumbuhan Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 rata - rata 1 Belanja Sanitasi 19,092,643,000 15,432,361,500 21,635,024,500 16,672,689,000 18,609,266,500 78% 1.1 Air Limbah Domestik - - - 56,810,000 1,869,406,500 0% 1.1.1 Biaya Operasional/pemeliharaan (justified) - - - - - 0% 1.2 Sampah Rumah Tangga 4,591,744,250 19% POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 17

1.2.1 Biaya Operasional/pemeliharaan (justified) 1.3 Drainase lingkungan 1.3.1 Biaya Operasional/pemeliharaan (justified) Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti 5,401,407,500 7,763,571,500 8,269,412,000 8,927,830,000 - - - - - 0% 19,092,643,000 10,030,954,000 13,871,453,000 8,346,467,000 7,812,030,000-14% - - - - - 0% Besarnya perhitungan pendanaan operasi, pemeliharaan dan investasi sanitasi tahun 2011 sampai tahun 2015 adalah sebesar 78 %. Tabel 2.8: Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Kepulauan Meranti untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun hingga Tahun 2020 No Uraian 1 Belanja Sanitasi 1.1 Air Limbah Domestik 1.1.1 Biaya Operasional/pemeliharaan (justified) 1.2 Sampah Rumah Tangga 1.2.1 Biaya Operasional/pemeliharaan (justified) 1.3 Drainase Lingkungan 1.3.1 Biaya Operasional/pemeliharaan (justified) Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti Biaya Operasional/ Pemeliharaan ( Rp ) x1000 2016 2017 2018 2019 2020 Total Pendanaan 25,769,229,762 29,311,090,682 33,339,763,931 37,922,159,604 43,134,384,275 169,476,628,254 8,589,743,254 9,770,363,561 11,113,254,644 12,640,719,868 14,378,128,092 56,492,209,418 858,974,325 977,036,356 1,111,325,464 1,264,071,987 1,437,812,809 5,649,220,942 8,589,743,254 9,770,363,561 11,113,254,644 12,640,719,868 14,378,128,092 56,492,209,418 858,974,325 977,036,356 1,111,325,464 1,264,071,987 1,437,812,809 5,649,220,942 8,589,743,254 9,770,363,561 11,113,254,644 12,640,719,868 14,378,128,092 56,492,209,418 858,974,325 977,036,356 1,111,325,464 1,264,071,987 1,437,812,809 5,649,220,942 Dari uraian tabel 2.8 di atas, terlihat bahwa untuk perkiraan besaran pendanaan APBD untuk Operasional dan Pemeliharaan Aset Sanitasi terbangun hingga 2020 adalah Rp 169,476,628,254 untuk perkiraan belanja sanitasi ( air limbah, persampahan, drainase) Pokja Kabupaten Kepulauan Meranti menetapkan 2 % di kali dengan rata-rata belanja sanitasi per tahun. POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 18

Tabel 2.9: Perkiraan Kemampuan APBD Kabupaten Kepulauan Meranti dalam Mendanai Program/Kegiatan SSK No 1 Uraian Perkiraan Kebutuhan Operasional/ Pemeliharaan Pendanaan ( Rp ) Total 2016 2017 2018 2019 2020 Pendanaan 2,576,922,976 2,931,109,068 3,333,976,393 3,792,215,960 4,313,438,428 16,947,662,825 2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 24,730,593,071 25,116,721,176 25,502,849,280 25,888,977,384 26,275,105,488 127,514,246,400 3 4 5 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi Kemanpuan Mendanai SSK ( APBD Murni ) (2-1) Kemanpuan Mendanai SSK (komitmen)(3-1) 25,769,229,762 29,311,090,682 33,339,763,931 37,922,159,604 43,134,384,275 169,476,628,254 22,153,670,095 22,185,612,107 22,168,872,887 22,096,761,424 21,961,667,061 110,566,583,574 23,192,306,785 26,379,981,613 30,005,787,538 34,129,943,644 38,820,945,848 152,528,965,429 Sumber : Analisis Pokja Sanitasi Kabupaten Meranti Dari uraian tabel 2.9 di atas dapat dijelaskan bahwa Perkiraan kemampuan mendanai Program/ kegiatan dalam SSK adalah Rp 110,566,583,574 oleh APBD Murni, sedangkan Komitmen Pokja mendanai SSK adalah Rp 152,528,965,429. POKJA Sanitasi Kabupaten Kepulauan Meranti II - 19