[ GROUPER FAPERIK] [Pick the date]

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

GROUPER FAPERIK ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

PEMANFAATAN BIOFLOK DARI LIMBAH BUDIDAYA LELE DUMBO (Clarias gariepinus) SEBAGAI PAKAN NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

BAB III BAHAN DAN METODE

Pengaruh Metode Aklimatisasi Salinitas Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila (Oreochromis sp.)

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Ketinggian Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Nirwana Selama Masa Pemeliharaan Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

II. BAHAN DAN METODE

PENGARUH KETINGGIAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUPBENIH IKAN LELE SANGKURIANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

GROUPER FAPERIK ISSN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB III BAHAN DAN METODE

nila dibedakan menjadi dua yaitu pakan

BAB 1 PENDAHULUAN. global saat ini. Sektor ini bahkan berpeluang mengurangi dampak krisis karena masih

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA

Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Saat Pendederan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

MANAJEMEN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN NILA (Orechromis niloticus) DI KOLAM AIR DERAS

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

Tingkat Kelangsungan Hidup

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

TINJAUAN PUSTAKA. tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian

II. BAHAN DAN METODE

PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2014 di Laboratarium Budidaya. Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada

HASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)

Lampiran 1. Perhitungan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Koi Pada Penelitian Pendahuluan.

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. benih ikan (BBI) Kota Gorontalo. Balai Benih Ikan Kota Gorontalo terletak di Jl. Andalas

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK

TEKNIK PEMBIUSAN MENGGUNAKAN SUHU RENDAH PADA SISTEM TRANSPORTASI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) TANPA MEDIA AIR 1

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

BAB III BAHAN DAN METODE

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

BAB 3 BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Mas (SGR)

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya perikanan (akuakultur) saat ini telah berkembang tetapi

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT KELULUSHIDUPAN (SR) BENIH IKAN NILA ( Oreochromis Niloticus ) ENDAH SIH PRIHATINI Dosen Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Fakultas Perikanan Universitas Islam Lamongan ABSTRAKSI Untuk meningkatkan kualitas perairan salah satunya adalah dengan cara pemberian probiotik. Menurut Purnomo (2004) tujuan utama menggunakan probiotik adalah memperbaiki mutu lingkungan secara alami melalui kerja dari bakteri pengurai. Probiotik adalah jasad renik (bakteri atau fungi) yang telah diisolasikan dan dikembangkan secara massal yang kondisinya masih sehat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian probiotik terhadap tingkat kelulushidupan pada benih ikan nila. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yaitu mengadakan percobaan untuk melihat suatu hasil. Hasil yang akan didapat menegaskan bagaimana hubungan kausal antara variabel variabel yang diselidiki dan seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan perlakuan tertentu dan menyediakan kontrol untuk perbandingan (Nazir, 1988) Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), karena medium yang digunakan bersifat homogen dan dilakukan didalam ruangan, sehingga yang mempengaruhi hasil percobaan adalah pengaruh perlakuan dan faktor kebetulan (semua faktor yang ada dalam media percobaan saja). Hasil penelitian ini adalah pemberian probiotik berpengaruh terhadap tingkat kelulushidupan benih ikan nila. Yaitu dengan pemberian dosis optimal (0,002 ppm) angka kelulushidupan sangat tinggi. Pemberian probiotik berpengaruh terhadap kualitas air seperti amonia dan nitrit selama pemeliharaan, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap suhu, oksigen terlarut dan ph. Saran perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut pada skala yang sebenarnya yaitu pada skala pertambakan agar pengaruh probiotik yang digunakan tersebut lebih nyata. Kata Kunci : Probiotik, Ikan Nila 9

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan nila (Oreochromis Niloticus) merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan telah di budidayakan di berbagai negara termasuk Indonesia. Ikan nila merupakan ikan konsumsi air tawar yang banyak di budidayakan setelah Ikan mas (Crypinus Carpio) (Kordi, 2010). Spesies ini berasal dari kawasan Sungai Nil maupun waduk di Benua Afrika. Bibit Nila didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar ini kemudian di sebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia yang di berikan oleh pemerintah melalui Direktorat Jendral Perikanan pada tahun 1972 (Gustiano, 2010). Nila merupakan salah satu komoditas perikanan budidaya yang prospektif dikembangkan di Indonesia. Jenis Ikan nila yang telah berkembang di masyarakat adalah nila hitam dan nila merah. Ikan nila terkenal dengan keunggulannya yaitu mudah berkembangbiak,pertumbuhannya cepat, tahan terhadap penyakit, rasanya enak dan mudah beradaptasi dengan kondisi lingkungan. Disamping sifatnya pemakan plankton yang cenderung omnivorous, ikan nila mempunyai kemampuan untuk hidup pada rentang salinitas yang luas sehingga dapat di budidayakan di air tawar, payau maupun di laut (Wardoyo, 2007 ). Potensi pengembangan budidaya ikan nila di Indonesia cukup besar, selain memiliki peluang pasar cukup besar baik di pasar lokal maupun ekspor, ikan nila merupakan jenis ikan yang mudah di budidayakan baik dikolam, Karamba Jaring Apung (KJA) maupun sawah (Khairuman dan Amri, 2011). Pengembangan budidaya ikan dalam menunjang produksi perikanan dengan menggunakan ikan nila merupakan program nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Sejalan dengan program Kementerian Kelautan dan Perikanan Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam rangka peningkatan produksi perikanan dan pemenuhan kebutuhan protein hewani dari ikan, selain budidaya ikan di sawah tambak dan kolam, saat ini telah mengembangkan program Karamba Jaring Apung (KJA) dan program budidaya ikan di Kolam Terpal. Komoditas andalan yang dibudidayakan selain udang vaname, ikan bandeng, ikan tawes, ikan mas, ikan lele adalah ikan nila (Dinas Perikanan dan Kelautan, 2011a). Berdasarkan data statistik Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan produksi ikan nila di Kabupaten Lamongan pada tahun 2011 mencapai sebesar 6.500 ton yang dihasilkan dari kegiatan budidaya sawah tambak, KJA dan kolam. Dan tercatat kebutuhan benih nila di Kabupaten Lamongan sebesar 52 juta ekor per tahun dan baru terpenuhi sebesar 15 juta, dan kekurangan benih ikan nila sebesar 37 juta dicukupi dari luar Kabupaten Lamongan (DPK, 2011b). Untuk meningkatkan kualitas perairan salah satunya adalah dengan cara pemberian probiotik. Menurut Purnomo (2004) tujuan utama menggunakan probiotik adalah memperbaiki mutu lingkungan secara alami melalui kerja dari bakteri pengurai. Probiotik adalah jasad renik (bakteri atau fungi) yang telah diisolasikan dan dikembangkan secara massal yang kondisinya masih sehat. Jasad renik tersebut dikemas dalam media cairan atau padat berbentuk tepung atau granula dalam kondisi kering. Efektivitas dari penggunaan probiotik ini akan meningkat seiring dengan kemampuan bertahan hidup bakteri, hal tersebut menyebabkan ketidaksesuaian kondisi lingkungan untuk hidup bakteri. Munculnya beragam produk probiotik yang diproduksi secara massal menjadikan perlu untuk dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian probiotik. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian probiotik terhadap tingkat kelulushidupan (SR) pada benih ikan nila (Oreochromis niloticus). 1.2. Tujuan Penelitian 9

Mengetahui pengaruh probiotik terhadap tingkat kelulushidupan benih ikan nila. 1.3. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh pemberian probiotik terhadap tingkat kelulushidupan pada benih ikan nila dan kualitas air untuk meningkatkan produksi benih ikan nila. 1.4. Hipotesa Diduga pemberian probiotik berpengaruh terhadap tingkat kelulushidupan benih ikan nila. II. METODE PENELITIAN 2.1. Tempat dan Waktu pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari 2014 bertempat di Desa Tlogorejo Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan dan untuk pengamatan kualitas air dilakukan di laboratorium Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan. 2.2. Materi Penelitian 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan nila berukuran ± 0.8 cm sampai 1,2 cm yang diperoleh dari pembenihan ikan nila di daerah kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan yang diseleksi mutu dan kualitas benih yang baik. Probiotik menggunakan probiotik komersial yang di dalamnya mengandung bakteri Lactobacillus sp, Nitrosomonas sp, Bacillus spp. Sumber air yang digunakan berasal dari air sungai yang telah diendapkan terlebih dahulu. Pakan yang digunakan pakan benih ikan nila dengan frekuensi pemberian 2 kali dalam sehari. 2. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian adalah Ember sebanyak 12 buah yang diisi air 20 liter digunakan untuk masa pemeliharaan benih ikan nila selama satu bulan. Akuarium digunakan untuk menampung sementara dan adaptasi benih ikan nila sebelum perlakuan. Aerator dan selang aerator untuk sumber oksigen dan sirkulasi air. Gelas ukur untuk mengukur mililiter air. Alat suntik untuk mengambil probiotik. Thermometer untuk mengukur suhu. DO test sebagai alat untuk mengukur oksigen terlarut. ph test alat untuk mengukur ph. Amonia test kit untuk mengukur NH3 dan Mikroskop untuk mengukur kelimpahan bakteri. 2.3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yaitu mengadakan percobaan untuk melihat suatu hasil. Hasil yang akan didapat menegaskan bagaimana hubungan kausal antara variabel variabel yang diselidiki dan seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan perlakuan tertentu dan menyediakan kontrol untuk perbandingan (Nazir, 1988). 2.4. Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), karena medium yang digunakan bersifat homogen dan dilakukan didalam ruangan, sehingga yang mempengaruhi hasil percobaan adalah pengaruh perlakuan dan faktor kebetulan (semua faktor yang ada dalam media percobaan saja) (Hanafiah, 2014). Ketentuan ketentuan yang mendukung penggunaan Rancangan Acak Lengkap adalah benih ikan nila yang sehat dan berkualitas baik yang berukuran ± 0,8 cm sampai 1,2 cm dengan kepadatan 20 ekor / 20 liter air, hal ini menurut Jangkaru (1991) bahwa padat penebaran yang optimal untuk benih ikan nila dikolam umur 1 bulan berukuran 1,2 cm adalah 50 100 ekor / m 2. Benih ikan nila ditaruh dalam akuarium agar beradaptasi dengan air dan lingkungannya. Ember yang digunakan mempunyai ukuran yang sama. Air berasal dari satu sumber. Penempatan unit unit ember dilakukan dengan acak. 10

Denah percobaan sebagai berikut : D2 C1 C3 A3 A2 B2 Gambar 2. Denah Percobaan Untuk perlakuan dosis, berdasarkan pada label botol probiotik penggunaan dosis minimal adalah 10 liter / Ha. Dengan menggunakan air 20 liter tiap perlakuan, maka dosis minimal probiotik dalam 20 liter air adalah 0,001 ppm (lampiran 1.) Perhitungan dosis probiotik. Dalam penelitian ini penggunaan dosis probiotik adalah sebagai berikut: A 1-3 : Tanpa pemberian probiotik (Kontrol ) B 1-3 : Pemberian probiotik 0.001 ppm / 20 liter air. C 1-3 : Pemberian probiotik 0,002 ppm / 20 liter air. D 1-3 : Pemberian probiotik 0,003 ppm / 20 liter air. 2.5. Prosedur Penelitian B3 D3 B1 C2 D1 A1 1. Persiapan Wadah Dalam penelitian ini menggunakan 12 ember plastik yang diletakkan secara acak sebelum dilakukan penelitian. Ember harus dicuci dahulu untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada ember, kemudian ember dikeringkan, setelah itu pemasangan aerator beserta selangnya. 2. Persiapan media Pengisian air dilakukan di media percobaan masing masing disii 20 liter air, kemudian mengatur kekuatan aerasi sehingga di peroleh kekuatan yang sama pada tiap ember, pemasangan aerasi ini sangat penting karena sebagai sumber oksigen dan sirkulasi air. 3. Persiapan benih ikan nila Untuk proses adaptasi benih ikan nila dimasukan kedalam akuarium selama 3 hari agar bisa beradaptasi dengan air dan lingkunganya. Benih ikan nila yang digunakan adalah benih dengan ukuran ± 0,8 cm sampai 1,2 cm yang diperoleh dari pembenihan ikan nila di daerah Glagah lamongan yang telah diseleksi untuk mendapatkan benih ikan nila yang sehat dan berkualitas baik. 2.6. Pelaksanaan Penelitian Benih ikan nila dimasukan kedalam ember dengan kepadatan 20 ekor / 20 liter air. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari dalam masa pemeliharaan. Pemberian dosis probiotik kedalam tiap ember percobaan sesuai dengan perlakuan. Perlakuan A pemberian 0 ml probiotik untuk 20 liter air. Perlakuan B adalah pemberian 1 ml probiotik untuk 20 liter air (1 ml probiotik untuk 20 liter air sama dengan 0,001 ppm). Perlakuan C adalah pemberian 2 ml probiotik untuk 20 liter air (2 ml probiotik untuk 20 liter air sama dengan 0,002 ppm). Perlakuan D adalah pemberian 3 ml probiotik untuk 20 liter air (3 ml probiotik untuk 20 liter air sama dengan 0,003 ppm). Pengamatan kualitas air suhu, ph, DO, amonia (NH3), Nitrit dan perhitungan tingkat kelulushidupan dilakukan satu minggu sekali, dengan cara pengambilan sampling air di tiap perlakuan, dan menghitung benih ikan nila yang lulus hidup. 2.7. Parameter Penelitian Parameter penelitian yang diamati dapat dibedakan sebagai parameter utama dan parameter penunjang. 1. Parameter utama a. Tingkat Kelulushidupan Pengamatan kelulushidupan dilakukan dengan menghitung kematian benih ikan nila selama penelitian. Kemudian dihitung dengan rumus : SR % = x 100% Keterangan : SR : Kelulushidupan ikan nila (%) Nt : Jumlah ikan nila akhir penelitian (ekor) 11

Kelulushidupan ( % ) [ GROUPER FAPERIK] [Pick the date] No : Jumlah ikan nila awal penelitian (ekor) 2. Parameter Penunjang Parameter kualitas air yang diamati meliputi suhu, DO, ph, amonia (NH 3 ) dan Nitrit (NO 2 ). 2.8. Analisa Data Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat (4) perlakuan dan tiga (3) ulangan. Data hasil percobaan menurut RAL ditata dalam tabel analisis data dan dari tabel ini dapat dihitung nilai FK (Faktor Korelasi), Jumlah Kuadrat Total (JK total), Jumlah Kuadrat Perlakuan (JK Perlakuan), Jumlah Kuadrat Galat (JKG) dari hasil yang didapat dilanjutkan dengan analisis keragaman dengan menggunakan uji F. Bila F hitung < dari F tabel 5% maka hipotesis Ho diterima, yang berarti perlakuan tidak memberikan hasil yang berbeda nyata dengan parameter uji. Sebaliknya jika F hitung lebih besar dari F tabel maka hipotesis Hi diterima pada taraf nyata 95% (P<0,05) dan perlakuan dinyatakan memberikan pengaruh yang berbeda nyata (Hanafiah, 2014). III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Dan Pembahasan Penelitian tentang pengaruh pemberian probiotik terhadap tingkat kelulushidupan pada benih ikan nila (Oreochromis Niloticus), diperoleh beberapa data hasil penelitian antara lain pengamatan kelulushidupan (SR) dan pengamatan kualitas air. 1. Kelulushidupan Kelulushidupan merupakan presentase organisme yang hidup pada akhir pemeliharaan dari jumlah seluruh organisme awal yang dipelihara dalam suatu wadah (Effendi, 1985). Kelulushidupan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan hidupnya dan kualitas airnya. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data kelulushidupan benih ikan nila, Data kelulushidupan benih ikan nila selama penelitian disajikan pada (lampiran 2). Hasil rata rata kelulushidupan benih ikan nila dengan dosis yang berbeda bisa dilihat pada gambar 3. 100 80 60 40 20 0 71,66 A (0 ppm) 88,33 90 B ( 0,001 ppm ) Gambar 3. Diagram Rata rata Kelulushidupan Benih Ikan Nila. 2. Kualitas air Air sebagai media hidup ikan harus memiliki sifat yang cocok bagi kehidupan ikan, karena kualitas air dapat memberikan pengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan mahluk mahluk hidup di air (Djatmika, 1986). Kualitas air merupakan faktor pembatas terhadap jenis biota yang dibudidayakan di suatu perairan (Kordi dan Tancung, 2007). Pengukuran terhadap para parameter kualitas air yang di ukur dalam media penelitian antara lain suhu, ph, Oksigen terlarut (DO), Amonia (NH 3 ) dan Nitrit (NO 2 ). Hasil pengamatan kualitas air dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Data pengamatan kualitas air No Parameter Hasil Kisaran Optimal Maksimum C ( 0,002 ppm ) Dosis Probiotik Minimum 86,66 D ( 0,003 ppm ) 1 Suhu 28,5 27 28 32 o C 2 Ph 8 7 7.5 8.7 Referensi (Kordi dan Tancung,2007) (Kordi dan Tancung,2007) 3 DO 6 5 5-7 (Kordi dan Tancung,2007) 12

4 Amonia 0,27 0,14 1 ppm (Asmawi, 1983) 5 Nitrit 0,35 0,115 0,5-5 (Boyd 1982) 3. Suhu Suhu air dapat mempengaruhi kehidupan biota air secara tidak langsung yaitu melalui pengaruhnya terhadap kelarutan oksigen dalam air, suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan ikan. Secara umum kenaikan suhu dapat menekan kehidupan ikan bahkan menyebabkan kematian bila peningkatan suhu sampai ekstrim atau drastis. Dari hasil rata rata selama penelitian di tiap tiap perlakuan nilai kisaran suhu masih berada dikisaran optimal yaitu berkisar antara 27 o C sampai 28,5 o C. Kisaran suhu yang demikian dianggap cukup baik, karena menurut Kordi dan Tancung (2007), bahwa kisaran suhu yang optimal bagi kehidupan ikan adalah 28 o C - 32 o C. Sedangkan menurut Anonim (2010) kisaran suhu yang baik untuk budidaya ikan nila adalah 25 o C 30 o C. Data pengamatan suhu tersaji pada lampiran 3, dan selanjutnya dari data yang diperoleh dilakukan analisis sidik ragam diperoleh hasil pada tabel 5. Pada tabel 5 menunjukan hasil pada tiap tiap perlakuan menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap suhu selama penelitian (F Hitung < F tabel 5% atau 2,6 < 4,067). 4. Derajat keasaman (ph) Kemampuan air untuk mengikat dan melepas sejumlah ion hidrogen menunjukkan bahwa apakah larutan tersebut bersifat asam atau basa. Hasil rata rata pengukuran ph di masing masing perlakuan selama penelitian adalah berkisar antara 7 8 merpakan ph yang optimal untuk kehidupan ikan. Hal ini sesuai Kordi dan Tancung (2007), menyatakan bahwa dalam budidaya ikan pada ph 5 masih dapat ditolerir oleh ikan tapi pertumbuhan ikan akan terhambat. Namun ikan dapat mengalami pertumbuhan yang optimal pada ph 6,5-9,0. Menurut Asmawi(1983), bahwa derajat keasaman yang masih dapat ditolerir oleh ikan air tawar adalah 4,0. Sedangkan menurut Anonim (2010) ph air 13 yang baik untuk budidaya ikan nila adalah 6 8,5 dengan kisaran optimum 7 8. Dengan demikian kisaran derajat keasaman (ph) selama penelitian masih berada dalam batas yang cukup baik bagi ikan. Data pengamatan Derajat Keasaman (ph) tersaji pada lampiran 4 dan selanjutnya dilakukan analisis sidik ragam pada tabel 6. Pada tabel 6 menunjukan hasil pada tiap tiap perlakuan menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap ph air selama penelitian ( F Hitung < F tabel 5% atau 0,061 < 4,061). 5. Oksigen terlarut (DO) DO (dissolved oxygen) merupakan kadar oksigen yang terlarut dalam air, Oksigen terlarut adalah faktor terpenting dalam menentukan kehidupan ikan, pernapasan akan terganggu bila oksigen kurang dalam perairan. Hasil pengukuran kandungan oksigen terlarut rata-rata selama penelitian pada masing masing perlakuan adalah berkisar antara 5 6 ppm. Hal ini sesuai dengan Kordi dan Tancung (2007), beberapa jenis ikan mampu bertahan hidup pada perairan dengan konsentrasi oksigen 3 ppm, namun konsentrasi oksigen terlarut yang baik untuk hidup ikan adalah 5 ppm. Pada perairan dengan konsentrasi oksigen dibawah 4 ppm, beberapa jenis ikan masih mampu bertahan hidup, akan tetapi nafsu makannya mulai menurun. Untuk itu konsentrasi oksigen yang baik dalam budidaya perairan adalah antara 5-7 ppm. Pada penelitian ini kandungan oksigen terlarut umumnya sudah cukup baik, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kandungan oksigen terlarut selama masa penelitian 30 hari cukup baik dalam menunjang kelulushidupan benih ikan nila. Data pengamatan Oksigen terlarut selama penelitian di masing masing perlakuan bisa dilihat pada lampiran 5. Dan selanjutnya dilakukan analisis sidik ragam pada tabel 7. Pada tabel 7 menunjukan hasil pada tiap tiap perlakuan menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap kelarutan oksigen selama penelitian (F Hitung < F tabel 5% atau 1,21 <l 4,067).

6. Amonia (NH 3 ) Menurut Kordi dan Tancung (2007), kadar amoniak (NH 3 ) yang terdapat dalam perairan umumya merupakan hasil metabolisme ikan berupa kotoran padat (faces) dan terlarut (amonia), yang dikeluarkan lewat anus, ginjal dan jaringan insang. Kotoran padat dan sisa pakan tidak termakan adalah bahan organik dengan kandungan protein tinggi yang diuraikan menjadi polypeptida, asam-asam amino dan akhirnya amonia sebagai produk akhir dalam kolam. Makin tinggi konsentrasi oksigen, ph dan suhu air makin tinggi pula konsentrasi NH 3. Asmawi (1983), menyatakan bahwa amoniak terlarut yang baik untuk kelangsungan hidup ikan kurang dari 1 ppm. Hasil pengukuran dari kadar amoniak (NH 3 ) berkisar antara 0,14 0,27 mg/l. 4.2. Saran Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut pada skala yang sebenarnya yaitu pada skala pertambakan agar pengaruh probiotik yang digunakan tersebut lebih nyata. 7. Nitrit Hasil pengukuran nitrit selama penelitian terdapat pada lampiran 7. Kadar nitrit selama pengamatan pada masing masing perlakuan berkisar antara 0,115 0,35 mg/l. Nilai ini masih dalam kisaran yang aman bagi kehidupan ikan, hal ini sesuai dengan (boyd,1982 dalam Kordi dan Tancung, 2007) bahwa nilai kisaran nitrit yang aman untuk kehidupan ikan yaitu sebesar 0,5 5 mg/l. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pemberian probiotik terhadap tingkat kelulushidupan (SR) pada benih ikan nila dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemberian probiotik berpengaruh terhadap tingkat kelulushidupan benih ikan nila. Yaitu dengan pemberian dosis optimal (0,002 ppm) angka kelulushidupan sangat tinggi. 2. Pemberian probiotik berpengaruh terhadap kualitas air seperti amonia dan nitrit selama pemeliharaan, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap suhu, oksigen terlarut dan ph. 14

DAFTAR PUSTAKA Amri, K. dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta. hal. 16-18. Anonim, 2010. Budidaya Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Diakses dari http://pdfcari.com pada tanggal 23 Februari 2014. Asmawi, S. 1983. Pemeliharaan Ikan Dalam Karamba.Gramedia. Jakarta. Dinas Perikanan dan Kelautan, 2011a. Rencana Strategis Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan Tahun 2010 2015. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan. Lamongan. Hal. 30 33. Dinas Perikanan dan Kelautan, 2011b. Informasi Data Statistik Perikanan. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan. Lamongan. hal. 3. Djatmika, 1986. Usaha Perikanan Air Deras. Simplek.Jakarta. Gustiano, R dan O. Z. Arifin. 2010. Budidaya Ikan Nila Best. IPB Press. Bogor. Hal. 1 3. Jangkaru, Z, A. Hardjamulia, F. Sukandi, N. Suhendra, P. Yuliati, Surisno, P. Taufik dan Y. P. Haryani. 1991. Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila. Puslitbang Perikanan, Badan Litbang Pertanian. Khairuman dan K. Amri 2011. 2,5 Bulan Panen Ikan Nila. Agromedia Pustaka. Jakarta. Hal. 3. Kordi, M.G.H. dan A.B. Tancung. 2007. Pengelolaan Kualitas Air. PT Rineka Cipta, Jakarta. Kordi, K. M. G. H. 2010. Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal. Lily Publisher. Yogyakarta. Hal. 4. Purnomo, A. 2004. Teknologi probiotik untuk mengatasi permasalahan tambak udang dan lingkungan budidaya. Makalah pada pertemuan UPT Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. Bandung. 30 hal. Wardoyo, S. E. 2007. Ternyata Ikan Nila, Oreochromis niloticus Mempunyai Potensi 15 yang Besar untuk Dikembangkan. Media Akuakultur, 2: 147-150.