BAB I PENDAHULUAN. terdaftar di BEI sekitar 500 perusahaan, hal ini tidak lepas dari upaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. usahanya adalah dengan cara melakukan go public. Dana yang diperoleh dalam go

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dalam bentuk konkrit berupa Bursa Efek (securities / stock

BAB I PENDAHULUAN. beberapa proses terlebih dahulu. Transaksi pertama yang dilakukan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perusahaan, permasalahan yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. di pasar modal atau disebut juga dengan go public. Adapun tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada publik atau sering dikenal dengan go public di pasar modal.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel

BAB I PENDAHULUAN. initial return dari hasil kegiatan tersebut (Handayani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan dari luar perusahaan adalah melalui mekanisme penyertaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan adalah dengan menjual saham ke masyarakat umum melalui pasar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahan sebagai suati entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. tambahan dana dalam rangka mengembangkan usahanya yang sedang berkembang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada publik atau yang

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI

BAB I PENDAHULUAN. Initial Public Offering ) untuk pertama kalinya terjadi di pasar perdana (

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah menjual saham

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Return On Assets (ROA) Terhadap Tingkat Underpricing Saham pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, atau secara formal pasar modal dapat juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. atau saham baru perusahaan kepada publik atau go public.

Repositori STIE Ekuitas

harga, yaitu penentuan harga saham saat IPO secara signifikan lebih rendah

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya melakukan usaha pendanaan untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan komunikasi menyebabkan iklim persaingan usaha menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. dunia, hal ini didukung dengan kemajuan di bidang teknologi dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. modal semakin besar seiring dengan perkembangan perusahaan. Perusahaan

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI PROSPEKTUS IPO TERHADAP TINGKAT UNDERPRICED DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang mau ikut menanamkan modalnya pada perusahaan. Hal ini

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjual surat berharganya di pasar modal. Dapat dikatakan bahwa pasar

Disusun oleh : Karina Dewi Puspitasari B

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh modal tersebut adalah dengan melakukan go public. Go public

BAB I PENDAHULUAN. Penawaran umum saham perdana dikenal dengan istilah Initial Public

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Efek) saham perusahaan yang akan go public terlebih dahulu dijual di pasar

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyedia sumber pendanaan selain perbankkan. Dana yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan modal suatu perusahaan akan semakin meningkat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menarik investor dari luar dalam hal pendanaan tersebut.

perusahaan emiten dan underwriter (penjamin emisis efek). Sedangkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun-tahun terakhir ini, dimana dampaknya sangat jelas terlihat di segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usaha untuk mencari sumber tambahan dari eksternal, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. mengapa perusahaan memutuskan go public adalah: (1) pendiri perusahaan ingin

PERBANDINGAN UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA PERUSAHAAN KEUANGAN DAN NON-KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk berkembang dan berinovasi guna berjalannya kegiatan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public

BAB I PENDAHULUAN. untuk dunia usaha dan investasi untuk investor. Setiap perusahaan tentu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan membuat inovasi-inovasi baru di dalam menghadapi persaingan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahan disamping untuk. Perusahaan melakukan penjualan saham ataupun mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. Adler Haymans, (2013:2) bahwa sumber pendanaan perusahaan. pemegang saham lama atau kepada publik. Namun perusahaan lebih sering

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup pesat khususnya pada perusahaan go public. Hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, pajak merupakan suatu sumber dana terbesar pada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bukan hanya dimiliki oleh pemilik lama (founders), tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara kompetitif untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. mewujudkannya dengan kebutuhan dana yang semakin besar pula.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan selain sumber-sumber. Banyaknya perusahaan yang telah memutuskan go public akan

BAB I PENDAHULUAN. Tajamnya kompetisi dan luasnya skala persaingan didukung oleh

BAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Jogiyanto (1998) dan Anggarwal et al. (2001) mengemukakan bahwa salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan diharuskan tetap bugar untuk bertahan dalam menjalankan ekspansi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan melakukan ekspansi. Seiring dengan ekspansi yang

BAB I PENDAHULUAN. iklim persaingan semakin ketat sehingga setiap perusahaan akan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas penawaran saham perdana atau IPO (Initial Public Offerings)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu, melalui penambahan jumlah kepemilikan saham dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan alternatif sumber dana di samping perbankan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Abstrak. Kata kunci : Underpricing, Reputasi Auditor, Size, Return on Assets, Financial Leverage

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. membayar hutang dan modal kerja (Porman, 2013:59). Underpricing terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. diobservasi untuk dipakai sebagai penetapan. Ada 2 meode untuk

BAB I PENDAHULUAN. penawaran yang umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, namun disisi lain penggunaan financial leverage dapat berpotensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH REPUTASI AUDITOR,REPUTASI UNDERWRITER

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai fungsi sarana alokasi dana yang produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. kompetitornya, baik pada pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. strategi manajemen perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat dengan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. dinilai mampu menanamkan modalnya ke perusahaan. Rata rata untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebesar $878 juta. Keadaan ekonomi yang baik ini dapat. persaingan pasar yang semakin kompetitif. Kinerja perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan go public. Dalam proses go public, sebelum diperdagangkan di pasar

BAB I PENDAHULUAN. penawaran perdana yang dilakukan di pasar perdana (primary market) pada pasar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal Indonesia berkembang pesat setelah ditetapkanya Pakdes 87 dan Pakto 88. Secara umum isi dari kebijakan Pakdes dan Pakto tersebut adala pajak sebesar 15% untuk bunga deposito dan diijinkanya pemodal asing untuk membeli saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perkembangan pasar modal di Indonesia ini dapat dilihat dari pertambahan jumlah emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Ghozali dan Mudrik, 2002). Pada tahun 1983 hanya 24 perusahaan yang terdaftar sebagai emiten di BEI. Setelah ditetapkannya Pakdes 87 dan Pakto 88, pada tahun 1994 jumlah emiten yang terdaftar di BEI mencapai 228. Pada saat ini jumlah emiten yang terdaftar di BEI sekitar 500 perusahaan, hal ini tidak lepas dari upaya pemerintah untuk memberi insentif yang berdampak pada peningkatan jumlah perusahaan yang masuk ke pasar modal. Berbagai insentif pemerintah yang mendorong perusahaan untuk go public adalah insentif penghapusan taxclearance pada tahun 2006 serta insentif PPh pada tahun 2007. Insentif yang pertama memberikan kemudahan perusahaan ketika hendak go public. Sedangkan insentif kedua adalah insentif pengurangan PPh sebesar 5% bagi emiten yang telah melepas saham diatas 40% (Fakhrudin, 2007:3) Pada dasarnya, pasar modal merupakan sarana untuk pembiayaan usaha. Melalui penerbitan saham atau obligasi, perusahaan dapat membiayai 1

2 berbagai berbagai kebutuhan modal (capital expenditure) jangka panjang tanpa tergantung pada pinjaman bank atau pinjaman dari luar negeri. Beberapa kelebihan pasar modal adalah peluang untuk mendapatkan pendanaan dalam jumlah besar serta meningkatkan setatus perusahaan sebagai perusahaan publik sehingga akses untuk pendanaan menjadi semakin besar dan luas (Fakhruddin, 2008:1) Salah satu alternatif pembiayaan yang dapat digunakan oleh perusahaan yang membutuhkan dana yaitu dengan cara penerbitan saham baru pada masyarakat yang disebut go public atau penawaran umum (Trisnaningsih, 2005). Dana yang diperoleh dari go public biasanya digunakan untuk berbagai kebutuhan perusahaan seperti kebutuhan ekspansi, menambah modal kerja, membayar hutang, peningkatan investasi di anak perusahaan, dan memperbaiki struktur permodalan. Dalam proses go public sebelum saham diperdagangkan di pasar sekunder (bursa efek) terlebih dahulu saham perusahaan yang akan go public dijual di pasar perdana (primary market) yang biasa di sebut initial public offering (IPO). Harga saham pada penawaran perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan anatara perusahaan emiten dan penjamin emisi, sedangkan harga di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar (berdasarkan penawaran dan permintaan). Dalam mekanisme pasar harga saham tersebut sering terjadi perbedaan harga saat IPO secara signifikan lebih rendah dibandingkan harga yang terjadi di pasar sekunder, maka terjadilah underpricing (Trisnaningsih,

3 2005). Ketetapan harga pada penawaran perdana akan memiliki konsekuensi langsung terhadap tingkat kesejahteraan pada pemilik lama (emiten). Pihak emiten tentu menerapkan harga jual yang tinggi karena dengan harga jual yang tinggi, penerimaan dari hasil penawaran (proceeds) akan tinggi pula, yang berarti tingkat kesejahteraan (wealth) mereka juga akan semakin membaik. Disisi lain, harga yang tinggi akan mempengaruhi respon atau minat investor untuk membeli atau memesan saham yang ditawarkan. Bila harga terlalu tinggi dan minat investor rendah, besar kemungkinan saham yang ditawarkan tidak akan laku. Akibatnya penjamin emisi harus menanggung resiko atas saham yang tidak terjual untuk suatu penjaminan yang full commitment. Dengan demikian jelas bahwa penetapan harga yang layak merupakan tugas antara emiten dan penjamin emisi (Suyatmin, 2006). Investor menanamkan dananya di pasar perdana adalah untuk memperoleh initial return yang diperoleh dari selisih harga pasar sekunder dengan harga pasar perdananya. Adanya intial return ini mengindikasikan bahwa terjadi underpricing saham di pasar perdana ketika masuk ke pasar sekunder (Suyatmin, 2006). Untuk menciptakan harga saham yang ideal pada saat IPO, terlebih dahulu perlu dipelajari faktor-faktor yang mempengaruhi gejala underpricing. Faktor-faktor yang dapat dihubungkan dengan underpricing antara lain reputasi auditor, reputasi penjamin emisi, profitabilitas (ROA), pengalaman manajemen, besaran perusahaan, umur perusahaan, leverage keuagan, prosentase jumlah saham yang dipegang oleh pemilik lama, solvency ratio,

4 Earnings Per Share (EPS), Price Earnings Ratio (PER), kurs rupiah terhadap dolar AS, return selama masa penawaran, IHSG, dan jangka waktu penawaran listing. Dengan mengetahui faktor yang mempengaruhi underpricing tersebut akan dapat menghindarkan perusahaan yang akan go public terhadap kerugian karena underpricing atas nilai pasar sahamnya. Melihat manfaat yang didapatkan perusahaan yang akan go publik dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing, penulis tertarik untuk meneliti faktorfaktor yang mempengaruhi underpricing. Untuk penenelitian faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing tersebut, penulis mereplikasi penelitian yang dilakukan Trisnaningsih pada tahun 2005 yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing pada perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2002 sampai tahun 2004. Pada penelitian Trisnaningsih ini variabel-vaiabel yang diperkirakan memepengaruhi tingkat underpricing adalah reputasi penjamin emisi, financial leverage, dan Return On Aset (ROA). Hasil penelitian ini berhasil menemukan bahwa ketiga variabel tersebut berpengaruh secara simultan terhadap tingkat underpricing. Hasil analisis parsial menemukan bahwa hanya variabel reputasi penjamin emisi dan financial leverage yang berpengaruh terhadap underpricing. Alasan penulis mereplikasi penelitian Trisnaningsih tersebut adalah: 1. Penulis ingin menemukan bukti empiris yang mendukung hasil penelitian Trisnaningsih yang berhasil membuktikan variabel reputasi penjamin

5 emisi, financial leverage terhadap tingkat underpricing di BEI dengan menggunakan periode pengamatan dan pada jenis industri yang berbeda. 2. Penulis ingin menganalis lebih lanjut pengaruh varibel ROA terhadap tingkat underpricing. Penelitian Trisnaningsih tidak berhasil menemukan bukti pengaruh varibel ROA terhadap tingkat underpricing. Sedangkan penelitian Imam Ghozali dan Mudrik (2002) berhasil membuktikan pengaruh variabel ROA terhadap tingkat underpricing dengan level signifikansi 5% dengan arah negatif. 3. Penulis ingin mengembangkan penelitian Trisnaningsih tersebut dengan memasukan variabel lain yang diduga memepengaruhi tingkat underpricing seperti saran Trisnaingsih dalam penelitianya, maka dari itu dalam penelitian ini penulis memasukan varibel Earnings Per Share (EPS) karena variabel ini diduga memepengaruihi tingkat underpricing di BEI. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Pada Perusahaan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Tahun 2004-2009) B. Rumusan Masalah Dari latar belakang dapat dirumuskan bahwa underpricing merupakan fenomena menarik yang perlu dianalisis lebih lanjut. Berbagai faktor dapat mempengaruhi munculnya fenomena underpricing. Berbagai temuan

6 penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing menunjukan hasil yang tidak konsisten, oleh karena itu masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah faktor-faktor reputasi penjamin emisi, reputasi auditor, financial leverage, Return On Aset (ROA) dan Earnings Per Share (EPS) berpengaruh terhadap tingkat underpricing pada perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah diantara faktor-faktor reputasi penjamin emisi, reputasi auditor, financial leverage, Return On Aset (ROA) dan Earnings Per Share (EPS) manakah yang berpengaruh paling dominan terhadap tingkat underpricing pada perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis pengaruh faktor-faktor reputasi penjamin emisi, reputasi auditor, financial leverage, Return On Aset (ROA) dan Earnings Per Share (EPS) yang berpengaruh terhadap tingkat underpricing pada perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia. 2. Menganalisis diantara faktor-faktor reputasi penjamin emisi, reputasi auditor, financial leverage, Return On Aset (ROA) dan Earnings Per Share (EPS) yang berpengaruh paling dominan terhadap tingkat underpricing pada perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia.

7 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya dalam hal : 1. Bagi peneliti sendiri dan penelitian selanjutnya, untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel-variabel reputasi penjamin emisi, reputasi auditor, financial leverage, Return On Aset (ROA) dan Earnings Per Share (EPS) terhadap tingkat underpricing pada perusagaan yang go public di Bursa Efek Indonesia serta memperoleh arah bagi penelitian yang akan datang. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi kepada investor, pemegang saham dan para pelaku bisnis lainnya dalam membuat keputusan ekonomi yang berkaitan dengan penawaran perdana (initial public offering/ipo) di BEI. 3. Bagi ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan pustaka bagi yang berminat mendalami pengetahuan lebih lanjut dalam bidang pasar modal. 4. Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan pengembangan pengetahuan lebih lanjut mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi underpricing pada perusahaan go public di BEI.