BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perumahan (suprime mortgage) di Amerika Serikat yang membawa implikasi

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Keberadaan suatu entitas bisnis bukan hanya untuk mencari keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan yang andal dan dapat dipercaya sebagai dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan harus menyajikan informasi yang berintegritas tinggi (PSAK no. 1,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. opini audit wajar dengan pengecualian (qualified audit opinion) dan opini audit

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. Besar atau kecilnya suatu perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas bisnis selain untuk memaksimumkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu informasi dari pihak eskternal dan pihak internal dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB I PANDAHULUAN. dan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, maka sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB V PENUTUP. 1. Exchange rate, GCG (kepemilikan institusional, komite audit, ukuran dewan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. SPAP seksi 341 menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu instrumen hutang yang ditawarkan penerbit (issuer) atau yang

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate

BAB I PENDAHULUAN. pertama atau tepatnya pada tahun 1920-an akibat kondisi pasca perang.

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme good corporate governance. komisaris independen, dan komite audit terhadap nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyak bermunculan pesaing-pesaing baru didalam dunia usaha. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh para investor dan pengguna eksternal lainnya (Gati, 2015). Namun

BAB I PENDAHULUAN. keuangan seperti manajemen, investor, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manajemen adalah dengan melakukan pengaturan laba.

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya praktek good corporate governance pada korporasi atau perusahaan

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan. Dalam

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai alat untuk refleksi diri tentang kinerja dan kondisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Auditor eksternal akan menghasilkan opini audit. Going concern merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki sebuah perusahaan go public. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik. Penerapan corporate governance dalam dunia usaha merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan di sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut kepada pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini, manajemen laba diukur dengan pendekatan akrual dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemikiran mengenai corporate governance berkembang dengan bertumpu pada teori

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perencanan yang baik perlu adanya tata kelola yang baik di dalam suatu sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama dengan mendirikan suatu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berintegritas. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2,

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melihat kinerja suatu perusahaan, para stakeholder akan menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya ditandai dengan meningkatnya inflasi, dimana terjadi kenaikan harga barang dan jasa secara terus menerus dan menurunnya nilai mata uang. Dampak dari inflasi akan membuat suku bunga bank meningkat, sehingga investor lebih memilih untuk berinvestasi di bank daripada berinvestasi pada perusahaan. Hal tersebut akan menyebabkan menurunnya harga saham yang berimbas juga pada berkurangnya modal perusahaan. Disaat yang sama, harga barang dan jasa yang meningkat akan membuat permintaan atas barang dan jasa tersebut menurun, sehingga dapat mengurangi pendapatan dan laba perusahaan. Jika hal ini terus berlanjut, maka dapat berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu sektor yang mengalami dampak dari krisis ekonomi ini adalah sektor manufaktur, sehingga perlu ditinjau kembali kemampuan perusahaan manufaktur dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Kelangsungan hidup (going concern) merupakan kelangsungan hidup suatu usaha dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu panjang. Manajemen dan pemilik selain memperhatikan peningkatan laba perusahaan juga bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Oleh 1 1

karena itu, pemilik dapat menugaskan auditor independen untuk memberikan opini audit mengenai kewajaran laporan keuangan dan menilai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan usahanya. Tujuannya agar para investor dapat mengetahui kelayakan perusahaan dalam menerima investasi dan para kreditur dapat mengetahui bahwa perusahaan tersebut layak atau tidak menerima pinjaman. Auditor dalam memberikan opini audit harus berhati-hati, terutama opini mengenai kelangsungan hidup atau opini audit going concern suatu entitas. Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2011). Jika perusahaan diperkirakan oleh auditor tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya lebih dari satu tahun, maka auditor dapat mengeluarkan opini audit going concern. Opini audit going concern dapat diberikan berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi keuangan perusahaan dan mekanisme corporate governance yang terdiri dari beberapa elemen yaitu proporsi komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komite audit. Kondisi keuangan perusahaan dapat memberikan cerminan tingkat kesehatan perusahaan tersebut. Pada perusahaan yang mempunyai kondisi keuangan yang buruk cenderung lebih besar menerima opini audit going concern dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat. Mc Keown dkk (1991) dalam (Santosa dan Wedari, 2007) menemukan bahwa auditor hampir tidak pernah memberikan opini audit going concern 2

pada perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Sehingga, kondisi keuangan dapat dijadikan acuan untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan dalam memberikan opini audit. Kondisi keuangan juga menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan dapat ditingkatkan apabila perusahaan mempunyai tata kelola yang baik (good corporate governance). Sehingga, perusahaan dapat diarahkan sesuai dengan kepemimpinan serta struktur yang baik agar dapat mencapai tujuan. Kurangnya tata kelola perusahaan yang baik dapat berisiko terhadap kinerja perusahaan yang dapat berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan dan cenderung lebih besar potensinya untuk menerima opini audit going concern. Perusahaan yang menerapkan good corporate governance mempunyai prinsip-prinsip seperti transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), dan keadilan (fairness). Perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip tersebut cenderung lebih kecil potensinya dalam menerima opini audit going concern. Penerapan prinsip-prinsip good corporate governance ini dituangkan dalam suatu mekanisme agar prinsip-prinsip tersebut dapat diarahkan sesuai dengan tujuan perusahaan. Mekanisme corporate governance merupakan suatu sistem yang digunakan untuk mengelola perusahaan agar perusahaan dapat dijalankan dan dikendalikan sesuai dengan tujuan utama perusahaan. Menurut Barnhart dan 3

Rosenstein (1998) dalam Suranta (2005) menyatakan bahwa mekanisme corporate governance dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Mekanisme internal (internal mechanism), seperti struktur dewan direksi, kepemilikan manajerial, dan kompensasi eksklusif. 2. Mekanisme eksternal (external mechanism), seperti pasar untuk kontrol perusahaan, kepemilikan institusional dan tingkat pendanaan dengan hutang. Menurut Syakhoraza (2005) dalam Petronila (2007), mekanisme corporate governance dibagi menjadi dua kelompok, yaitu secara internal dan eksternal. Internal corporate governance merupakan interaksi dari pihakpihak pengambil keputusan, seperti Dewan Direksi (Board of Directors), Dewan Komisaris (Board of Commissioners), Executive Management yang di dalamnya termasuk Komite Audit (Audit Committee), dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kelompok kedua, yaitu External corporate governance merupakan interaksi antara pihak-pihak yang mengawasi kinerja perusahaan, antara lain Stakeholders (karyawan, konsumen, pemasok, kreditur, masyarakat) dan reputational agents (akuntan, pengacara, badan pemeringkat kredit, manajer investasi). Adanya mekanisme corporate governance ini memegang peranan penting di perusahaan. Keberadaan mekanisme corporate governance diharapkan dapat memberikan kualitas pengelolaan serta kinerja yang baik dan akan berdampak positif terhadap kondisi keuangan. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan keadilan bagi pemegang saham dan stakeholder. 4

Penelitian ini mengacu pada penelitian Meriani dan Krisnadewi (2011), yang menggunakan kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan reputasi auditor. Variabel pertumbuhan perusahaan dan reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan, sehingga tidak diuji kembali dalam penelitian ini. Sehingga, pada penelitian ini menggunakan satu variabel dari penelitian Meriani dan Krisnadewi (2011), yaitu kondisi keuangan perusahaan dan menambah variabel baru yaitu mekanisme corporate governance yang terdiri dari elemen proporsi komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komite audit. Penelitian Meriani dan Krisnadewi (2011) menyatakan bahwa kondisi keuangan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan audit going concern. Tujuan meneliti variabel kondisi keuangan ini karena ingin mengetahui apakah variabel ini masih mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern pada periode penelitian yang berbeda mengingat terdapat peristiwa krisis ekonomi di Indonesia pada akhir tahun 2008 yang dapat mempengaruhi kesehatan keuangan perusahaan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Meriani dan Krisnadewi (2011), yaitu dengan menambah variabel mekanisme corporate governance. Banyak perusahaan pada sekarang ini mulai menerapkan prinsip corporate governance dalam perusahaannya. Penerapan prinsip corporate governance ini dipercaya dapat memberikan pengendalian internal yang baik dalam perusahaan. Pengendalian internal yang baik diharapkan perusahaan dapat menjaga kelangsungan hidupnya, sehingga tidak akan menerima opini audit 5

going concern. Selain itu, terdapat perbedaan penelitian (research gap) pada penelitian-penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, variabel mekanisme corporate governance menarik untuk diteliti, karena ingin mengetahui pengaruh dari penerapan mekanisme corporate governance terdiri dari elemen proporsi komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komite audit terhadap penerimaan opini audit going concern. Penelitian ini menggunakan periode sample data yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Periode penelitian sebelumnya yaitu tahun 2008-2010, sedangkan untuk periode penelitian ini tahun 2009-2011. Penelitian ini menggunakan sampel data dari sektor manufaktur, karena sektor ini memberikan kontribusi besar untuk perekonomian negara Indonesia, baik dalam hal ekspor barang dan penyerapan tenaga kerja. Sehingga, kelangsungan usaha sektor manufaktur ini dapat mempengaruhi perekonomian di Indonesia, oleh karena itu kelangsungan usaha sektor manufaktur penting untuk diteliti. Kejadian krisis ekonomi di Indonesia pada akhir tahun 2008 menjadi alasan penelitian ini dilakukan karena ingin mengetahui apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup setelah adanya krisis tesebut. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan judul Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Dipengaruhi oleh Kondisi Keuangan Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance. 6

1.2 Batasan Masalah Atas pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga serta pengetahuan maka batasan penelitian yang akan diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 1 Januari 2009-2011. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini adalah untuk menguji: 1. Apakah faktor kondisi keuangan perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern? 2. Apakah proporsi komisaris independen berpengaruh negatif signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern? 3. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern? 4. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern? 5. Apakah komite audit berpengaruh negatif signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern. 2. Menganalisis pengaruh proporsi komisaris independen terhadap penerimaan opini audit going concern. 7

3. Menganalisis pengaruh kepemilikan institusional terhadap penerimaan opini audit going concern. 4. Menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial terhadap penerimaan opini audit going concern. 5. Menganalisis pengaruh komite audit terhadap penerimaan opini audit going concern. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Akademik Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan bagi para akademik mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi penerimaan opini audit going concern serta rujukan bagi penelitian selanjutnya. 2. Praktisi a. Bagi auditor Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mengetahui lebih jelas faktor-faktor yang menjadi penyebab suatu perusahaan menerima opini audit going concern sehingga auditor dapat menerbitkan opini going concern pada perusahaan yang secara pasti dinyatakan terganggu kelangsungan usahanya. b. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi perusahaan mengenai faktor-faktor yang dapat menyebabkan 8

perusahaan menerima opini audit going concern, misalnya perusahaan dapat menerapkan mekanisme corporate governance sehingga peran komisaris independen dan komite audit, serta dengan adanya kepemilikan institusional dan manajerial dapat mengurangi risiko penerimaan opini audit going concern. 3. Regulator Bagi BAPEPAM dan BEI, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai efektifitas peraturan yang telah dikeluarkan tentang penerapan mekanisme corporate governance dalam perusahaan. Sehingga, peraturan tersebut dapat lebih ditingkatkan penerapannya agar lebih efektif. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan skripsi ini dijelaskan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Berisi latar belakang pemilihan judul penelitian, batasan masalah yang akan diteliti, rumusan masalah dalam penelitian, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Berisi penjelasan mengenai landasan teori yang digunakan sebagai dasar penelitian, yang akan digunakan dalam membuat hipotesis dari permasalahan yang ada, serta 9

mencantumkan penelitian terdahulu dan kerangka berpikir pada penelitian ini. BAB III : METODE PENELITIAN Berisi penjelasan mengenai populasi dan sampel data yang diambil, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, serta prosedur analisis yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Berisi penjelasan tentang hasil penelitian, hasil analisis data dan disertai pembahasan dari penelitian yang telah dilaksanakan. BAB V : PENUTUP Berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan serta keterbatasan dalam penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya. 10