BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kekerasan. Hal ini dapat dilihat dari tabel tentang jumlah kejahatan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENUTUP. bencana terhadap kehidupan perekonomian nasional. Pemberantasan korupsi

Bab III. Penutup. dalam penulisan hukum/skripsi ini sebagai berikut:

SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

BAB III PENUTUP. Berdasarkan uraian dan analisis pada bab - bab sebelumnya, maka dapat. 1. Upaya yang dilakukan oleh Kepolisian Resort Sleman dalam

BAB III PENUTUP. dapatlah ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Eksekusi putusan pengadilan tindak pidana korupsi yang telah

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Penerapan hukum dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. baik. Perilaku warga negara yang menyimpang dari tata hukum yang harus

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB III PENUTUP. sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. 1. perundang-undangan lain yang mengatur ketentuan pidana di luar KUHP

SKRIPSI PELAKSANAAN TEKNIK PEMBELIAN TERSELUBUNG OLEH PENYELIDIK DALAM TINDAK PIDANA PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI KOTA PADANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya polisi dalam menanggulangi pelanggaran Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. hubungan seksual dengan korban. Untuk menentukan hal yang demikian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tindakan cyber bullying dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, mengakibatkan kejahatan pada saat ini cenderung

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. kepentingan itu mengakibatkan pertentangan, dalam hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bukti yang dibutuhkan dalam hal kepentingan pemeriksaan suatu

Makalah Daluwarsa Penuntutan (Hukum Pidana) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut norma. Norma adalah istilah yang sering digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat lagi diserahkan kepada peraturan kekuatan-kekuatan bebas dalam

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB III PENUTUP. Yogyakarta melakukan upaya sebagai berikut : Pemasangan kamera CCTV di berbagai tempat.

AKIBAT HUKUM PENGHENTIAN PENYIDIKAN PERKARA PIDAN DAN PERMASALAHANNYA DALAM PRAKTIK

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya krisis moral. Krisis moral ini dipicu oleh ketidakmampuan

BAB I PENDAHULUAN. secara biasa, tetapi dituntut dengan cara yang luar biasa. juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya.

BAB III PENUTUP. Berdasarkan pembahasan diatas Pembuktian Cyber Crime Dalam. di dunia maya adalah : oleh terdakwa.

Kata kunci: Pencabutan keterangan, terdakwa. AKIBAT HUKUM TERHADAP PENCABUTAN KETERANGAN TERDAKWA DI PENGADILAN 1 Oleh: Efraim Theo Marianus 2

MEKANISME PENYELESAIAN KASUS KEJAHATAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal dan menurut tata cara yang diatur dalam undang-undang untuk

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan tindak pidana dalam kehidupan masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipenuhi. Manusia dalam hidupnya dikelilingi berbagai macam bahaya. kepentingannya atau keinginannya tidak tercapai.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Penanggulangan pelanggaran lalu lintas oleh pengendara sepeda motor di

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI LUAR PENGADILAN TERHADAP DUGAAN KEJAHATAN PASAL 359 KUHP DALAM PERKARA LALU LINTAS

BAB III PENUTUP. sebagai jawaban atas permasalahan, yaitu : Klaten, antara lain adalah :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penyidikan oleh Polisi

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap norma-norma pergaulan. tingkat kejahatan atau tindak pidana pembunuhan.

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN PELAKSANAAN TUGAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mereka tidak tahu tentang batasan umur yang disebut dalam pengertian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatnya kasus kejahatan pencurian kendaraan bermotor memang

BAB II PERANAN POLISI SEBAGAI PENYIDIK DALAM MELAKUKAN PENANGANAN TEMPAT KEJADIAN PERKARA

BAB III PENUTUP. maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam konstitusi Indonesia, yaitu Pasal 28 D Ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum, dimana salah satu

BAB III PENUTUP KESIMPULAN. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat

Lex Crimen Vol. II/No. 4/Agustus/2013

PERANAN DOKTER FORENSIK DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PIDANA. Oleh : Yulia Monita dan Dheny Wahyudhi 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berbunyi Negara Indonesia adalah Negara Hukum.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah Kulon Progo dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: Pidana Pencabulan Anak di Wilayah Kulon Progo

PERANAN INTEROGASI OLEH PENYIDIK TERHADAP TERSANGKA DALAM KASUS TINDAK PIDANA PENCURIAN. (Studi pada Polsekta Medan Baru) SKRIPSI

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap pembahasan dan hasil penelitian yang

I. PENDAHULUAN. didasarkan atas surat putusan hakim, atau kutipan putusan hakim, atau surat

I. PENDAHULUAN. kemajuan dalam kehidupan masyarakat, selain itu dapat mengakibatkan perubahan kondisi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 28, Pasal 28A-J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Upaya yang dilakukan Polisi DIY dalam Penanggulangan Tindak. pidana Kesusilaan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur baik spiritual maupun

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu ditingkatkan usahausaha. yang mampu mengayomi masyarakat Indonesia.

BAB III PENUTUP. pidana pembunuhan berencana yang menggunakan racun, yaitu: b. Jaksa Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang merupakan dasar

BAB V PENUTUP. 1. Penegakan hukum terhadap Illegal Logging di Kabupaten Bone Bolango

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan

melaksanakan kehidupan sehari-hari dan dalam berinterkasi dengan lingkungannya. Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PERLUNYA NOTARIS MEMAHAMI PENYIDIK & PENYIDIKAN. Dr. Widhi Handoko, SH., Sp.N. Disampaikan pada Konferda INI Kota Surakarta, Tanggal, 10 Juni 2014

Hukum Acara Pidana Untuk Kasus Kekerasan Seksual

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis penulis yang telah dilakukan maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam pergaulan di tengah kehidupan masyarakat dan demi kepentingan

PENUTUP. penelitian lapangan, serta pembahasan dan analisis yang telah penulis lakukan

selalu berulang seperti halnya dengan musim yang berganti-ganti dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah besar yang dihadapi masyarakat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran

BAB I PENDAHULUAN. maupun bahaya baik berasal dari dalam mupun luar negeri. Negara Indonesia dalam bertingkah laku sehari-hari agar tidak merugikan

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, 2005, Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di Indonesia, Bayumedia Publishing, Malang.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas diatas, maka dapat dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

KEWENANGAN MELAKUKAN DISKRESI OLEH PENDAHULUAN PENYIDIK MENURUT UU NO. 2 TAHUN 2002 A.

BAB III PENUTUP. (Berita Acara Pelaksanaan Putusan Hakim) yang isinya. dalam amar putusan Hakim.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NOMOR : M.HH-11.HM th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG

BAB III PENUTUP. mewujudkan rasa keadilan dalam masyarakat. dari Balai Pemasyarakatan. Hal-hal yang meringankan terdakwa yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB III PENUTUP. menyimpulkan hal-hal sebagai berikut : Jaksa Agung Muda, peraturan perihal Jaksa Agung Muda Pengawasan

BAB III PENUTUP. pengaruhi oleh beberapa penyebabnya antara lain:

BAB IV HAMBATAN-HAMBATAN BAGI PENUNTUT UMUM DALAM MELAKUKAN PENUNTUTAN DILIHAT DARI PERAN KORBAN DALAM TERJADINYA TINDAK PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. Guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Sebagaimana tertulis dalam rumusan masalah, akhirnya penulis

BAB III PENUTUP. A. Simpulan. Berdasarkan pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya,

BAB IV. Upaya Yang Dilakukan Aparat Penegak Hukum Untuk. Menanggulangi Perbuatan Masyarakat Yang Main Hakim

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian dan analisis pada bab-bab sebelumnya, maka

I. PENDAHULUAN. segala bidanng ekonomi, kesehatan dan hukum.

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepolisian Polres Bantul terbukti kurang berhasil dalam menangani tindak pidana pencurian dengan kekerasan. Hal ini dapat dilihat dari tabel tentang jumlah kejahatan yang dilaporkan, yaitu terlalu sedikit pada jumlah kasus yang terselesaikan. Kesimpulan yang dapat disampaikan adalah berikut ini: 1. Peran Kepolisian Polres Bantul dalam menanggulangi tindak pidana pencurian dengan kekerasan dilakukan melalui dua (2) usaha yaitu: a. Usaha secara preventif (pencegahan) adalah usaha pencegahan agar tidak terjadi suatu kejahatan. b. Usaha secara represif (penindakan) melalui menemukan barang curian, memberi penanganan sesuai prosedur dengan kewenangan dan menindak tegas agar pelaku tidak mengulangi, serta membina terhadap pelaku agar tidak mengulangi kesalahan dan memperbaiki diri sejak menjadi tahanan politik. 2. Proses penanganan tindak pidana pencurian dengan kekerasan di wilayah hukum Kepolisian Polres Bantul adalah penutupan TKP dengan Police Line, pencarian saksi dan barang bukti, apabila pelaku tertangkap tangan, maka langsung diadakan penangkapan, apabila pelaku kabur, maka dilakukan langkah pengusutan terlebih dahulu hingga menemukan tersangka, bila tersangka sudah tertangkap, maka diadakan BAP korban, 77

78 BAP saksi dan BAP tersangka, pelimpahan ke Kejaksaan, kejaksaan mengirimkan P21, dan Polres mengirim tersangka dan barang bukti, lalu kasus tersebut mulai disidangkan di pengadilan. 3. Hambatan-hambatan dalam penanggulangan tindak pidana pencurian dengan kekerasan di wilayah hukum Kepolisian Polres Bantul adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjadi saksi dalam sebuah kasus. Ini dilatarbelakangi oleh ketakutan warga bila berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan, lambatnya informasi, kurangnya alat transportasi, mobilitas pelaku lebih maju dalam melakukan aksinya dan terlebih menggunakan kecanggihan teknologi, tidak diketemukan barang bukti, timbul penjahat-penjahat baru, dan kurangnya personel dari kepolisian. 4. Upaya penanggulangan tindak pidana pencurian dengan kekerasan di wilayah hukum Kepolisian Polres Bantul melalui: a. Operasi rutin b. Operasi khusus c. Sistem buru sergap d. Gerilya kota B. Implikasi Dari hasil penelitian tentang peran polri dalam penegakan hukum terhadap pelaku tindak pencurian dengan kekerasan dan upaya penanggulanganya, dapat berimplikasikan bahwa adanya Polri berperan besar dalam menangulanggi tindak pidana pencurian dengan kekerasan. Dampak

79 peran Polri yang bisa dirasakan masyarakat diantaranya masyarakat merasa tentram, damai, dan sejahtera; tindak pidana pencurian yang terjadi di masyarakat menjadi berkurang; masyarakat juga dapat mengendalikan diri dengan tidak melakukan kekerasan terhadap pelaku pencurian; serta pelaku pencurian dapat segera ditangkap dengan upaya yang dilakukan Polri melalui operasi khusus, operasi rutin, sistem buru sergap, dan gerilya kota. C. Saran Hasil pembahasan di atas dapat dikatakan jelas sekali bahwa kerja kepolisian Polres Bantul memang kurang berhasil dalam menanggulangi tindak pidana pencurian dengan kekerasan, maka untuk lebih menekan angka kejahatan diperlukan kerja yang lebih keras misalnya dengan melakukan: 1. Penambahan jam patrol, tidak hanya di lingkungan warga, tetapi juga di tempat-tempat yang dianggap rawan kejahatan. Misalnya: terminal, stasiun, tempat-tempat hiburan, tempat wisata, dan lain-lain. 2. Sosialisasi tentang pengamanan rumah tinggal bagi warga. Semisal apabila warga saat meninggalkan rumah dalam jangka lama, maka disarankan sistem pengamanannya berlapis atau ada kerjasama dengan petugas keamanan setempat. 3. Pelajari setiap peristiwa kejahatan yang pernah terjadi serta modus operandinya. Hal ini dimaksudkan apabila terjadi kejahatan yang sama. 4. Timbulnya penjahat-penjahat baru, salah satunya disebabkan karena kurang sejahteranya warga. Hal ini merupakan tanggungjawab pemerintah daerah setempat untuk mensejahterakan warganya.

80 5. Untuk mengatasi lambatnya informasi kejahatan yang masuk, maka tugas serse intel untuk lebih aktif lagi. 6. Kepolisian juga diharapkan tidak enggan mempelajari kemajuan teknologi untuk mengantisipasi kecanggihan teknologi yang dipakai para pelaku kejahatan. 7. Untuk mengembalikan citra Kepolisian, maka semaksimal Polri wajib menekan angka kejahatan di wilayahnya. Susun program-program dalam menangani kejahatan khususnya pencurian secara umum karena di Polres Bantul angka tindak pidana pencurian menduduki posisi tertinggi setiap bulannya.

DAFTAR PUSTAKA Andi Hamzah. 1984. Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Anton Tabah. 2001. Membangun Polri yang Kuat. Jakarta: Mitra Handasuma. Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Evi Hartanti. 2005. Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Lexy J. Moleong. 2007. Metode Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Moehamad Faroek. 2003. Reformasi Polri, Makalah Seminar. Jakarta: PTIK. Nico Ngani. 1984. Mengenal Hukum Acara Pidana Seri Satu. Bagian Umum dan Penyidikan. Yogyakarta: Penerbit Liberty. PP No 12 Tahun 2000 tentang Pencarian dan Pertolongan. Soerjono Soekanto. 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta. Tedjosaputro Liliana. 2003. Etika Profesi dan Profesi Hukum. Semarang: Aneka Ilmu. Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Undang-Undang No. 3 Tahun 2000 tentang Pertahanan Negara. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. 81

LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA 1. Bagaimana peran Kepolisian Polres Bantul terhadap pelaku pencurian dengan kekerasan di wilayah Bantul? 2. Bagaimana proses penanganan pencurian dengan kekerasan? 3. Upaya apa saja yang dilakukan Kepolisian Polres Bantul dalam menanggulangi pelaku pencurian dengan kekerasan di wilayah Bantul? 4. Hambatan apa saja yang ditemui Kepolisian Polres Bantul dalam menanggulangi pelaku pencurian dengan kekerasan di wilayah Bantul? 5. Menurut Kepolisian Polres Bantul, pasal berapakah yang diberikan kepada pelaku pencurian dengan kekerasan? 6. Berikan contoh kasus pencurian dengan kekerasan yang ada di Kepolisian Polres Bantul Tahun 2015? 7. Bagaimana proses perkara yang dilakukan tersangka pencurian dengan kekerasan di Kepolisian Polres Bantul Tahun 2015? 8. Dakwaan apa yang diberikan penyidik Kepolisian kepada tersangka? 9. Tuntutan apa yang diberikan penyidik Kepolisian kepada tersangka? 10. Pasal berapakah yang dijerat bagi pelaku tindak pidana pencurian dengan kekerasan di Kepolisian Polres Bantul Tahun 2015?

DATA TANGGAL PENELITIAN No. Tanggal Keterangan 1. 15 September 2015 Pengajuan judul skripsi 2. 6 Oktober 2015 Judul ACC 3. 5 November 2015 Pengajuan Frofosal skripsi 4. 15 Desember 2015 Profosal ACC 5. 16 Desember 2015 ACC Surat penelitian dari kampus 6. 20 Desember 2015 Observasi tempat penelitian 7. 24 Desember 2015 Memasukan surat penelitian di Polres Bantul 8. 5 Januari 2016 ACC Surat penelitian dari Polres Bantul 9. 10 Januari 2016 Wawancara 12. 11 Februari 2016 Pengajuan Skripsi 13. 16 Maret 2016 Skripsi ACC

FOTO FOTO DOKUMENTASI Wawancara dengan anggota Kabak Bagian KASIUM

Wawancara dengan Kasatreskrim Polres Bantul Wawancara dengan Kasatreskrim Polres Bantul

Foto Salah Seorang Tersangka Pencurian dengan Kekerasan

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA

Foto Wawancara Menuju Ruangan Kasatreskrim Polres Bantul

Foto Peta Kejadian Perkara