BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. budaya bangsa Indonesia), memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif, inovatif

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan

PENDAHULUAN Latar Belakang

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risma Rosyanti,2013

PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) NURSIWI KOTA YOGYAKARTA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi menuntut seseorang untuk meningkatkan kualitas diri sesuai

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Zamrud Khatulistiwa ini merdeka. Selama itu pula ibu pertiwi ini mengisi kemerdekaannya

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. karna masa ini merupakan masa emas bagi seorang anak. yang diselenggarakan dengan tujuan untuk menfasilitasi pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM TERPADU (TKIT) ASSALAM JETIS AMBARAWA TESIS

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada zaman modern sekarang ini, masalah pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan. Hasbullah, (1999:5) menjelaskan bahwa : Pendidikan merupakan suatu proses terhadap anak didik berlangsung terus sampai anak didik mencapai pribadi sewasa susila. Proses ini berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pribadi dewasa susila, maka ia sepenuhnya mampu bertindak sendiri bagi kesejahteraan hidupnya dan masyarakatnya. Berkaitan dengan masalah pendidikan telah disebutkan pengertian pendidikan nasional dan tujuan pendidikan nasional dalam undang-undang republik Indonesia No.20 tahun 2003 BAB I Pasal 1 yang berbunyi sebagai berikut: Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RI tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Dan Bab II pasal 3, yang berbunyi sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembang potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwā kepada tuhan yang Maha Esa. Berakhlāq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta tanggung jawab (Tn, 2009:2). Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia, karena pendidikan mempunyai peranan yang sangat esensial dalam membina martabat manusia, memelihara dan mengembangkan nilai kebudayaannya. Makna pendidikan tidak semata-mata hanya menyekolahkan anak pada sekolah formal untuk mendapatkan wawasan ilmu pengetahuan, namun lebih luas daripada itu. Seorang anak akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia paripurna apabila ia menjadi manusia yang berguna bagi nusa,

2 bangsa dan agama jika ia diberikan pendidikan secara komprehensif sejak kecil (Mansur, 2009:83). Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antar keluarga, sekolah, dan masyarakat, bahkan menjadi tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia. Ajaran Islām pun mengajarkan betapa pentingnya seorang muslīm untuk menuntut ilmu, karena ajaran Islām menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia. Allāh ta ala berfirman: Artinya : Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku telah cukupkan nikmat-ku atas kalian dan Aku pun telah ridha Islām menjadi agama bagi kalian. (QS. Al Mā idaħ [5]: 3)* Salah satu tujuan diturunkannya agama Islām adalah memperbaiki akhlāq manusia. Akhlāq hanya dapat diperbaiki dengan proses pendidikan, baik formal maupun informal. Dan Al-Qur ān pun memuat betapa pentingnya pendidikan seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al-Mujādalah ayat 11 yaitu : Artinya : Allāh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.S Al-Mujādalaħ [58] : 11). Ayat tersebut menjelaskan tentang pentingnya pendidikan karena manusia yang berkedudukan baik dan di tinggikan derajatnya di hadapan Allāh adalah orang yang mempunyai ilmu dan mau belajar. Walaupun tidak ada ajaran agama yang secara detail membahas tentang pendidikan, namun setiap ajaran agama baik secara eksplisit maupun implisit telah menyinggung * Seluruh teks dan terjemahan Al-Qur ān dalam skripsi ini dikutif dari Microsoft Word menu addins. Dan diferivikasi dari Al-Qur ān dan Terjemahnya. Penerjemah: Tim Penerjemah Depag RI. Semarang: CV. Asy. Syifa. 1998.

3 bahwa pendidikan adalah aktivitas yang dapat memberikan kebaikan kepada manusia. Firman Allāh swt : Artinya : Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmullah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. al- Alaq [96]:1-5). Betapa pentingnya pendidikan sehingga ayat yang pertama diturunkan adalah perintah Allāh kepada manusia untuk membaca. Konsep membaca hanya dapat dilakukan melalui proses pendidikan. Turunnya ayat tersebut juga menjadi bukti bahwa Al-Qur ān memandang penting pendidikan agar manusia dapat memahami seluruh kejadian yang ada disekitarnya, sehingga meningkatkan rasa syukur dan mengakui akan kebesaran Allāh. Adapun tujuan pendidikan menurut Islām adalah agar seseorang dapat memahami tentang kekuasaan Allāh swt (yang tersirat dan tersurat) dengan segala peraturan-peraturan Allāh serta mampu menempatkan posisinya sebagai hamba Allāh swt. Awal pendidikan itu di mulai sejak anak usia dini atau sejak lahir karena pendidikan usia dini pada dasarnya berpusat pada kebutuhan anak, yaitu pendidikan yang berdasarkan pada minat, kebutuhan, dan kemampuan sang anak (Permana, 2012). Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa: Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Tn, 2009:4).

4 Pendidikan bagi anak usia dini sangat penting untuk dilakukan karena merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian seorang anak. Hal ini sejalan dengan pendapat ahli pendidikan anak bahwa pendidikan yang diberikan pada rentang usia 0-8 tahun, bahkan sejak anak dalam kandungan adalah penting sekali untuk proses pertumbuhan dan perkembangan (Sujiono, 2013:6). Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Pada masa ini pertumbuhan otak berlangsung sangat pesat. Perkembangan pada tahun-tahun pertama sangat penting menentukan kualitas anak di masa depan. Perkembangan intelektual anak usia 4 tahun telah mencapai 50%, pada usia 8 tahun mencapai 80% dan pada saat usia 18 tahun perkembangan telah mencapai 100%. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai stimulans terhadap perkembangan kepribadian, psikomotor, kognitif maupun sosialnya (Suryadi, 2009:67). Untuk itu pendidikan untuk usia dini dalam bentuk pemberian rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat seperti pemberian upaya stimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran sangat diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak usia dini tersebut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa informasi awal yang diterima anak akan cenderung permanen dan menentukan perilaku anak pada masa berikutnya. Oleh karenanya anak perlu rangsangan psikososial dan pendidikan (Sujiono, 2013:7). Di era modern sekarang ini untuk pendidikan anak usia dini hendaknya menjadi perhatian bersama terutama untuk membentuk akhlāq dan mental anak-anak. Karena menurut Islam, pendidikan adalah pemberi corak hitam putihnya perjalanan dan hidup seseorang. Oleh karena itu ajaran Islām menetapkan bahwa pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya bagi pria dan wanita dan berlangsung seumur hidup semenjak

5 buaian hingga ajal datang. Kedudukan tersebut secara tidak langsung telah menempatkan pendidikan sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan hidup dan kehidupan manusia (Mansur, 2009:307). Apalagi globalisasi telah mengukuh gaya hidup dan akhlāq masyarakat menjadi lebih bebas dan berani, cenderung berpakaian yang menampakkan aurat, bertutur kata yang kurang sopan, senang menimbulkan kekerasan dimana-mana dan sikap amoral sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Padahal, seperti banyak diungkap penelitian tentang ini sebelumnya, golongan anak-anak dan belia adalah kelompok paling mudah terpengaruh oleh globalisasi itu. Kebijakan-kebijakan dalam sistem pendidikan harus memenuhi unsur aktualisasi dan berdaya guna. Konsep pendidikan sepanjang hayat menjadi panduan dalam meninggikan harkat dan martabat manusia. Anak-anak bangsa ini tidak boleh tertinggal dengan anakanak bangsa lainnya di dunia (Ibrahim, 2012). PAUD adalah pendidikan yang cukup penting dan bahkan menjadi landasan kuat untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan kuat. Sujiono (2013:6) menjelaskan bahwa : PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Karena pada waktu manusia lahir, kelengkapan organisasi otak yang memuat 100-200 milyar sel otak siap dikembangkan serta diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan potensi tertinggi. Periode sensitif perkembangan otak manusia terjadi pada interval umur 3-10 bulan (Anwar dan Ahmad, 2009:5). Para ahli menemukan bahwa perkembangan otak manusia mencapai kapasitas 50% pada masa anak usia dini. Para ahli menyebut usia dini sebagai usia emas atau golden age. Anak-anak Indonesia tidak hanya mengenal pendidikan saat masuk Sekolah Dasar, tetapi telah lebih dulu dibina di PAUD (Isjoni, 2011:13).

6 Sebagaimana tertulis pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 yang menjelaskan bahwa : Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan melalui 3 jalur yaitu: Pertama, jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanakkanak (TK), Raudatul Athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat; Kedua, jalur pendidikan non formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat dan ketiga, jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. Isjoni (2011:12) menjelaskan bahwa: PAUD berfungsi membina, menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya. Agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Manfaat penyelenggaraan PAUD salah satunya adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani serta mengembangkan bakat-bakatnya secara optimal. Studi Empiris (Ibrahim, 2012) menuliskan data bahwa berdasarkan sensus penduduk tahun 2003, diperkirakan jumlah anak usia dini (0-6) tahun di Indonesia adala 26,17 juta. Dari 13,50 juta anak usia (0-3) tahun, yang terlayani melalui layanan Bina Keluarga Balita sekitar 2,53 juta (18,74%). Sedangkan untuk anak (4-6) tahun dengan jumlah 12,67 juta, yang terlayani melalui Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), Kelompok Bermain (KB), dan Taman Penitipan Anak (TPA) sebanayak 4,63 juta (36, 54%). Artinya, baru sekitar 7,16 juta (27,36%) anak yang terlayani PAUD melalui program PAUD, sehingga dapat disimpulkan masih terdapat sekitar 19,01 juta (72,64%) anak usia dini yang belum terlayani PAUD. Konsekuensi dari rendahnya tingkat partisipasi anak mengikuti pendidikan usia dini, berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia. Salah satu indikator yang menentukan tinggi rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia, adalah Human Development Index (HDI). Berdasarkan HDI kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia masih

7 tergolong rendah, di mana pada tahun 2005 Indonesia berada pada urutan ke- 109 dari 174 negara sebagai responden. Sedangkan negara ASEAN lainnya seperti Singapura berada pada peringkat 22, Brunei Darussalam peringkat 25, Malaysia peringkat 56, Thailand peringkat 67 dan Filipina peringkat 77 (Anwar dan Ahmad, 2009:5). Berdasarkan fakta di atas akar permasalahan mendasar mengenai PAUD tersebut yaitu masih rendahnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya pendidikan bagi anak sejak usia dini, masih terbatasnya lembaga layanan pendidikan anak usia dini terutama bagi anak yang masih dibawah 4 tahun, masih relatif/terbatasnya dukungan anggaran dari pemerintah terhadap PAUD, masih terbatasnya tenaga pendidik dan kependidikan PAUD, dalam segi kualitas maupun kuantitas, dan masih minimnya ketersediaan sarana dan prasrana pendidikan bagi anak usia dini. Dari hal tersebut perlu adanya upaya-upaya cerdas dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, yang dapat dimulai sejak usia dini, karena usia dini merupakan periode awal dari perkembangan setiap individu, dengan demikian pendidikan yang diterimanya merupakan pendidikan awal yang akan mendasari pendidikan selanjutnya. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM bagi anak usia dini adalah dengan memberikan pengertian kepada setiap masyarakat khususnya orang tua akan pentingnya memberikan pendidikan kepada anak sejak usia dini. Diawali dari tahapan yang paling dasar yaitu mengenalkan anak pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Di sini orang tua harus benar-benar memilih sekolah yang memberikan pelayanan pendidikan maksimal kepada anak usia dini tersebut. Bukan semata-mata karena terkenalnya ataupun bagus fasilitasnya. Dari sekolah yang menjadi usulan peneliti, peneliti menawarkan proses pembelajaran yang dilakukan di RA At-Taqwa Cimahi. Peneliti memilih sekolah ini karena berbeda dari sekolah pada umumnya. Sekolah ini bukan hanya menitik beratkan pelajaran dalam segi teoritik, tetapi juga sisi praktiknya. Baik untuk belajar membaca membaca dan menulis al-qur ān,

8 do a sehari-hari, pembiasaan ibadaħ harian, pembiasaan hafalan al-qur ān, ataupun program ekstrakurikuler. Oleh sebab itu, sekolah ini bisa dijadikan salah satu sekolah percontohan untuk proses pendidikan di sekolah lain. Maka peneliti mengangkat penelitian yang berjudul Pola Pendidikan Anak usia Dini di RA At-Taqwa Mekarsari Cimahi Tahun 2012-2013 B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Pola Pendidikan Anak usia Dini di RA At-Taqwa Cimahi. Dengan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tujuan pendidikan anak usia dini di RA At-Taqwa? 2. Apa saja program pendidikan anak usia dini yang terdapat di RA At- Taqwa? 3. Bagaimana proses pendidikan anak usia dini di RA At-Taqwa? 4. Bagaimana evaluasi pendidikan anak usia dini yang terdapat di RA At-Taqwa? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan, tujuan penelitian ini secara umum yaitu untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai Pola Pendidikan Anak Usia Dini di RA At-Taqwa Cimahi. 2. Tujuan khusus Adapun tujuan khusus penelitian ini antara lain untuk mengetahui: a. Tujuan pendidikan anak usia dini di RA At-Taqwa. b. Program pendidikan anak usia dini yang terdapat di RA At-Taqwa. c. Proses pendidikan anak usia dini di RA At-Taqwa. d. Evaluasi pendidikan anak usia dini yang terdapat di RA At-Taqwa.

9 D. MANFAAT PENELITIAN 1. Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran dalam kajian keilmuan pendidikan Islām dan sekaligus memperkaya khazanah keilmuan khususnya dalam bidang pendidikan anak usia dini yang dilakukan di PAUD At-Taqwa Bandung, dan umumnya bagi umat islam. 2. Praktis a. Instansi / Lembaga / RA At-Taqwa 1) Sebagai sumbangan pemikiran untuk lebih baik dalam proses pembelajaran siswa. ataupun penanaman nilai-nilai pendidikan pada 2) Sebagai tolak ukur keberhasilan siswa 3) Dapat menjadi bahan pertimbangan oleh pemerintah terutama b. Jurusan Departemen pendidikan Nasional dalam upaya meningkatkan kinerja guru dalam mengembangkann kemampuannya mendidik anak usia dini. 1) Sebagai upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan Prodi IPAI untuk membuat inovasi dalam memberikan proses pembelajaran yang lebih aktif dan produktif. 2) Sebagai cerminan keberhasilan pada pembelajaran nilai c. Pendidik kependidikan di PAUD tersebut. 1) Memberikan masukan kepada guru dan orang tua bagaimana mendidik anak usia dini menurut islam 2) Memberikan masukan kepada guru dan orang tua agar dapat d. Peneliti menjadikan Islām sebagai pedoman dalam mendidik anak. 1) Sebagai tambahan wawasan pengetahuan

10 2) Mengetahui proses pembelajaran yang diadakan di RA At-Taqwa Cimahi. E. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman dalam penelitian untuk skripsi ini, maka peneliti menyajikan skripsi ini dengan sistematika sebagai berikut : BAB I pendahuluan, pada bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II menyajikan kajian mengenai konsep dasar pendidikan anak usia dini yang di dalamnya membahas hakikat pendidikan anak usia dini, fungsi dan tujuan pendidikan anak usia dini, hakikat pendidik anak usia dini, sejarah dan perkembangan anak usia dini, prinsip pendidikan anak usia dini, kurikulum PAUD, model pembelajaran PAUD, dan evaluasi PAUD. BAB III membahas metode penelitian, penulis menjelaskan lokasi, subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, prosedur dan tahap-tahap penelitian. BAB IV menyajikan hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan dari permasalahan yang telah penulis rumuskan. Pada bab ini juga dituliskan deskripsi hasil penelitian dan pembahasannya. BAB V menyajikan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.