BAB 1 PENDAHULUAN. yang terdiri atas menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

dokumen-dokumen yang mirip
A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. Santosa, dkk (dalam Harjono, 2009:4) Mengungkapkan bahwa fungsi bahasa. adalah:

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

PENERAPAN MODEL CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Nasional 1, maka Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang tercantum dalam. budaya dan intelektual manusia Indonesia.

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Devi Lamria Hasibuan, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki kemampuan berbahasa.

BAB I PENDAHULUAN. melalui interaksi kemampuan berbahasa. Hal ini dimaklumi karena berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB 1 PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keterampilan berbahasa terangkum dalam empat keterampilan berbahasa yang terdiri atas menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yang menuntut daya pikir aktif adalah keterampilan menulis. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 1994: 3). Menurut Syamsudin (dalam Hasani, 2005:2) menulis adalah aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh para pembaca. Dalam hal menulis, Harahap (2009 dalam Assena 2010:2) menyatakan bahwa pada level tertentu menulis bukanlah bakat karena menulis merupakan kemampuan, yang seyogyanya dimiliki semua orang yang tahu baca-tulis. Menurut sebagian ahli, bakat bukanlah syarat mutlak untuk menjadi seorang penulis. Keterampilan menulis diawali oleh minat, kreativitas, sebilangan latihan dan penalaran yang tajam akan fenomena sosial yang ada; dan tak kalah pentingnya adalah kebiasaan membaca berbagai sumber bacaan (Senny Syuzanna Alwasilah, 2007: 43). Kemampuan menulis dimiliki setiap individu yang tahu baca tulis, termasuk siswa di sekolah. Namun, keterampilan menulis dianggap sulit bagi siswa.

2 Kurangnya minat yang dimiliki siswa untuk keterampilan yang satu ini dan sulitnya siswa mengungkapkan ide yang ada dalam pikirannya ke dalam bentuk tulisan menjadi salah satu faktor keterampilan menulis kurang diminati dan dianggap sulit oleh siswa. Keterampilan menulis sebenarnya bisa dikembangkan lewat latihan. Keterampilan menulis adalah keterampilan yang bisa dibina dan dikembangkan (Alwasilah, A. Chaedar, 1994 : 80). Pembinaan dan pengembangan keterampilan menulis bisa dikembangkan di bangku sekolah. Dengan latihan yang intensif, siswa berlatih dan terus berlatih dan tanpa mereka sadari mereka telah mempunyai kemampuan menulis (Senny Suzanna Alwasilah, 2007: 43). Bagian dari menulis yang menjadi sorotan pada penelitian ini adalah menulis karangan narasi, yaitu mengubah teks wawancara menjadi bentuk narasi. Pembelajaran ini mengacu pada salah satu kompetensi dasar yang terdapat dalam KTSP 2006 mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk SMP/ MTs pada kelas VII semester 2. Kompetensi Dasar yang harus dipenuhi siswa adalah mengubah teks wawancara menjadi bentuk narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung. Mengubah teks wawancara menjadi narasi merupakan suatu bentuk kegiatan yang meminta siswa mengisahkan kembali suatu cerita atau kejadian dari sebuah teks wawancara dan dikisahkan menjadi bentuk narasi. Teks wawancara merupakan bentuk penyajian informasi berupa tanya jawab antara pewawancara dan narasumber. Untuk menceritakan atau menyampaikan kembali hasil wawancara kepada orang lain, teks wawancara perlu diubah dalam bentuk narasi.

3 Ketika dihadapkan pada pembelajaran mengubah sebuah teks wawancara menjadi bentuk karangan narasi, siswa mengungkap semua informasi yang terdapat dalam teks wawancara. Umumnya, kesulitan yang dihadapi siswa, seperti penguasaan kosa kata yang rendah, kesulitan dalam merangkai kata demi kata menjadi sebuah paragraf, serta mengungkapkan ide yang ada di dalam pikirannya. Kesulitan yang dihadapi siswa bisa menghambat tercapainya tujuan pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi. Selain karena kekeliuran pemahaman esensi konsep menulis, pengalamannya di sekolah dalam belajar menulis mungkin tidak menyenangkan (Suparno dan Mohamad Yunus, 2006 dalam Nurbaqiyah, 2011:1). Kegiatan belajar di sekolah cenderung konvensional dan berpusat hanya pada guru. Jika terus dibiarkan, maka pembelajaran di sekolah, khususnya mengubah teks wawancara menjadi narasi akan terbengkalai karena kurangnya minat siswa pada keterampilan menulis. Seorang guru bisa mengatasinya dengan memilih cara mengajar yang mengaktifkan siswa. Ketercapaian prestasi belajar siswa yang memuaskan dan tercapainya tujuan pembelajaran menjadi tujuan utama yang harus dicapai guru dalam sebuah proses pembelajaran. Untuk itu, seorang guru perlu mengusahakan agar siswa aktif dalam proses pembelajaran. Cara mengajar yang dapat dipilih guru di antaranya dengan memilih pendekatan, metode, teknik, taktik, model, dan strategi pembelajaran. Salah satu cara yang mampu mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran adalah strategi pembelajaran. Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.

4 Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006: 5). Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran perlu disusun suatu strategi agar tujuan itu tercapai dengan optimal. Tanpa suatu starategi yang cocok, tepat, dan jitu, tidak mungkin tujuan dapat tercapai. Strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajarkan keterampilan menulis khususnya pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi kurang variatif. Hal ini menyebabkan pembelajaran tersebut akan dianggap sulit dan membosankan bagi siswa. Pemilihan strategi yang jitu, ampuh, dan mampu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dan meminimalisir kesulitan belajar siswa dianggap tepat untuk melaksanakan pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi. Mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Makna lain mengajar yang demikian sering diistilahkan dengan pembelajaran (Wina Sanjaya, 2009: 101). Siswa membutuhkan proses pembelajaran yang mampu mengaktifkan perannya dalam proses belajar sehingga tidak berpusat pada guru saja. Namun, dalam implementasinya, guru tidak berarti harus menghilangkan perannya sebagai pengajar. Pembelajaran aktif sebagai jawabannya. Pembelajaran aktif ialah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan pembelajaran aktif, peserta

5 didik secara aktif menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok maupun untuk memecahkan masalah (Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani, 2008: xiv). Untuk mencapainya, dibutuhkan strategi yang ampuh dan cocok. Atas dasar itu, penelitian ini dimaksudkan untuk mengujicobakan salah satu strategi pembelajaran aktif yakni strategi The Power of Two terhadap pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi. Aktivitas pembelajaran ini digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat arti penting serta manfaat sinergi dua orang. Strategi ini mempunyai prinsip bahwa berpikir berdua jauh lebih baik daripada berpikir sendiri. Penelitian mengenai pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi sudah pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian tersebut dilakukan oleh Tri Wulansari dengan judul Peningkatan Kecakapan Siswa Kelas VII-G dalam Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi dengan Teknik Alir Kalimat (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2010/ 2011). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukannya, Teknik Alir Kalimat mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi. Hal itu dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata siswa di setiap siklusnya. Pada siklus ke- 1 hanya ada satu orang yang memenuhi nilai KKM. Pada siklus ke-2 terdapat 14 orang atau 35,9% telah memenuhi standar KKM. Pada siklus ke-3, hanya ada 2 siswa yang belum memenuhi KKM atau 94,6% telah memenuhi standar KKM. Peningkatan nilai rata-rata di setiap siklusnya adalah pada siklus 1 54,18, pada siklus 2 adalah 66,03, dan siklus 3 adalah 76,58.

6 Penelitian mengenai strategi The Power of Two juga pernah dilakukan oleh Makhmudah dalam pembelajaran fiqih. Penelitiannya berjudul Penerapan Strategi The Power of Two (Kekuatan Dua Orang) untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Pokok Makanan dan Minuman yang Halal dan Haram di Kelas V MI Futuhiyah 01Penggaron Lor Genuk Semarang Tahun Ajaran 2010/ 2011. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukannya, Makhmudah menyebutkan bahwa strategi The Power of Two mampu meningkatan hasil belajar mata pelajaran fiqih pokok materi makanan dan minuman yang halal dan haram di Kelas V MI Futuhiyyah 01 Penggaron Lor Genuk Semarang tahun ajaran 2010/2011. Hal itu dapat dilihat setelah menggunakan strategi the power of two terjadi peningkatan hasil belajar per siklus. Pada pra siklus tingkat ketuntasan 21,7% naik menjadi 41,3% pada siklus I, naik lagi menjadi 69,6% pada siklus II dan pada siklus III sudah menjadi 93,5%. Peningkatan juga terjadi pada keaktifan belajar siswa. Pada siklus I keaktifan belajar siswa pada kategori baik sekali dan baik ada 36,9%, naik menjadi 60,8% pada siklus II, dan pada siklus III sudah menjadi 91,3%. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan berdasarkan uraian di atas, masalah dalam penelitian ini menjadi jelas untuk kemudian hasil penelitian dituangkan ke dalam skripsi berjudul EFEKTIVITAS STRATEGI THE POWER OF TWO (KEKUATAN DUA KEPALA) DALAM PEMBELAJARAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI (Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2011/ 2012).

7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran menulis di sekolah. 2) Kesulitan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi adalah dalam hal penguasaan kosa kata yang rendah, kesulitan dalam merangkai kata demi kata menjadi sebuah paragraf, dan mengungkapkan ide yang ada dalam pikirannya. 3) Siswa membutuhkan proses pembelajaran yang mampu mengaktifkan perannya dalam proses belajar. 4) Pemilihan strategi pembelajaran perlu dilakukan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. 1.3 Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak meluas, penulis membatasi masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut. 1) Kompetensi yang menjadi pusat penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi sebagai variabel terikat. 2) Strategi pembelajaran yang dipilih untuk dieksperimenkan adalah strategi the power of two sebagai variabel bebas. 3) Siswa yang menjadi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 3 Lembang Tahun Ajaran 2011/ 2012.

8 1.4 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi siswa kelas eksperimen sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan strategi the power of two? 2) Bagaimanakah kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi siswa kelas pembanding sebelum dan sesudah pembelajaran tanpa menggunakan strategi the power of two? 3) Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas eksperimen dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan menggunakan strategi the power of two dengan kemampuan siswa kelas pembanding dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi tanpa menggunakan strategi the power of two? 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan kemampuan siswa kelas eksperimen dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan strategi the power of two, 2) mendeskripsikan kemampuan siswa kelas pembanding dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi sebelum dan sesudah pembelajaran tanpa menggunakan strategi the power of two, dan

9 3) mendeskripsikan ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas eksperimen dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan menggunakan strategi the power of two dengan kemampuan siswa kelas pembanding dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi tanpa menggunakan strategi the power of two. 1.5.2 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut. 1) Manfaat teoretis Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap teori dan strategi pembelajaran aktif dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi. Hal tersebut dapat dijadikan awal dalam pengembangan penelitian lanjutan untuk mengembangkan strategi-strategi pembelajaran bahasa Indonesia. 2) Manfaat praktis Bagi siswa : a. Penelitian ini diharapkan mampu memberi stimulus positif terhadap kemauan dan motivasi serta memacu semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi b. Penelitian ini diharapkan memberi pengetahuan tambahan baik teori maupun praktik tentang pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi

10 Bagi guru : Penelitian ini diharapkan menjadi alternatif pilihan strategi guru mengajar di kelas khususnya ketika pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi Bagi peneliti : a. Penelitian ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang strategi the power of two yang dterapkan langsung pada siswa dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi. b. Penelitian ini memberikan gambaran hasil pembelajaran mengubah teks wawancara dengan menerapkan strategi the power of two. Bagi pengajaran bahasa Indonesia : a. Strategi the power of two menjadi strategi pembelajaran pilihan bagi pengajaran materi-materi lainnya selain pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi b. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumbangan pemikiran guna memperkaya strategi-strategi pembelajaran aktif bagi siswa pada pengajaran bahasa Indonesia

11 1.6 Anggapan Dasar 1) Strategi belajar akan menentukan keberhasilan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran di sekolah. 2) Strategi the power of two dapat diterapkan pada pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi. Pada hakikatnya kemampuan dua orang akan lebih baik jika dibandingkan kemampuan perorangan. 3) Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi diperlukan beberapa faktor pendukung, seperti strategi belajar, metode, media, dan pembelajaran yang menyenangkan. 1.7 Definisi Operasional 1) Pembelajaran Mengubah teks wawancara menjadi narasi Kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi adalah kemampuan siswa untuk mengubah teks wawancara yang disediakan menjadi bentuk karangan narasi dengan memperhatikan cara-cara penulisan yang baik dan benar. Pengubahan teks wawancara menjadi narasi salah satunya dengan memperhatikan pengubahan bentuk kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung. 2) Strategi The Power of Two Strategi pembelajaran the power of two dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran yang digunakan sebagai treatment atau perlakuan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan antara siswa yang menggunakan strategi ini atau tidak dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi. Strategi ini

12 memenekankan pada kekuatan dua orang di mana strategi ini memiliki prinsip bahwa kekuatan berpikir dua orang akan lebih baik dibanding kekuatan seorang.