BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BABI PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, fenomena pernikahan dini kian lama

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan pada remaja adalah masalah serius dan sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. and Development (ICPD) di Kairo (1994), adalah tentang seksual dan

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi berasal dari bahasa lathin, persipere: menerima, perceptio:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Remaja (Adolescence) yang berarti tumbuh ke arah kematangan. sering disebut masa pubertas (Widyastuti dkk, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KESEHATAN REPRODUKSI. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan/ pertolongan dalam waktu kurang dari 24 jam (Maryunani, 2010).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. psikososial anggota keluarga dan mentransmisikan tuntutan dan nilai-nilai. dari masyarakat (Friedman,1998).

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Klinik Bersalin Ramini Medan Tahun apabila anda tidak bersedia maka saya akan tetap mengahargainya.

BAB I PENDAHULUAN. oleh para pelayanan yang sensitif terhadap kebutuhan remaja. Seringnya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. muda). Diantaranya adalah keguguran,persalinan premature, BBLR, kelainan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya pendidikan seks untuk anak dan remaja sangat perlu, peran

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia angka kematian maternal di Indonesia mengalami. kehamilan atau persalinan (Sujudi, , http:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

Ani Yunita, S.H.M.H. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Jelia Karlina Rachmawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan terdiri dari 3 metode. Metode pertama yaitu persalinan

BAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia

BAB I PENDAHULUAN. remaja adalah datang haid yang pertama kali atau menarche, biasanya sekitar umur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja (adolescence) adalah

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB II TINJAUAN TEORI

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

Pendidikan Psikologi. I an. untuk. Suatu Teori dan Terapannya. Bethsaida Janiwarty & Herri Zan Pieter

BAB I PENDAHULUAN. keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim. Kehamilan membawa perubahan

SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh: ANIK ENIKMAWATI J

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

harus mengerti juga model-model komunikasi yang ada sehingga kita bisa menilai apakah selama ini sudah berkomunikasi dengan baik atau belum.

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. bagi Negara-negara berkembang. Di negara miskin, Sekitar 20-50% kematian Wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN ( RPL ) BIMBINGAN KLASIKAL

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pasangan muda yang usianya masih dibawah 15 tahun. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY T GII P 1001 TRIMESTER II DENGAN GEMELLI DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan (Luthfiyah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. identitas dan eksistensi diri mulai dilalui. Proses ini membutuhkan kontrol yang

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). World Health

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sesuatu yang bersifat biologis dan fisik, tetapi semata juga merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan

BAB III PERNIKAHAN ANAK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pernikahan sebagai jalan bagi wanita dan laki-laki untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu kelebihan yang diberikan oleh Sang. Pencipta, Maha Kuasa kepada kaum wanita yang membedakannya dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. remaja putri berusia <20 tahun. Kehamilan tersebut dapat disebabkan oleh karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM

BAB I PENDAHULUAN. survey BKKBN tahun 2010 terdapat 52 % remaja kota medan sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Sebuah pernikahan akan membuat individu memperoleh keseimbangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan dan Melahirkan 1. Kehamilan Pembuahan atau konsepsi fertilisasi adalah salah satu proses dari fungsi reproduksi pada manusia, atau usaha untuk melanjutkan keturunan. Pembuahan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah telur dan sebuah sperma, yang menandai awal suatu kehamilan (Bobak, 2004). Pembuahan umumnya terjadi pada saluran telur (tuba fallopi), dan sel telur yang telah dibuahi disebut sebagai zygot. Untuk selanjutnya zygot ini akan berkembang dan melakukan perjalanan menuju uterus untuk tempat bersarangnya hasil pembuahan (nidasi) (Departemen Agama, 2001). Kehamilan berlangsung selama 9 bulan menurut penanggalan internasional, 10 bulan menurut penanggalan lunar, atau sekitar 40 minggu (Bobak, 2004). Kehamilan dibagi menjadi tiga periode bulanan atau trimester. Trimester pertama adalah periode minggu pertama sampai minggu ke-13, trimester kedua adalah minggu ke-14 sampai ke-24, sedangkan trimester ketiga adalah periode minggu ke-27 sampai kehamilan cukup bulan (38-40 minggu) (Mochtar, 1998). Kalangan medis menghitungnya antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan) ( Wikipedia, 2007).

Adaptasi psikologis antara lain; menerima kehamilan dan mengontrol emosional (Bobak, 2004). Emosional ibu yang mengandung harus lebih stabil, jadi ketika kehamilan berlangsung, semua pihak harus benar-benar merasa senang dan menerima calon bayi, pelengkap kehidupan rumah tangga. Yang harus diwaspadai adalah kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, dan adanya rasa penolakan secara emosional ketika ibu mengandung bayinya. Dengan kehamilan yang direspon baik, maka pertumbuhan kesehatan jiwa (mental emosional anak) dan perkembangan fisiknya juga bisa normal serta tumbuh dengan baik. Pernikahan yang sehat dibangun ketika kedua belah pihak bertanggung jawab dan menerima resiko akibat hubungan seksual sebagai konsekuensi pernikahan. Saat seorang remaja hamil, ia menghadapi tugas-tugas perkembangan tertentu pada saat hamil. Menurut Bobak (2004) tugastugas tersebut meliputi: a. Menerima realitas biologis kehamilan, menyadari dan menerima tandatanda kehamilan. b. Menerima realitas tentang bayi yang belum dilahirkan, menerima kenyataan bahwa bayi tersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang lebih besar. c. Menerima realitas menjadi orang tua. Menjadi orang tua mengandung arti mencintai, memberi perhatian, dan mampu memberi perawatan yang dibutuhkan bayi.

Jumlah dan jenis dukungan yang tersedia untuk orang tua usia remaja dapat secara bermakna mempengaruhi pencapaian tugas-tugas perkembangan ini. 2. Melahirkan melahirkan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan urin) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. Melahirkan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Melahirkan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar ( Mochtar, 1998; Bobak, 2004; Prowirohardjo, 2005). Sebab terjadinya persalinan atau partus sampai kini masih merupakan teori teori yang kompleks. Faktor-faktor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai factor-faktor yang mengakibatkan partus mulai (Prawirohardjo, 2005) Menurut Bobak (2004) poses melahirkan normal yang berlangsung sangat konstan terdiri dari : a. Kemajuan teratur kontraksi uterus. b. Penipisan dan dilatasi serviks yang progesif. c. Kemajuan penurunan bagian presentasi. Proses melahirkan terdiri dari 4 kala. Pada kala I serviks membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm, kala I dinamakan pula kala pembukaan.

Kala II disebut kala pengeluaran, oleh karena berkat kekuatan mengedan janin didorong keluar sampai lahir. Kala III atau kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam. Dalam kala itu diamati keadaan ibu terhadap bahaya perdarahan postpartum (Prawirohardjo, 2005). Ada lima faktor esensial yang mempengaruhi proses melahirkan, faktor-faktor ini antara lain; passenger (penumpang, yaitu janin dan plasenta), passageway (janin lahir), powers (kekuatan), posisi ibu, dan psychologic respon ( respon psikologis) (Bobak, 2004). Remaja yang sedang menjalani proses melahirkan, perlu mendapatkan perhatian yang lebih. Dilihat dari segi fisiologis dan psikologis yang belum berkembang secara optimal, persalinan secara pervagina beresiko pada ibu maupun bayi yang ada didalam kandungannya. Transisi menjadi orang tua mungkin juga sulit bagi remaja. Koping dengan orang tua sering kali diperburuk oleh kebutuhan dan tugas perkembangan remaja yang belum dipenuhi. Remaja dapat mengalami kesulitan dalam menerima perubahan citra diri dan menyesuaikan peranperan baru yang berhubungan dengan tanggung jawab merawat bayi. Konflik antara keinginan mereka sendiri dan kebutuhan bayi menyebabkan remaja muda mengalami frustasi, yang lebih jauh turut membentuk stres psikologis normal yang dialami saat melahirkan anak.

B. Pengaruh Kehamilan dan Resikonya Bagi Remaja 1. Pengaruh kehamilan terhadap remaja. Kehamilan yang disebabkan karena pernikahan maupun akibat pergaulan bebas, yang jika itu dialami oleh remaja maka akan memberikan dampak dan pengaruh yang besar terhadap fisik, mental, sosial dan ekonomi. Dari segi fisik, alat reproduksi remaja belum matang dan belum siap untuk dibuahi, sehingga dapat merugikan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin. Keadaan tersebut akan makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan (stres) psikologis, sosial dan ekonomi. Oleh karena itu masa hamil sebaiknya dilakukan pada usia 20-30 tahun (Manuaba, 1998). Masalah ketidaknyamanan yang umum ditemukan pada kehamilan seperti mual, konstipasi, insomnia, dan nyeri punggung juga sering terjadi akibat perubahan fisiologis. Citra tubuh merupakan aspek lain kehamilan yang memerlukan waktu sebelum wanita beradaptasi. Perubahan pada ukuran tubuh, bentuk payudara dan perut, penimbunan lemak, pigmentasi kulit, serta tanda regangan pada kulit yang secara keseluruhan membuat tubuh wanita tersebut tampak jelek memberikan pengaruh berarti bagi wanita yang ingin menjaga bentuk tubuh dan penampilannya (Mochtar, 1998). Dari segi mental, emosi remaja belum stabil. Kestabilan emosi umumnya terjadi antara usia 24 tahun. Karena pada saat itulah orang mulai

memasuki usia dewasa. Usia 20-40 tahun dikatakan sebagai usia dewasa muda. Pada masa ini biasanya mulai timbul transisi dari gejolak remaja kemasa dewasa yang lebih stabil. Maka kalau pernikahan dilakukan dibawah 20 tahun secara emosi si remaja masih ingin berpetualang menemukan jati dirinya (Gemari, 2002). Setiap individu memiliki respon yang berbeda terhadap kehamilan. Bagi sebagian orang tua mungkin timbul perasaan gembira terhadap kehamilan yang sudah direncanakan, namun bagi remaja yang belum siap kehamilan dapat menjadi peristiwa yang mengejutkan dan bahkan menimbulkan persepsi karena mendengar berita tersebut, dan membayangkan masalah sosial serta financial yang harus ditanggungnya. Dari segi sosial, transisi menjadi orang tua mungkin sulit bagi orang tua yang masih remaja. Koping dengan tugas-tugas perkembangan orang tua yang belum dipenuhi. Remaja dapat mengalami kesulitan dalam menerima perubahan ciri-ciri dan menyesuaikan peran-peran baru yang berhubungan dengan tanggung jawab merawat bayi. Mereka mungkin merasa berbeda dari teman sebayanya, diasingkan dari kegiatan-kegiatan yang menyenangkan, dan terpaksa masuk ke peran sosial orang dewasa lebih dini (Bobak, 2004). Masalah ekonomi, kehamilan pada usia remaja sejak lama merupakan penyebab utama remaja putri berhenti sekolah lebih awal. Berhenti sekolah berhubungan dengan pengangguran dan kemiskinan. Akibatnya, orang tua remaja ini sering gagal menyelesaikan pendidikan

dasar mereka, memiliki sedikit kesempatan untuk bekerja dan meningkatkan karier, dan berpotensi memiliki penghasilan yang terbatas (Bobak, 2004). 2. Resiko kehamilan bagi remaja Kehamilan dan persalinan pada remaja dianggap sebagai suatu situasi yang beresiko tinggi, baik terhadap ibu belia yang mengandung maupun bagi anak-anak yang dilahirkannya, karena remaja dilihat dari umurnya dianggap belum matang secara optimal baik fisik maupun psikologis. Menurut Bobak (2004) secara medis, kehamilan di usia remaja membawa dampak yang buruk. Dampak buruk itu antara lain, kemungkinan terjadinya kemacetan persalinan akibat tidak seimbangnya antara panggul ibu dan janinnya. Ini bisa dimengerti, karena pada wanita yang masih muda usianya, panggulnya belum berkembang sempurna. Selain itu kehamilan diusia remaja juga dapat mengakibatkan : a. pada ibu; perdarahan pada kehamilan maupun pasca persalinan, hipertensi selama kehamilan, solution plasenta, dan resiko tinggi meninggal akibat perdarahan. b. pada bayi; kehamilan belum waktunya (prematur), pertumbuhan janin terhambat, lahir cacat dan berpenyakitan, kemungkinan besar lahir dengan berat badan dibawah normal, dan meninggal dalam 28 hari pertama kehidupannya.

Secara psikologis emosi remaja masih labil, mereka ingin bersenang-senang dengan dunianya dan masih mencari jati dirinya. Bayangkan kalau orang seperti itu menikah, ada anak, si istri harus melayani suami dan suami tidak bisa kemana-mana karena harus bekerja untuk belajar tanggung jawab terhadap masa depan keluarga. Ini yang menyebabkan gejolak dalam rumah tangga sehingga terjadi perceraian, pisah rumah, bahkan bisa mengalami depresi berat. Depresi berat atau neoritis depresi akibat pernikahan dini, bisa terjadi pada kondisi kepribadian yang berbeda. Pada pribadi introvert ( tertutup) akan membuat remaja menarik diri dari pergaulan. Dia menjadi pendiam, tidak mau bergaul, bahkan menjadi seorang yang schizophrenia atau dalam bahasa awam dikenal dengan orang gila. Sedang depresi berat pada pribadi ekstrovert (terbuka) sejak kecil, si remaja terdorong melakukan hal-hal aneh untuk melampiaskan amarahnya. Seperti memecah piring, anak dicekik dan lain-lain (Gemari, 2002). Pernikahan bukan hanya memperturutkan pertimbangan kebutuhan fisik saja, namun akan memunculkan konsekuensi tuntutan tanggung jawab membesarkan anak dan menafkahi istri. C. Remaja dan Persepsinya 1. Remaja Istilah adolescent (remaja) berasal dari bahasa latin adalescare, yang berarti bertumbuh. Sepanjang fase perkembangan ini, sejumlah

masalah fisik, sosial, dan psikologis bergabung untuk menciptakan karakteristik, perilaku, dan kebutuhan yang unik (Bobak, 2004). WHO menetapkan atas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja dan membagi kurun usia tersebut dalam dua bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Pedoman umur remaja di Indonesia menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah. Awal masa remaja disebut sebagai masa puber atau pubertas, atau masa akil baligh (Sarwono, 2001). Menurut Bobak (2004) masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran, karena selama periode ini individu mempunyai tugas perkembangan sebelum menjadi individu dewasa yang matang. Tugastugas ini bervariasi sesuai budaya individu itu sendiri, dan tujuan hidup mereka. Tugas-tugas perkembangan ini terdiri dari: a. Menerima citra tubuh b. Menerima identitas seksual c. Mengembangkan sistem nilai personal d. Membuat persiapan untuk hidup mandiri e. Menjadi mandiri atau bebas dari orang tua f. Mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan g. Mengembangkan identitas seorang yang dewasa Salah satu tugas penting remaja ialah mengembangkan kemampuan mengambil keputusan. Keputusan yang berkenaan dengan aktifitas seksual, kehamilan, dan menjadi orang tua.

2. Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi ( sensory stumuly) ( Rahmat, 2000). Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita ( Mulyana, 2004). Untuk lebih memahami persepsi, berikut adalah beberapa definisi persepsi lainnya, yang dikutip dari Mulyana (2004) ; Brian fellows, persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis informasi. Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi. Persepsi menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain (Mulyana, 2004). Semakin tinggi derajad kesamaan persepsi antar individu, semakin muda dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk budaya atau kelompok identitas. Jadi persepsi merupakan suatu tahapan yang sudah dicapai pengertian tentang hal-hal yang sudah kita kenal yaitu kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, menginterpretasikan, meramalkan, dan mengeksplorasikan. Perilaku terbentuk mana kala seorang individu sudah

melampaui proses pemahaman dimana didalamnya terdapat komponen pengetahuan dan sikap individu itu sendiri. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa (Purwanto, 1998). Masa dan proses perkembangan tidak sama bagi semua remaja, antara remaja pria dan wanita terdapat perbedaan mencolok (Gunarsa, 2001). Satu tugas penting yang harus dijalani oleh setiap remaja ialah mengembangkan pengetahuan, sehingga memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan (Bobak, 2004). Pengambilan keputusan, dalam hal ini masalah seksual pada remaja sangat dipengaruhi oleh persepsi remaja, bagaimana ia memandang seksual itu sendiri. Apakah ia akan menjadi seorang yang aktif secara seksual atau tidak, dengan satu pasangan atau lebih. Jika terjadi kehamilan, bagaimanakah pendapatnya tentang bayi yang ada dalam kandungannya. Tingkat perkembangan kognitif remaja, sistem nilai persepsi tentang kontrol eksternal, dan identitas diri secara keseluruhan mempengaruhi pengambilan keputusan. D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi remaja tentang kehamilan pada usia remaja antara lain; kepercayaan, sikap, pendidikan, pelayanan kesehatan, lingkungan, budaya, dan ekonomi. 1. Kepercayaan Kepercayaan memberikan perspektif pada manusia dalam mempersepsi kenyataan, memberikan dasar bagi pengambilan keputusan

dan menentukan sikap bagi objek sikap. Bila orang percaya bahwa memiliki anak diusia remaja merupakan beban berat dan menghancurkan masa depan, sikapnya terhadap pernikahan akan negatif, dan ia cenderung menolak pernikahan diusia remaja. Bila orang percaya bahwa pacaran hukumnya haram, maka ia cenderung lebih memilih menikah untuk menghindari perbuatan zina. 2. Sikap Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai (Rahmat, 2000). Sikap merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Sikap menentukan apakah seseorang akan pro atau kontra terhadap sesuatu; menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan; mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari (Sherif dan Sherif, 1956; dikutip dari Rahmat, 2000). Bila sikap seorang remaja tidak setuju terhadap seks bebas, maka ia akan setuju pada program pemberantasan pelacuran, berharap agar semua pihak membantu program tersebut, dan menghindari orang-orang yang berperilaku seks bebas. 3. Pendidikan (pengetahuan) Pengetahuan dapat membentuk kepercayaan (Rahmat, 2000). Pengetahuan berhubungan dengan jumlah informasi yang dimiliki seseorang, dalam hal ini informasi tentang kesehatan reproduksi. Karena minimnnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi ini, tidak sedikit

remaja yang melakukan seks bebas, akibatnya muncul penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS, kehamilan diluar nikah, aborsi dan lain-lain. Pendidikan akan menyebabkan remaja putri memiliki keinginan untuk menunda perkawinan dan melahirkan anak (Sanfield A, 2006). 4. Pelayanan kesehatan Terlepas dari aktifitas seksual atau status melahirkan anak, semua remaja putri memerlukan layanan kesehatan reproduksi antara lain; pendidikan seksualitas, pelayanan kontrasepsi, pengobatan dan skrening PMS, perawatan prenatal, pelayanan kelahiran, dan program untuk para pelajar dan para ibu-ibu yang hamil (Sanfield A, 2006) Pelayanan-pelayanan tersebut harus bisa mereka peroleh dengan mempertimbangkan terbatasnya transportasi dan tipisnya sumber keuangan mereka. Perawatan yang diberikan dapat membantu remaja putri untuk memahami kesehatan reproduksi dan membantu mereka untuk menunda kehamilan berikutnya. 5. Lingkungan Persepsi kita tentang sejauh mana lingkungan memuaskan atau mengecewakan kita, akan mempengaruhi perilaku kita dalam lingkungan itu. Lingkungan dalam persepsi lazim disebut sebagai iklim (Rahmat, 2000). Iklim yang kondusif dan diwarnai oleh kehidupan keagamaan dapat membantu mengalami masalah seksual pada remaja.

6. Budaya Pada sebagian masyarakat, perempuan melakukan hubungan seks pada masa remaja, karena mereka diharapkan menikah dan melahirkan anak pada usia muda (Sanfield A.,2006). Orang tua beranggapan dengan menikahkan anaknya maka bebannya akan berkurang, didukung dengan adanya persepsi masyarkat jika seorang wanita tidak segera menikah maka ia akan menjadi perawan tua. Budaya menyebabkan tingginya angkah pernikahan dini, dan kehamilan bagi remaja putri dianggap hal yang biasa. 7. Ekonomi Kemiskinan yang dialami masyrakat bisa mendorong masalah kesehatan reproduksi berada di ujung tanduk. Akibat kemiskinan seseorang bisa melakukan apa saja agar bisa bertahan hidup, termasuk halhal yang secara langsung beresiko terhadap kesehatan reproduksi seperti pelacuran. Karena kemiskinan pula mendorong tingginya angka pernikahan usia remaja di Indonesia. Pernikahan diusia remaja dinilai sebagai penyebab tingginya kehamilan beresiko, baik terhadap ibu belia yang mengandung maupun bagi anak-anak yang dilahirkannya. Kemiskinan orang tua menyebabkan anak terpaksa menikah pada usia yang masih muda dan tidak dapat melanjutkan sekolah.

E. Kerangka Teori Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi: - Kepercayaan - Sikap - Pendidikan - Yankes - Lingkungan - Budaya - umur Hamil dan melahirkan Persepsi Perilaku seksual Gambar 1. Kerangka teori (Sumber : Bobak, 2004; Mochtar, 1998; Prawirohardjo, 2005; Rakhmat, 2000) F. Fokus Penelitian Persepsi remaja putri tentang kehamilan dan melahirkan Resiko kehamilan di usia remaja bagi ibu dan bayi Dampak ekonomi akibat kehamilan di usia remaja Dampak psikologi akibat kehamilan di usia remaja Gambar 2. Fokus penelitian (Sumber : Bobak, 2004; Mochtar, 1998; Prawirohardjo, 2005; Rakhmat, 2000) G. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu persepsi remaja tentang kehamilan dan melahirkan pada usia remaja.