KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT ITWASDA

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SOPPENG BUPATI SOPPENG,

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N

2014, No639 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 169 TAHUN 2005 TENTANG PETUNJUK TEKNIS EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 55

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN OPERASI KEPOLISIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI ATAS IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (AKIP) SATKER/SATWIL JAJARAN POLDA NTB TAHUN 2017

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAWASAN OPERASI KEPOLISIAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 D

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT INSPEKTORAT PENGAWASAN DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2014 TENTANG

NOTA DINAS Nomor: B/ND-398/IX/2017/Itwasda. Kepada : Yth. Koorspripim Polda NTB.

PEDOMAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PERATURAN BUPATI BERAU

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

TAR BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATKER/SATWIL JAJARAN POLDA NTB TAHUN

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN. PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR Nomor : 9 Tahun 2016 TENTANG

INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

2 Republik Indonesia tentang Pengawasan dan Pemeriksaan Khusus di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor

2016, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia

2011, No Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2

2016, No Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentan

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 50

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.581,2012

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 092/KA/VI/2008 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

LAPORAN HASIL VERIFIKASI DAN EVALUASI PEJABAT POLDA NTB YANG WAJIB MELAPORKAN LHKPN KE KPK-RI

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA. KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan.

2016, No Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Keuangan, yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 42/PMK.01/2012 ten

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/16/KEP/ /2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015

Umum Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi. transparan, akuntabel, efisien dan efektif terhadap

BUPATI PAMEKASAN PERATURAN BUPATI PAMEKASAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas d

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

INISIATIF BAGIAN PERENCANAAN TAHUN 2016 SOP BAGIAN PERENCANAAN POLRES SUMBAWA 1

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

oaaaimahmaiffli^^ PT?PTrmcT?iTiTTTTV?m[n]m;V.'/ii um _ GHIQIIDma3!ZESEC] /MoatiiMDnnani

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN EVALUASI TERHADAP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

EVALUASI IMPLEMENTASI SAKIP. c. Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan implementasi SAKIP.

PEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PANGAN DAN PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI

2015, No Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kepolisian Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN EVALUASI INTERNAL ATAS LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SKPD DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI EKONOMI MAKRO DAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

PEDOMAN TEKNIS EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

PEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI

LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Transkripsi:

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT ITWASDA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT NOMOR: SOP/ 07 /VI/2014/ITWASDA I. PENDAHULUAN 1. Umum a. dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintah yang bersih dan bebas KKN mengamanatkan asas baru yaitu Asas Akuntabilitas bahwa setiap kegiatan dan hasil dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku; b. akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. c. pembuatan SOP ini disusun sebagai panduan bagi para evaluator dalam melaksanakan penilaian/evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) sehingga mampu memberikan saran perbaikan untuk peningkatan kinerja dan penguatan akuntabilitas instansi pemerintah di lingkungan Satker Mapolda dan Polres jajaran, adapun kegiatan dimaksud dapat dilaksanakan sesuai rencana yang telah ditetapkan dengan mempedomani ketentuan yang berlaku Keputusan Kapolri Nomor : KEP/515/IX/2012 tanggal 5 September 2012 Tentang Pedoman Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan Polri. 2. Dasar a. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja Instansi Pemerintah; b. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP-135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman umum evaluasi LAKIP; c. Keputusan Kapolri Nomor : KEP/515/IX/2012 tanggal 5 September 2012 tentang Pedoman Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan Polri; d. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah. 3. Maksud...

2 3. Maksud dan Tujuan a. Maksud Standar Operasional Prosedur ( SOP) Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) di lingkungan Polda NTB dimaksudkan sebagai pedoman dasar para evaluator dalam melaksanakan evaluasi AKIP di lingkungan Satker Mapolda maupun Polres jajaran. b. Tujuan 4. Tata Urut I II III IV V VI IV Standar Operasional Prosedur (SOP) evaluasi AKIP bertujuan untuk dijadikan panduan dan persamaan persepsi bagi evaluator dalam melaksanakan penilaian dan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah di lingkungan Polda NTB. PENDAHULUAN KETENTUAN UMUM EVALUASI AKIP TAHAP PERENCANAAN TAHAP PENGORGANISASIAN TAHAP PELAKSANAAN TAHAP PENGENDALIAN PENUTUP II. KETENTUAN UMUM EVALUASI AKIP 5. Pengertian-pengertian : a. akuntabilitas adalah kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/pejabat pada satker, kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban; b. kinerja instansi pemerintah di lingkungan Polri adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah Satker di lingkungan Polri sebagai penjabaran dari visi, misi dan strategis instansi pemerintah/polri yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. c. akuntabilitas kinerja instansi pemerintah satker di lingkungan polri adalah perwujudan kewajiban satker untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi satker dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik. d. sistem akuntabilitas instansi pemerintah satker di lingkungan Polri adalah instrumen yang digunakan satker di lingkungan Polri dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi Polri, terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja; e.evaluasi..

3 e. evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang selanjutnya disingkat evaluasi AKIP adalah mengevaluasi atas penerapan Sistem Auntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan pencapaian kinerja yang dilakukan oleh Polri; f. evaluator AKIP adalah personel Inspektorat pengawasan di lingkungan Polda yang memiliki kemampuan untuk melakukan evaluasi AKIP; g. Entitas adalah orang atau pejabat pada satker di lingkungan Polri yang bertanggungjawab atas terlaksananya sistem akuntabilitas kinerja di lingkungannya. h. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnya disingkat LAKIP adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan AKIP yang disusun dan disampaikan secara sistematik dan melembaga; i. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah kuasa pengguna anggaran yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi pada Organisasi Polri yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu organisasi. 6. Prinsip-prinsip dalam SOP ini : a. legalitas, yaitu evaluasi AKIP dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; b. prosedural, yaitu evaluasi AKIP dilaksanakan sesuai mekanisme, tata cara dan ketentuan yang ditetapkan; c. profesional, yaitu petugas pelaksana evaluasi AKIP memiliki kemampuan sebagai evaluator dalam memberikan penilaian dan peringkat kinerja satker; d. legitimasi, yaitu proses dan hasil evaluasi AKIP mendapat pernyataan pengakuan atau pengesahan dari entitas berdasarkan aspek evaluasi AKIP; e. transparan, yaitu evaluasi AKIP dilaksanakan secara terprogram, jelas, dan terbuka; f. objektivitas, yaitu evaluasi AKIP dilaksanakan berdasarkan fakta dan aspek yang ada, bukan persepsi atau analisa sendiri dari evaluator; g. independen, yaitu evaluator AKIP bersifat mandiri, dan tidak terpengaruh oleh pihak lain; 7. Evaluator AKIP a. evaluator AKIP terdiri dari pejabat Itwasda Polda NTB; b. pejabat pada Inspektorat Pengawasan Daerah ( Itwasda) sebagaimana dimaksud pada huruf a meliputi pejabat atau staf yang ditunjuk oleh Irwasda sesuai dengan surat perintah Kapolda NTB; c. tugas evaluator AKIP : 1) memberikan..

4 1) memberikan penilaian dan rekomendasi atas akuntabilitas kinerja entitas; 2) memberikan peringkat dan menetapkan kategori entitas; 3) menyusun laporan hasil evaluasi AKIP; 4) memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi AKIP sebelumnya. d. kewajiban evaluator AKIP : 1) melaksanakan evaluasi sesuai kriteria yang ditetapkan; 2) memberitahukan pelaksanaan evaluasi kepada entitas; 3) memberikan kesempatan kepada entitas untuk meminta penjelasan hasil penilaian evaluasi AKIP; 4) memberikan penilaian hasil perbaikan dokumen perencanaan dan dokumen capaian kinerja satker; 5) memberikan peringkat akuntabilitas kinerja satker; 6) membuat laporan hasil pelaksanaan evaluasi berdasarkan kaidahkaidah, antara lain : - menggunakan kalimat yang jelas dan bersifat persuasif untuk perbaikan; dan - meng-interprestasikan data hasil penyimpulan dan menuangkan dalam laporan. e. peran evaluator AKIP : 1) teladan (lead by example), diwujudkan dalam perilaku dan tutur kata yang jujur, bertanggungjawab, disiplin,adil dan bijak dalam pelaksanaan tugas; 2) konsultan (consulting), mampu memberikan solusi untuk perbaikan kinerja satker berdasarkan prinsip pelaksanaan kinerja yang baik dan fungsi manajemen yang berbasis kinerja secara taat asas dan berkelajutan; 3) penjamin kualitas kinerja (quality assurance), diwujudkan dalam bentuk sebagai penjamin bahwa hasil evaluasi dipercaya oleh evaluator ekstern; 4) anti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), diwujudkan dengan tidak melakukan praktek-praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. f. evaluator AKIP berwenang : 1) mereviu dokumen asli/fotocopy kegiatan yang dilaksanakan dalam evaluasi AKIP satker; dan 2) menilai dan memberikan peringkat atas akuntabilitas kinerja satker. 8. Entitas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah a. entitas Itwasda Polda NTB, terdiri dari : 1) Satker..

5 1) Satker di lingkungan Polda NTB; 2) Satker Polres/Polresta/Polrestabes jajaran Polda NTB. b. tugas entitas, meliputi : 1) mempersiapkan dokumen dan administrasi terkait kegiatan yang dilaksanakan dalam evaluasi AKIP; 2) mencatat hasil pelaksanaan evaluasi AKIP; dan 3) melaporkan hasil pelaksanaan evaluasi AKIP kepada Kasatker. c. kewajiban entitas, meliputi : 1) memberikan penjelasan dan jawaban dengan benar dan jujur kepada evaluator; 2) menyerahkan bukti-bukti dokumen berkaitan dengan yang dilaporkan dalam AKIP; 3) memperbaiki dokumen perencanaan dan capaian kinerja satker sesuai saran yang diberikan oleh evaluator; dan 4) melaporkan hasil perbaikan dokumen perencanaan dan capaian kinerja kepada Kasatker dan evaluator. 9. Sasaran dan Strategi a. sasaran evaluasi AKIP, meliputi : 1) peningkatan mutu penerapan manajemen berbasis kinerja ( sistem AKIP); dan 2) peningkatan kinerja satker dalam rangka mewujudkan Polri yang berorientasi pada hasil (result oriented goverment). b. strategi pelaksanaan evaluasi AKIP, yaitu : 1) partisipasi dan coevaluation dengan pihak yang dievaluasi penting untuk efektifitas evaluasi; 2) proses konsultasi yang terbuka dan memfokuskan pada pembangunan dan pengembangan serta implementasi komponen utama sistem AKIP; dan III. TAHAP PERENCANAAN 10. Menyusun rencana pelaksanaan evaluasi AKIP berupa jadwal pelaksanaan evaluasi berisi waktu, entitas, kegiatan dan evaluasi; 11. Menyiapkan administrasi kegiatan evaluasi AKIP; 12. Menyusun Rencana Kebutuhan Dukungan Anggaran Selama Pelaksanaan Evaluasi. IV. TAHAP PENGORGANISASIAN 13. Pengorganisasian sebagaimana dimaksud dalam SOP ini adalah penunjukan pejabat pelaksana evaluasi AKIP dan penugasannya; 14.evaluator..

14. evaluator AKIP itwasda Polda NTB, sebagai berikut : a. Penanggungjawab : Irwasda Polda NTB; 6 b. Pengawas tim : Irbidbin; c. Sekretaris : Kaur/Pamin yang ditunjuk; d. Katua Tim : Kasubbag Dumasan; e. Anggota : Pejabat dilingkungan itwasda yang 15. Tugas penanggung jawab evaluator : ditunjuk (4 orang dalam satu tim). a. menetapkan kebijakan pelaksanaan evaluasi; b. menerima laporan pelaksanaan evaluasi; c. memantau kegiatan evaluasi; d. menetapkan kebijakan tindak lanjut pelaksanaan perbaikan sesuai saran yang diberikan oleh evaluator; e. membuka dan menutup pelaksanaan evaluasi; dan f. menyampaikan laporan dan hasil pemeringkatan atas akuntabilitas kinerja satker. 16. Tugas koordinator dan pengendali a. mengarahkan pelaksanaan evaluasi; b. memantau kegiatan harian pelaksanaan evaluasi; c. meneliti laporan evaluasi sesuai ketentuan perundang-undangan; d. mengendalikan kualitas saran evaluasi yang diberikan oleh evaluator; e. mewakili penanggungjawab apabila berhalangan pada : 1) pembukaan dan penutupan pelaksanaan evaluasi; dan 2) penyampaian laporan dan hasil pemeringkatan atas akuntabilitas kinerja Satker. 17. Tugas pengawas tim : a. mengawasi dan mengendalikan jadwal kegiatan evaluasi; b. mengarahkan tim bila ditemukan adanya permasalahan yang dihadapi evaluator; c. mewakili penanggungjawab dan koordinator apabila berhalangan pada : 1) pembukaan dan penutupan pelaksanaan evaluasi; dan 2) penyampaian laporan dan hasil pemeringkatan atas akuntabilitas kinerja Satker. 18. Tugas sekretaris : a. menyusun...

a. menyusun rencana pelaksanaan evaluasi; b. menyusun laporan harian pelaksanaan evaluasi; 7 c. menyusun sambutan pembukaan dan penutupan pelaksanaan evaluasi; d. menyusun laporan hasil pelaksanaan evaluasi. 19. Tugas ketua tim, berwenang dan bertanggungjawab untuk mengarahkan tim evaluator dalam memberikan penilaian sesuai ketentuan perundangundangan; 20. Tugas ketua dan anggota tim berwenang dan bertanggungjawab secara mandiri untuk memberikan penialaian. V. TAHAP PELAKSANAAN 21. Evaluasi AKIP menggunakan teknik : a. wawancara, dilakukan dengan menanyakan kepada pejabat berwenang atas produk-produk berkaitan dengan akuntabilitas kinerja entitas; b. observasi, dengan meneliti dokumen perencanaan dan dokumen capaian kinerja yang dibuat oleh entitas; c. pembandingan dengan data sekunder, dilakukan dengan membandingkan antara dokumen perencanaan yang dibuat dengan dokumen hasil pelaksanaan /capaian kinerja yang telah dituangkan dalam LAKIP; d. konfirmasi, dilakukan dengan menanyakan kepada pelaksana atas hasil pelaksanaan kegiatan dikaitkan dengan produk-produk akuntabilitas kinerja entitas. 22. Penilaian evaluasi AKIP dilaksanakan terhadap : a. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) b. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan dokumen pendukung lainnya. 23. Langkah Penilaian, meliputi : a. komponen; b. subkomponen; dan c. kriteria. 24. Komponen, meliputi : 1) perencanaan kinerja; 2) pengukuran kinerja; 3) pelaporan kinerja; 4) evaluasi kinerja;dan 5) capaian kinerja. 25. subkomponen..

8 25. Subkomponen dan kriteria evaluasi tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari komponen ini. 26. Tata cara memberikan penilaian, yaitu : a. setiap anggota dalam tim memberikan penilaian atas komponen yang berbeda; b. hasil penilaian tim atas komponen yang dipertanggungjawabkan kepada nya dijumlahkan, untuk menghasilkan nilai yang merupakan hasil akhir nilai evaluasi AKIP; c. hasil akhir evaluasi ditetapkan tingkat akuntabilitas satker terhadap kinerjanya dengan kategori sebagai berikut : 1) AA nilai > 85-100 memuaskan; 2) A nilai >75 85 sangat baik; 3) B nilai > 65 75 baik; 4) CC nilai > 50 65 cukup; 5) C nilai >30 50 kurang; dan 6) D nilai > 0 30 sangat kurang. 27. Hasil penilaian pelaksanaan evaluasi AKIP dituangkan dalam bentuk : a. Lembar Kriteria Evaluasi (LKE), merupakan : 1) sumber data untuk membuat laporan hasil evaluasi AKIP; 2) berisi komponen dan subkomponen yang akan dinilai; 3) LKE diisi oleh evaluator berdasarkan hasil pelaksanaan evaluasi. b. Kertas Kerja Evaluasi (KKE), merupakan : 1) dokumen pelaksanaan evaluasi AKIP berisi uraian fakta yang ada dan data sebagai simpulan bukti atas temuan permasalahan; 2) dasar penyusunan Laporan Hasil Evaluasi. c. Laporan Hasil Evaluasi (LHE), berisi : 1) ungkapan hal-hal penting bagi perbaikan manajemen kinerja entitas; 2) saran perbaikan diungkap secara jelas dan dikomunikasikan kepada entitas untuk konfirmasi ataupun tanggapan secukupnya. 28. Laporan hasil evaluasi paling lambat diselesaikan pada tanggal 30 September. VI. TAHAP PENGENDALIAN 29. Pengendalian penyelenggaraan SAKIP dilakukan melalui : a. evaluasi ; dan b. pelaporan. VII. PENUTUP..

VII. PENUTUP 9 Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) di lingkungan Polda NTB dibuat untuk dijadikan pedoman dasar bagi evaluator dalam melaksanakan evaluasi AKIP. Ditetapkan di : Mataram pada tanggal : Juni 2014 INSPEKTUR PENGAWASAN DAERAH POLDA NTB Drs. ANANG SIDANU, S.H.,M.Si KOMBES NRP 57081024