BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN DC MAGNETRON SPUTTERING SERTA PENGUJIAN AWAL TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB IV PENGUJIAN DAPUR BUSUR LISTRIK

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Diketahui : Ditanya : m Al : 200g : 0,2kg Q :... (Joule) c Al

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III INSTALASI PERALATAN UJI. sistem, kondisi udara pada titik masuk dan keluar evaporator. Data yang diperoleh

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

MESIN PENGGORENG VAKUM (VACUUM FRYER)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

LAMPIRAN A GAMBAR PERALATAN PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dilakukan, pembuatan sampel mentah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE KONVEYOR SORTIR

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

Bab III. Metodelogi Penelitian

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBAHASAN. a. Pompa Vakum Rotary (The Rotary Vacuum Pump) Gambar 1.10 Skema susunan pompa vakum rotary

Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI ALAT DAN BAHAN Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Tabel 5. Daftar alat yang digunakan pada penelitian

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III SISTEM PENGUJIAN

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB 3 METODE PENGUJIAN

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3.

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

Pengukuran RESISTIVITAS batuan.

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU PELEPASAN MATERIAL, OVERCUT, DAN TAPERING PADA PROSES ELECTROCHEMICAL

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

PETUNJUK PENGGUNAAN KOMPOR GAS (FREESTANDING COOKER) DAN KARTU GARANSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Pemotongan Sampel. Degreasing dengan larutan Acetone

BAB 3 METODE PENGUJIAN

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) MIKROSKOP

BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

BAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Power bank dengan spesifikasi : Panasonic QE-QL105 berkapasitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengukuran Besaran Elektrik,

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu metode tentang segala kegiatan yang dilakukan dalam suatu penelitian.

BAB VI RANGKAIAN & PENGUKURAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH

DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS

BAB III ANALISIS DATA PEMBUATAN FILM POLIVINILYDENE FLUORIDE SEBAGAI SENSOR PIEZOELEKTRIK

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI 4.1. Hasil Pembuatan Mesin DC Magnetron Sputtering Mesin DC Magnetron Sputtering yang sudah selesai dibuat dan siap dilakukan pengujian untuk pelapisan pada bahan non logan berupa kaca. Ditunjukkan pada Gambar 4.1 berikut. A B C D Gambar 4.1. Mesin DC Magnetron Sputtering Dari Gambar 4.1. mesin DC Magnetron Sputtering yang sudah selesai dibuat dan siap dilakukan pengujian. Adapun bagian-bagiannya sebagai berikut : A. Pompa vacuum B. Vacuum chamber C. Power supply D. Voltage regulator 29

30 A B C D E I H G F Gambar 4.2. komponen mesin DC Magnetron Sputtering Bagian-bagian komponen mesin DC Magnetron Sputtering yang digunakan dalam rancang bangun ditunjukan pada gambar 4.2 A. kipas pendingin berfungsi sebagai pendingin komponen power supply B. Transformator step up berfungsi untuk merubah arus tegangan dari arus tegangan kecil 220 volt menjadi arus tegangan yang lebih besar C. Diode berfungsi sebagai penyearah arus pada sistem power supply

31 D. Kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan yang ada dan mengalirkan muatannya searah dengan arus induk, yang akan menghasilkan penambahan tegangan dua kalinya E. Mesin vakum berfungsi untuk memvakum udara yang terdapat pada vakum chamber F. Vakum chamber berfungsi sebagai tempat proses dilakukannya pelapisan G. Volt meter berfungsi sebagai alat ukur besarnya tegangan yang digunakan pada saat proses pelapisan dilakukan H. Ampere meter berfungsi sebagai alat pengukur besarnya arus yang terjadi pada saaat proses pelapisan dilakukan I. Voltage regulator berfungsi sebagai Untuk memberi variasi tegangan pada proses pelapisan pada mesin DC magnetron sputtering 4.1.1. Mekanisme kerja DC Magnetron Sputtering berikut. Mekanisme kerja DC Magnetron Sputtering dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3a. Skema mekanisme kerja DC Magnetron Sputtering Sumber : https://www.researchgate.net/figure/222313802_fig1_fig-1-schematic-diagramof-a-dc-magnetron-sputtering-unit

32 Gambar 4.3b. mekanisme kerja DC Magnetron Sputtering. Dari Gambar 4.3b. terlihat cahaya plasma yang cukup baik pada proses pelapisan yang dilakukan. Hal ini bisa disimpulkan bahwa mesin DC Magnetron Sputtering yang sudah dirancang bangun bekerja dengan baik dan sesuai harapan. 4.2. Spesifikasi Mesin DC Magnetron Sputtering Spesifikasi dan parameter yang dipakai pada pengujian mesin DC Magnetron Sputtering dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini Tabel 4.1. Spesifikasi mesin DC Magnetron Sputtering Tegangan voltage regulator 150 Volt I max 1 Ampere Tekanan pompa vakum 25 Micron 4.3. Pengujian Terhadap Bahan Non Logam Berupa Kaca Langkah persiapan yang harus dilakukan sebelum pengujian terhadap bahan non logam beruap kaca sebagai berikut: 1. Membersihkan substrat kaca dan anoda tembaga, untuk anoda tembaga menggunakan amplas halus ukuran 2000 dan alcohol 90% kemudian untuk membersihkan substrat kaca menggunakan alcohol 90% dan ethatol lalu lap dan keringkan. 2. Membuka kaca tabung vakum chamber dan letakkan substrat pada katoda

33 yang terdapat pada vakum chamber pastikan peletakan substrat tepat ditengah, supaya pada proses pelapisan film tipis tapat melekat dibagian tengah. 3. Menutup kembali tabung kaca vakum chamber dengan benar dan kencangkan menggunakan mur topi yang terdapat pada tutup vacuum chamber. 4. Memasang selang pada dudukan lubang output yang terdapat pada bagian tutup vakum chamber dan hubungkan pada lubang input mesin vakum, pastikan selang benar-benar rapat dan kencang agar tidak terjadi kebocoran pada saat pemvakuman. 5. Menghubungkan kabel output dari power supply, kabel negatif dihubungkan pada katoda dan positif dihubungkan ke anoda. 6. Menghubungkan kabel input dari power supply pada output voltage regulator supaya mudah menggunakan tegangan yang diatur melalui voltage regulator. 7. Menghubungkan input dari voltage regulator ketermilal yang teraliri arus listrik. 8. Menyalakan mesin vakum, untuk memvakum udara yang berada di dalam tabung benar-benar hampa. Kemudian diamkan selama 3 sampai 5 menit sebelum menyalakan power supply. 9. Setelah selesai penyetingan alat persiapkan juga peralatan untuk kepentingan pengamatan dan pengambilan data yaitu berupa stopwatch, kamera, thermometer, bolpoin, kertas A4. 10. Menghidupkan tombol on/off power supply terlebih dahulu kemudian tombol on/off voltage regulator, naikan tegangan menggunakan voltage regulator sampai ada tanda-tanda plasma muncul, bersamaan munculnya plasma stopwatch juga dihidupkan. Jika plasma sudah muncul naikan kembali tegangan sampai plasma benar-benar setabil, dan catat tagangan pada volt meter, arus pada amper meter. Tunggu beberapa saat hingga atom yang tersputter dari anoda tembaga melapisi substrat. Jika film tipis sudah melapisi segera mematikan tombol power on/off power supply dan voltage regulator

34 bersamaan dengan stopwatch. Pengujian pertama dengan menggunakan tegangan votage regulator 150 volt, Imax 1 ampere dan waktu 1 metit 30 detik dilanjutkan dengan pengujian kedua dengan tegangan sama 150 volt, Imax 1 ampere dan waktu 2 menit 10 detik. Hasil dari pengujian awal yang dilakukan ditunjukan pada Gambar 4.4. (a) (b) Gambar 4.4 (a) Hasil pengujian dengan menggunakan tegangan votage regulator 150volt, I max 1 ampere dan waktu 1 menit 30 detik (b) Hasil pengujian dengan menggunakan tegangan votage regulator 150 volt, I max 1 ampere dan waktu 2 menit 10 detik. Mesin DC Magnetron Sputtering yang telah dirancang dan dibangun dengan spesifikasi mesin yaitu: mesin yang telah dibuat dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan yang diharapkan, kemudian diuji performanya. Pengujian performa tersebut dengan melakukan pengujian pelapisan terhadap bahan non loganm berupa kaca yang nantinya akan diukur hambatan yang melapisi substrat kaca tersebut. 4.4. Pengukuran Hasil Pengujian Hasil pengujian yang diukur adalah besar hambatan yang telah melapisi benda kerja. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan multimeter digital yang ditunjukan pada Gambar 4.5.

35 (a) Gambar 4.5 (a) Pengukuran hambatan dengan menggunakan multimeter digital dari hasil pengujian dengan menggunakan tegangan votage regulator 150 volt, I max 1 ampere dan waktu 1 menit 30 detik (b) tegangan votage regulator 150 volt, I max 1 ampere dan waktu 2 menit 10 detik. Tabel 4.2. Hasil pengujian sputtering Percobaan Tekanan vakum Tegangan Arus(I max ) t (detik) Hambatan (Ω) 1 150 volt 1 ampere 90 12.6 2 150 volt 1 ampere 130 9.2 (b) Dari data yang disajikan Tabel 4.2 dapat dilihat pada percobaan pertama dengan waktu 90 detik menghasilkan hambatan sebesar 12.6 Ω. Hal ini disebabkan karena tekanan di dalam tabung tidak stabil, sehingga tegangan dari anoda menyambar pada permukaan substrat. Secara visual dapat terlihat warna yang lebih gelap pada permukaan substrat, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.5a.. Sedangkan pada percobaan kedua dengan waktu 130 detik didapat besar hambatan yaitu 9.2 Ω. Hal ini dikarenakan masih tipisnya film yang terdeposisi ke permukaan substratg, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.5b. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu sputtering hambatan yang terukur semakin besar, karena semakin lama waktu deposisi membuat atom-atom dari target banyak yang terangkat dan menempel ke permukaan substrat. Semakin tebal film yang menempel, jarak antar atom akan semakin dekat. Hal ini yang membuat hambatan dari film semakin besar.

36 4.5. Analisis Biaya Dari seluruh proses pabrikasi mesin DC magnetron sputtering, didapatlah biaya produksi seperti pada Tabel 4,3. Biaya tersebut belum termasuk biaya jasa. Tabel 4.3. Rincian biaya pembuatan mesin DC magnetron sputtering. No Nama komponen Jumlah Biaya Total 1 Voltage regulator 1 5.500.000 5.500.000 2 Pompa vakum 1 3.200.000 3.200.000 3 Tabung kaca 10 25.000 250.000 4 Tembaga 1 200.000 200.000 5 Plat besi tebal 2cm 2 48.000 96.000 6 Nepple 2 45.000 90.000 7 Selang vakum 1 meter 16.000 16.000 8 Transformator 1 200.000 200.000 9 Diode bridge 10 1.000 10.000 10 kapasitor 1 150.000 150.000 11 Kabel tunggal 4 meter 4.000 16.000 12 Ampere meter 1 45.000 45.000 13 Volt meter 1 45.000 45.000 14 Kayu 4 meter 8.000 32.000 15 Mata grinda 24 6.000 144.000 16 Amplas kertas 20 4.000 80.000 17 Jasa bubut 400.000 400.000 Jumlah 10.474.000