BAB III GAMBARAN UMUM PENGUSAHA BATIK KAUM SANTRI DI KAMPUNG BATIK KELURAHAN BUARAN KOTA PEKALONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Pasar Tiban Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan. kamus bahasa Indonesia karangan Badudu-Zain kata tiba

BAB III PERSEPSI BURUH BATIK TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI KELURAHAN PRINGREJO KOTA PEKALONGAN

BAB II PENYAJIAN DATA. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di Desa Karang Kembang Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. 80-an telah berubah, dari paradigma government driven growth ke public

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN BANYURIP KECAMATAN PEKALONGAN SELATAN KOTA PEKALONGAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat

LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN Form 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun Nilai Ekspor Batik Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM. secara geografis Kota Pekalongan terletak di dataran rendah pantai utara

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN..s/d... TAHUN..

LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN Form 1

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ada di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa. Tengah. Kelurahan Lodoyong ini terdiri dari 6 RW dan 39 RT.

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis

LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN Form 1

BAB I PENDAHULUAN. program yang ada di lokasi KKN tersebut. Yogyakarta. Kelurahan Seloharjo, dibatasi oleh:

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

BUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN... TAHUN...

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB II KONDISI DESA GEMEKSEKTI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara agar tetap dapat unggul. Menurut Nurimansyah (2011), daya saing

BAB II GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. Kelurahan Kauman memiliki luas Ha yang terdiri dari wilayah

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Godean berupa tanah yang datar dan sedikit berbukit. 2. Utara : Kecamatan Mlati, Kecamatan Seyegan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Dusun Bruno 1 a. Deskripsi Wilayah. Hasil survey ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BUKU MONOGRAFI KECAMATAN KEADAAN PADA BULAN DESEMBER TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Dermojurang, Seloharjo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah Kerja Nyata Alternatif Periode LI unit II.C.1 Universitas

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Kota pekalongan. 3. Sebelah barat : Kelurahan Simbang Kulon

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

IV. GAMBARAN UMUM KELURAHAN LANGKAPURA. Pada abad ke 18 jauh sebelum Indonesia merdeka tepatnya sekitar tahun 1823

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PENYAJIAN DATA. A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN 1. Subjek Penelitian

GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional yang bertujuan

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Tengah adalah 3,802 ha² yang terdiri dari pemukiman

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

DATA POKOK DESA/KELURAHAN BULAN NOPEMBER - TAHUN 2017

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan UMKM di Jawa Timur Priode Uraian

BUKU MONOGRAFI DESA SEMESTER II TAHUN 2016 DESA WONOLELO KECAMATAN PLERET KABUPATEN BANTUL

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

BAB 1V GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

sedangkan untuk kategori usia tenaga kerja yang dimulai dari usia tahun

Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

BATIK DARI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB II PROFIL DESA KASIKAN. Propinsi. Desa Kasikan merupakan desa paling ujung sebelum Desa Talang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

P R O F I L DESA DANUREJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik ialah seni kerajinan yang ada sejak zaman kerajaan Majapahit abad

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI KKN

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN UMUM PENGUSAHA BATIK KAUM SANTRI DI KAMPUNG BATIK KELURAHAN BUARAN KOTA PEKALONGAN A. Keadaan Sosio-Religious Masyarakat di Kelurahan Buaran Kota Pekalongan terkenal dengan kota batik dan kota santri, dua nama tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Pekalongan merupakan masyarakat yang suka berwirausaha terutama batik dan mempunyai religiousitas yang tinggi. Begitu juga di Kelurahan Buaran yang kebanykan masyarakatnya juga berwirausaha batik di rumah atau home industry. Kelurahan Buaran luasnya 448887 Ha, terdiri dari 8 RW dan 39 RT. Batas kelurahan Buaran yaitu sebelah utara dibatasi oleh kelurahan Pringlangu, sebelah selatan berupa kelurahan Banyurip Alit, sebelah barat adalah kelurahan Bumirejo dan sebelah timur adalah kelurahan Kradenan. Kelurahan Buaran masuk dalam kecamatan Pekalongan Selatan. Menurut data statistik yang pada tahun 2013. Jumlah penduduknya mencapai 3.594 jiwa, terdiri atas laki-lakli 1.820 dan perempuan 1.774. Jumlah KKnya ada 929 KK. Sedangkan mata pencaharian penduduk cukup beragam meliputi pegawai negeri ada 14 jiwa, TNI ada 3 jiwa, swasta ada 924 jiwa, wiraswasta ada 118, petani ada 11 jiwa, tukang ada 16 jiwa dan pedagang ada 18 jiwa. Untuk tingkat pendidikan di kelurahan Buaran yaitu penduduk yang lulusan Taman Kanak/tidak berpendidikan ada 115 jiwa, SD ada 325 jiwa, SMP ada 470 jiwa, SLTA/SMA ada 475 jiwa, D1-D3 ada 55 jiwa, dan S1 ada 25 jiwa. Masyarakat di Kelurahan Buaran sangat agamis (Islam). Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pondok pesantren di lingkungan kelurahan Buaran yaitun ada 80 pondok

pesantren dan ada 45 madrasah, jumlah Masjid 5 dan Musolla ada 32, jumlah itu cukup besar untuk ukuran kelurahan. Di kelurahan Buaran tidak ada satupun gereja atau tempat ibadah bagi non-muslim. Hal ini menunujukkan Islam sangat dominan di sana. B. Gambaran Umum Pengusaha Batik Kaum Santri Di Kampung Batik Kelurahan Buaran Batik adalah sehelai wastra yaitu sehelai kain yang dibuat secara tradisional dan terutama digunakan dalam matra tradisional beragam hias pola batik tertentu yang pembuatannya menggunakan teknik celup rintang dengan malam atau lilin batik sebagai bahan perintang warna. Dengan demikian suatu wastra dapat disebut batik bila mengandung dua unsur pokok yaitu teknik celup rintang yang menggunakan lilin sebagai perintang warna dan pola yang beragam hias khas batik. 1 Kata batik sendiri dalam bahasa Jawa berarti menulis. 2 Pekalongan memang sangat terkenal dengan kerajinan batiknya. Sentra kerajinan batik ini tersebar di wilayah kodya dan kabupaten Pekalongan. Menurut Departemen perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah tahun 1999 tercatat terdapat 16 sentra batik di wilayah kodya dengan jumlah unit usaha sebanyak 476 unit usaha, dan 19 sentra batik di wilayah kabupaten Pekalongan dengan jumlah usaha sebanyak 670 unit usaha. Dari data di atas terlihat bahwa potensi industri kerajinan batik kodya Pekalongan menempati posisi kedua setelah Kodya Surakarta. Selain dikenal dengan pusat industri kerajinan batik di wilayah pantai utara Jawa, Pekalongan juga dikenal dengan kerajinan tenun tradisional dengan mempergunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Batik yang dihasilkan Pekalongan berdasarkan pembuatannya terdiri dari batik tulis, batik cap, batik printing dan batik kombinasi. Batik tulis saat ini terdapat di Kelurahan Buaran Kecamatan Pekalongan 1 Suci Ati, Eksistansi Batik Pekalongan, Prodi Pendiddikan Tata Busana JPKK FPTK UPI, Tth, hlm. 1. 2 Heriyana Nurainun dan Rasyimah, Analisis Industri Batik Di Indonesia, Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh Banda Aceh, Vol.7, No. 3, 2008, hlm. 125.

Selatan. Permintaan terhadap produk batik dapat dikategorikan ke dalam dua jenis produk. Pertama permintaan terhadap batik tulis dan batik cap yang akan digunakan sebagai bahan baku konveksi dan yang kedua permintaan terhadap produk batik yang siap pakai berupa busana jadi. Sumber permintaan terdiri dari: 3 1. Permintaan domestik Kecenderungan peningkatan permintaan terhadap produk batik dipengaruhi: a. Meningkatnya jumlah penduduk dan hari-hari spesial atau hari-hari besar. b. Meningkatnya pendapatan penduduk. c. Dinamika para pengusaha batik dalam memproduksi berbagai jenis batik. d. Harga produk pembatikan yang bersangkutan. e. Program pemerintah dalam mendorong meningkatnya sektor usaha batik dan kepariwisataan. Dengan meningkatnya permintaan pada produksi batik, maka akan merningkatkan omzet bagi pengusaha batik, H. Subkhi yang merupakan salah satu pengusaha Batik di Kelurahan Buaran, sekarang ia sudah mencapai omzet 1 Miliar rupiah dengan modal awalnya hanya 35 juta, walaupun ia hanya lulusan SD saja. 4 Izzudin pengusaha batik yang hanya lulusan SMA ia telah mencapai omzet 1,8 miliar dengan modal awal 150 juta rupiah mempunyai 7 karyawan batik buatanya yangv terkenal adalah merek Izzi. 5 2. Permintaan eksport Jenis batik yang berhasil dijual untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri terdiri dari busana siap pakai, sarung batik, kain panjang batik dan berbagai produk 3 Suci Ati, Op Cit, hlm. 9. 4 H. Subkhi, Wawancara, 5-12-2014 5 Izzudin, Wawancara, 5-12-2014

batik printing. Turun naiknya permintaan pasar ekspor sangat dipengaruhi kemampuan bersaing produk batik Indonesia dengan batik lain, kreativitas produsen batik dan para desainer busana, promosi yang benar dengan adanya upaya memenuhi ekspor batik dengan label isu lingkungan. 6 Kemampuan untuk meng eksport batik Pekalongan ini dapat ditunjukkan dengan banyaknya pengusaha atau pembisnis batik di Kelurahan Buaran yang mempunyai banyak karyawan dalam menajalankan usaha atau bisnisnya, sebagimana pernyataan Syukron yang hanya lulusan tingkat SMA, tetapi telah mempunyai 40 karyawan dalam menjalankan busnisnya. 7 Ridias Maulana yang mempunyai usaha konveksi dan toko obat batik telah mempunyai 10 karyawan dan omzetnya menacapai 400 juta dengan modal awal 200 juta hanya baru berjalan selama 4 tahun. 8 H. Mahnud Pengusaha batik cap yang hanya lulusan SMP dan sudah pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren selama 6 tahun telah memiliki karyawan sebanyak 11 orang, omzetnya sekarang mencapai 600 juta dengan modal awal sekitar 150 juta rupiah. 9 Berdasarkan dari keterangan di atas dapat kita pahami bahwa pencapaian para pengusaha batik Pekalongan tersebut telah dapat menjalankan usahanya dengan baik dengan bukti masih eksis dan dapat meningkatkan omzet yang sangat mengagumkan walaupun mereka hanya berpendidikan paling tinggi SMA saja namun mereka semua sudah pernah mengenyam di pondok pesantrden sedikitnyan 3 tahun bahkan ada yang sampai 12 tahun lamanya. Terlepas dari bagaimana cara para pengusaha batik tersebut menagtur dan memanagemen usahaanya, para pengusaha batik tersebut sudah dapat dikatan sukses 6 Suci Ati, Op Cit, hlm. 10. 7 Syukron, Wawancara, 5-12-2014 8 Ridias Maulana, Wawancara, 5-12-2014 9 H. Mahmud, Wawancara, 5-12-2014

dalam menajalankan usahanya, maka untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana manajemen meraka, peneliti akan membahas pada bab berikutnya yaitu bab empat.