BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang langsung dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak,

Melindungi kesehatan ibu :

MANFAAT ASI BAGI BAYI

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas (Depkes RI, 1996).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

ASI ADALAH ANUGERAH LUAR BIASA YANG DIBERIKAN TUHAN KEPADA MANUSIA KENAPA BANYAK ORANG TUA TIDAK MEMBERIKAN ASI

GIZI SEIMBANG IBU MENYUSUI. RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menyusui adalah proses pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi, dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menempuh, menemui, mengarungi, menyebrangi, menanggung, mendapat,

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung antibodi dan lebih dari 100 zat gizi, seperti AA, DHA taurin, dan

MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF OLEH : dr.rizma Alfiani Rachmi

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

II. TINJAUAN PUSTAKA. kandungan zat gizi yang sesuai untuk kebutuhan bayi dan merupakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk air putih, selain menyusui selama 6 bulan sejak dilahirkan. 3 Cara

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

Bagaimana Memberikan Makan Bayi Setelah Usia 6 Bulan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan di tempatkan dalam sebuah ruangan kamar

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

BAB II LANDASAN TEORI. Skinner (Notoatmodjo, 2007), merumuskan perilaku sebagai. respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB II TINJAUAN KASUS. menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya (Roesli,

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BAYI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MATSUM TAHUN 2015

Cara Mencuci Tangan yang Benar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat manusia ataupun

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tim (Roesli, 2005). Menurut Institute of medicine, ASI eksklusif didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

PENGETAHUAN 1. Apakah ibu tahu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a. Ya b. Tidak 2. Apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif? a.

Pemberian ASI Di Fasilitas Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu (Ambarwati.,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam. penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi berumur 0 6 bulan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ASI 2.1.1.1 Definisi ASI Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang di sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya 7. Air Susu Ibu adalah makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulanbulan pertama, karena mengandung zat gizi yang diperlukan bayi untuk membangun dan menyediakan energi 8,13 ASI eksklusif adalah Pemberian ASI pada bayi tanpa tambahan makanan lainnya ataupun cairan lainnya seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat apapun seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim sampai usia enam bulan. Pemberian ASI eksklusif atau menyusui eksklusif menurut WHO adalah memberikan hanya ASI pada bayi dan tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih, kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan, yang dilakukan sampai bayi berumur 6 bulan 2,15 7. 2.1.1.2 Fisiologi ASI 9,10 ASI dalam istilah kesehatan adalah dimulai dari proses laktasi. Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi sampai proses

bayi menghisap dan menelan ASI. Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pascapersalinan, kadar estrogen dan progestrogen turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI semakin lancar. Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu refleks aliran timbul akibat perangsangan puting susu oleh hisapan bayi. 1. Refleks Prolaktin Sewaktu bayi menyusui, ujung saraf peraba yang terdapat pada puting susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu memacu hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin ke dalam darah. Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar (alveoli) untuk memproduksi air susu. Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan, yaitu frekuensi intensitas dan lamanya bayi mengisap 2. Refleks Aliran (Let Down Refleks) Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormon prolaktin juga mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan hormon oksitosin. Dimana setelah oksitosin dilepas ke dalam darah akan memacu otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus, dan sinus menuju puting susu. Beberapa refleks yang memungkinkan bayi baru lahir untuk memproleh ASI adalah sebagai berikut.

a) Refleks Menangkap (rooting refleks) Refleks ini memungkinkan bayi baru lahir untuk menemukan puting susu apabila ia diletakkan di payudara. b) Refleks Mengisap Yaitu saat bayi mengisi mulutnya dengan puting susu atau pengganti puting susu sampai ke langit keras dan punggung lidah. Refleks ini melibatkan lidah, dan pipi. c) Refleks Menelan Yaitu gerakan pipi dan gusi dalam menekan areola, sehingga refleks ini merangsang pembentukan rahang bayi. 2.1.1.3 Manfaat ASI Pemberian ASI mempunyai manfaat yang besar, baik bagi ibu, bagi bayi, bagi negara hingga bagi lingkungan. 1) Manfaat Pemberian ASI Pada Bayi ASI sebagai nutrisi yaitu merupakan sumber gizi yang sangat ideal komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan yang sempurna baik kualitas maupun kwantitasnya ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi yaitu merupakan cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. Zat kekebalan yang terdapat pada ASI akan melindungi bayi dari penyakit diare, juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena infeksi telinga, batuk, pilek dan penyakit alergi lainnya 8,13,17,19 16,18,19

ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan karena dalam ASI terkandung nutrien- nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi antara lain. Taurin yaitu suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat pada ASI. Laktosa merupakan hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali terdapat dalam susu sapi. Asam Lemak ikatan panjang (DHA, AA, Omega 3, Omega 6), merupakan asam lemak utama dari ASI yang terdapat sedikit dalam susu sapi 1,13,20 ASI Eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang karena bayi yang sering berada dalam dekapan ibu akan merasa kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tenteram yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian dan percaya diri dan dasar spiritual yang baik 8,13 2) Manfaat ASI bagi Ibu Mengurangi perdarahan setelah melahirkan, apabila bayi segera disusui setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadi perdarahan setelah melahirkan akan berkurang, karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan oksitosin yang berguna untuk menutup pembuluh darah sehingga perdarahan akan cepat berhenti. Mengurangi terjadinya anemia karena kekurangan zat besi akibat perdarahan. Menjarangkan kehamilan karena menyusui merupakan alat kontrasepsi yang aman, mudah dan cukup berhasil. Mengecilkan rahim karena kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil 7,15,19

Lebih cepat langsing kembali karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil, sehingga berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil. Mengurangi kemungkinan menderita kanker pada ibu yang memberikan ASI eksklusif. Lebih ekonomis dan mudah karena menghemat pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan untuk menyusui dan persiapan untuk pembuatan susu formula. 7,8,13 3) Manfaat ASI bagi Negara Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui serta biaya menyiapkan susu. Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah, mencret, dan sakit saluran nafas. Penghematan obat- obat, tenaga dan sarana kesehatan. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun Negara 4) Manfaat ASI bagi Lingkungan ASI akan mengurangi bertambahnya sampah dan polusi di udara. Dengan hanya memberi ASI manusia tidak memerlukan kaleng susu, karton dan kertas pembungkus, botol plastik dan karet. ASI tidak menambah polusi udara karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap dan tidak memerlukan alat transportasi 7,19 2.1.1.4 Faktor- faktor yang mempengaruhi ibu memberikan ASI pada bayi diantaranya adalah: 1) Perubahan Sosial Budaya

Perubahan sosial budaya ini dapat dicontohkan misalnya ibu bekerja atau memiliki kesibukan sosial lainnya. Selain itu budaya meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu formula kepada anaknya. 2) Faktor Psikologis Faktor psikologis ini dapat dicontohkan seorang ibu takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita dan mungkin seorang ibu merasa tertekan batinnya. 3) Faktor Fisik Ibu Ibu sakit apabila menyusui bayinya karena payudaranya terasa nyeri apabila digunakan untuk menyusui. 4) Kurangnya petugas kesehatan Sedikitnya jumlah petugas kesehatan membuat masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat memberikan ASI. 5) Meningkatnya promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI 6) Keterangan yang Salah Keterangan yang salah datangnya dari perugas kesehatan yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu kaleng 19,26,27 2.1.1.5 Masalah masalah yang dihadapi ibu menyusui. 1) Puting Susu Datar/ Terbenam Pada awalnya bayi akan mengalami kesulitan, tetapi setelah beberapa minggu dengan usaha yang ekstra, putting susu yang datar akan menonjol keluar sehingga bayi dapat menyusu dengan mudah. Usaha untuk mengeluarkan putting susu yang terbenam ini dapat dilakukan dengan cara menyusui bayi segera secepatnya setelah lahir bayi aktif dan ingin menyusu. Menyusui bayi sesering mungkin (missal 2-2 ½ jam) akan menghindarkan payudara terisi terlalu penuh

dan memudahkan bayi untuk menyusu. Mengeluarkan ASI secara manual sebelum menyusui dapat membantu bila terdapat kandungan payudara dan putting susu tertarik ke dalam. Pompa ASI yang efektif (bukan yang berbentuk terompet atau bentuk squeeze dan bulb) dapat dipakai untuk mengeluarkan putting susu pada waktu menyusui 3,26 2) Puting Susu Nyeri Pada umumnya ibu akan mengalami sakit pada waktu awal menyusui. Rasa nyeri ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu ibu benar, perasaan nyeri ini akan menghilang. Cara menanganinya adalah dengan memastikan posisi menyusui sudah benar. Memulai menyusui pada puting susu yang tidak sakit guna membantu mengurangi sakit pada puting susu yang sedang sakit. Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI, oleskan di putting susu dan biarkan payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai puting susu kering. Jangan membersihkan puting susu dengan sabun. Hindarkan puting susu menjadi lembab 3,26 3) Puting Susu Lecet Puting susu yang nyeri, bila tidak segera ditangani dengan benar akan menjadi lecet, sehingga menyusui akan terasa menyakitkan dan dapat mengeluarkan darah. Puting susu yang lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh thrush (candidiasis) atau dermatitis. Hal ini dapat diatasi dengan cara mengobati puting susu yang lecet dan memperhatikan posisi menyusui. Apabila sangat menyakitkan, berhenti menyusui

pada payudara yang sakit untuk sementara untuk memberi kesempatan lukanya sembuh. Mengeluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran pembentukan ASI. Memberikan ASI perah dengan sendok atau gelas tetapi jangan dengan dot. Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula- mula dengan waktu yang lebih singkat. Apabila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke Puskesmas. Posisi menyusui yang benar adalah bayi diletakkan mengahadap ibu, perut bayi menempel ke perut ibu, telinga bayi segaris dengan lengan,mulut bayi terbuka lebar, bibir lengkung keluar, dagu menempel pada payudara, sebagian besar areola tak kelihatan 3,26 4) Payudara Bengkak Pada hari pertama ( sekitar 2-4 jam ), payudara sering terasa penuh dan nyeri disebabkan bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan dengan ASI mulai diproduksi dalam jumlah banyak. Penyebab payudara bengkak adalah posisi mulut bayi dan puting susu ibu yang salah. Produksi ASI berlebih. Terlambat menyusui. Pengeluaran ASI yang jarang. Waktu menyusui yang terbatas. Cara mengatasinya adalah dengan menyusui bayi sesering mungkin tanpa terjadwal / tanpa batas waktu. Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan/ pompa ASI yang efektif sebelum menyusui. Sebelum menyusui dapat dilakukan dengan kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit dan setelah menyusui dikompres dengan air dingin untuk mengurangi oedema 2.1.1.6 Komposisi ASI 3,27

Komposisi ASI tidak konstan atau tidak sama dari waktu ke waktu. Diantara faktor yang mempengaruhi komposisi ASI adalah stadium laktasi yang terdiri dari tiga tingkatan yaitu: 4 1) Kolostrum Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae. Kolostrum ini berlangsung sekitar tiga sampai empat hari setelah ASI pertama kali keluar. Kolostrum mempunyai karakteristik yaitu cairan ASI lebih kental dan berwarna lebih kuning dari pada ASI mature. Lebih banyak mengandung protein dimana protein pada umumnya adalah gama globulin. Lebih banyak mengandung antibody dibandingkan dengan ASI mature dan dapat memberikan perlindungan pada bayi sampai usia enam bulan. Kadar karbohidrat dan lemaknya lebih rendah daripada ASI mature. Lebih tinggi mengandung mineral terutama sodium dibandingkan ASI mature. Ph lebih alkali. Total energinya hanya 58 kalori/ 100 ml kolostrum. Vitamin yang larut lemak lebih banyak dbandingkan ASI mature sedangkan vitamin yang larut air dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Bila dipanaskan akan menggumpal. Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lecitinin dibandingkan ASI mature. Volume kolostum berkisar 150-300 ml/ 24 jam. 2) ASI Peralihan Air Susu peralihan merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI mature. ASI peralihan berlangsung dari hari ke empat sampai hari ke sepuluh dari masa laktasi. Beberapa karakteristik ASI peralihan meliputi kadar protein lebih rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat lebih tinggi dibandingka

kolostrum serta volume ASI peralihan ini lebih tinggi dibandingkan dengan kolostrum. 3) ASI Mature ASI Mature adalah ASI yang disekresi pada hari ke sepuluh atau setelah minggu ke tiga sampai minggu ke empat dan seterusnya. Komposisi ASI masa ini relatif konstan. Karakteristik dari ASI mature ini adalah Cairan berwarna kekuningkuningan. Tidak menggumpal bila dipanaskan. Ph 6,6-6,9. Terdapat anti microbial faktor. Kadar air dalam ASI mature 88 gram/ 100 ml. Volume ASI mature antara 300-850 ml/ 24 jam. 2.1.1.7 Volume ASI Pada bulan- bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi kolostrum pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan, apabila bayi mulai menghisap payudara, maka produksi ASI bertambah secara cepat. Dalam kondisi normal ASI diproduksi sebanyak 10-100 cc pada hari- hari pertama. Produksi ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai hari ke 14. Bayi yang sehat akan mengkonsumsi sebanyak 700-800 cc ASI perhari, namun kadang- kadang ada yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc / bahkan hampir 1 liter / hari dan tetap menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sama. Keadaan kurang gizi pada ibu pada tingkat yang berat baik pada waktu hamil maupun menyusui dapat mempengaruhi volume ASI. Produksi ASI menjadi lebih sedikit yaitu hanya berkisar antara 500-700 cc pada 6 bulan pertama usia bayi.400-600 cc pada bulan ke 2 dan 300-500 cc pada tahun ke 2 usia anak 3

Volume ASI yang dapat dikonsumsi bayi dalam satu kali menyusu selama sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume dalam susu yang dapat diproduksi meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan, hanya memproduksi sejumlah ASI yang sedikit. Emosi seperti tekanan (stress) atau kegelisahan merupakan faktor penting yang mempengaruhi jumlah produksi ASI selama minggu- minggu pertama menyusui 2.1.1.8 Cara Memberikan ASI ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama enam bulan pertama. Sesudah umur enam bulan, bayi memerlukan makanan pelengkap karena kebutuhan gizi bayi meningkat dan tidak seluruhnya dapat dipenuhi oleh ASI. Bila ibu dan bayi sehat, ASI hendaknya secepatnya diberikan ASI yang diproduksi pada 1-5 hari pertama dinamakan kolostrum, yaitu cairan kental yang berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum sangat menguntungkan bayi karena mengandung lebih banyak antibody, protein dan mineral serta vitamin A. Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan setiap saat. Sebagai pedoman, pada hari pertama dan kedua lama pemberian ASI adalah 5 sampai 10 menit pada tiap payudara. Pada hari ketiga dan seterusnya lama pemberian ASI adalah 15-20 menit. Produksi ASI dirangsang oleh isapan bayi dan keadaan ibu yang tenang. Disamping itu perlu diperhatikan kesehatan ibu pada umumnya, status gizi dan perawatan payudara. Penyuluhan tentang caracara pemberian ASI yang menjamin kelancaran produksi ASI sejak lahir sangat diperlukan ibu, terutama bagi ibu- ibu yang melahirkan untuk pertama kali. ASI dapat terus diberikan hingga anak umur 2 tahun. 3,7,19 26

2.1.1.9 Cara Menyimpan ASI di Rumah 1) ASI yang telah dikeluarkan dapat diletakkan di kamar/ luar akan tahan 6-8 jam pada suhu 26 0 C atau lebih rendah. 2) ASI yang telah dikeluarkan dan disimpan di dalam termos berisi es batu tahan 24 jam. 3) ASI yang disimpan di lemari es tempat buah di bagian paling dalam dimana tempat yang terdingin tahan 3-3 x 24 jam (40 C atau lebih rendah) 4) ASI yang disimpan di freezer yang mempunyai pintu terpisah sendiri, tahan 3 bulan. 5) ASI yang di simpan di freezer dengan satu pintu, tahan 2 minggu. 6) ASI yang disimpan di deep freezer (-180C atau lebih rendah) akan tahan selama 6-12 bulan Sebelum diminumkan dengan sendok atau gelas plastik, ASI dapat dihangatkan di dalam mangkok berisi air hangat. Jangan dihangatkan di atas api karena beberapa zat kekebalan dan enzim dapat berkurang 3,26,27 2.1.2 Pengetahuan Ibu tentang ASI 2.1.2.1 Pengertian Pengetahuan Ibu Menurut Ki Hajar Dewantoro, Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan ibu dapat diperoleh dari beberapa faktor baik formal seperti pendidikan yang didapat di sekolah maupun non formal. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, dimana hal itu dikuatkan dengan penelitian yang dilakukan Rongers(1997) yang mengungkapkan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada

perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Penelitian Rongers (1974) juga mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yaitu 1) Awareness (Kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). 2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap objek sudah mulai timbul. 3) Evaluation (menimbang- nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4) Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. 5) Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus Seorang ibu yang memiliki pendidikan formal yang rendah belum tentu tidak mampu menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan dengan orang yang lebih tinggi pendidikan formalnya. Perlu menjadi pertimbangan bahwa faktor tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang ibu peroleh 16,18 9 16,18 2.1.2.2 Ruang Lingkup Pendidikan 1) Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah pendidikan yang mempunyai bentuk atau organisasi tertentu seperti di sekolah atau di universitas. Adanya organisasi yang

ketat dan nyata. Misalnya tentang adanya penjenjangan cara atau metode mengajar di sekolah 6 2) Pendidikan in Formal Pendidikan in formal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di rumah dalam bentuk lingkungan keluarga. Pendidikan ini berlangsung tanpa pendidik, tanpa suatu program yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu tanpa evaluasi yang formal berbentuk ujian 6 3) Pendidikan Non Formal Pendidikan non formal adalah usaha khusus yang diselenggarakan secara terorganisir diutamakan bagi generasi muda dan orang dewasa yang tidak dapat sepenuhnya mengikuti pendidikan sekolah dapat memiliki pengetahuan praktis dan ketrampilan dasar yang mereka perlukan sebagai warga masyarakat produktif 6. Pengetahuan ibu mengenai keunggulan ASI dan cara pemberian ASI yang benar akan menunjang keberhasilan menyusui. Menurut Rulina Suradi menunjukkan bahwa ibu dari semua tingkat ekonomi mempunyai pengetahuan yang baik tentang kegunaan ASI dan mempunyi sikap yang positif terhadap usaha memberikan ASI, tetapi dalam prakteknya tidak sejalan dengan pengetahuan mereka 13. 2.2 Kerangka Konsep Ibu Hamil Tingkat Pengetahuan tentang ASI Eksklusif

Pendidikan Pekerjaan Sosial / Budaya