BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa

dokumen-dokumen yang mirip
2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN MEKANISME KOPING PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH II YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di RS Islam Surakarta, pada tahun 2013 pasien kanker

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. angka ini meningkat menjadi 219 pasien dan tahun 2013 menjadi 418 pasien. Bila

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z.

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan


BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

HUBUNGAN MEKANISME KOPING INDIVIDU DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DI UNIT HEMODIALISA RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal berupa penurunan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan berakhir dengan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini bila

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ginjal tahap akhir (End Stage Renal Disease, [ERDS]) adalah istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadian yang masih cukup tinggi. Di Amerika Serikat, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi secara akut dan kronis. Dikatakan akut apabila penyakit berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. dan cukup lanjut. Penyakit gagal ginjal kronis mengakibatkan laju filtrasi

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

BAB I PENDAHULUAN. volume, komposisi dan distribusi cairan tubuh, sebagian besar dijalankan oleh Ginjal

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam jangka waktu yang lama (Noer, Soemyarso, 2006). Menurut (Brunner

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal atau penurunan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN. pasien penyakit gagal ginjal kronik di Amerika Serikat adalah orang.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Kesehatan N0.36 Tahun 2009 menjelaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Lima, Fransisco &

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN TERAPI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

Ejournal keperawatan (e-kp) volume 1 Nomor 1. Agustus Nabilla Lukman Esrom Kanine Ferdinand Wowiling

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MENJALANI HEMODIALISA PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular mengalami penurunan tetapi terjadi peningkatan jumlah

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah salah satu penyakit dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. menghargai perasaan pasien yaitu dengan mencurahkan segala perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau End Stage Renal Desease (ESRD) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Ginjal Kronik (PGK) (Centers For Diseae Control and Prevention, ginjal (Foote & Manley, 2008; Haryono, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terletak di Jl. Wates Km. 5,5 Gamping, Sleman, Daerah Istimewa. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping merupakan

Lampiran 1. PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Koping Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 150 ribu orang dan yang membutuhkan terapi pengganti ada

BAB I PENDAHULUAN. Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal stadium akhir (gagal ginjal kronik tahap 5) dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan air

BAB 1 PENDAHULUAN. secara progresif dan ireversibel, saat ini angka kejadian gagal ginjal kronik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya polusi lingkungan, tanpa disadari dapat mempengaruhi terjadinya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. emosional serta hubungan interpersonal yang memuaskan (Videbeck, 2008).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Ginjal manusia berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa darah, serta sekresi bahan buangan dan kelebihan garam (Potter & Perry, 2006). Gagal ginjal dinyatakan terjadi jika fungsi kedua ginjal terganggu sampai pada titik ketika ginjal tidak mampu menjalani fungsi regulatorik dan ekskretorik untuk mempertahankan keseimbangan (Nabilla, Esrom, Ferdinand, 2013). Data dari National Kidney and Urologic Disease Information Clearinghouse (NKUDIC) (2012) pada akhir tahun 2009, prevalensi penderita penyakit ginjal stadium akhir di Amerika Serikat yaitu 1.738 penderita persatu juta penduduk dan 370.274 diantaranya menjalani hemodialisis. Populasi di Malaysia dengan 18 juta orang, diperkirakan terdapat 1800 kasus baru gagal ginjal pertahunnya. Tahun 2010 mengalami peningkatan yang tinggi yaitu lebih dari dua juta orang yang menderita penyakit ginjal kronik (Rustina, 2012). Insiden ini di negara berkembang lainnya, diperkirakan sekitar 40-60 kasus perjuta penduduk pertahun (Sudoyo, 2006). Prevalensi penderita penyakit ginjal kronik berdasarkan Indonesia Renal Registry pada tahun 2008 yaitu sekitar 200-250 per satu jutapenduduk dan yang menjalani hemodialisis mencapai 2.260 orang. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya. Klien yang menggunakan pelayanan khusus pada tahun 2005 sebanyak 11.219 dan pada tahun 2007 bertambah menjadi 137.118 pasien. DKI Jakarta menangani pasien yang menjalani

hemodialisis sebanyak 17.815 pasien (Depkes RI, 2008). Data Depkes Provinsi D.I. Yogyakarta menyebut bahwa sepanjang tahun 2009 terdapat 461 kasus baru penyakit gagal ginjal kronik yang terbagi atas kota Yogyakarta 175 kasus, Kabupaten Bantul 73 kasus, Kabupaten Kulon Progo 45 kasus dan Kabupaten Sleman 168 kasus, serta pasien yang meninggal di kota Jogja 19 orang, Bantul 8 orang, Kulon progo 45 orang, Sleman 23 orang (Mayangsari, 2013). Menurut data PT Askes, ada sekitar 14,3 juta orang penderita gagal ginjal tahap akhir saat ini menjalani pengobatan yaitu dengan prevalensi 433 juta perjumlah penduduk. Jumlah ini akan meningkat hingga melebihi 200 juta pada tahun 2025 (Febrian, 2009). Gagal ginjal tergolong penyakit kronis yang memerlukan pengobatan dan rawat jalan dalam jangka waktu yang lama. Kondisi tersebut tentu saja menimbulkan perubahan seperti perilaku penolakan, marah, perasaan takut, rasa tidak berdaya, putus asa, cemas bahkan bunuh diri (Chanafie, 2010). Depresi merupakan masalah psikologis yang paling sering dihadapi oleh pasien penyakit ginjal kronik dan yang menjalani hemodialisis. Depresi merupakan penyakit yang melibatkan tubuh, suasana hati, dan pikiran (Shanty, 2011). Depresi yang paling sering muncul pada pasien-pasien dialisis adalah anhedonia, perasaan sedih, tidak berguna, merasa bersalah, putus asa, gangguan tidur, diikuti dengan nafsu makan menurun, dan libido menurun, dalam jurnal Suryaningsih, Esrom, Ferdinand (2010). Berdasarkan penelitian Nabila, dkk (2013) pasien yang paling banyak mengalami depresi adalah laki-laki dan yang baru pertama kali menjalani hemodialisis. Saat seseorang berada dalam situasi yang terancam, maka respon koping perlu segera dibentuk. Mekanisme koping yang dapat diterapkan oleh individu yaitu mekanisme koping adaptif dan maladaptif (Ihdaniyati & Arifah, 2009).

Mekanisme koping pasien merupakan proses yang aktif di mana menggunakan sumber-sumber dari dalam pribadi pasien dan mengembangkan perilaku baru yang bertujuan untuk menumbuhkan kekuatan dalam individu, mengurangi dampak kecemasan bahkan stress dalam kehidupan (Yemi ma, Esrom, Ferdinand, 2013). Terdapat berbagai cara yang dilakukan pasien dalam menghadapi masalah tersebut baik secara adaptif seperti bicara dengan orang lain, mampu menyelesaikan masalah, tekhnik relaksasi dan olahraga, atau menggunakan cara yang maladaptif seperti minum alkohol, reaksi lambat atau berlebihan, menghindari, mencederai atau lain sebagainya (Azizah, 2011). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yemi ma, dkk(2013) tentang mekanisme koping didapat 45,8% responden melakukan koping adaptif dan 54,2% responden melakukan koping maladaptif. Seperti yang tercantum dalam Al-Qur an surat Al-Ma rij ayat 19-21 tentang tabiat manusia yang suka sedih dan berkeluh-kesah, "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir". (QS. Al- Ma'arij: 19-21). Berdasarkan ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia sering mengeluh jika ditimpa musibah dan apabila diberikan kesenangan manusia sering kufur nikmat. Hasil studi pendahuluan yang di lakukan peneliti di RS PKU Muhammadiyah II didapatkan data pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis rutin di RS PKU Muhammadiyah II tahun 2015 sebanyak 125 orang dan dari 10 responden didapatkan hasil 5 orang mengalami depresi dan 5 orang tidak mengalami depresi dan dari 10 orang tersebut yang menggunakan mekanisme koping berfokus pada masalah (adaptif) 6 orang sedangkan yang menggunakan mekanisme koping berfokus pada emosi (maladaptif) 4 orang.

Berdasarkan latar belakang mengenai tingkat depresi pada pasien hemodialisa dan dampaknya terhadap mekanisme koping maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan antara tingkat depresi dengan mekanisme koping pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah II 2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara tingkat depresi dengan mekanisme koping pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah II Yogyakarta tahun 2016. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara tingkat depresi dengan mekanisme koping pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah II Yogyakarta tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik berupa usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan status pernikahan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah II Yogyakarta tahun 2016. b. Untuk mengetahui tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah II Yogyakarta tahun 2016.

c. Untuk mengetahui jenis mekanisme koping adaptif dan maladaptif pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah II Yogyakarta tahun 2016. d. Menganalisa hubungan antara tingkat depresi dengan mekanisme koping pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah II Yogyakarta tahun 2016. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang hubungan antara tingkat depresi dengan mekanisme koping pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Tenaga Keperawatan Dapat dijadikan sebagai informasi tambahan untuk membantu dalam melakukan tindakan keperawatan pada pasien depresi dengan penyakit gagal ginjal yang menjalani hemodialisis. b. Bagi Institusi Pendidikan Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun program pembelajaran tentang program-program perbaikan penyakit gagal ginjal kronik.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat dijadikan sebagai bahan dasar untuk penelitian tentang masalah penyakit gagal ginjal kronik. d. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagaimana kejadian depresi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis. E. Keaslian Penelitian 1. Nabilla Lukman, Esrom Kanine, Ferdinand Wowiling(2013), meneliti Hubungan Tindakan Hemodialisa dengan Tingkat Depresi Klien Penyakit Ginjal Kronik di RSUP Prof Dr Kandou Manado. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif dan analitik dengan menggunakan desain Cross-Sectional. Hasil penelitian ini didapatkan ada hubungan tindakan hemodialisa dengan tingkat depresi klien penyakit ginjal kronik sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki, dan dilihat dari distribusi pekerjaan, sebagian besar bekerja. Penelitian ini membuktikan responden yang paling banyak mengalami depresi adalah responden yang baru pertama kali menjalani tindakan hemodialisa. Persamaan penelitian Nabilla, dkk dengan penelitian yang diteliti adalah rancangan penelitian Cross-Sectional dengan metode pendekatan deskriptif dan analitik. Perbedaan penelitian Nabilla dkk dengan penelitian yang diteliti adalah variabel terikat (mekanisme koping), metode penelitian (purposive sampling), lokasi penelitian, waktu penelitian dan subjek penelitian.

2. Yemima G.V Wurara, Esrom Kanine, Ferdinand Wowiling (2013), meneliti Mekanisme Koping pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisis di Rumah Sakit Prof.Dr.R.D Kandou Manado. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang menggunakan koping adaptif 27 orang (45,5%), sedangkan yang menggunakan koping maladaptif 32 orang (54,2%). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis lebih banyak menggunakan mekanisme koping maladaptif. Persamaan penelitian Yemi ma, dkk dengan penelitian yang diteliti adalah jenis penelitian (deskriptif). Perbedaan penelitian Yemi ma, dkk dengan penelitian yang diteliti adalah variabel bebas (mekanisme koping), metode penelitian (aksidental sampling), lokasi penelitian, waktu penelitian dan subjek penelitian. 3. Ni Ketut Romani, Sri Hendarsih, Fajarina Lathu Asmarani (2012), meneliti Hubungan Mekanisme Koping Individu Dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisis RSUP Dr, Soeradji Tirtonegoro Klaten. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan studi korelasi serta dengan rancangan Cross-Sectional. Hasil penelitian ini didapatkan ada hubungan antara mekanisme koping individu dengan tingkat kecemasan pada pasien gagal ginjal kronis di Unit Hemodialisis RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Persamaan penelitian Ni Ketut Romani, dkk dengan penelitian yang diteliti adalah metode penelitian (deskriptif dan analitik), dan rancangan penelitian (Cross-Sectional). Perbedaan penelitian Ni Ketut Romani, dkk adalah variabel bebas (mekanisme koping), variable terikat (tingkat kecemasan),

pengambilan sampel (Accidental sampling) lokasi penelitian, waktu penelitian dan subjek penelitian.