BAB I PENDAHULUAN.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kerja yang meliputi pencegahan dan pengobatan terhadap


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak pada usia 35 tahun sebanyak 76 responden (80.00%) dan

Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

I. PENDAHULUAN. Keluhan low back pain (LBP) dapat terjadi pada setiap orang, dalam kehidupan

BAB V PEMBAHASAN. Jumlah pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako

BAB 1 : PENDAHULUAN. unsur penunjang keberhasilan pembangunan nasional. Ratusan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Laundry dikenal sebagai kegiatan binatu atau pencucian pakaian dengan. mencucikan pakaian-pakaian (Samsudin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

BAB I PENDAHULUAN. dan produktifitas tenaga kerja serta perbaikan mutu produk dalam suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

I. PENDAHULUAN. dari berbagai sebab (kelainan tulang punggung/spine sejak lahir, trauma,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. nyeri punggung semasa hidupnya. Nyeri punggung bawah tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

BAB I PENDAHULUAN. bawah sudah sangat umum di kalangan masyarakat, dari data populasi. pada waktu tertentu (Sambrook, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. paling sering terjadi. Menurut Harrianto (2009) NPB banyak diderita oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

PADA PENGRAJIN KERANJANG EMPING DI DESA PUNGANGAN KEC. LIMPUNG KAB. BATANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kesehatan kerja, yang merupakan perlindungan tenaga kerja terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah merupakan gangguan musculoskeletal yang sering terjadi pada. yang dialami pekerja adalah sikap kerja yang tidak alamiah yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. baru pada permukaan sendi (Khairani, 2012). Terjadinya osteoarthritis itu

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit akibat kerja merupakan suatu penyakit yang diderita pekerja dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran operasional secara penuh. Sebagai suatu lingkungan kerja yang. Fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit telah

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. udara, bekerja disektor jasa,perusahaan, industri, rumah sakit, pertanian,

BAB I PENDAHULUAN. Keluhan yang sering dijumpai pada pekerja biasanya adalah musculosceletal

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

BAB I PENDAHULUAN. negara. Industri sepenuhnya terintegrasi ke dalam rantai pasokan secara

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

BAB I PENDAHULUAN. bertahap. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi dengan kawasan yang berfokus

BAB I PENDAHULUAN. mengalami nyeri pinggang dan Indonesia sendiri diperkirakan jumlahnya lebih

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. terpadu, full day school atau boarding school. Padatnya jam belajar yang ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan prasarana transportasi terus mengalami perkembangan yang pesat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. masyarakat. Peltzer dan Pengpid (2012) melaporkan hasil survey Global School

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, manusia tak pernah lepas dari salah satu hukum alam ini yakni bekerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. berdiri yang di lakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan

MASA KERJA, SIKAP KERJA DAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI PT SURYA BESINDO SAKTI SERANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR BAGAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri tulang belakang atau yang sering disebut low back pain adalah

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kimia, biologi, ergonomi, psikologis. 8 Salah satu jenis lingkungan kerja fisik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena

1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di Indonesia yang sasaran utamanya di bidang pembangunan ekonomi, maka kegiatan perdagangan merupakan salah satu sektor pembangunan ekonomi, senantiasa dikembangkan peranannya. Untuk memperlancar arus barang dan jasa guna menunjang kegiatan perdagangan tersebut, diperlukan adanya sarana pengangkutan yang memadai, baik pengangkutan melalui darat, laut maupun udara. Mengingat keadaan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dimana luas lautannya lebih besar dibandingkan luas daratannya, maka sarana pengangkutan melalui laut besar peranannya dalam menghubungkan kota-kota maupun pulau-pulau yang ada di tanah air.(1) Pelaksanaan pembangunan di sektor transportasi laut antara lain diarahkan untuk meningkatkan kegiatan perdagangan antar pulau (inter insuler), di samping perdagangan antar negara (impor-ekspor). Adanya peningkatan arus barang dan jasa melalui kegiatan perdagangan melalui laut tersebut, maka keberadaan perusahaan jasa pengangkutan laut maupun perusahaan jasa yang memiliki keterkaitan, kaitannya dengan kegiatan pengangkutan melalui laut, seperti Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) maupun Perusahaan Bongkar Muat (PBM) memiliki peranan yang sangat besar.(1) Perusahaan Bongkar Muat (PBM) mempunyai pekerja yang mengandalkan tenaga punggul untuk memanggul barang yang diperlukan perusahaan. Sering kali pekerjaan ini menimbulkan resiko sakit pada punggung, salah satunya adalah nyeri punggung bagian bawah atau Low Back Pain ().Sumber sakit punggung umumnya adalah otot-otot yang lemah atau kaku didaerah punggung, perut dan urat-urat lutut. Sementara itu sakit punggung dapat disebabkan oleh kecelakaan kerja, faktor keturunan, riwayat penyakit punggung, status indeks masa tubuh (IMT) serta banyak terjadinya diakibatkan oleh sikap badan yang salah pada waktu memanggul barang.(2) merupakan gejala utama yang dilaporkan kepada praktisi kesehatan berkaitan dengan menurunnya produktivitas kerja. Pada dasarnya tubuh hanya mentolerir tetap berdiri dengan satu posisi hanya selama 20 menit. Jika lebih dari batas tersebut, perlahan-lahan elastisitas jaringan akan berkurang dan akhirnya tekanan otot meningkat dan timbul rasa tidak nyaman pada daerah punggung.(3) World Health Organization (WHO) tahun 2011, melaporkan bahwa sekitar 80% orang pekerja di negara bagian barat yang menderita. Low Back Pain menjadi perhatian dan

dianggap sebagai salah satu masalah yang cukup besar karena mempengaruhi sektor industri sehingga berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi negara terutama di negara barat.(4) Faktor resiko yang berhubungan dengan diantaranya usia, Jenis kelamin, IMT, Masa kerja dan Sikap kerja.usia berhubungan dengan kejadian, hal ini dikarenakan usia berkaitan dengan perubahan degeneratif fungsi fisiologi tubuh. Pertambahan usia berarti terjadi perubahan pada jaringan tubuh dan tubuh menjadi semakin rentan, selain itu usia juga berhubungan dengan penurunan kapasitas fisik.(5) Kasus pada usia 18-56 tahun terdapat lebih dari 500.000 di Amerika, persentase mengalami kenaikan sebanyak 59% dalam kurun waktu 5 tahun. Sekitar 80% 90% kasus dapat sembuh dengan spontan dalam waktu sekitar 2 minggu.(6)jenis kelamin berhubungan dengan kejadian. Hal ini dikarenakan keluhan juga lebih terasa pada jenis kelamin perempuan dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki, hal ini dikarenakan perempuan lebih banyak melakukan jenis pekerjaan dengan intensitas membungkuk dibandingkan dengan petani jeruk laki-laki.(7) Masa kerja yang lama dapat berpengaruh terhadap karena merupakan akumulasi pembebanan pada tulang belakang akibat posisi duduk yang statis, semakin lama bekerja maka semakin tinggi risiko terjadinya terutama lama bekerja pada posisi duduk statis yang akan mengakibatkan peregangan pada otot-otot, fasia dan ligamentum pada tulang belakang.(8) Sikap kerja membungkuk dan memutar selama bekerja sebagai faktor risiko nyeri punggung bawah menunjukan bahwa sikap kerja membungkuk memperbesar risiko nyeri punggung bawah sebesar 2,68 kali dibandingkan dengan pekerja dengan sikap badan tegak.(9) Indeks Masa Tubuh mempunyai hubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah. Orang yang memiliki status gizi lebih atau mengalami kegemukan memiliki lemak yang berlebih akan mudah mengalami nyeri bagian punggung karena menopang beban lemak yang berlebih.hal tersebut merupakan faktor risiko terhadap berkembangnya keluhan nyeri punggung.(9) Pekerja yang harus menyelesaikan pekerjaannya dengan posisi tubuh yang tidak nyaman misalnya tubuh langsung menerima beban berlebih sehingga otot tertekan, keadaan tubuh yang kurang nyaman dalam rentang waktu yang cukup panjang disamping akan cepat mengalami kelelahan, juga cenderung lebih sering mengalami sakit akibat kerja, seperti menderita sakit punggung bagian bawah, bahu, leher dan sebagainya.(10) Pada studi terdahulu didapatkan faktor risiko terjadinya adalah masa kerja,sikap kerja dan status gizi. Pekerja yang masa kerjanya lama (>5 tahun) lebih banyak mengalami dibandingkan dengan pekerja yang masa kerjanya tidak lama ( 5 tahun).(11)hasil

pengukuran IMT pekerja TKBM didapat 68% pekerja mengalami obesitas. Status IMT merupakan salah satu faktor yang menyebabkan dikarenakan adanya gangguan fungsional tulang belakang dengan kelemahan dan kekakuan otot lumbal, yang dapat menyebabkan. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya fleksibilitas rendah dari tulang belakang dan meningkatnya kekakuan pada bagian punggung.(12) merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik, pekerja TKBM memanggul dengan beban lebih sehingga dapat menyebabkan gangguan.(13) Hasil wawancara kepada 10 responden yang keseluruhannya adalah tenaga kerja bongkar muat (TKBM) Pelabuhan Tanjung Emas Semarang didapatkan hasil 90% responden mengalami nyeri daerah punggung bawah, kurang konsentrasi, mudah lelah, otot kaku setelah bekerja selama sehari. Dalam proses produksi, para tenaga kerja bongkar muat dituntut fokus dan harus memenuhi target yang telah ditentukan perusahaan dalam waktu yang cepat sesuai dengan permintaan konsumen, dalam proses produksi tersebut, para pekerja bekerja selama 8 jam perhari dari pukul 08.00-16.00, dengan waktu istirahat 1 jam, tetapi jika tidak memenuhi target, produksi dilanjutkan dengan lembur. Posisi kerja yang tidak benar atau melebihi kemampuan dapat menyebabkan nyeri punggung bawah.(11)tenaga kerja bongkar muat dalam proses tersebut merupakan salah satu pekerjaan dalam sektor informal. Pekerja pada sektor informal sebagian besar memiliki potensi nyeri punggung.(14) Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Masa Kerja, Sikap Kerja dan IMT (Indeks Masa Tubuh) dengan Kejadian Low Back Pain () pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan permasalahan penelitian apakah ada hubungan antara masa kerja, sikap kerja dan Indeks Masa Tubuh dengan kejadian Low Back Pain () pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Tanjung Emas Semarang? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan Masa Kerja, Sikap Kerja dan IMT dengan kejadian Low Back Pain () Pada Tenaga Terja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. 2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan Masa Kerja pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. b. Mendeskripsikan Sikap Kerja pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. c. Menilai IMT pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. d. Mendeskripsikan Kejadian pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. e. Menganalisis Hubungan Masa Kerja dengan kejadian pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. f. Menganalisis Hubungan Sikap Kerja dengan kejadian pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. g. Menganalisis Hubungan IMT dengan kejadian pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bidang Teoritis Dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk kepentingan perkuliahan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan juga sebagai dasar dalam penelitian lanjut bagi mahasiswa yang ingin meneliti lebih lanjut tentang penelitian ini. 2. Bidang Praktis a) Digunakan sebagai sarana untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu yang secara teoritik diperoleh di perkuliahan serta untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. b) Hasil penelitian ini dapat memberikan infomasi pada tenaga kerja bongkar muat (TKBM) Pelabuhan Tanjung Emas Semarang mengenai sikap kerja yang baik dan pengetahuan pencegahan, sehingga dapat meningkatkan efesiensi dan produktivitas kerja secara optimal. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu ada penelitian yang sejenis tetapi ada perbedaan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumya adalah: (a) Lokasi penelitian yang dilakukan di Unit pengantongan pupuk di Pelabuhan Tanjung Emas (b) variabel yang akan diteliti yaitu Masa kerja berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini ada persamaan yaitu metode penelitian Sectional.

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No 1 Penelitian (tahun) Heru Septiawan (2013). (9) Judul Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Bangunan di PT Mikroland Property Development Semarang Desain Studi Sectional Variabel 1. Beban Kerja 2. Sikap Kerja 3. Kebiasaan Merokok 4. Indeks Masa Tubuh (IMT) Hasil Ada hubungan Sikap kerja dan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan keluhan nyeri punggung bawah. -Variable terikat 2 Trimunggar a kantana (2010).(5) Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Keluhan Low Back Pain Pada KegiatanMengemudi Tim Ekspedisi PT Enseval Putera Megatrading Jakarta 1. Usia 2. Kebiasaanmerok ok 3. Kebiasaan olahraga 4. Tinggibadan Obesitas 5. Masa kerja 6. Durasi mengemudi Ada hubungan antara usia dengan kejadian 3 M. Kamali Zaman (2014).(15) Hubungan Beberapa Faktor dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Karyawan Kantor. 1. Indeks MasaTubuh(IMT) 2. Umur 3. Sikap duduk 4. Ergonomi 5. Waktu kerja 6. Lama kerja 4. 5. Maria Septiana Setyaningr um (2014)(16) Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Angka Kejadian Low Back Pain Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta Eko Adi Wibawa (2009)(17) Hubungan antara Antara beban gendongan pinggang pada pedagang jamu gendong di kecamatan Mijen kota Semarang Indeks Masa Tubuh (IMT) Beban kerja Berdasarkan hasil penelitian,diketahui Hasilpenelitian menunjukan ada tiga variabel yang memiliki hubungan dengan kejadian nyeripunggung bawah yaitu Indek MasaTubuh (IMT),Umur,Sikap duduk. Terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan angka kejadian di RSUD Dr. Moewardi di Surakarta. Ada hubungan antara beban gendongan dengan kejadian.