PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE SINEKTIK UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI JLABAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

Ririn Budi U. K. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen... Halaman Volume 1, No. 2, September 2016

PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA

Kata Kunci: kemampuan menulis,card sort, bahasa Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA MELALUI MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII.1 DI SMP BUDI MULIA PADANG ABSTRACT

KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

Manib Absari SMP Negeri 2 Gatak

PEMANFAATAN TEKNIK AKROSTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga

PENGGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN PUISI BERANTAI DI SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI KEGIATAN MAJALAH DINDING

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELASV IIIA SEMESTER II SMP TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

SD Negeri 02 Alastuwo Kebakkramat Karanganyar

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII.D SMP NEGERI 6 GUNUNG TALANG DALAM MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK PEMODELAN; PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH SD NEGERI 04 PUNGGUANG KASIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN 038/XI SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODELS TYPE WRITE A ROUND TO IMPROVE THE CAPABILITIES OF WRITING STUDENTS CLASS V SD NEGERI 5 TANJUNG PUNAK

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUGESTI IMAJINATIF PADA KELAS V SDN 001 SALO. Putri Hana Pebriana 1

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM EKRANISASI

Isnanti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: puisi, teknik peta pasang kata, mengembangkan ide

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

Siti Lailatus Saadah et al., Penerapan Metode Acrostic untuk Meningkatkan Kemampuan Mengonversi...

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD NEGERI 35 PAGAMBIRAN PADANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR MELALUI TEKNIK AKROSTIK SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 5 SANGGAU

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

Joyful Learning Journal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

PENERAPAN TEKNIK PARAFRASE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V A SDN KALIJOSO SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII.B DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER SISWA KELAS VII.5 SMPN 1 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

PENERAPAN MODELCIRC DENGAN MEDIA GAMBAR PERISTIWA DALAM PENINGKATANKETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SDN CANDIWULAN TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETEREAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA MTs

Joyful Learning Journal

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA PUISI SISWA KELAS V SD

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PALOPO

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

BAB I PENDAHULUAN. Risma Dwi Saraswati, SISWA SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN METODE PENGAMATAN OBJEK LINGKUNGAN SEKOLAH SISWA SMA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang harus diajarkan kepada siswa selain keterampilan berbahasa lainnya.

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN STRATEGI 3W2H PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALAM ARTIKEL E-JOURNAL

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V.B PADA TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS IX

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SISWA KELAS IVB PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE

ABSTRACT

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS IV

Dalmawati¹, Wirnita Eska¹, Zulfa Amrina¹. ¹Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PERISTIWA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 LINGSAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI POGUNG KIDUL

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, atau keinginannya. Keterampilan menulis yang baik sangatlah penting

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PS3 SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH I BLITAR TAHUN 2012/2013

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INKUIRI DI SDN 04 KAMPUNG OLO PADANG

Transkripsi:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X Oleh Dewi Kartika Sari Muhammad Fuad Email: dewiks@gmail.com Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRACT The purpose of this study was to describe the implementation of the teaching of writing poem using the acrostic techniques and to improve learning outcomes of writing poem using the acrostic technique. This research was a classroom action research conducted in two cycles. The results showed that the acrostic technique can improve the learning outcomes of writing poetry skills of the students. Moreover, the acrostic technique can improve learning outcomes of poetry writing skills, that of the average in the first cycle of 57,61 % increase to 80.44 % in the second cycle. With the percentage of completeness is 46,87 % in the first cycle and increased in the second cycle with 77,41 %. Referring to indicators is success the 75% of students have the completed the completeness writing sklis, so this research was considered passed. Keywords: acrostic technique, action research, learning to write poetry. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik akrostik dan meningkatkan hasil pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik akrostik. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik akrostik dapat meningkatkan proses pembelajaran keterampilan menulis puisi siswa. Selain itu, teknik akrostik dapat meningkatkan hasil keterampilan menulis puisi, yaitu dari rerata pada siklus I sebesar 57,61% meningkat menjadi 80,44% pada siklus II. Dengan persentase ketuntasan sebesar 46,87% pada siklus I dan meningkat pada siklus II sebesar 77,41%. Mengacu pada indikator keberhasilan penelitian yang menetapkan sebesar 75% siswa mengalami ketuntasan dalam menulis, maka penelitian ini dinyatakan berhasil. Kata kunci: pembelajaran menulis puisi, penelitian tindakan kelas, teknik akrostik. Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 1

PENDAHULUAN Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak dan membaca termasuk ke dalam keterampilan reseptif, artinya menerima informasi. Keterampilan bebricara dan menulis tergolong ke dalam kategori keterampilan produktif, yaitu menghasilkan informasi (Tarigan, 2008:1). Pembelajaran keterampilan menulis sangat bervariasi dan memiliki berbagai macam bentuk. Salah satunya adalah keterampilan menulis kreatif. Menulis kreatif puisi merupakan salah satu keterampilan bidang apresiasi sastra yang harus dikuasai oleh siswa SMA. Menulis puisi merupakan salah satu materi yang disajikan dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) SMA kelas X semester I. Standar kompetensi, yaitu mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis puisi. Kompetensi itu diperlukan agar siswa mampu menulis kreatif dengan indikator pembelajaran siswa mampu menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan irama. Puisi adalah ekspresi kreatif, yaitu ekspresi dari aktivitas jiwa yang memusatkan kesan-kesan (kondisi). Kesan-kesan dapat diperoleh melalui pengalaman dan lingkungan (Pradopo, 1987 ). Oleh karena itu, anggapan bahwa menulis puisi sebagai aktvitas yang sulit, seharusnya dihilangkan, khususnya siswa SMA karena rata-rata masih berusia 15-16 tahun. Anak pada usia tersebut sudah dapat berpikir refleksif dan menyatakan operasi mentalnya dengan simbol-simbol (Piaget dalam Dahar (1988). Artinya, mereka bisa mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada dirinya dalam bentuk puisi. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa yang belum mampu melaksanakan kegiatan tersebut secara optimal. Secara formal, siswa kelas X SMA masih belum memiliki pengalaman dan bekal yang cukup untuk mewujudkan tulisan dalam bentuk puisi. Dapat dikatakan bahwa siswa pada SMA tersebut adalah penulis pemula. Bagi penulis pemula, bentuk puisi yang dapat dipilih sebagai bahan dalam penulisan puisi adalah puisi dengan tema alam. Puisi tersebut menampilkan bentuk-bentuk yang sederhana dan dapat dijadikan wadah pengungkapan perasaan atau emosi siswa. Puisi-puisi yang digemari mereka adalah puisi yang lucu, puisi yang berisi khayalan, dan sebagian besar lagi adalah puisi tentang pengalaman yang dikenal siswa. Dari hasil pembelajaran di kelas X SMAN 1 Rebang Tangkas diketahui bahwa keterampilan siswa dalam menulis puisi masih rendah. Kasus yang sering ditemui selama ini dan yang akhirnya menjadi pokok penelitian ini adalah siswa yang kesulitan mendapatkan ide (inspirasi) dengan kata lain buntu untuk menulis puisi. Ada juga siswa yang sudah mendapatkan ide untuk menulis puisi, tetapi tidak dapat menuliskannya menjadi bentuk puisi karena keterbatasannya dalam Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 2

penguasaan kosakata, baik itu diksi maupun kata konkret. Berdasarkan hasil pengamatan selama mengajar yang dilakukan di kelas X SMA N 1 Rebang Tangkas, sebagian peserta didik mempunyai nilai tugas menulis puisi yang rendah, hal itu terlihat dari hasil tugas tidak sesuai dengan harapan yang tertuang dalam KKM. Berdasarkan data pada Tabel 1.1 di atas dapat dianalisis bahwa hasil peserta didik di kelas X masih rendah, hal tersebut terlihat dari jumlah peserta didik 34 orang yang memiliki hasil tinggi dengan rentang skor Nilai > 80 sebanyak 3 orang peserta didik atau sebesar 7,41% mendapat kategori A (Sangat Baik). Peserta didik yang memiliki hasil sedang dengan rentang skor 75 80 hanya 5 orang peserta didik atau sebesar 18 % mendapat kategori Baik (Sedang). Rata-rata skor 72 74 hasil hasil peserta didik 29 % dengan kriteria Cukup. 44 % peserta didik mendapat kategori D (Rendah). Hasil ini merupakan cermin dari keadaan atau kondisi peserta didik di SMA Negeri 1 Rebang Tangkas yang masih rendah. Dengan ini pula akan dilihat apakah dengan nilai tugas yang rendah berkaitan dengan rendahnya keterampilan siswa dalam menulis puisi karena keterampilan menulis puisi merupakan perolehan dari hasil proses belajar mengajar. Rendahnya keterampilan siswa dalam menulis puisi tersebut disebabkan oleh kurang efektifnya strategi yang diterapkan guru dalam pembelajaran. Strategi yang dipakai guru tidak dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri siswa agar secara leluasa dapat mengekspresikan perasaannya. Pembelajaran menulis kreatif puisi cenderung bersifat teoritis, bukan apresiatif produktif. Belajar yang diciptakan guru di dalam kelas hanya sebatas memberikan informasi pengetahuan tentang sastra, dari guru kepada siswa. Siswa kurang mendapat kesempatan untuk melakukan konstruksi pengetahuan dan melakukan pengembangan pengetahuan itu menjadi sebuah produk pengetahuan baru. Pada saat pembelajaran, siswa lebih banyak diberikan ceramah tentang teori puisi sehingga waktu untuk menulis puisi menjadi berkurang. Kegiatan menulis puisi diberikan sebagai tugas yang harus diselesaikan di rumah. Dengan demikian, pembelajaran menulis puisi tersebut lebih berorientasi pada produk saja. Siswa belum diberi bimbingan dalam menulis puisi mulai dari tahap penentuan ide sampai pada tahap menuliskan puisi yang utuh. Akibatnya, keterampilan menulis puisi siswa masih rendah. Padahal pembelajaran menulis puisi perlu disikapi sebagai sebuah proses dan juga sebagai produk. Hal ini berarti bahwa kegiatan menulis puisi perlu diarahkan dan dilatih secara teratur dan terus menerus untuk sampai pada produk yang diinginkan, sehingga siswa mengalami sendiri proses penulisan puisi. Menulis puisi memberikan banyak manfaat bagi siswa. Melalui puisi siswa dapat mengekspresikan diri, melatih kepekaan, dan kekayaan bahasanya. Keber-manfaatan yang dikemukakan di atas membuat kegiatan menulis puisi perlu diajarkan kepada siswa. Ada Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 3

beberapa alasan pentingnya pembelajaran menulis puisi. Keenam alasan tersebut adalah (1) menulis puisi memberikan kegembiraan yang murni dan menyenangkan, (2) menulis puisi dapat memberikan pengetahuan tentang konsep dunia sekitar siswa, (3) menulis puisi mendorong siswa untuk menghargai bahasa dan mengembangkan kosakata yang tepat dan bervariasi, (4) menulis puisi dapat membantu siswa mengidentifikasi orang-orang dan situasi tertentu, (5) menulis puisi dapat membantu siswa mengekspresikan suasana hati dan membantu siswa memahami perasaan mereka sendiri, dan (6) menulis puisi dapat membuka dan menumbuhkan kepekaan serta wawasan siswa terhadap lingkungan. Melihat pentingnya pembelajaran menulis puisi bagi siswa, pembelajaran tersebut perlu mendapat perhatian yang besar. Akan tetapi, pada kenyataannya pembelajaran menulis puisi di sekolah masih mengalami kendala dan cenderung dihindari. Semestinya, para siswa sudah dapat membuat puisi dengan jalan mencurahkan ide, bentuk-bentuk puitis, rima, irama, dan aturan-aturan dalam menulis puisi (Tompkins, Gael E.& Kenneth Hoskisson, 1991). Akan tetapi, pada kenyataanya siswa kelas X masih belum mampu melaksanakan kegiatan menulis puisi secara optimal. Hal ini diduga disebabkan kegiatan pembelajaran yang kurang menarik. Melihat kenyataan tentang pembelajaran menulis puisi yang belum memenuhi harapan tersebut, perlu ditempuh upaya-upaya untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran menulis puisi di kelas. Dalam hal ini, diperlukan suatu teknik yang dapat membantu siswa mengatasi permasalahan dalam menulis puisi. Teknik akrostik adalah salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk memudahkan siswa untuk mengingat sebuah materi yang ingin diingat dengan cara menggunakan huruf awal, tengah atau akhir dalam sebuah kalimat. Akrostik merupakan nama salah satu permainan bahasa. Permainan ini dapat diaplikasikan ke dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis puisi yakni menulis satu bait puisi dengan cara menguraikan huruf awal setiap baris, jika disusun secara vertikal maka membentuk nama seseorang, nama hewan, nama benda, dan lainnya. Teknik akrostik digunakan untuk membantu siswa melakukan proses kreatif menulis puisi. Dalam teknik akrostik media yang digunakan adalah kata. Media kata dipilih karena cenderung lebih dikenal dan akan memudahkan siswa untuk mengembangkan imajinasinya. Frye (2010: 591) menjelaskan bahwa struktur puisi menggunakan teknik akrostik jika dikombinasikan dengan model mengajar guru akan menciptakan suatu jembatan pembantu untuk siswa, menunjukkan kepada mereka bagaimana berpikir fleksibel serta mengembangkan ide dan pilihan kata yang menarik. Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 4

Teknik akrostik merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu memotivasi kreativitas siswa dan sebagai cara alternatif untuk memudahkan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Teknik akrostik merupakan suatu teknik yang dapat merangsang pemula untuk menulis sebuah puisi. Menulis puisi dengan menggunakan teknik akrostik dilakukan dengan cara huruf awal baris membentuk sebuah kata atau kalimat. Teknik ini dapat diaplikasikan untuk semua pembelajaran dalam berbagai bahasa. Teknik akrostik sebagai strategi pembelajaran dapat membantu dalam mengoptimalkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas X SMAN 1 Rebang Tangkas, Way Kanan karena dalam teknik pembelajaran tersebut terdapat rangsangan yang dapat membantu siswa menemukan ide kreatif. Untuk memecahkan permasalahan siswa yang kesulitan mendapatkan ide (inspirasi) dengan kata lain buntu untuk menulis puisi, seorang guru harus dapat menemukan metode atau teknik yang tepat untuk membantu pembelajaran mengenai menulis puisi. Teknik yang digunakan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi, yaitu teknik yang memiliki karakteristik, membantu siswa melakukan proses kreatif menulis puisi, mengarahkan siswa dalam mendapatkan ide dari sesuatu yang dekat dengan mereka, membantu siswa menemukan kata-kata pertama dalam menulis puisinya, membantu siswa memperkaya perbendaharaan kosakata, membimbing siswa dalam menulis puisi. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini Bagaimanakah peningkatan kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Rebang Tangkas dalam menulis puisi dengan teknik menulis puisi akrostik? Selanjutnya, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Rebang Tangkas dengan teknik akrostik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru, siswa, dan penelitian selanjutnya. Manfaat bagi guru adalah memberikan masukan dan pertimbangan empiris untuk memilih strategi alternatif dalam pembelajaran menulis puisi sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan sebagai penulis pemula dalam mengemukakan ide, kreativitas, dan pengalamnya ke dalam bentuk puisi. Di samping itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi bagi penelitian sejenis sebagai bahan bandingan dan pertimbangan dalam menentukan topik, fokus, atau latar penelitian yang akan dilakukan METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan tahapan-tahapan pelaksanaan meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 5

Secara umum, action research digunakan untuk menemukan pemecahan permasalahan yang dihadapi seorang guru dalam tugasnya sehari-hari di sekolah. Dengan demikian para peneliti action research tidak berasumsi bahwa hasil penelitiannya akan menghasilkan teori yang dapat digunakan secara umum atau general. Hasil action research hanya terbatas pada kepentingan penelitinya sendiri, yaitu agar dapat melaksanakan tugas di tempat kerjanya sehari-hari dengan lebih baik. Menurut Hardjodipuro (2011:17) penelitian tindakan adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar bersedia untuk mengubahnya. Penelitian tindakan bukan sekedar mengajar, penelitian tindakan mempunyai makna sadar dan kritis terhadap pembelajaran, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif terhadap pelaku tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakantindakan yang dilakukan, serta memperbaiki dimana praktik-praktik pembelajaran dilaksanakan. Arah dan tujuan penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru sudah jelas, yaitu demi kepentingan peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan (Arikunto, dkk, 2012: 2). Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai penelitian yang bertujuan memperoleh gambaran yang rasional dan lebih mendalam dengan memperoleh data yang ekstensif pada beberapa variabel dengan pendekatan naturalistik inkuiri (Suprapto, 2013:34). Salah satu ciri atau karakteristik penelitian kualitatif, yaitu manusia sebagai alat atau instrumen, maka kehadiran peneliti sangat diperlukan (Moleong, 2002: 4). Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengamat dan pemberi tindakan. Sebagai pengamat, peneliti mengamati aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran berlangsung dibantu oleh teman sejawat. Sedangkan sebagai pemberi tindakan, peneliti bertindak sebagai pengajar yang membuat rancangan. Di samping itu juga, berperan sebagai pengumpul data dan penganalisis data serta sebagai pelapor hasil penelitian. PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMAN 1 Rebang Tangkas Kabupaten Way Kanan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi melalui teknik akrostik dilaksanakan sampai dua siklus karena kriteria dan indikator keberhasilan tercapai pada siklus dua. Pembahasan yang dilaksanakan meliputi. 1. Tahap Perencanaan 2. Tahap Pelaksanaan Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 6

3. Tahap Observasi 4. Tahap Refleksi Hasil Keterampilan Menulis Puisi Siklus 1 Hasil penilaian selama proses pembelajaran pada pertemuan siklus satu berlangsung dalam proses pembelajaran menulis puisi melalui teknik akrostik telah berjalan dengan banyak kekurangan. Walaupun siswa belum seluruhnya menulis puisi dengan baik, ada sebagian siswa masih masih kesulitan untuk menulis puisi dengan teknik akrostik. Keterampilan menulis puisi menunjukkan bahwa dari 33 siswa, 7 siswa atau 21,87% siswa menunjukan keterampilan menulis puisi dengan kriteria sangat baik. 8 siswa atau 25% keterampilan menulis puisi dengan teknik akrostik dengan kriteria baik. 8 siswa atau 25% siwa dengan kriteria cukup. 9 siswa atau 28,13% siswa dengan kategori kurang. Data di atas menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa dalam menulis puisi sebanyak 15 siswa atau 46,87% siswa yang dikategorikan tuntas. Akan tetapi, belum mencapai 75 % dari kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini dari 32 anak. Siswa yang belum tuntas sebanyak 17 siswa (53,13%). Jadi, nilai dari keseluruhan komponen menulis puisi yang dicapai siswa telah mencapai indikator minimal, yaitu 75. Akan tetapi, dari persentase keberhasilan atau ketuntasan belajar belum tercapai karena kriteria ketuntasan yang ditentukan SMA Negeri 1 Rebang Tangkas 75. Pada siklus satu, siswa yang mencapai KKM baru 15 siswa, sehingga persentase ketuntasan belajar yang diperoleh baru mencapai 46,87% dari jumlah siswa 32 anak. Hasil wawancara yang dilakukan antara siswa dengan kolaborator dapat diambil kesimpulan bahwa proses belajar masih membingungkan dan masih banyak siswa yang belum memahami menulis puisi dengan teknik akrostik. Wawancara dilakukan dengan siswa sesuai hasil observasi yang dilakukan oleh kolaborator, yaitu peningkatan keterampilan menulis puisi dengan teknik akrostik. Analisis Hasil Keterampilan menulis Puisi Ditinjau dari Tahapan Teknik Akrostik Ditinjau dari tahap penulisan puisi berdasarkan teknik akrostik, proses penulisan puisi pada siklus 1, yaitu langkah persiapan, langkah penulisan/pelaksanaan, dan langkah revisi belum dijalankan siswa secara baik. Pada kegiatan memilih ide, ada sejumlah siswa yang belum memanfaatkan daftar kosakata untuk menggali ide. Ide yang dipilih siswa adalah yang berkaitan dengan dirinya sendiri. Hal itu tercermin pada judul-judul puisi yang dipilih siswa, yaitu tentang cinta, sahabat, ibu, dan ayah. Kegiatan terakhir pada tahap penemuan ide adalah penyusunan daftar kata yang mungkin akan digunakan dalam puisi. Sebagian besar sudah mampu menyusun daftar kata. Hal tersebut dapat dilihat pada daftar kata yang telah dibuat siswa berikut. Judul puisi: CINTA Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 7

C= cerita, Cina, cerpen, cerewet, cemburu, cukup I= ibu, indah, ikan, itik, isi, Indonesia N= nama, namun, narasi, nanti, niscahaya T= tempat, tidak, terbang, tumpah, teman A= ayah, arti, aku, apa, angin, air Dari daftar kata di atas, dapat dianalisis bahwa kata-kata yang mereka kumpulkan masih belum puitis. Siswa cenderung menggunakan kosakata yang kurang relevan dengan judul puisi. Secara umum, pada tahap kegiatan penemuan ide perlu ditingkatkan. Hasil penilaian selama proses pembelajaran pada pertemuan siklus satu berlangsung dalam proses pembelajaran menulis puisi melalui teknik akrostik telah berjalan dengan banyak kekurangan. Walaupun siswa belum seluruhnya menulis puisi dengan baik, ada sebagian siswa masih masih kesulitan untuk menulis puisi dengan teknik akrostik. Keterampilan menulis puisi menunjukkan bahwa dari 33 siswa, 7 siswa atau 21,87% siswa menunjukan keterampilan menulis puisi dengan kriteria sangat baik. 8 siswa atau 25% keterampilan menulis puisi dengan teknik akrostik dengan kriteria baik. 8 siswa atau 25% siwa dengan kriteria cukup. 9 siswa atau 28,13% siswa dengan kategori kurang. Data di atas menunjukan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa dalam menulis puisi sebanyak 15 siswa atau 46,87% siswa yang dikategorikan tuntas. Akan tetapi, belum mencapai 75 % dari kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini dari 32 anak. Siswa yang belum tuntas sebanyak 17 siswa (53,13%). Jadi, nilai dari keseluruhan komponen menulis puisi yang dicapai siswa telah mencapai indikator minimal, yaitu 75. Akan tetapi, dari persentase keberhasilan atau ketuntasan belajar belum tercapai karena kriteria ketuntasan yang ditentukan SMA Negeri 1 Rebang Tangkas 75. Pada siklus satu, siswa yang mencapai KKM baru 15 siswa, sehingga persentase ketuntasan belajar yang diperoleh baru mencapai 46,87% dari jumlah siswa 32 anak. Hasil tanya jawab yang dilakukan antara siswa dengan kolaborator dapat diambil kesimpulan bahwa proses belajar masih membingungkan dan masih banyak siswa yang belum memahami menulis puisi dengan teknik akrostik. Tanya jawab dilakukan dengan siswa sesuai hasil observasi yang dilakukan oleh kolaborator, yaitu peningkatan keterampilan menulis puisi dengan teknik akrostik. Hasil Keterampilan Menulis Puisi Siklus 2 Hasil penilaian selama proses pembelajaran pada pertemuan siklus dua berlangsung dalam proses pembelajaran menulis puisi melalui teknik akrostik telah berjalan dengan baik. Siswa secara keseluruhan menulis puisi dengan baik. Keterampilan menulis puisi menunjukkan bahwa dari 31 siswa, 14 siswa atau 45,16% siswa menunjukan keterampilan menulis puisi dengan kriteria sangat baik. 10 siswa atau 32,25% keterampilan menulis puisi dengan teknik akrostik Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 8

dengan kriteria baik. 7 siswa atau 22,58% siwa dengan kriteria cukup. 0 siswa atau 0% siswa dengan kategori kurang. Data di atas menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa dalam menulis puisi sebanyak 14 siswa atau 77,41% siswa yang dikategorikan tuntas atau mencapai 75 % dari kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini dari 31 anak. Siswa yang belum tuntas sebanyak 7 siswa (22,58%). Jadi, nilai dari keseluruhan komponen menulis puisi yang dicapai siswa telah mencapai indiikator minimal, yaitu 75 dari persentase keberhasilan atau ketuntasan belajar sudah tercapai karena kriteria ketuntasan yang ditentukan SMA Negeri 1 Rebang Tangkas 75%, siswa yang mencapai KKM baru 24 siswa, sehingga persentase ketuntasan belajar yang diperoleh mencapai 77,41% dari jumlah siswa 31 anak. Hasil wawancara yang dilakukan antara siswa dengan kolaborator dapat diambil kesimpulan bahwa proses belajar sudah cukup baik dibandingkan dengan siklus sebelumnya karena 24 dari 31 siswa sudah memahami menulis puisi dengan teknik akrostik. Wawancara dilakukan dengan siswa sesuai hasil observasi yang dilakukan oleh kolaborator, yaitu peningkatan keterampilan menulis puisi dengan teknik akrostik. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat dinyatakan bahwa strategi pembelajaran dengan teknik akrostik dapat membantu siswa dalam menulis puisi. Teknik akrostik dapat membantu siswa dalam menemukan ide sebagai bahan penulisan puisi. Ide-ide tersebut dimatangkan dan dipadukan dengan huruf awal tiap baris puisi dan kata-kata kunci yang telah ditentukan. Struktur puisi dapat tersusun menjadi kata-kata yang indah. Keterampilan siswa menulis puisi mengalami peningkatan, dari rerata pada siklus I sebesar 57,61% meningkat menjadi 80,44% pada siklus II. Dengan persentase ketuntasan sebesar 46,87% pada siklus I dan meningkat pada siklus II sebesar 77,41%. Mengacu pada indikator keberhasilan penelitian yang menetapkan sebesar 75% siswa mengalami ketuntasan dalam menulis, maka penelitian ini dinyatakan berhasil. Saran Dalam meningkatkan keterampilan siswa menulis puisi dengan teknik krostik sebaiknya, siswa dilatih untuk memperbanyak penguasaan kosa kata, dan menulis puisi yang sistematis. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 9

Dahar, R.W. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Frye, Elizabeth M., Woodrow Trathen., & Bob Schlagal. 2010. Extending Acrostic Poetry Into Content Learning: A Scaffolding Framework. The Reading Teacher. Vol. 63, No. 7. Hardjodipuro. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: UNJ. Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pradopo, Rachmat Djoko. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Suprapto. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan dan Ilmu-Ilmu Pengetahuan Sosial. Buku Seru. Jakarta. Tarigan, H. G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung. Thompkins, Gail E. dan Kenneth Hoskisson. 1991. Language Arts Content And Teaching Strategies. New York: MacMillan Publishing Company. Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 10