MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EDUTAINMENT PADA PEMBELAJARAN PSYCHROMETRIC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. diharuskan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam proses belajar- mengajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik sehingga menimbulkan rasa bosan pada siswa, guru kurang menguasai

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

Shinta Metikasari 1), Imam Sujadi 2), Yemi Kuswardi 3) Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi. Diajukan Oleh: Errys Dwi Susilo

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

616 Seminar Nasional dan Launching ADOBSI

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

MODEL PEMBELAJARAN PENGELOMPOKAN KECIL DENGAN MEMBACA, MELIHAT, DAN MEMPRAKTEKKAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA SMK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

PENERAPAN MODEL NHT DAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn JURNAL. Oleh ASEP KURNIAWAN Rapani Asmaul Khair

PENGARUH PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMPN 2 CIMALAKA. Oleh: Yeti Sulastri, Diana Rochintaniawati

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas dan keberhasilan suatu bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikannya. Hal mendasar yang perlu

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN JARINGAN KOMPUTER

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK MATERI EKOSISTEM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

I. PENDAHULUAN. diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, selayaknya mata

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Oleh: Nanik Tri Sumarti 05667/2008

Penerapan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENERAPAN MEDIA VIDEO DAN ANIMASI PADA MATERI MEMVAKUM DAN MENGISI REFRIGERAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Nurmala SMP NEGERI 2 METRO Abstrak. Kata kunci: Hasil Belajar,Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan salah satu bidang IPA yang menyediakan berbagai

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

PENERAPAN MODEL NHT DAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn JURNAL. Oleh ASEP KURNIAWAN Rapani Asmaul Khair

BAB I PENDAHULUAN. interaksi tersebut diharapkan tidak hanya terjadi komunikasi satu arah dari guru

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

Oleh Ayu* Sonedi** Kata kunci: Hasil belajar Ekonomi, Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray. peserta didik 20 dengan rincian 9 perempuan dan 11 laki-laki.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Pelajaran fisika menarik untuk dipelajari tetapi pada kenyatan siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL DENGAN MEDIA HANDOUT PADA KOMPETENSI GAMBAR TEKNIK

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS XI IPA-1 DI SMA NEGERI 3 BAGAN SINEMBAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR K3LH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. belajar dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur

UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Kata Kunci: Numbered Heads Together (NHT), media mading, motivasi belajar, hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. satu kompetensi keahlian lagi, yaitu kompetensi keahlian multimedia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat

Miyandi Eko Anugrah Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan

Transkripsi:

16 MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Ari A. Ramadhan 1, Syamsuri Hasan 2, Kamin Sumardi 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin, FPTK UPI Jl. Dr. Setiabudhi No.207 Bandung 40154 ariashariramadhan@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together pada mata pelajaran Sistem Refrigerasi kelas X TP B SMK Negeri I Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian terdiri atas tiga siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah soal pre-test, post test dan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar yang ditunjukan oleh nilai rata-rata N-Gain pada siklus I dalam kategori sedang, siklus II kategori sedang, dan siklus III kategori tinggi. Hasil rata-rata persentase aktivitas pada siklus I masuk dalam kategori sedang, pada siklus II kategori tinggi, dan siklus III kategori tinggi. Kesimpulan penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHTdapat meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa. Kata kunci: numbered head together, hasil belajar, aktivitas belajar. PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan suatu lembaga pendidikan yang bertujuan menciptakan sumber daya manusia berkualitas, terampil, dan berdisiplin tinggi guna menunjang produk yang siap pakai di bidangnya. Tujuan tersebut tentunya harus didukung berbagai aspek. Salah satu aspek ialah guru, karena guru terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru diharuskan menggunakan strategi pembelajaran yang menarik dan kondusif serta berpusat pada siswa, hal ini bertujuan agar siswa menjadi mandiri dan tidak menjadi objek pasif. Namun pada kenyataannya kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru, dimana guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknik ceramah. Hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif dan cenderung mengantuk sehingga pembelajaran terasa monoton dan membosankan. Persoalan yang terjadi seperti ini merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat dalam mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe 1 Mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 2 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 3 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

17 Numbered Head Together (NHT) diharapkan mampu mengatasi masalah yang dikemukakan di atas. Model pembelajaran ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang memusatkan aktivitas pada siswa secara berkelompok. Keunggulan tipe ini dengan pembelajaran kooperatif tipe lainnya adalah memungkinkan keterlibatan atau keaktifan setiap siswa sebagai anggota kelompok dalam usaha pencapaian tujuan belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan mengetahui aktivitas siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Model pembelajaran merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Model pembelajaran akan turut menentukan terhadap berhasil tidaknya pembelajaran. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil yang bekerja sama dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Keberhasilan dari model ini bergantung pada kemampuan aktivitas anggota kelompok, karena setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri dan sesamanya. Pembelajaran kooperatif ini sejalan dengan hakekat manusia sebagai makhluk sosial, yaitu saling berinteraksi, saling membantu ke arah yang baik secara bersamaan. Pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan kelompok dan tanggung jawab individual akan meningkatkan pencapaian prestasi siswa (Slavin, 2010:41). Salah satu jenis pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran kooperatif NHT yang dikembangkan oleh Spencer Kagan tahun 1992. Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik (Lie, 2002:58). Kesulitan pemahaman materi yang dialami dapat diselesaikan bersama anggota kelompok dengan bimbingan guru, untuk itu pembelajaran NHT menitikberatkan pada keaktifan siswa dan memerlukan interaksi sosial yang baik antara semua kelompok. Pembelajaran tipe NHT mengutamakan kerja kelompok dari pada individual. Sehingga siswa bekerja dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk menyalurkan informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

18 Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini dirasakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu juga siswa juga diharapkan memberikan kontribusi terbaiknya kepada kelompoknya. Di bawah ini (Tabel 1) ilustrasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Kegiatan Tabel 1. Ilustrasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Ilustrasi No 1 No 2 Pembagian kelompok secara heterogen dan pemberian nomor diri Kelompok 1 No 3 No 4 Kelompok 2 Pemberian tugas sesuai nomor diri Tugas untuk masing-masing Kelompok 1 nomer adalah. Kelompok 2 Kelompok 1 Diskusi Kelompok 1 2 Mari kita diskusikan 3 4 Evaluasi kelompok sesuai nomor diri 3 3 3 3 Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Pemberian reward Rewar Rewar Rewar Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah (Ibrahim, 2000), antara lain:

19 1. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi. 2. Memperbaiki kehadiran. 3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar. 4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil. 5. Konflik antara pribadi berkurang. 6. Pemahaman yang lebih mendalam. 7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi 8. Hasil belajar lebih tinggi. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini mengunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan model yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart yang terdiri dari empat komponen pokok, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dimana komponen tindakan dan observasi dijadikan sebagai suatu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara implementasi tindakan dan observasi merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Penelitian Tindakan kelas ini menggunakan 3 siklus dengan penyampaian materi yang berbeda pada setiap siklusnya. Siklus I membahas tentang sistem refrigerasi, siklus II membahas tentang kompresor dan kondenser, dan siklus III membahas tentang alat kontrol refrigeran dan evaporator. Adapun bagan prosedur penelitian yang digunakan (Gambar 1). Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

20 Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Cimahi Jl. Mahar Martanegara No. 48 Leuwi Gajah, Cimahi. Sedangkan objek penelitiannya adalah siswa kelas X Program Keahlian Teknik Pendingin dan Tata Udara B SMKN 1 Cimahi. Standar kompetensi yang dipilih adalah mengisi refrigeran ke dalam sistem refrigerasi dengan kompetensi dasar memahami fungsi refrigeran dalam sistem refrigerasi. HASIL PENELITIAN Hasil belajar digunakan untuk melihat kemampuan siswa sebelum dan sesudah dilakukan treatment berupa model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Data tersebut terbagi menjadi nilai rata-rata pre test dan nilai rata-rata post test. Berdasarkan nilai yang didapat siswa untuk pre test dan post test pada siklus I, II, dan III kemudian diperoleh rata-rata nilai hitung. Tabel 2. Rata-rata nilai pre test dan post tes Siklus Rata-rata Nilai Rata-rata Nilai Kenaikan Rata-rata Nilai Pre Test Post Test I 47,58 77,27 29,69 II 45,67 82,33 36,66 III 53,24 86,47 38,53 Gain Ternormalisasi (N-Gain)dipergunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukannya pembelajaran. Nilai tersebut diperoleh berdasarkan nilai pre test dan post test di setiap siklus nya, kemudian nilai tersebut di rata-ratakan untuk memperoleh nilai ratarata N-gain kelas (Tabel 3). Tabel 3. Rata-rata nilai N-Gain setiap siklus Siklus Rata-Rata Nilai N-Gain Kategori I 0,58 Sedang II 0,67 Sedang III 0,73 Tinggi Aktivitas belajar siswa merupakan respon siswa terhadap pembelajaran yang diberikan guru dengan aspek penilaian yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan rekapitulasi

21 perhitungan mengenai nilai persentase aktivitas belajar siswa, diperoleh besar rata-rata nilai persentase aktivitas belajar siswa keseluruhan (Tabel 4) di setiap siklusnya. Tabel 4. Perkembangan aktivitas belajar siswa Siklus Persentase Kategori I 67,14 Tinggi II 81,35 Sangat Tinggi III 85,85 Sangat Tinggi Keterlaksanaan model adalah tahapan dalam pembelajaran yang harus dilalui agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan sesuai dengan yang diinginkan. Hasil observasi terhadap keterlaksanaan model diperoleh berdasarkan lembar observasi aktivitas guru yang diisi oleh observer pada setiap siklusnya. Hasil tersebut dirata-ratakan (Tabel 5) untuk mengetahui sejauhmana model pembelajaran yang diterapkan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tabel 5. Persentase perkembangan keterlaksanaan model Siklus Persentase Keterlaksanaan Kategori Model I 44,57 Sedang II 66,30 Baik III 71,74 Baik PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan di kelas X TP B SMKN 1 Cimahi menunjukan bahwa strategi dalam pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran sistem refrigerasi. Peningkatan hasil belajar siswa cenderung terjadi pada setiap siklusnya setelah diterapkannya model pembelajaran ini. Hal ini disebabkan dalam model pembelajaran kooperatif menitikberatkan pada tanggung jawab individu dan saling ketergantungan antar anggota kelompok. Sehingga memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif dan membantu untuk menyelesaikan masalah secara bersama (Rusman, 2011).

22 Hasil penelitian aspek kognif pada siklus I, II, dan III menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, yang ditunjukkan melalui nilai hasil belajar siswa pada pre test dan post test. Nilai pre test siswa pada siklus I, II, dan III menunjukkan hasil yang rendah yaitu terhitung hanya ada beberapa yang memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimum. Namun pada nilai post test siswa menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada hasil pre test siswa. Besarnya peningkatan hasil belajar dapat diukur dengan nilai N-Gain yang diperoleh dari pre test dan post test. Kemudian nilai dirata-ratakan untuk mendapat nilai N-gain keseluruhan, nilai tersebut pada setiap siklusnya cenderung terjadi peningkatan. Pada siklus I mencapai kategori sedang, kemudian pada siklus II, dan III mencapai kategori tinggi. Peningkatan nilai N- Gain tersebut dipengaruhi oleh perbaikan proses pembelajaran di setiap siklusnya sehingga penerimaan materi pembelajaran kepada siswa menjadi lebih tinggi. Perbaikan tersebut didapat dari hasil refleksi di setiap siklus yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata lain, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan peningkatan pada hasil belajar siswa.hal ini sesuai dengan teori kelebihan model pembelajaran kooperatif, salah satunya yaitu dapat meningkatkan hasil belajar akademik siswa (Isjoni, 2011). Hasil analisis data pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, hal ini ditunjukan dengan adanya peningkatan disetiap siklusnya. Aktivitas belajar siswa seperti, membaca, mencatat, bertanya, presentasi, mendengar, partisipasi, dan antusiasme dapat dilakukan dengan tertib. Kegiatan pembelajaran pada siklus I, nilai rata-rata aktivitas belajar siswa mencapai kategori tinggi. Pada siklus ini, meskipun masuk dalam kategori tinggi aktivitas belajar siswa di dalam kelas masih belum terarahkan pada pokok materi dan siswa masih dalam tahap adaptasi terhadap model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata aktivitas belajar siswa yang signifikan yaitu mencapai kategori sangat tinggi. Dikarenakan siswa mulai beradaptasi terhadap model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, dimana hal ini dipengaruhi oleh performa guru dalam mengelola kelas. Kemudian pada siklus III kembali terjadi peningkatan rata-rata aktivitas belajar siswa dengan kategori sangat tinggi. Aktivitas belajar siswa lebih terfokus pada materi, diskusi kelas berjalan baik, dan proses evaluasi kelompok yang atraktif. Berdasarkan hasil pengamatan di atas, jelas bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

23 Peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa di atas tentunya didukung oleh kualitas pembelajaran yang meningkat disetiap siklusnya. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh hasil dari refleksi dan perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berakhir. Pada siklus I aktivitas guru tergolong dalam kriteria sedang, karena terdapat beberapa kendala seperti siswa masih merasa kebingungan dengan model pembelajaran yang diterapkan, prinsip pembelajaran kooperatif yang belum dijalankan siswa dan kurang tegasnya guru dalam mengelola kelas. Sedangkan pada siklus II kegiatan pembelajaran berangsur membaik, aktivitas guru tergolong dalam kriteria baik, karena kendala yang muncul pada siklus I sudah mulai teratasi, namun pada siklus ini muncul masalah baru yaitu kurang kondusif ketika melakukan evaluasi kelompok dan pertanyaan yang diajukan masih bersifat menguji. Kemudian pada siklus III kegiatan pembelajaran tergolong baik, guru sudah bisa sepenuhnya mengatur siswa dan jalannya kegiatan pembelajaran, kendala yang muncul pada siklus sebelumnya sudah teratasi. Peningkatan tersebut sesuai dengan teori penelitian tindakan kelas, yaitu untuk memperbaiki ataupun mengkaji proses pembelajaran sebelumnya agar proses pembelajaran selanjutnya dapat lebih baik (Kunandar, 2012). Keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang telah dibahas di atas tidak lepas dari beberapa faktor. Faktor tersebut diantaranya adalah kondisi lingkungan yang mendukung, karena lingkungan yang tidak kondusif akan membuat siswa kesulitan untuk konsentrasi dalam belajar. Faktor lainnya adalah suasana pembelajaran yang aktif. Suasana ini berasal dari motivasi siswa yang dibangkitkan oleh guru, setelah itu guru mengarahkan suasana tersebut kepada tujuan dari pembelajaran. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian ini yaitu penerapan model pembelajaran koperatif tipe NHT pada mata pelajaran sistem refrigerasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Aktivitas belajar siswa di dalam kelas selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Pada siklus I termasuk dalam kategori tinggi, siklus II masuk dalam kategori sangat tinggi. kemudian siklus III masuk dalam kategori sangat tinggi. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini memberikan hasil positif terhadap kegiatan belajar mengajar karena dapat meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran, sehingga siswa lebih aktif dalam belajar.

24 DAFTAR PUSTAKA Ibrahim, M. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Isjoni, (2011). Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi. Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada. Lie, A. (2002). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Slavin, R. E. (2010). Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.