BAB I PENDAHULUAN. sastra lahir berdasarkan pengalaman yang dirasakan oleh pengarang. Dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Lajang karya Ayu Utami ini menggunakan jenis penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. penulis dihadapkan sebuah dokumen novel Sepenggal Bulan Untukmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. karya dengan karya yang lainnya. Karya sastra juga mengandung unsur

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala problema kehidupannya tidak dapat terpisah-pisah. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. tentang suatu pencarian yang tergradasi akan nilai-nilai yang otentik adalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. novel yang menceritakan luka hati seorang ibu miskin ini mempunyai tampilan sampul buku

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Austin, 1990: 3). Sebagai seni kreatif yang mempergunakan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. juga mengungkapkan pendapat dan pikirannya terhadap sesuatu.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

KONFLIK BATIN TOKOH SRINTIL DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berupa aspek sosial, moral, maupun religi. Kemampuanya sastrawan dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1. Disusun Oleh: Apriyani Safitri A

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan struktural (objektif). Metode dan pendekatan ini dianggap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NAYLA KARYA DJENAR MAESA AYU:TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan nyata maupun di luar alam nyata. Sastra merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A: TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan pertama-tama sebuah imitasi. Jadi, lingkungan sosial budaya, dan psikologis pengarangnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil ekspresi atau ungkapan kejiwaan seorang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bersifat individualis. Artinya, cara yang digunakan oleh tiap-tiap pengarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

ASPEK MORAL DALAM TOKOH NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY TINJAUAN: PSIKOLOGI SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar S-1, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi dari seseorang yang dituangkan dengan bahasa. Melalui karya sastra, seorang pengarang mampu menuangkan imajinasinya dengan penuh perasaan sehingga menjadi sebuah cerita yang bermakna. Karya sastra juga menggambarkan sesuatu yang pernah dirasakan dan dialami oleh pengarangnya. Oleh karena itu, tidak jarang sebuah karya sastra lahir berdasarkan pengalaman yang dirasakan oleh pengarang. Dengan demikian, karya sastra bercermin dari realitas kehidupan manusia (Nurgiyantoro, 2009:2-3). Karya sastra lahir karena adanya keinginan dari pengarang untuk mengungkapkan eksistensinya sebagai manusia yang berisi ide, gagasan, dan pesan tertentu yang diilhami oleh imajinasi dan realitas sosial budaya pengarang serta menggunakan media bahasa sebagai penyampaiannya. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan kreativitas manusia. Karya sastra lahir dari pengekspresian endapan pengalaman yang telah ada dalam jiwa pengarang secara mendalam melalui proses imajinasi (Aminuddin, 1990: 57). Sebagai karya sastra imajiner, fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Pengarang menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian

2 diungkapkan kembali melalui sarana fiksi sesuai pandangannya. Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya di lingkungan sesamanya. Fiksi merupakan hasil dialog, kontemplasi dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan sehingga seorang pengarang akan mengajak pembaca memasuki pengalaman atau imajinasi melalui tokohtokoh dalam karya sastra (Nurgiyantoro, 2009:2-3). Novel merupakan sebuah totalitas, suatu keseluruhan yang bersifat artistik. Sebagai sebuah totalitas, novel mempunyai bagian-bagian, unsurunsur yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya secara erat dan saling menguntungkan (Nurgiyantoro, 2009:22). Novel Rintihan dari Lembah Lebanon adalah salah satu novel karya Taufiqurrahman al-azizy yang diterbitkan pada tahun 2012 yang menggambarkan konflik batin seseorang, yaitu seorang pemuda yang begitu sulit kehidupannya sejak kecil sudah yatim piatu karena kedua orang tuanya meninggal, hidup di pesantren yang selalu di zalimi, dan setelah dewasa kekasihnya menikah dengan sahabatnya sendiri. Oleh karena itu, novel ini dipilih sebagai bahan penelitian ini. Taufiqurrahman al-azizy adalah penulis novel islami yang populer di Indonesia. Namanya melejit setelah meluncurkan trilogi novel spiritual Makrifat Cinta, yang terdiri dari Syahadat Cinta (2006), Musafir Cinta (2007), dan Makrifat Cinta (2007). Novelnya setelah Trilogi novel spiritual Makrifat Cinta yang juga telah beredar adalah Kitab Cinta Yusuf Zulaikha (2007), Munajat Cinta (2009), Jangan Biarkan Surau Ini Roboh, dan Sahara

3 Nainawa (2009). (http://biopenulis.wordpress/taufiqurrahman-al-azizy/, diakses tanggal 12 Desember 2012). Berdasarkan penjabaran di atas, peneliti ingin menganalisis novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufiqurrahman al-azizy dengan judul Konflik Batin Tokoh Utama dalam novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufiqurrahman al-azizy: Tinjauan Psikologi Sastra. B. Rumusan Masalah Untuk mencapai hasil penulisan yang bermakna dan terarah, maka diperlukan rumusan masalah dalam sebuah penelitian. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimana unsur-unsur yang membangun novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufiqurrahman al-azizy? 2. Bagaimana konflik batin tokoh utama yang terkandung dalam novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufiqurrahman al-azizy? C. Tujuan Penelitian Penelitian yang baik haruslah memiliki tujuan yang baik dan jelas. Adapun tujuan penelitian ini adalah 1. mendeskripsikan unsur-unsur yang membangun novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufiqurrahman al-azizy, 2. mendeskripsikan konflik batin tokoh utama yang terkandung dalam novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufiqurrahman al-azizy.

4 D. Manfaat Penelitian Suatu penelitian ilmiah haruslah memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis a. Dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya, maupun masyarakat pada umumnya. b. Mampu menambah khasanah penelitian terhadap karya sastra yang berupa novel dengan penekanan pada analisis psikologis. c. Dapat dijadikan pedoman untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Mengetahui konflik batin tokoh utama yang ada dalam novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufiqurrahman al-azizy. b. Dapat memahami karakter tokoh-tokoh yang ada dalam novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufiqurrahman al-azizy. c. Sebagai motivasi dan referensi penelitian karya sastra Indonesia agar setelah peneliti melakukan penelitian ini, muncul penelitian-penelitian baru sehingga dapat menumbuhkan motivasi dalam kesusastraan. E. Tinjauan Pustaka Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu, tinjauan terhadap penelitian terdahulu

5 sangat penting untuk mengetahui relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan. Uswatun Khasanah (2012) melakukan penelitian untuk skripsinya yang berjudul Konflik Batin dalam Novel Surat Kecil Untuk Tuhan Karya Agnes Davonar: Tinjauan Psikologi Sastra. Hasil penelitian ini yaitu (1) struktur novel Surat Kecil Untuk Tuhan karya Agnes Davonar difokuskan pada: tema, alur, penokohan, dan latar. Tema dalam novel Surat Kecil Untuk Tuhan adalah perjuangan seorang remaja melawan penyakit kanker ganas (Rabdomiosarkoma) tetapi memiliki semangat untuk hidup dan memiliki citacita tinggi; alurnya menggunakan alur maju; tokoh utamanya Keke; sifat karakteristik masing-masing tokoh berdasarkan tiga dimensi, yaitu fisiologis, psikologis, dan sosiologis; latar tempat meliputi Jakarta, Banten, Singapura, dan Bandung; latar waktu terjadi sekitar tahun 2003 sampai akhir tahun 2006, sejak masuk SMP sampai ujian sekolah lulus SMP; latar sosial merupakan latar dimana saat Keke mengalami penyakit kanker, wajahnya yang cantik berubah menjadi monster. (2) konflik batin dalam novel Surat Kecil Untuk Tuhan terdapat 3 konflik, yaitu; konflik mendekat-mendekat, konflik mendekat-menjauh, dan konflik menjauh-menjauh. Hasil penelitian juga dapat diimplikasikan ke dalam pembelajaran di SMA khususnya kelas XI. Asni Widyastuti (2012) melakukan penelitian untuk skripsinya yang berjudul Konflik Batin Tokoh Dewi dalam Novel Menari di Atas Awan Karya Maria A. Sardjono: Tinjauan Psikologi Sastra. Hasil penelitian berdasarkan analisis struktural novel Menari di Atas Awan yaitu tema tentang

6 percintaan dengan latar keluarga yang berbeda. Alur novel ini adalah alur maju. Tokoh-tokoh yang dianalisis adalah Dewi, Rayhan, Didit, Tita, Totok, Ibu Susetyo, Fifi, dan Neni. Latar tempat dalam novel ini di Jakarta meliputi Ancol, Institut Kesenian Jakarta dan Taman Ismail Marzuki, Sukabumi, Pelabuhan Ratu, Solo, Bali, dan London (Inggris). Latar waktu terjadi pada tahun 2008-2009, ditandai dengan terjadinya krisis financial global dan masuknya facebook di Indonesia. Latar sosialnya dalah kehidupan Dewi yang sederhana dan dua keluarga yang status sosialnya berbeda jauh. Hasil penelitian berdasarkan konflik batin tokoh utama Dewi dalam novel Menari di Atas Awan dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra, ditemukan tiga konflik batin, yaitu konflik mendekat-menjauh, konflik menjauhmenjauh, konflik mendekat-mendekat. Implikasi dalam pembelajaran sastra dapat diterapkan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XI. Gunawan (2010) melakukan penelitian untuk skripsinya yang berjudul Konflik Batin Tokoh Kabul dalam Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Tinjauan Psikologi Sastra. Hasil penelitian berdasarkan analisis struktural, tema dalam novel Orang-Orang Proyek adalah idealisme dan kejujuran harus ditegakkan dalam situasi apapun. Alur dalam novel ini maju atau progresif. Tokoh utamanya adalah Kabul, sedangkan tokoh tambahannya adalah Ir. Daljiko, Pak Tarya, Pak Basar, Wati, dan Mak Sumeh. Latar novel ini menggunakan latar tempat di sebuah desa yang dialiri Sungai Cibawor. Latar waktu yakni kurun waktu tahun 1991 sampai 1992. Latar sosial yang digambarkan adalah kehidupan masyarakat pedesaan. Hasil

7 penelitian berdasarkan tinjauan psikologi sastra menunjukkan adanya tiga jenis konflik batin yang dialami tokoh Kabul dalam novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari yaitu (1) Konflik mendekat-mendekat, (2) konflik mendekat-menjauh, (3) konflik menjauh-menjauh. Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, penelitian dengan judul Konflik Batin Tokoh Utama dalam novel Rintihan dari Lembah Lebanon Karya Taufiqurrahman al-azizy: Tinjauan Psikologi Sastra ini belum pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Dengan demikian, keorisinalan penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan. F. Landasan Teori 1. Pendekatan struktural Secara etimologis struktur berasal dari kata scructura (bahasa Latin) yang berarti bentuk atau bangunan. Secara definitif strukturalisme berarti paham mengenai unsur-unsur, yaitu struktur itu sendiri dengan mekanisme antarhubungan unsur yang satu dengan unsur yang lainnya, di pihak yang lain hubungan antara unsur dengan totalitasnya (Ratna, 2003:88-89). Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini fiksi, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan, misalnya, bagaimana keadaan peristiwa-peristiwa, plot, tokoh, dan penokohan, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Setelah menjelaskan bagaimana fungsi-fungsi masing-masing unsur itu dalam menunjang makna keseluruhannya, dan bagaimana hubungan antarunsur itu sehingga

8 antara fungsi masing-masing unsur dan hubungan antarunsur secara bersama membentuk sebuah totalitas-kemaknaan yang padu. Misalnya, bagaimana hubungan antara peristiwa yang satu dengan yang lain, kaitannya dengan pemplotan yang tak selalu kronologis, kaitannya dengan tokoh dan penokohan, dengan latar dan sebagainya (Nurgiyantoro, 2009:37). Menurut Ratna (2007:91) strukturalisme berarti paham mengenai unsur-unsur, yaitu struktur itu sendiri, dengan mekanisme antarhubungannya, di satu pihak antarhubungan unsur yang satu dengan unsur yang lainnya, dipihak yang lain hubungan antarunsur (unsur) dengan totalitasnya. Adapun langkah-langkah analisis struktural (Nurgiyantoro, 2009:37) adalah sebagai berikut: a. mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik yang membangun karya sastra secara lengkap dan jelas, mana yang tema dan mana yang tokohnya, b. mengkaji unsur-unsur yang telah diidentifikasi sehingga diketahui tema, alur, latar dan penokohan dalam sebuah karya sastra, c. mendeskripsikan masing-masing unsur sehingga diketahui tema, alur, latar dari sebuah karya sastra, d. menghubungkan masing-masing unsur sehingga memperoleh kepaduan makna secara menyeluruh dari sebuah karya sastra.

9 Berdasarkan hal-hal di atas, pengkajian struktural terhadap novel Rintihan dari Lembah Lebanon akan difokuskan pada tema, alur, penokohan, dan latar atau setting. 2. Teori Psikologi Sastra Aminuddin (1990:93) menjelaskan bahwa sebagai suatu karya, sastra dapat didekati melalui beberapa pendekatan. Salah satunya adalah pendekatan psikologi sastra. Karya sastra dapat didekati dengan menggunakan pendekatan psikologi karena antara sastra dengan psikologi memiliki hubungan lintas yang bersifat tak langsung, artinya hubungan itu ada karena baik sastra maupun psikologi memiliki tempat berangkat yang sama, yakni kejiwaan manusia. Sastra mampu menangkap kejiwaan manusia secara mendalam. Tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa analisis psikologi sastra sama sekali terlepas dengan kebutuhan masyarakat. Sesuai dengan hakikatnya, karya sastra memberikan pamahaman terhadap masyarakat secara tidak langsung. Melalui pemahaman terhadap tokoh-tokohnya, misalnya, masyarakat dapat memahami perubahan, kontradiksi, dan penyimpangan-penyimpangan lain yang terjadi dalam masyarakat, khususnya dalam kaitannya dengan psike (Ratna, 2007:342-343).

10 Ratna (2004:344) mengemukakan bahwa penelitian psikologi sastra dapat dilakukan melalui dua cara, pertama melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian dilakukan analisis terhadap suatu karya sastra. Kedua, dengan terlebih dahulu menentukan sebuah karya sastra sebagai objek penelitian, kemudian ditentukan teori-teori psikologi yang dianggap relevan untuk melakukan analisis. Psikologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang objek studinya adalah manusia karena perkataan psyche atau psycho mengandung pengertian jiwa. Dengan demikian, psikologi mengandung pengertian ilmu pengetahuan tentang jiwa (Bimi Walgito dalam Fananie, 2003:177). Psikologi sastra adalah model penelitian interdisilpin dengan menetapkan karya sastra sebagai memiliki posisi yang lebih dominan. Atas dasar khazanah sastra yang sangat luas, yang dievokasi melalui tradisi yang berbeda-beda, unsur-unsur psikologis pun menampilkan aspek-aspek yang berbeda-beda. Dengan kalimat lain, sebagai bagian studi multikultural, analisis psikologis dibangun atas dasar kekayaan sekaligus perbedaan khazanah kultural bangsa. Di satu pihak, novel tidak melukiskan tokoh-tokoh dari semestaan yang sama, di pihak lain, novel juga tidak menampilkan tokoh sebagai manusia secara individual. Sebagai sistem simbol, dalam novel terkandung keberagaman tokoh sebagai representasi multikultural, tokoh-tokoh sebagai spesies. Pada gilirannya

11 karakterisasi dibangun atas dasar dan dipahami melalui hakikat multikultural dan spesies (Ratna, 2007:349). 3. Konflik Batin Konflik adalah sesuatu yang bersifat tidak menyenangkan yang terjadi dan atau dialami oleh tokoh-tokoh cerita, yang jika tokoh-tokoh itu mempunyai kebebasan untuk memilih, ia tidak akan memilih konflik itu menimpa dirinya (Meredith & Fitzgerald dalam Nurgiyantoro, 2009:122). Selain itu Irwanto dkk (1994:209) mengemukakan bahwa konflik adalah keadaan munculnya dua kebutuhan atau lebih pada saat yang bersamaan. Bentuk konflik sebagai bentuk kejadian dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu konflik fisik dan konflik batin, konflik eksternal (external conflict) dan konflik internal (internal conflict). Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan sesuatu yang di luar dirinya, mungkin dengan lingkungan alam atau mungkin lingkungan manusia. Dengan demikian, konflik eksternal dapat dibedakan ke dalam dua kategori yaitu konflik fisik (physical conflict) dan konflik sosial (social conflict) (Jones dalam Nurgiyantoro, 2009:124). Konflik internal adalah konflik yang terjadi dalam hati, jiwa seorang tokoh cerita. Dirgagunarsa (dalam Sobur, 2010:293) mengemukakan bahwa konflik dapat dikenali karena beberapa ciri seperti berikut.

12 a. Konflik terjadi pada setiap orang dengan reaksi yang berbeda untuk rangsang yang sama. Hal ini bergantung pada faktor-faktor yang sifatnya pribadi. b. Konflik terjadi bilamana motif-motif mempunyai nilai yang seimbang atau kira-kira sama sehingga menimbulkan kebimbangan dan ketegangan. c. Konflik dapat berlangsung dalam waktu yang singkat, mungkin beberapa detik, tetapi bisa juga berlangsung lama, berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Dirgagunarsa (dalam Sobur, 2010:292-293) menyatakan bahwa konflik mempunyai beberapa bentuk seperti berikut. a. Konflik mendekat-mendekat (approach-approach conflict) Konflik ini timbul jika suatu ketika terdapat dua motif yang semuanya positif (menyenangkan, menguntungkan) sehingga muncul kebimbangan untuk memilih satu di antaranya. Memilih satu motif berarti mengorbankan atau mengecewakan motif yang lain. b. Konflik mendekat-menjauh (approach-avoidance conflict) Konflik yang timbul dua motif yang berlawanan mengenai objek, motif yang satu positif (menyenangkan), yang lain negatif (merugikan, tidak menyenangkan). Karena itu ada kebimbangan apakah akan mendekati atau menjauhi objek.

13 c. Konflik menjauh-menjauh (avoidance-avoidance conflict) Konflik yang terjadi apabila pada saat yang bersamaan timbul dua motif yang negatif, dan muncul kebimbangan karena menjauhi motif yang satu berarti harus memenuhi motif lain yang juga negatif. G. Kerangka Pemikiran Kerangka berpikir dalam penelitian kualitatif hanya merupakan bagaimana setiap variabelnya dengan posisinya yang khusus akan dikaji dan dipahami keterkaitannya dengan variabel yang lain. Tujuannya adalah untuk menggambarkan bagaimana kerangka berpikir yang digunakan peneliti untuk mengkaji dan memahami permasalahan yang diteliti. Dengan pemahaman peta secara teoritik beragam variabel yang terlibat dalam penelitian, peneliti berusaha menjelaskan hubungan dan keterkaitan antarvariabel yang terlibat sehingga posisi setiap variabel yang akan dikaji menjadi jelas (Sutopo, 2006: 141). Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. menelaah unsur karya sastra yang meliputi tema, alur, penokohan, dan latar, 2. mendeskripsikan konflik batin tokoh utama dalam novel Rintihan dari Lembah Lebanon dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra, 3. menarik kesimpulan.

14 Kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut. Novel Rintihan dari Lembah Lebanon Struktural Tema, alur, penokohan, latar Psikologi Sastra Konflik Batin Konflik mendekat-menjauh, konflik menjauhmenjauh, dan konflik mendekat-mendekat Simpulan

15 H. Metode Penelitian 1. Jenis dan Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufiqurrahman al-azizy adalah metode kualitatif deskriptif. Pengkajian ini bertujuan untuk mengungkapkan berbagai informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang diteliti dan penuh nuansa untuk menggambarkan secara cermat sifat-sifat suatu hal (individu atau kelompok), keadaan fenomena, dan tidak terbatas pada pengumpulan data, melainkan meliputi analisis dan interpretasi (Sutopo, 2006:8-10). Pengkajian deskriptif menyarankan pada pengkajian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta atau fenomena secara empiris hidup pada penuturnya (sastrawan). Artinya yang dicatat dan dianalisis adalah unsur-unsur dalam karya sastra seperti apa adanya. Metode deskriptif kualitatif artinya yang dianalisis dan hasil analisis berbentuk deskriptif tidak berupa angka-angka atau koefisien tentang hubungan variabel (Aminuddin, 1990:16). Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi studi terpancang (embedded research) dan studi kasus (case study). Sutopo (2006:112) memaparkan bahwa penelitian terpancang (embedded research) digunakan karena masalah dan tujuan penelitian telah ditetapkan oleh peneliti sejak awal penelitian. Studi kasus (case study) digunakan karena strategi ini difokuskan pada kasus tertentu.

16 2. Objek Penelitian Objek penelitian sastra adalah pokok atau topik penelitian sastra (Sangidu, 2004:61). Objek penelitian ini adalah konflik batin tokoh utama dalam novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufirrahman al-azizy melalui tinjauan psikologi sastra. 3. Data dan Sumber Data 1. Data Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data kualitatif berupa kata-kata atau gambar, bukan berupa angka-angka (Aminuddin, 1990:16). Data adalah sumber informasi yang akan diseleksi sebagai bahan analisis. Oleh karena itu, kualitas dan ketepatan pengambilan data tergantung pada ketajaman menyeleksi yang dipadu oleh penguasaan konsep atau teori (Siswantoro, 2010:70). Data dalam penelitian ini adalah kata, kalimat, dan paragraf serta peristiwa yang ada dalam novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufiqurrahman al-azizy yang diterbitkan DIVA Press, Yogyakarta, 2012, 532 hal. 2. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data kepustakaan yaitu berupa buku, transkip, majalah, dan lain-lain. Sumber data primer adalah sumber utama penelitian yang diproses langsung dari sumbernya tanpa lewat perantara (Siswantoro:

17 2004:54). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufiqurrahman al-azizy yang diterbitkan DIVA Press, Yogyakarta, 2012, 532 hal. Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung atau lewat perantara, tetapi masih berdasarkan konsep (Siswantoro, 2004:54). Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa artikel dari internet dan data-data yang bersumber dari buku acuan yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan bagian penting dari proses penelitian. Begitu sentral peran pengumpulan data sehingga kualitas penelitian bergantung padanya (Siswantoro, 2010:73). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka, simak, dan catat. Teknik kepustakaan yaitu studi tentang sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian sejenis, dokumen yang digunakan untuk mencari data-data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, majalah, gambar, dan data-data yang bukan angka-angka (Moleong, 2001:11).

18 Langkah-langkah pengumpulan data dalam novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufiqurrahman al-azizy adalah sebagai berikut: 1. membaca secara cermat novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufiqurrahman al-azizy, 2. mencatat kalimat yang berkaitan dengan struktur novel, dan kalimat yan menggambarkan adanya konflik batin tokoh utama dalam novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufiqurrahman al-azizy, 3. menganalisis konflik batin tokoh utama dalam novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufiqurrahman al-azizy. 5. Teknik Validasi Data Validasi data dalam penelitian ini menggunakan model trianggulasi. Trianggulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multi perspektif. Artinya, untuk menarik simpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pandang (Sutopo, 2006:92). Patton (dalam Sutopo, 2006:95-98) memaparkan empat trianggulasi sebagai berikut. a. Trianggulasi Sumber Trianggulasi sumber merupakan trianggulasi yang memungkinkan kepastian kebenaran dengan memanfaatkan data yang sama atau sejenis digali dari berbagai sumber yang berbeda.

19 b. Trianggulasi Metode Teknik trianggulasi metode bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan cara mengumpulkan data sejenis, tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. c. Trianggulasi Penyidik Teknik trianggulasi penyidik adalah teknik yang memungkinkan hasil penelitian baik data atau pun simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti yang lain. d. Trianggulasi Teori Trianggulasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Berdasarkan keempat teknik trianggulasi di atas, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik trianggulasi sumber dan trianggulasi teori. Teknik trianggulasi sumber yaitu peneliti melakukan penelitian terhadap novel Rintihan dari Lembah Lebanon menggunakan bermacam-macam sumber atau dokumen untuk menguji data sejenis tentang Konflik Batin Tokoh Utama dalam novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufiqurrahman al-azizy: Tinjauan Psikologi Sastra. Trianggulasi teori dilakukan dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan-permasalahan yang dikaji. Dari beberapa perspektif teori tersebut akan diperoleh pandangan yang lebih lengkap, tidak hanya sepihak, sehingga dapat dianalisis dan ditarik

20 kesimpulan yang lebih utuh dan menyeluruh. Dalam melakukan jenis trianggulasi ini perlu memahami teori-teori yang digunakan dan keterkaitannya dengan masalah yang diteliti sehingga mampu menghasilkan simpulan yang lebih mantap dan benar-benar memiliki makna yang kaya perspektifnya. Langkah-langkah trianggulasi teori digambarkan sebagai berikut. teori 1 makna teori 2 suatu peristiwa (konteks) teori 3 6. Teknik Analisis Data Menurut Moleong (2001:103) teknik analisis data adalah proses mengatur urutan data dengan menggolongkannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Kegiatan analisis data itu dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaan sudah mulai sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik pembacaan heuristik dan hermeneutik. Menurut Riffaterre dan Culler (dalam Sangidu, 2004:19), pembacaan heuristik merupakan cara kerja yang dilakukan oleh pembaca dengan menginterpretasikan teks sastra secara referensial lewat tanda-tanda linguistik. Selanjutnya, langkah kedua pembacaan hermeneutik merupakan cara kerja yang dilakukan oleh pembaca dengan bekerja secara terus-menerus lewat pembacaan teks sastra

21 secara bolak-balik dari awal sampai akhir. Dengan pembacaan bolak-balik itu, pembaca dapat mengingat peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian tersebut antara yang satu dengan yang lainnya sampai dapat menemukan makna karya sastra pada sistem sastra yang tertinggi, yaitu makna keseluruhan teks sastra sebagai sistem tanda. Adapun langkah awal dalam menganalisis novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufiqurrahman al-azizy dalam penelitian ini adalah dengan pembacaan awal. Unsur-unsur yang dianalisis dalam novel Rintihan dari Lembah Lebanon meliputi tema, alur, penokohan, dan latar. Langkah kedua dengan pembacaan hermeneutik merupakan cara yang dilakukan oleh pembaca dengan bekerja secara terus-menerus lewat pembacaan teks sastra secara bolak-balik dari awal sampai akhir. Dengan menafsirkan makna peristiwa dan kejadian-kejadian yang terdapat dalam novel Rintihan dari Lembah Lebanon, dapat menemukan konflik batin tokoh utama dalam cerita tersebut. I. Sistematika Penulisan Penelitian ini supaya lengkap dan sistematis, maka perlu adanya sistematika penulisan. Adapun sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu sebagai berikut. BAB I Pendahuluan, meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Landasan Teori, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

22 BAB II Berisi Biografi Pengarang, Riwayat hidup, hasil karyanya, latar belakang sosial pengarang, dan ciri khas karya sastranya. BAB III Analisis struktur novel Rintihan dari Lembah Lebanon yang meliputi tema, alur, penokohan, dan latar. BAB IV Pembahasan mengenai konflik batin tokoh utama dalam novel Rintihan dari Lembah Lebanon karya Taufiqurrahman al-azizy. BAB V Penutup, terdiri dari simpulan dan saran. Bagian akhir pada skripsi ini dipaparkan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.