JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

dokumen-dokumen yang mirip
HARUN AL RASJID NRP Dosen Pembimbing BAMBANG PISCESA, ST, MT Ir. FAIMUN, M.Sc., Ph.D

KATA KUNCI: sistem rangka baja dan beton komposit, struktur komposit.

STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI

Studi Assessment Kerentanan Gedung Beton Bertulang Terhadap Beban Gempa Dengan Menggunakan Metode Pushover Analysis

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga tinggi, sehingga perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang

BAB 1 PENDAHULUAN. gempa yang mengguncang di beberapa bagian wilayah Indonesia. Hal ini

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Core terhadap Kinerja Seismik Gedung Bertingkat

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu di kepulauan Alor (11 Nov, skala 7.5), gempa Papua (26 Nov, skala 7.1),

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG

EVALUASI KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN PUSHOVER ANALYSIS

menggunakan ketebalan 300 mm.

II. KAJIAN LITERATUR. tahan gempa apabila memenuhi kriteria berikut: tanpa terjadinya kerusakan pada elemen struktural.

EVALUASI SNI 1726:2012 PASAL MENGENAI DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN DAN KEKUATAN PADA SISTEM GANDA SRPMK DAN SRBKK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS DINAMIK BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU PADA GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Evaluasi Gedung MNC Tower Menggunakan SNI dengan Metode Pushover Analysis

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN PANDAN WANGI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA UNTUK DIBANGUN DI BENGKULU

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan analisis statik ekivalen, analisis spektrum respons, dan

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

PERENCANAAN STRUKTUR BAJA BERDASARKAN KEKAKUAN DAN KEKUATAN SISTEM GANDA SRPMK DAN SRBE BENTUK DIAGONAL MENURUT SNI 1726:2012 PASAL

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DI WILAYAH GEMPA INDONESIA INTENSITAS TINGGI DENGAN KONDISI TANAH LUNAK

KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci : Dinding Geser, Rangka, Sistem Ganda, Zona Gempa Kuat. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beban-beban dinamik yang merusak struktur bangunan umumnya adalah bebanbeban

ANALISIS KINERJA STRUKTUR GEDUNG DENGAN COREWALL TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI

BAB III METODE ANALISIS

EVALUASI KEMAMPUAN STRUKTUR RUMAH TINGGAL SEDERHANA AKIBAT GEMPA

ANALISIS DINAMIK STRUKTUR GEDUNG DUA TOWER YANG TERHUBUNG OLEH BALOK SKYBRIDGE

UCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis

Gambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Struktur Tahan Gempa

PENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN

EVALUASI BALOK DAN KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Beban Gempa Menurut SNI 1726: Perkuatan Struktur Bresing...

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan analisis non-linier yang sederhana namun dapat

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

Evaluasi Kinerja Struktur Jembatan akibat Beban Gempa dengan Analisis Riwayat Waktu

Perancangan Modifikasi Struktur Gedung Hotel Nawasaka Surabaya dengan Sistem Ganda

ANALISA KINERJA LINK TERHADAP VARIASI TIPE PENGAKU PADA RANGKA BERPENGAKU EKSENTRIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KINERJA STRUKTUR AKIBAT BEBAN GEMPA DENGAN METODE RESPON SPEKTRUM DAN TIME HISTORY

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilewati oleh pertemuan

EVALUASI KINERJA STRUKTUR BANGUNAN BAJA DENGAN MENGGUNAKAN PENGAKU EKSENTRIS (EBF) Ir. Torang Sitorus, MT.

PENELITIAN MENGENAI SNI 1726:2012 PASAL TENTANG DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN, KEKUATAN, DAN PENGECEKAN TERHADAP SISTEM TUNGGAL

DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PT PERUSAHAAN GAS NEGARA SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM GANDA DI WILAYAH GEMPA TINGGI

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA

STUDI MENENTUKAN PARAMETER DAKTILITAS STRUKTUR GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN ANALISIS PUSHOVER

TESIS EVALUASI KINERJA STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG SISTEM GANDA DENGAN ANALISIS NONLINEAR STATIK DAN YIELD POINT SPECTRA O L E H

EVALUASI KINERJA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS SNI PADA STRUKTUR DENGAN GEMPA DOMINAN

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

KAJIAN PENGGUNAAN NONLINIEAR STATIC PUSHOVER ANALYSIS DENGAN METODA ATC-40, FEMA 356, FEMA 440 DAN PERILAKU SEISMIK INELASTIC TIME HISTORY ANALYSIS

DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH. Refly. Gusman NRP :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

PEMODELAN DINDING GESER BIDANG SEBAGAI ELEMEN KOLOM EKIVALEN PADA MODEL GEDUNG TIDAK BERATURAN BERTINGKAT RENDAH

Studi Perilaku Non Linear Perbandingan Panjang Link Pada Eccentrically Braced Frame Dengan Program Bantu Finite Element Analysis

BAB III METODE PENELITIAN

KATA KUNCI: direct displacement-based design, performance based design, sistem rangka pemikul momen, analisis dinamis riwayat waktu nonlinier.

MODIFIKASI PERENCANAAN APARTEMEN BALE HINGGIL DENGAN METODE DUAL SYSTEM BERDASARKAN RSNI XX DI WILAYAH GEMPA TINGGI

( STUDI KASUS : HOTEL DI DAERAH KARANGANYAR )

Perencanaan Gempa untuk

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

EVALUASI KINERJA PORTAL BAJA 3 DIMENSI DENGAN PENGAKU LATERAL AKIBAT GEMPA KUAT BERDASARKAN PERFORMANCE BASED DESIGN

EVALUASI KINERJA STRUKTUR BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN SAMBUNGAN LEWATAN (LAP SPLICES) PADA UJUNG KOLOM

STUDI EVALUASI KINERJA STRUKTUR BAJA BERTINGKAT RENDAH DENGAN ANALISIS PUSHOVER ABSTRAK

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS STRUKTUR TERHADAP BEBAN GEMPA (SNI )

ABSTRAK. Kata Kunci: perkuatan seismik, rangka beton bertulang, bresing baja, dinding pengisi berlubang sentris, perilaku, kinerja, pushover.

KATA KUNCI: gempa, sistem ganda, SRPMK, SRBKK, 25%, gaya lateral, kekakuan

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU MEDAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perencanaan suatu bangunan tahan gempa, filosofi yang banyak. digunakan hampir di seluruh negara di dunia yaitu:

EVALUASI KINERJA STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT DENGAN ANALISIS DINAMIK TIME HISTORY MENGGUNAKAN ETABS (STUDI KASUS: HOTEL DI DAERAH KARANGANYAR)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERILAKU STRUKTUR BAJA TIPE MRF DENGAN BEBAN LATERAL BERDASARKAN SNI DAN METODE PERFORMANCE BASED PLASTIC DESIGN (PBPD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat ini sudah banyak berdirinya gedung bertingkat, khususnya di

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BRESING V-TERBALIK EKSENTRIK DAN KONSENTRIK (215S)

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 STUDI PERILAKU BANGUNAN MULTI TOWER 15 LANTAI MENGGUNAKAN METODE NONLINEAR TIME HISTORY ANALYSIS DENGAN MEMBANDINGKAN DUA POSISI SHEAR WALL (STUDI KASUS : APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA) Anne Zuhd Mahbubah, dan Ir. Faimun, M.Sc., Ph.D, Ir. Sadji Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: faimun@ce.its.ac.id Abstrak Analisa secara linear tidak dapat digunakan untuk mengetahui perilaku struktur terhadap gempa besar, karena saat terjadi gempa besar, bangunan tidak lagi berperilaku linear akan tetapi berperilaku nonlinear. Sehingga dalam studi ini akan dimasukkan parameter nonlinear terhadap material struktur untuk mengetahui perilakunya terhadap beban gempa. Bangunan Apartemen Puncak Kertajaya yang terletak di Surabaya ini akan dianalisa perilaku strukturnya menggunakan metode nonlinear time history analysis. Time history gempa besar yang dipakai adalah gempa El-Centro yang tercatat pada 18 Mei 1990 di California. Variabel yang digunakan sebagai perbandingan yaitu dua posisi shear wall yang berbeda. Dari hasil perhitungan luasan kurva base shear x dan displacement pada studi ini, didapatkan hasil luasan kurva posisi shear wall (2) lebih besar daripada posisi shear wall (1). Hal ini dapat diartikan bahwa bangunan dengan posisi shear wall (2) dengan letak shearwall tersebar di sepanjang bangunan lebih mampu menerima beban gempa dengan baik. Kata Kunci : nonlinear time history analysis, El-Centro, respons spektrum, disipasi energi, displacement. I. PENDAHULUAN A. Latar Balakang Kekuatan struktur dari sebuah bangunan menjadi syarat yang mutlak bangunan tersebut supaya jika sebuah bencana alam seperti gempa bumi terjadi, bangunan tersebut tidak mengalami keruntuhan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa maupun kerugian materi. Oleh karena itu sangatlah perlu dilakukannya suatu analisa perilaku terhadap apartemen high rise. Bangunan apartemen ini menerima beban-beban, diantaranya yaitu beban mati, hidup dan gempa. Diharapkan beban-beban yang bekerja pada struktur bangunan akan diterima oleh sendi plastis yang berada di kaki semua kolom dan shear wall, sehingga kerusakan yang terjadi pada bagian sendi plastis saja dan dapat dihindari terjadinya keruntuhan tingkat [1]. Saat ini analisa yang sering digunakan adalah analisa secara linear, namun pada beberapa penelitian menyimpulkan bahwa analisa linear tidak dapat digunakan untuk mengetahui perilaku struktur terhadap gempa besar, karena saat terjadi gempa besar, pada struktur terbentuk sendi plastis di beberapa tempat sehingga bangunan tidak lagi berperilaku linear akan tetapi berperilaku nonlinear. Dengan demikian, diperlukan analisa nonlinear untuk mengetahui perilaku struktur saat menerima beban gempa besar. Dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisa terhadap perilaku bangunan apartemen Puncak Kertajaya menggunakan metode nonlinear time history analysis (NLTHA). Metode NLTHA merupakan teknik analisa perilaku struktur yang akurat untuk mengkaji perilaku pasca-elastik struktur pada suatu bangunan terhadap pengaruh gempa berdasarkan catatan percepatan tanah yang diskalakan terhadap riwayat percepatan tanah pada daerah yang pernah mengalami gempa besar. Dengan demikian, dapat diketahui penyaluran beban gempa pada keseluruhan bangunan sehingga kita dapat menganalisa bagian sendi plastis mana yang mengalami kerusakan. Salah satu cara untuk meningkatkan kekakuan struktur dan ketahanan bangunan dalam menahan gaya-gaya lateral, pemakaian shear wall merupakan salah satu solusi yang tepat [2]. Dalam studi ini akan dilakukan analisa perilaku bangunan multi tower menggunakan metode NLTHA dengan variabel dua posisi shear wall yang berbeda. Dan akan didapatkan disipasi energi dari bangunan dengan masing-masing posisi shearwall yang lebih baik ketika menerima beban-beban. B. Rumusan Masalah Permasalahan utama yang akan dibahas dalam studi ini adalah: 1. Bagaimana perilaku bangunan yang menerima beban jika dianalisis menggunakan metode nonlinear time history analysis? Rincian dari permasalahan yang akan dibahas dalam studi ini adalah: 1. Bagaimana melakukan penskalaan time history El Centro 1940 terhadap respon spektrum daerah yang ditinjau? 2. Bagaimana disipasi energi pada struktur ketika beban gempa bekerja? 3. Bagaimana perbandingan perilaku bangunan multi tower dengan posisi shear wall (1) dan (2) dengan metode nonlinear time history analysis? C. Batasan Masalah 1. Tidak memperhitungkan struktur sekunder. 2. Analisa ini tidak meninjau biaya, manajemen proyek, dan segi arsitektural. 3. Catatan riwayat waktu gempa yang ditinjau menggunakan time history El Centro di California.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 2 II. TINJAUAN PUSTAKA Untuk mengkaji perilaku pasca-elastik struktur bangunan gedung terhadap pengaruh gempa rencana, harus dilakukan nonlinear time history analysis, dimana respons spektrum percepatan muka tanah asli dari gempa daerah yang ditinjau harus diskalakan terhadap respons spektrum salah satu gempa besar yang pernah terjadi, sehingga didapatlah nilai skala faktor. Penskalaan pada metode NLTHA merupakan proses penyesuaian time history gempa kuat dengan respon spektrum wilayah gempa pada lokasi bangunan yang akan ditinjau. Tatacara penskalaan gempa berdasarkan intensitas spektrum gempa yang digunakan yaitu perbandingan antara luas daerah dibawah kurva spectral velocity (Sv) pada suatu peraturan/code dengan catatan gempa yang direncanakan untuk redaman 5%. Penentuan Sv menggunakan program SREL-REV berdasarkan akselerogram gempa rencana. Batasan yang digunakan untuk penskalaan adalah antar 0.2T1 1.5T1 dimana T1 adalah periode alami fundamental mode dari struktur yang ditinjau. Batasan penskalaan gempa rencana [3]. Pada permodelan desain menggunakan prosedur nonlinear, respons inelastic pada elemen balok, kolom dan dinding geser dibatasi sesuai dengan persyaratan yang tertera pada tabel (halaman 6-21) [4] Pada Gambar dibawah dijabarkan mengenai perilaku inelastik elemen struktur berupa batasan-batasan seperti Immediate Occupancy (IO), Life Safety (LS) dan Collapse Prevention (CP), yang akan menjadi sebuah syarat agar struktur bangunan berupa balok dan kolom bersifat nonlinier berdasar pada materialnya. Nilainya merupakan parameter yang akan menjadi input dalam metode NLTHA ini. III. METODOLOGI A. Umum Tahapan pengerjaan proyek akhir ini akan adalah : 1. Studi literatur. 2. Pengumpulan data. 3. Pleriminary design. 4. Permodelan struktur posisi shear wall (1) & (2) 5. Melakukan analisa struktur gempa dengan respons spektrum wilayah Surabaya. 6. Melakukan cek kapasitas penampang struktur. 7. Menghitung penulangan struktur. 8. Input penulangan struktur ke dalam software. 9. Penskalaan RSP dengan time history el centro. 10. Analisa struktur menggunakan NLTHA. 11. Evaluasi perilaku bangunan. B. Desain Pemodelan Perencanaa mutu material dalam Tugas Akhir ini : Mutu Beton Pelat = K-300 (25 MPa) Mutu Beton Balok = K-350 (29,05 MPa) Mutu Beton Kolom = K-400 (33,2 MPa) Mutu Baja (fy) = 390 Mpa (ulir), 240 Mpa (polos) E baja = 200.000 Mpa E beton = 4700 ff cc = 25332 Mpa (K-350) = 27081 Mpa (K-400) Perencanaan permodelan multi tower : Jumlah tingkat = 15 tingkat Tinggi tingkat = 4 m (per lantai) Permodelan penempatan posissi shear wall (1) dan (2) untuk dianalisa menggunakan metode nonlinear time history analysis adalah sebagai berikut : Gambar 3.2 Permodelan 3D Posisi Shear Wall (1) Global Displacement Limits and Component Acceptability Gambar 3.3 Denah Posisi Shear Wall (1)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 3 Base Shear Dinamik Posisi Shear Wall (1) Base Shear Dinamik Posisi Shear Wall (2) Gambar 3.4 Permodelan 3D SAP Posisi Shear Wall (1) Gambar 3.5 Denah Posisi Shear Wall (1) IV. ANALISA DAN HASIL Analisa gempa dengan respons spektrum [5] : 1. Menentukan Kategori Desain Seismik Didapatkan kategori D. 2. Memilih Sistem dan Parameter Struktur Dengan kriteria yang ada didapatkan nilai R = 7, dan Cd = 5,5 3. Menentukan Periode Fundamental Struktur Ketinggian struktur adalah 2,9 m x 15 lantai dan tipe struktur yang digunakan adalah rangka beton pemikul momen, jadi berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai T a = 0.0466 x (2,9 x 15) 0.9 = 1,39 4. Menentukan Koefisien Respons Seismik Didapatkan nilainya adalah C s = 0,05 5. Menentukan Berat Seismik Struktur Berdasarkan perhitungan didapatkan besarnya W dari penjumlahan total struktur multi tower 15 lantai tersebut adalah 37.087.711,1 Kg 6. Menentukan Geser Dasar Seismik Geser dasar seismik (V) yang diatur oleh SNI3 03-1726-201x pasal 7.8.1 mempunyai perumusan yaitu : V = C s W V = 0,05 x 37.087.711,1 = 1.905.793,1 kg Kontrol nilai akhir respon spektrum Berdasarkan SNI 1726-2011 Pasal 7.9.4, nilai akhir Vdinamik harus lebih besar sama dengan 85% V statik. Maka persyaratan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut : V dinamik 0.85V statik. nilai geser dasar yang diambil dari hasil analisa SAP 2000 v.14 tersebut harus memenuhi persyaratan kontrol untuk nilai akhir respon spektrum. Langkah perhitungannya sebagai berikut : Arah-x 2.410.016,83 kg > 0,85 1.905.793,1 2.410.016,83 kg > 1.619.924,1 kg... (OK) Arah-y 1.646.250,57 kg > 0,85 1.905.793,1 1.646.250,57 kg > 1.619.924,1 kg... (OK) Kontrol base reaction untuk posisi shear wall (2) : Arah-x 2.438.758,91 kg > 0,85 1.905.793,1 2.438.758,91 kg > 1.619.924,1 kg... (OK) Arah-y 1.671.723,81 kg > 0,85 1.905.793,1 1.671.723,81 kg > 1.619.924,1 kg... (OK) Jadi persyaratan telah terpenuhi. Kontrol nilai partisipasi massa Menurut SNI 1726 2002 Pasal 7.2.1 bahwa partisipasi massa harus menghasilkan sekurangnya 90 % respon total dari perhitungan respon dinamik. Dibawah ini adalah output parstisipasi massa dari program SAP 2000 v.14. Rasio Partisipasi Massa untuk Posisi Shear Wall (1) Rasio Partisipasi Massa untuk Posisi Shear Wall (2) Dari tabel di atas menunjukkan bahwa untuk posisi shear wall (1) pada mode 8 dan 7 telah mencapai 90%, sedangkan untuk posisi shear wall (2) pada mode 9 dan 11 telah mencapai 90%. Sehingga sudah memenuhi persyaratan.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 4 Kontrol nilai simpangan (drift) Berdasarkan RSNI 1726-2011 untuk kontrol drift dirumuskan sebagai berikut : C δ = x d δ I Dimana : δ x = defleksi pada lantai ke-x Cd = factor pembesaran defleksi (5,5) I = factor keutamaan gedung (1) Simpangan Arah-x Posisi Shear Wall (2) xe Analisa dengan nonlinear time history analysis Penskalaan gempa El-Centro dengan respon spektrum gempa lokasi merupakan sebuah proses membandingkan nilai besaran dari kedua buah gempa tersebut agar didapatkan sebuah nilai yang sesuai sebagai input faktor skala pada program SAP 2000. (Δ a ) = 0,020 h sx = 0,020 2.900 mm = 58 mm Simpangan Arah-y Posisi Shear Wall (1) Grafik Penskalaan time history El Centro dengan respons spektrum Surabaya Perhitungan faktor skala NLTHA : Sf = A RSP 0,84079 = = 1, 1 A 0,76367 elcentro T = 1,6 s Dari hasil diatas didapatkan nilai simpangan memenuhi persyaratan. Kontrol Dual System Kemampuan dari dinding geser dan rangka gedung (SRPM) dalam memikul beban lateral akibat gempa dapat dilihat pada tabel berikut : Kontrol Sistem Struktur Posisi Shear Wall (1) Kolom Shear Wall Total Presentase Fx Fy Fx Fy Fx Fy Fx Fy SRPM SW SRPM SW komb 1 1784728 2247318 2619054 2285062 4403782 4532380 40.53 59.47 49.58 50.42 komb 2 2702135 1058092 3727790 1359001 6429925 2417093 42.02 57.98 43.78 56.22 komb 3 1784728 2247318 2619054 2285062 4403782 4532380 40.53 59.47 49.58 50.42 komb 4 2702135 1058092 3727790 1359001 6429925 2417093 42.02 57.98 43.78 56.22 komb 5 1782978 2247318 2617830 2285062 4400808 4532380 40.51 59.49 49.58 50.42 komb 6 2702135 960066.6 3727790 1184295 6429925 2144361 42.02 57.98 44.77 55.23 komb 7 1782978 2247318 2617830 2285062 4400808 4532380 40.51 59.49 49.58 50.42 komb 8 2702135 960066.6 3727790 1184295 6429925 2144361 42.02 57.98 44.77 55.23 Kontrol Sistem Struktur Posisi Shear Wall (2) Kolom Shear Wall Total Presentase Fx Fy Fx Fy Fx Fy Fx Fy (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) SRPM SW SRPM SW komb 1 1944914 2436899 2414521 2525672 4359434 4962571 44.61 55.39 49.11 50.89 komb 2 2720448 1055420 3762154 1325325 6482601 2380745 41.97 58.03 44.33 55.67 komb 3 1944914 2436899 2414521 2525672 4359434 4962571 44.61 55.39 49.11 50.89 komb 4 2720448 1055420 3762154 1325325 6482601 2380745 41.97 58.03 44.33 55.67 komb 5 1895469 2436899 2364981 2525672 4260450 4962571 44.49 55.51 49.11 50.89 komb 6 2720448 972574 3762154 1185137 6482601 2157711 41.97 58.03 45.07 54.93 komb 7 1895469 2436899 2364981 2525672 4260450 4962571 44.49 55.51 49.11 50.89 komb 8 2720448 972574 3762154 1185137 6482601 2157711 41.97 58.03 45.07 54.93 Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa presentase dari SRPM untuk semua kombinasi pembebanan gempa bernilai lebih besar daripada 25%, sehingga konfigurasi struktur gedung ini termasuk dalam kategori dual sistem. Dari hasil analisa kapasitas penampang didapatkan [5] : Pelat = 140 mm Balok = 400 x 600 [6] Kolom = 600 x 00 mm Shearwall = 300 mm [7] Dari perhitungan diatas didapatkan faktor skala yang diinput pada program SAP2000 sebesar 1. Setelah memasukkan besarnya skala faktor dalam load case NLTHA, dilakukan analisa NLTHA. Terdapat 2 tahapan untuk analisa Nonlinear time history (NLTHA) dalam program SAP2000, tahap pertama run case modal, DL, LL, RSPx, dan RSPy. Setelah analisa selesai, dilakukan start design / check of structure untuk mendapatkan struktur yang optimal dan aman. Setelah struktur bangunan dinyatakan optimal, dilakukan run case tahap kedua untuk DL-NL, LL-NL, dan NLTHA. Berikut hasil analisa bangunan multi tower 15 lantai dengan posisi shear wall (1) dan (2) [8] : Grafik Displacement vs. Time Dari grafik diatas didapatkan nilai Displacement maximum sebesar 0,02599 m pada detik ke 6. Grafik Velocity vs. Time Dari grafik diatas didapatkan nilai velocity maximum sebesar 0,1358 m/s pada detik ke 7. Grafik Acceleration vs. Time Dari grafik diatas didapatkan nilai acceleration maximum sebesar 0,9368 m/s 2 pada detik ke 7,4.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 5 Grafik Displacement vs. Time Dari grafik diatas didapatkan nilai Displacement maximum sebesar 0,02687 m pada detik ke 6. Grafik Velocity vs. Time Dari grafik diatas didapatkan nilai velocity maximum sebesar 0,1193 m/s pada detik ke 6,4. Grafik Acceleration vs. Time Dari grafik diatas didapatkan nilai acceleration maximum sebesar 0,9933 m/s 2 pada detik ke 10. Berikut hasil analisa base shear x vs, displacement dengan posisi shear wall (1) dan (2) : Grafik base shear x vs. displacement posisi sw (1) Dari grafik diatas didapatkan nilai base shear x max sebesar 6 2,158 x 10 kg pada displacement sebesar 0,02246 m. Energi (1) detik ke-2,4 detik ke-5 detik ke-7,4 detik ke-10 Gambar 5.15 Hasil plot dengan AutoCad posisi sw (2) Hasil Perbandingan Perhitungan Luasan : Detik Luasan (1) Luasan (2) 2,4 47.65 43.33 5 172.96 156.86 7,4 199.47 180.28 10 156.46 124.60 Total 576.54 505.07 Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa multi tower dengan posisi shear wall (1) memiliki luasan lebih besar dari pada posisi shear wall (2). V. KESIMPULAN/RINGKASAN Berikut adalah hasil yang dapat disimpulkan berdasarkan analisa menggunakan metode Nonlinear Time History : 1. Semakin bertambah waktu, maka acceleration, velocity, dan displacement yang terjadi semakin besar, hal ini disebabkan kekakuan struktur semakin kecil akibat semakin besarnya kerusakan / pelelehan pada sendi plastis akibat beban yang terjadi. 2. Dari hasil perhitungan luasan grafik base shear x vs. displacement, posisi shear wall (1) memiliki luasan lebih besar yang berarti mampu menyerap energi lebih baik. Saran yang dapat diberikan sesuai dengan Tugas Akhir ini adalah : 1. Untuk studi mendatang agar memakai lebih dari satu time history disamping memakai El Centro, sehingga hasil yang didapat lebih akurat. 2. Karena keterbatasan waktu dan fasilitas untuk analisa NLTHA menggunakan program SAP2000, maka pada studi ini hanya ditinjau acceleration dari arah U1. Diharapkan untuk kedepanya dapat ditinjau dari U1 dan U2. Grafik base shear x vs. displacement posisi sw (2) Dari grafik diatas didapatkan nilai base shear x max sebesar 6 2,052 x 10 kg pada displacement sebesar 0,02279 m. Dari grafik diatas didapatkan luasan masing-masing kurva sebagai berikut : Perhitungan dilakukan dengan suatu pendekatan penjumlahan luasan dari kurva yang terbentuk setiap 5 detik dari total 15 detik lamanya pembebanan gempa tersebut. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut : Energi (1) detik ke-2,4 detik ke-5 detik ke-7,4 detik ke-10 Gambar 5.15 Hasil plot dengan AutoCad posisi sw (1) DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Standardisasi Nasional, 2010, Tata Cara Perancanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung dan Non Non Gedung (SNI 03-1726-2010), Bandung. [2] Wang Quanfeng dkk, 2001, Effect of Shear Wall Height on Earthquake Response, Fujian-China. [3] ASCE, 2000, Federal Emergency Management Agency (FEMA 368), Virginia. [4] ASCE, 2000, Federal Emergency Management Agency (FEMA 356), Virginia. [5] Badan Standardisasi Nasional, 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002), Bandung. [6] Purwono Rachmat, 2005, Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa, Surabaya. [7] Tavio dan Kusuma Benny, 2009, Desain Sistem Rangka Pemikul Momen dan Dinding Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa, Surabaya.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 6 [8] Mahbubah Anne Zuhd, 2013, Studi Perilaku Bangunan Multitower 15 Lantai Menggunakan Metode Nonlinear Time history Analysis Dengan Membandingkan Dua Posisi Shear Wall (Studi Kasus : Apartemen Puncak Kertajaya), Surabaya.