Judul : Industry Profile

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis saat ini mengharuskan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan banyak masyarakat, baik secara perorangan maupun kelompok,

Abstrak. Kata kunci: kinerja lingkungan, kinerja ekonomi, manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi saat ini sangat pesat, hal ini menyebabkan pelaporan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

DAFTAR ISI. Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility),

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

INDUSTRY PROFILE DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE Ni Luh Putu Fivetina Wulan Ade Arika 1 I Putu Sudana 2

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu ekonomi yang semakin pesat, persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, serta perbankan. Perkembangan perusahaan yang. membentuk ikatan-ikatan ekonomi dunia untuk mendorong perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap keadaan perekonomian. Keberadaan perusahaan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. akan mendapat perhatian besar dari pihak - pihak yang berkepentingan melalui

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan bidangbidang

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB I PENDAHULUAN. di bidang ekonomi. Perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara

BAB I PENDAHULUAN. diterima lagi. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

Dian Wahyu Anita NIM. F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan wacana yang sedang

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kerusakan lingkungan dan masyarakat (Prastowo dan Huda, 2011:39).

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak memberikan kontribusi positif kepada aspek sosial dan lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

BAB I PENDAHULUAN. modal (investor dan kreditor), tetapi juga kepentingan karyawan, konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Nama : Fariati NPM : Pembimbing : Dr. Waseso Segoro, Ir., MM

Nim : Abstrak

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk aktivitas tangggung jawab sosial perusahaan dengan cepat. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan dari perusahaan besar merupakan isu-isu yang semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi menjadikan masyarakat sebagai stakeholder semakin. kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan sekitarnya.

Disusun Oleh : : Lian Ismaya NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Syntha Noviyana, SE., MMSI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini masyarakat semakin peduli dengan lingkungan

I. PENDAHULUAN. untuk menghasilkan laba (profit oriented) agar dapat going concern. Namun,

ABSTRAK. Kata-kata kunci: good corporate governance, profitabilitas, corporate social responsibility

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan industri di sebuah Negara.Perkembangan perusahaan manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) diselenggarakan sejak

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tatanan kebijakan, Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki tafsir

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atau lingkungan sekitar (Hexa, 2008). Dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal, sebagai sarana untuk mematuhi peraturan pemerintah dan

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DALAM LAPORAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi perokonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhinya pertanggungjawaban sosial perusahaan (Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, akuntansi konvensional hanya menyediakan informasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. semakin maraknya komitmen untuk melaksanakan good governance. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perusahaan di tengah masyarakat, secara langsung. lingkungan di sekitarnya. Dampak positif yang mungkin timbul adalah

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu naik turunnya nilai perusahaan. Harga-harga saham turun

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainable. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menghendaki

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang sebesar besarnya, masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial atau social responsibility semakin meningkat. Timbul selaras dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki keinginan untuk memperkuat dan memperluas

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

Transkripsi:

Judul : Industry Profile dan Corporate Social Responsibility Expenditure (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015) Nama : Ni Luh Putu Fivetina Wulan Ade Arika NIM : 1306305001 Abstrak Corporate social responsibility expenditure merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menjalankan program tanggung jawab sosialnya.besaran corporate social responsibility expenditure perusahaan dapat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan sensitivitas perusahaan terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas pada corporate social responsibility expenditure dan perbedaan corporate social responsibility expenditure antara perusahaan terkategori high profile dan low profile. Penelitian dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015. Sampel penelitian dipilih dengan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah stepwise multiple regression dan uji beda Mann-Whitney. Hasil Uji statistik F menunjukkan bahwa model dalam penelitian ini layak digunakan sebagai model regresi.hasil uji statistik t menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap corcporate social responsibility expenditure. Hasil uji beda Mann- Whitney membuktikan bahwa corporate social responsibility expenditure antara perusahaan terkategori high profile dan low profile adalah berbeda. Koefisien variabel dummy memperlihatkan bahwa corporate social responsibility expenditure perusahaan high profile lebih tinggi dibandingkan low profile. Besaran corporate social responsibility expenditure ditentukan oleh profitabilitas dan industry profile sehingga perusahaan perlu meningkatkan komitmennya dalam melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial yang bermanfaat bagi masyarakat melalui alokasi dana untuk biaya CSR.Investor dapat memanfaatkan informasi ini untuk menilai komitmen perusahaan dalam menjaga sustainability-nya sebelum memutuskan untuk berinvestasi.selain itu, hasil dari penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas pada corporate social responsibility expenditure dan perbedaan corporate social responsibility expenditure antara perusahaan high profile dan low profile sehingga dapat dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya. Kata kunci: profitabilitas, csr expenditure, high profile, low profile i

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Kegunaan Penelitian... 7 1.5 Sistematika Penulisan... 8 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep... 10 2.1.1 Teori Stakeholder... 10 2.1.2 Teori Legitimasi... 11 2.1.3 Teori Kebutuhan Maslow... 12 2.1.4 Teori Ability to Pay... 14 2.1.5 Corporate Social Responsibility (CSR)... 15 2.1.6 Industry Profile... 24 2.1.7 Profitabilitas... 25 2.2 Hipotesis Penelitian... 26 2.2.1 Pengaruh Profitabilitas pada CSR Expenditure Perusahaan high profile dan low profile... 26 2.2.2 Perbedaan CSR Expenditure Perusahaan High Profile dan Low Profile... 27 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 29 3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 29 3.3 Objek Penelitian... 30 3.4 Identifikasi Variabel... 30 3.5 Definisi Operasional Variabel... 31 3.6 Jenis dan Sumber Data... 33 3.6.1 Jenis Data... 33 3.6.2 Sumber Data... 34 3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel... 34 3.8 Metode Pengumpulan Data... 35 ii

3.9 Teknik Analisis Data... 35 3.9.1 Uji Statistik Deskriptif... 35 3.9.2 Uji Asumsi Klasik... 36 3.9.3 Stepwise Multiple Regression... 38 3.9.4 Uji Hipotesis... 40 3.9.4.1 Uji Statistik F... 40 3.9.4.2 Uji Statistik T... 40 3.9.4.3 Uji Beda Mann-Whitney... 41 3.9.5 Koefisien Determinasi (R 2 )... 41 BAB IV BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian... 43 4.2 Hasil Penelitian... 44 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif... 44 4.2.2 Uji Asumsi Klasik... 46 4.2.3 Uji Hipotesis... 50 4.2.3.1 Uji F Statistik... 50 4.2.3.2 Uji T Statistik... 50 4.2.3.3 Uji Beda Mann-Whitney... 53 4.2.5 Koefisien Determinasi (R 2 )... 53 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian... 54 4.3.1 Pengaruh Return On Equity (ROE) pada Corporate Social Responsibility Expenditure (CSRE) Perusahaan High Profile dan Low Profile... 54 4.3.2 Perbedaan Corporate Social Responsibility Expenditure Antara Perusahaan Terkategori High Profile dan Low Profile... 57 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 60 5.2 Saran... 61 DAFTAR RUJUKAN... 63 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 68 iii

DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 4.1 Proses Penentuan Sampel Penelitian... 44 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian (Data Hasil Transformasi)... 46 4.3 Hasil Uji Normalitas... 47 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas... 48 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 49 4.6 Hasil Uji Statistik F... 50 4.7 Hasil Uji Statistik t... 51 4.8 Hasil Uji Beda Mann-Whitney... 53 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 )... 53 iv

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian... 30 4.1 Grafik Histogram Return On Equity (ROE)... 45 4.2 Grafik Histogram Alokasi Corporate Social Responsibility Expenditure... 45 v

DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1. Daftar Hasil Penelitian Terdahulu... 68 2. Daftar Sampel Perusahaan Terkategori High Profile... 69 3. Daftar Sampel Perusahaan Terkategori Low Profile... 70 4. Data Asli Variabel Profitabilitas (ROE) Tahun 2012-2015... 71 5. Data Asli Variabel Alokasi Biaya CSR Tahun 2012-2015... 76 6. Data Profitabilitas (ROE) dan CSR Expenditure (Alokasi Biaya CSR) Hasil Transformasi Tahun 2012... 81 7. Data Profitabilitas (ROE) dan CSR Expenditure (Alokasi Biaya CSR) Hasil Transformasi Tahun 2013... 83 8. Data Profitabilitas (ROE) dan CSR Expenditure (Alokasi Biaya CSR) Hasil Transformasi Tahun 2014... 85 9. Data Profitabilitas (ROE) dan CSR Expenditure (Alokasi Biaya CSR) Hasil Transformasi Tahun 2015... 87 10. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian... 89 11. Hasil Uji Normalitas... 90 12. Hasil Uji Autokorelasi... 91 13. Hasil Uji Multikolinieritas... 92 14. Hasil Uji Heteroskedastisitas... 93 15. Hasil Uji Statistik F... 94 16. Hasil Uji Statistik t... 95 17. Hasil Uji Mann-Whitney... 96 vi

18. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 )... 97 19. Daftar Nama Perusahaan yang Tidak Termasuk Kategori High Profile dan Low Profile... 98 vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan hidup menyebabkan perusahaan tidak lagi dapat semena-mena mengeksploitasi sumber daya demi keuntungannya semata. Perusahaan dituntut untuk mampu bertanggung jawab atas semua kegiatan operasi dalam rangka memperoleh laba dengan melaksanakan program Corporate Social Responsibility. Menurut UU PT No. 40 Tahun 2007, Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan merupakan komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility telah menjadi pemikiran para pembuat kebijakan sejak lama.karya Horward Bowen yang berjudul Social Responsibilities of the Businessman yang diterbitkan tahun 1953 merupakan tonggak sejarah CSR modern.karya Bowen memberikan landasan awal pengenalan kewajiban pelaku bisnis untuk menetapkan tujuan bisnis yang selaras dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat (Nasution dkk, 2011). Keith Davis menambahkan dimensi lain tanggung jawab sosial dan sangat relevan pada masanya. Davis menegaskan bahwa tanggung jawab sosial para pelaku bisnis akan sejalan dengan kekuasaan sosial yang mereka miliki, oleh karenanya bila pelaku usaha mengabaikan tanggung jawab sosialnya maka hal ini dapat menjadi penyebab merosotnya kekuatan sosial perusahaan. 1

Perkembangan CSR di era tahun 1990-an hingga saat ini dipengaruhi oleh diperkenalkannya konsep sustainable development yang mendorong munculnya sustainability report dengan menggunakan triple bottom line yang digagas oleh Elkington. Perkembangan CSR saat ini juga dipengaruhi oleh berubahnya orientasi CSR dari kegiatan yang bersifat sukarela (voluntary) untuk memenuhi kewajiban perusahaan yang tidak memiliki kaitan dengan strategi dan pencapaian tujuan jangka panjang, menjadi suatu kegiatan strategis yang memiliki keterkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan dalam jangka panjang (Nasution dkk, 2011). Di Indonesia, praktik tanggung jawab sosial bukan lagi bersifat voluntary, melainkan telah diwajibkan oleh UU PT No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas yang menyebutkan bahwa Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1). Hal ini juga diperjelas dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya tentu perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya. Seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menjalankan seluruh aktivitas tanggung jawab sosialnya disebut dengan Corporate Social Responsibility Expenditure. Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan program tanggung jawab sosial tergantung dari besar kecilnya program yang akan dilaksanakan. Semakin besar program yang akan dijalankan, maka semakin besar pula jumlah dana yang 2

diperlukan untuk menutupi biaya pelaksanaan program tanggung jawab sosial tersebut. Hingga saat ini belum ada peraturan yang secara jelas mengatur jumlah ideal dana yang dialokasikan untuk kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan swasta. Beberapa regulasi seperti Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas juga belum mencantumkan persentase biaya tanggung jawab sosial yang sebaiknya dikeluarkan oleh perusahaan. Hanya perusahaan BUMN yang telah dimandatkan untuk mengalokasikan maksimal sebesar 4% dari keuntungan yang diperolehnya untuk membiayai program kemitraan dan bina lingkungannya (PKBL). Wacana Dewan Perwakilan Rakyat yang akan mematok besaran dana tanggung jawab sosial perusahaan swasta di kisaran dua hingga tiga persen dari keuntungan menimbulkan pro dan kontra. Beberapa pihak menganggap bahwa persentase tersebut terlalu tinggi dan dapat memberatkan perusahaan (Triyono, 2016).Pada dasarnya kegiatan tanggung jawab sosial bergantung pada proses interaksi sosial, bersifat sukarela didasarkan pada dorongan moral dan etika, dan biasanya melebihi dari hanya sekedar kewajiban memenuhi peraturan perundangundangan. Oleh karena itu, didalam praktek, penerapan tanggung jawab sosial selalu disesuaikan dengan kemampuan masing-masing perusahaan dan kebutuhan masyarakat (Daniri, 2009). Kemampuan keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor terpenting dalam mendanai kegiatan tanggung jawab sosialnya. Perbandingan jumlah dana CSR dengan laba bersih merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk 3

menilai komitmen perusahaan terhadap isu sosial di sekelilingnya (Bahrudin dkk, 2013). Ketika perusahaan memperoleh laba, maka perusahaan dapat ikut serta dalam usaha pelestarian lingkungan demi terpeliharanya kualitas kehidupan umat manusia dalam jangka panjang dengan lebih memberikan perhatian kepada lingkungan sekitar.perhatian terhadap masyarakat dapat dilakukan dengan melakukan aktivitas-aktivitas serta pembuatan kebijakan-kebijakan yang dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki di berbagai bidang. Kontribusi dari perusahaan bisa berupa banyak hal, diantaranya bantuan dana, bantuan tenaga ahli dari perusahaan, bantuan berupa barang, maupun berbagai bentuk bantuan lainnya (Lindrawati, 2008). Eka (2011) menyatakan bahwa suatu perusahaan yang memiliki profit besar harus aktif dalam melakukan tanggung jawab sosial. Ini berarti besaran CSR Expenditure dapat dipengaruhi oleh besarnya profitabilitas.teori hierarki kebutuhan Maslow dapat menjelaskan bahwa ketika perusahaan telah mampu memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu memperoleh profit, maka perusahaan akan memiliki kemampuan untuk melanjutkan pemenuhan kebutuhan ke tingkat selanjutnya hingga mencapai kebutuhan akan tanggung jawab sosial. Hal tersebut juga dapat dijelaskan dengan teori ability to pay. Ability to pay merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar yang didasarkan atas sumber daya yang dimilikinya (profit). Kemampuan perusahaan untuk menanggung suatu beban didasarkan atas apa yang tersisa, setelah seluruh penghasilannya dikurangi dengan pengeluaran-pengeluran yang secara mutlak harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan operasional 4

perusahaannya(nurmantu, 2005:78). Perusahaan yang memiliki profit yang lebih tinggi memiliki sumber daya yang lebih banyak dan kemampuan yang lebih besar untuk melaksanakan program tanggung jawab sosialnya sehingga akan berimplikasi pada besaran CSR expenditure perusahaan tersebut. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Rai dan Bansal (2015) yang menyatakan bahwa higher profits lead to more CSR expenditure as resources are available. Beberapa penelitian sebelumnya yang mengkaji pengaruh profitabilitas terhadap CSR Expenditure menunjukkan hasil yang tidak konsisten.penelitian yang dilakukan Nazira (2015) menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh padacsr expenditure perusahaan. Penelitian Chauhan dan Amit (2014) mendapatkan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh negative pada CSR expenditure. Penelitian yang dilakukan Rai dan Bansal (2015) mengenai faktor yang mempengaruhi biaya tanggung jawab sosial di India menemukan hasil bahwa profitabilitas, tipe industri, dan faktor lingkungan dapat mempengaruhi CSR expenditure. Adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian tersebut memberi petunjuk masih diperlukan penelitian kembali mengenai pengaruh profitabilitas pada CSR expenditure. Jika hanya menghubungkan profitabilitas dengan corporate social responsibility expenditure saja, sering kali dapat mengaburkan pandangan bahwaindustri menghadapi kompleksitas bisnis dan lingkungan yang berbeda-beda sesuai dengan industry profile-nya. Industry profile merupakan pengelompokan perusahaan berdasarkan tingkat sensitivitasnya terhadap lingkungan (Apriyanti, 2015).Industry profile dibagi menjadi dua jenis yaitu high profile dan low profile. Robert (1992) dalam 5

Khoirunnisa (2007) mendefinisikan perusahaan high-profile sebagai perusahaan yang memiliki consumer visibility, tingkat resiko dan kompetisi yang tinggi dibandingkan dengan perusahaan low profile. Pada umumnya perusahaan yang tergolong dalam industri high profile memiliki jumlah tenaga kerja yang besar dan dalam proses produksinya mengeluarkan residu, seperti limbah dan polusi (Zuhroh dan Sukmawati, 2003). Teori legitimasi secara eksplisit mengakui bahwa bisnis dibatasi oleh kontrak sosial dimana perusahaan sepakat untuk menunjukkan berbagai aktivitas sosial perusahaan agar tujuan perusahaan diterima masyarakat yang pada akhirnya akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan (Rachmawati,2009). Tanggung jawab sosial dilaksanakan perusahaan untuk melegitimasi operasi dan untuk mengurangi tekanan dari aktivis sosial dan lingkungan.teori legitimasi menegaskan bahwa perusahaan terus berusaha untuk memastikan bahwa mereka beroperasi sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat atau lingkungan dimana perusahaan tersebut berada agar keberadaan mereka diterima oleh masyarakat sekitar (Deegan, 2002). Intensitas degradasi lingkungan yang diakibatkan oleh operasional antara perusahaan high-profile dan low-profile berbeda.industri yang banyak memanfaatkan sumber daya alam dan menghasilkan polusi dalam kegiatan operasinya (high-profile) mendapatkan lebih banyak perhatian masyarakat dibandingkan dengan industri low-profile. Untuk mengantisipasi adanya penolakan dari masyarakat sekitar, maka perusahaan akan memperhatikan tanggung jawab sosialnya untuk lingkungan. Maka dari itu, diperkirakan terdapat 6

potensi bahwa kedua tipe perusahaan memiliki pengeluaran corporate social responsibility expenditure yang berbeda, sehingga penelitian ini juga mengkaji perbedaan corporate social responsibility expenditure perusahaan berdasarkan industry profile-nya. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1) Apakah profitabilitas berpengaruh pada CSR expenditure perusahaan? 2) Apakah terdapat perbedaan CSR expenditure antara perusahaan terkategori high-profile dan low-profile? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas pada CSR expenditure perusahaan. 2) Untuk memberikan bukti empiris mengenai perbedaan CSR expenditure antara perusahaan terkategori high-profile dan low-profile. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait sebagai berikut: 7

1) Manfaat Teoritis Bagi Akademisi Penelitian ini dapat memberikan tambahan temuan empiris bagi kajiankajian pada ranah pengaruh profitabilitas pada CorporateSocial Responsibility Expenditure perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengklasifikasian perusahaan berdasarkan industry profilenyadilakukan untuk memeroleh bukti empiris apakah terdapat perbedaan Corporate Social Responsibility Expenditure sesuai dengan teori stakeholder, teori ability to pay, teori hierarki kebutuhan Maslow danteori legitimasi. 2) Manfaat Praktis Bagi Perusahaan dan Investor Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan dalam mengembangkan penerapan CSR dan meningkatkan kesadaran perusahaan akan pentingnya menjaga legitimasi dari masyarakat maupun stakeholder untuk menjaga sustainability perusahaan di masa depan. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sumber informasi dan masukan kepada investor maupun calon investor mengenai biaya tanggung jawab sosial sebagai salah satu pertimbangan dalam melakukan investasi. 1.5 Sistematika Penulisan Pembahasan skripsi disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis sehingga antara bab yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: 8

Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan pendahuluan yang mengemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kegunaan penelitian serta menguraikan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini menguraikan berbagai landasan teori yang ada hubungannya dengan pokok permasalahan yaitu mengenai industry profile dan corporate social responsibility expenditure di perusahaan terkategori high profile dan low profile beserta perumusan hipotesisnya. Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan metodologi penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan gambaran umum populasi penelitian, hasil analisis statistik, dan pembahasan mengenai hasil analisis statistik yang diperoleh. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan simpulan yang diperoleh dari hasil penulisan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya serta saran-saran yang diharapkan dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan. 9