Nama WAKATOBI diambil dengan merangkum nama. ngi- wangi, Kaledupa. dan Binongko

dokumen-dokumen yang mirip
KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) KABUPATEN WAKATOBI MILAWATI ODE, S.KEL

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN DESA PASIR PANJANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN KEPULAUAN RIAU NOMOR : 01 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN TERUMBU KARANG

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

RGS Mitra 1 of 6 PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOMBANA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UU 29/2003, PEMBENTUKAN KABUPATEN BOMBANA, KABUPATEN WAKATOBI, DAN KABUPATEN KOLAKA UTARA DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 18 TAHUN 2015

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan jenis sumberdaya hayati pesisir dan laut seperti rumput laut dan lain-lain telah lama dilakukan oleh masyarakat nelayan Kecamatan Kupang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA TEJANG PULAU SEBESI NOMOR : 140/ /KD-TPS/16.01/ /2002 TENTANG DAERAH PENGAMANAN LAUT

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. ikan) yang cukup tinggi, namun jika dibandingkan dengan wilayah

BAB I PENDAHULUAN. dari pulau besar dan kecil dengan panjang garis pantai km

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

ABSTRAK PENDAHULUAN. Penetapan Daerah Perlindungan Laut (DPL) ini tujuan untuk melindungi

92 pulau terluar. overfishing. 12 bioekoregion 11 WPP. Ancaman kerusakan sumberdaya ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM

PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas


PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, seperti

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.33/MEN/2002 TENTANG ZONASI WILAYAH PESISIR DAN LAUT UNTUK KEGIATAN PENGUSAHAAN PASIR LAUT

REPORT MONITORING SEAGRASS PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL WAKATOBI KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI KECAMATAN PESANGGARAN DESA SUMBERAGUNG JALAN SUKAMADE NOMOR 51 TELPON KP BANYUWANGI

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian...

II. TinjauanPustaka A. Definisi Sasi

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

USAHA PERIKANAN TANGKAP DAN BUDIDAYA SEBAGAI MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2008 TENTANG PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL DAN PERAIRAN DI SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut menjadi isu yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

PEMANFAATAN KEARIFAN LOKAL SASI DALAM SISTEM ZONASI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DI RAJA AMPAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2006

RGS Mitra 1 of 10 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2003 TENTANG

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Kekayaan hayati tersebut bukan hanya

PERATURAN DESA TALISE NOMOR: 01/2028/PD-DT/VIII/2001 TENTANG DAERAH PERLINDUNGAN LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA HUKUM TUA DESA TALISE,

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

PENDAHULUAN. garis pantai sepanjang kilometer dan pulau. Wilayah pesisir

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

Ketika Budaya Sasi Menjaga Alam Tetap Lestari

Jumlah Penduduk. sebesar 0,33 per tahun. Jumlah Penduduk Kabupaten Wakatobi. Provinsi Sulawesi. dengan laju laju pertumbuhan sebesar 2,30 per tahun

Master Plan Pengendalian Sumber Daya Alam & Lingkungan Hidup Kabupaten Donggala. yang harus dikelola dengan baik dan bijaksana. Pemanfaatan sumber

VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan konservasi di Indonesia baik darat maupun laut memiliki luas

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB I. PENDAHULUAN. sebagai sebuah pulau yang mungil, cantik dan penuh pesona. Namun demikian, perlu

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Dari ketiga

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

PERUBAHAN POLA KEHIDUPAN SUKU BAJO PASCA PENETAPAN ZONASI TAMAN NASIONAL (Studi di Desa Lamanggau Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi)

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Nurlaili Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua

[Type the document subtitle]

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, Oktober Penulis

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI UTARA NOMOR : 14 TAHUN 2000 TENTANG PUNGUTAN MASUK PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL BUNAKEN

3. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

ANALISIS KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA LAUT GUGUS PULAU KALEDUPA BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT S U R I A N A

VII NILAI EKONOMI SUMBERDAYA EKOSISTEM LAMUN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

6 PEMBAHASAN 6.1 Dukungan Potensi Sumberdaya Hayati Laut dan Ekosistemnya

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2007

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. sepanjang km (Meika, 2010). Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI

BAB. Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

Transkripsi:

OU MATAHORA BANK IKAN UNTUK PERIKANAN BERKELANJUTAN DI DESA MATAHORA KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI Oleh : Anggun Ciputri Pratami (8220) Dian Ekawati (8224) Musriani (8242) SMA Negeri I Wangi-Wangi COREMAP II KABUPATEN WAKATOBI 2 0 0 8 PENDAHULUAN Nama WAKATOBI diambil dengan merangkum nama empat pulau utama di kawasan itu, yaitu Wangi ngi- wangi, Kaledupa ledupa, Tomia dan Binongko nongko. 1

PENDAHULUAN (Lanjutan) Wakatobi Semakin terkenal dari tahun ke tahun karena keindahan terumbu karangnya dan juga terletak di Jantung Segi Tiga Terumbu Karang Dunia PENDAHULUAN (Lanjutan) Tahun 2003 Kabupaten Wakatobi berdiri secara otonom berdasarkan Undang-undang nomor 29 tahun 2003. Sebelah Utara Pulau Wangi-Wangi berbatasan dengan Laut Banda, sebelah Barat dengan Pulau Buton, sebelah Selatan dengan Laut Flores dan sebelah Timur dengan Pulau Kaledupa. 2

PENDAHULUAN (Lanjutan) Desa Matahora terletak di Pesisir Timur Pulau Wangi-Wangi dengan luas 1.403 Ha dan jumlah penduduknya 911 jiwa. terdiri atas 3 dusun yaitu Sousu, Matahora dan Bontu. (Data Primer, 2008). PENDAHULUAN (Lanjutan Lanjutan) Tahun 1998-2001 Masyarakat mengalami keresahan akibat penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan (bom dan bius) Populasi ikan semakin menurun, hasil tangkapan nelayan berkurang. BOM BIUS 3

PENDAHULUAN (Lanjutan) Tokoh masyarakat, pemerintah desa dan nelayan, membuat kesepakatan untuk membentuk suatu kawasan perlindungan laut untuk menjamin tersedianya ikan. Bentuk pengelolaannya menggunakan sistem Buka-Tutup yang di sebut OU MATAHORA Pulau Matahora Ou Matahora P. Wangiwangi KEC. WANGIWANGI Wanci #Y KEC. WANGIWANGI SELATAN P. Kambode #Y Mandati I P. Ko mponaone Lokasi Kawasan OU Matahora sebagai Bank Ikan di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi. 4

PENDAHULUAN (Lanjutan) Rumusan Masalah 1. Bagaimana mekanisme kelembagaan dan aturan yang berlaku di Ou Matahora. 2. Bagaimana penerapan kawasan Buka- Tutup Ou Matahora PENDAHULUAN (Lanjutan) Ruang Lingkup 1. Kelembagaan 2. Mekanisme dan aturan 3. Fungsi dan manfaat kawasan 5

PENDAHULUAN (Lanjutan) Tujuan Untuk mengetahui mekanisme kelembagaan dan aturan serta fungsi dan manfaat Ou Matahora sebagai Bank ikan untuk menunjang perikanan berkelanjutan. PENDAHULUAN (Lanjutan) Manfaat Manfaat penyusunan karya ilmiah ini adalah: 1. Sebagai salah satu bentuk percontohan penerapan Kawasan Buka-Tutup bagi desa di sekitarnya. 2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam penentuan kebijakan. 3. Untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan pemahaman penulis dalam penyusunan karya ilmiah. 4. Sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya. 6

METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu bulan Mei sampai Agustus 2008 di Desa Matahora Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara. Metodologi (Lanjutan) Prosedur Penelitian Studi literatur dari berbagai sumber. Survei di lokasi penelitian. Pengumpulan peta dasar lokasi penelitian. Diskusi dengan beberapa stakeholder. 7

Metodologi (Lanjutan) Tahap Pelaksanaan 1. Wawancara 2. Pembagian Kuesioner 3. Pengamatan langsung Metodologi (Lanjutan) Wawancara Pembagian Kuesioner 8

Metodologi (Lanjutan) Pengamatan Langsung di Lapangan Metodologi (lanjutan) Analisis Data Data yang di peroleh dalam penelitian di tampilkan dalam bentuk tabel dan grafik selanjutnya di analisis secara deskriptif. 9

Hasil dan Pembahasan Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Matahora memiliki sebuah kawasan Ou yang dibentuk pada tahun 2002 Kawasan Ou mengalami kerusakan parah antara tahun 1998-2001 Hasil dan Pembahasan (lanjutan) Jumlah responden berdasarkan pekerjaan dan umur Pekerjaan Nelayan Jumlah Responden 24 Orang Umur 20 50 Tahun Petani 17 Orang 24 60 Tahun Pelajar 9 Orang 11 18 Tahun 10

Hasil dan Pembahasan (lanjutan) Hasil dan Pembahasan (lanjutan) Profil kawasan Ou Matahora kondisi karangnya mulai sehat, dijadikan sebagai Bank Ikan, terletak antara Desa Matahora dan Pulau Matahora. 11

Hasil dan Pembahasan (lanjutan) - Kawasan Buka -Tutup Ou Matahora adalah kawasan yang dilindungi sekaligus dimanfaatkan oleh masyarakat. - Dibuka untuk hajatan desa serta masyarakat yang tidak mampu tapi harus izin. - Ditutup untuk masyarakat dan nelayan luar yang bukan warga desa atau warga yang menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Hasil dan Pembahasan (lanjutan) Kelembagaan Ou Matahora Musyawarah Desa Kepala Desa Tokoh Masyarakat 12

Hasil dan Pembahasan (lanjutan) Sanksi Pelanggaran dalam Ou Matahora Teguran lisan Sangsi adat Denda (uang dan barang) Upaya hukum dari instansi lain Hasil dan Pembahasan (lanjutan) Keuntungan Ekonomi Ou Matahora Masyarakat tidak kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari Masyarakat tidak perlu jauh melaut untuk menangkap ikan Selalu tersedia ketika dibutuhkan 13

Hasil dan Pembahasan (lanjutan) Keuntungan Ekologi Ou Matahora Menjamin ketersediaan populasi biota laut. Melindungi kawasan terumbu karang dan ekosistem pantai dari kerusakan. Menjaga dan memelihara sumberdaya laut agar bisa pulih secara alami Sebagai daerah penyangga pemanfaatan perikanan tradisional. Hasil dan Pembahasan (lanjutan) Keuntungan Edukasi Ou Matahora Masyarakat sadar akan pentingnya memelihara sumber daya laut dan ekosistem pesisir guna menjamin pemanfaatan berkelanjutan Masyarakat Matahora telah banyak mengetahui arti penting dari pelestarian ekosistem terumbu karang. 14

Hasil dan Pembahasan (lanjutan) Perikanan berkelanjutan menjadi target dibentuknya bank ikan karena dapat menyediakan stok ikan yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Menjadi sarana pelestarian biota laut yang akan diwariskan kepada generasi yang akan datang dan pemanfaatannya dalam jangka panjang. A. Kesimpulan Penutup 1. Mekanisme kelembagaan yang terdapat di Ou Matahora dikelola oleh masyarakat setempat di bawah pengarahan dan pengawasan Kepala Desa, Kepala Dusun dan Tokoh Masyarakat. 2. Aturannya di sepakati secara lisan. 3. Ou Matahora, secara sosial ekonomi telah menjamin tersedianya sumber daya laut bagi masyarakat secara lestari dan kapan pun tetap tersedia ketika dibutuhkan. 15

B. Saran Penutup (lanjutan) 1. Masyarakat dapat menjaga dan melindungi kawasan Buka-Tutup dari penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. 2. Kepada desa-desa di wilayah pesisir yang belum melakukan upaya ini agar bisa mengambil contoh bentuk penerapan yang ada di Desa Matahora. Penutup (lanjutan) 3. Kepada pemerintah daerah untuk menfasilitasi masyarakat yang telah memiliki kesadaran menjaga lingkungan dan sumber daya yang ada. 4. Aturan Buka -Tutup harus di dukung dengan peraturan desa (PERDES) yang memadai agar bisa lebih efektif. 16

Sumber daya laut adalah titipan dari anak cucu kita SEKIAN sisakan untuk hari esok 17