PENGARUH EKSTRAK UMBI KEMBANG SUNGSANG (Gloriosa superba L.) TERHADAP VIABILITAS POLEN CABAI MERAH KERITING (Capsicum annum L.)

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

I. PENDAHULUAN. Kembang sungsang (Gloriosa. superba L.) merupakan salah satu jenis

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak

PENGARUH MUTAGEN INSEKTISIDA BERBAHAN AKTIF PROFENOFOS TERHADAP VIABILITAS SERBUK SARI DAN PRODUKSI BUAH TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.

I. PENDAHULUAN. Kembang sungsang (Gloriosa superba L.) merupakan tanaman asli daratan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada November 2013-Mei 2014 di

III. BAHAN DAN METODE. Perkebunan Fakultas Pertanian, Unila dari Bulan Desember 2014 sampai Maret

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, dan Laboratorium Produksi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan

yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu terjadi karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (QS. Al-Baqarah : 61)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan PT. Great Giant

III. BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi larutan PEG (Polyethylene

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Febuari hingga April 2015.

APLIKASI KOLKHISIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BENIH SAWI (Brassica rapa)

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah penelitian eksperimen Rancanagn Acak Lengkap (RAL)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia)

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan / Ilmu Tanaman Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

Kultur Invitro untuk Tanaman Haploid Androgenik. Yushi Mardiana, SP, Msi Retno Dwi Andayani, SP, MP

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

Farida Nur Hasanah*, Nintya Setiari* * Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

Prosiding Seminar Nasional Biologi dan Pembelajarannya Medan, 23 Agustus 2014 MAKALAH PENDAMPING #3 FISIOLOGI

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil analisis variansi (ANAVA) menunjukkan bahwa faktor

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri dari 4 taraf perlakuan. Faktor kedua adalah lama perendaman (L) di dalam

Diterima Februari 2014 disetujui untuk diterbitkan Mei 2014

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman

BAHAN DAN METODE. Pestisida, Medan Sumut dan Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Medan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang

PENGARUH KOLKISIN TERHADAP KERAGAMAN MORFOLOGI DAN JUMLAH KROMOSOM TANAMAN SRI REJEKI (Aglaonema sp.) VARIETAS DUD UNJAMANEE SKRIPSI OLEH:

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

Siti Nur Faedah Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen menggunakan Rancangan Acak

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian bertempat di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum Lam.

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan data dianalisis secara kuantitatif

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2007, Vol. 13, No. 1, Hal.: 55-59 ISSN 1978-1873 PENGARUH EKSTRAK UMBI KEMBANG SUNGSANG (Gloriosa superba L.) TERHADAP VIABILITAS POLEN CABAI MERAH KERITING (Capsicum annum L.) ABSTRACT Sri Wahyuningsih Jurusan Biologi FMIPA Unila Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro no. 1 Bandar Lampung Diterima 28 Agustus 2007, perbaikan 10 Desember 2007, disetujui untuk diterbitkan 27 Desember 2007 Kembang sungsang (Gloriosa superba L.) is a kind of plants that has an alkaloid of colchicine. The colchicine might be used to induce polyployd plants which will grow better with characteristics of the plant is getting stronger, the size of the plant organs, i.e. leaf, stem, flower and fruit will be bigger than that without the inducer. Therefore this research aims to know the effect of kembang sungsang tuber extract toward the pollen viability and to determine the concentration of the extract which increases the pollen viability. This was done by completely randomize design with 4 repetition. The treatments given are the concentration of kembang sungsang tuber extract 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%. The parameters observed are the pollen diameter, pollen sprout percentage, the number of fruits. The data were analyzed by variance analysis and with Least significant different at 5% level. The results showed that spread kembang sungsang tuber extract did not have significant effect on the pollen diameter, but has effect on the pollen sprout percentage, the number of fruits. The pollen diameters obtained are 13.67 (0%); 13.28 (10%); 14.62 (20%); 13.76 (30%); 15.24 (40%); 13.98 (50%); the pollen sprout percentages are 11.62 (0%); 15.27 (10%); 22.22 (20%); 17.42 (30%); 34.34 (40%); 18.06 (50%) and the number of fruits are 11.25 (0%); 12.0 (10%); 15.75 (20%); 12.5 (30%); 26.75 (40%); 14.75 (50%). Based on these data, it can be concluded that the kembang sungsang tuber extract with concentration of 40% increased the pollen sprout percentage and as a result the number of fruits has also increased. Keywords: kembang sungsang tuber extract, pollen viability, colchicine, Capsicum annum L. 1. PENDAHULUAN Tanaman cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan tanaman agrobisnis yang banyak dikonsumsi masyarakat. Dalam budidaya tanaman cabai yang diutamakan adalah meningkatkan produksinya. Berbagai upaya petani seperti memupuk tanaman dilakukan agar hasilnya bertambah. Selain pemupukan, dapat juga dilakukan dengan membuat tanaman poliploid. Tanaman poliploid dapat diperoleh dengan induksi zat-zat kimia antara lain kolkisin. Tanaman poliploid mempunyai sifat-sifat menguntungkan yang lebih baik dari tanaman normal diploid, antara lain tanaman lebih kekar, ukurannya lebih besar (daun, bunga, buahnya) 1, 2). Kembang sungsang (Gloriosa superba L.) merupakan tanaman yang seluruh bagian tanamannya mengandung senyawa aktif kolkisin 0,1-1,8% 3), khusus pada umbinya kandungannya lebih besar yaitu sekitar 0,3% 4). Kolkisin dapat mencegah pembentukan serabut-serabut gelendong dan pemisahan kromosom pada anafase dari mitosis, sehingga menyebabkan penggandaan kromosom tanpa pembentukan dinding sel atau selnya bersifat poliploid 51,5). Pengaruh kolkisin terhadap tanaman tidak hanya pada organ vegetatif saja, tetapi juga pada organ reproduksi. Organ reproduksi berkaitan erat dengan buah yang dihasilkan tanaman. Pengaruh kolkisin pada organ reproduksi dapat dilihat dari viabilitas polen. Polen dikatakan viabel apabila mempunyai kemampuan menghantarkan sperma ke kantung embrio, setelah proses penyerbukan berlangsung 6). Viabilitas polen salah satunya bisa dilihat dari persentase perkecambahan serbuk sari. dan Ini terkait dengan jumlah buah yang terbentuk. Semakin baik viabilitasnya maka produksi buahnya juga akan banyak. Setiap jenis tanaman mempunyai tanggapan berbeda terhadap konsentrasi kolkisin yang diperlukan dan lama waktu perlakuan untuk mengubah komposisi kromosom 1,2). Berdasarkan hal itu maka dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak umbi kembang sungsang terhadap viabilitas polen dan menentukan konsentrasi ekstrak umbi kembang sungsang yang dapat meningkatkan viabilitas polen. 2. METODE PENELITIAN 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani dan Laboratorium Molekuler Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan April sampai dengan Juli 2007. 2007 FMIPA Universitas Lampung 55

Sri Wahyuningsih Pengaruh Ekstrak Umbi Kembang Sungsang 2.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih cabai merah keriting (Capsium annuum L.), 250 gram umbi kembang sungsang (Gloriosa superba L.), tanah yang subur, pupuk kandang, aquadest, agar, sukrosa, dan asam borat (H3BO3). Alat yang digunakan adalah mikroskop, gelas preparat, gelas penutup, pinset, kertas label, polybag, tisu, mikrometer obyektif, mikrometer okuler, ember, beaker glass, gunting, gelas pengaduk, pipet tetes, cawan petri, tabung reaksi, cangkul, timbangan elektrik, kompor listrik, corong pemisah, kertas saring, Hammer Mill, alumunium foil, autoklaf, dan gelas ukur. 2.3. Pembuatan Ekstrak Ekstrak umbi kembang sungsang dibuat berdasarkan metode secara fitokimia 7). Larutan berisi ekstrak umbi kembang sungsang yang dibuat untuk perlakuan, konsentrasinya 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%. 2.4. Penanaman Sebanyak 30 benih cabai direndam dalam ekstrak umbi kembang sungsang pada masing-masing cawan petri dengan konsentrasi berbeda :0%, 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Perendaman dilakukan selama 48 jam. Benih dikecambahkan dalam cawan petri yang dialasi kertas saring dan dibasahi aquades sampai akar tumbuh sepanjang 3-5 mm dan terdapat 2 daun. Bibit cabai ditanam dalam plastik polybag yang telah berisi media, dengan kedalaman 2 cm dan jarak 4 x 4 cm, posisi akar di bawah. Untuk menjaga kelembaban disiram pagi dan sore. Selanjutnya sebanyak 24 polybag masing-masing berdiameter 25 cm dan tinggi 30 cm, diisi dengan media tanah (campuran tanah : pupuk kandang =1:1). Bibit yang berumur 21 hari dengan 5 daun sejati dipindahkan ke media tanam dengan kedalaman 5 cm, dimana pada masing-masing perlakuan ditanam 1 bibit. Tanaman disiram pagi dan sore. 2.5. Pembuatan Media Kultur Polen Media kultur polen 8) dimasak dan kemudian dimasukkan ke dalam petridish dan siap digunakan. 2.6. Analisis Data Penelitian ini dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 ulangan dari setiap perlakuan. Konsentrasi ekstrak umbi kembang sungsang (Gloriosa superba L.) dalam penelitian ini yaitu 0% (kontrol), 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Data yang diperoleh dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%. 2.7. Pengamatan Parameter Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah diameter polen, persentase perkecambahan polen, dan jumlah buah. Stamen diambil dari bunga yang mekar pada masing-masing perlakuan. Polen diletakkan pada kaca obyek, ditutup dengan kaca penutup, dan diamati menggunakan mikroskop. Diameter polen diukur dengan mikrometer okuler yang sudah ditera. Pengamatan persentase perkecambahan polen dilakukan dengan mengambil polen dan dikulturkan pada media kultur. Empat jam setelah penanaman, polen yang berkecambah dihitung persentase perkecambahannya. Jumlah buah dihitung berdasarkan rerata jumlah buah yang terbentuk pada setiap tanaman yang berumur 3 bulan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengamatan perendaman benih cabai merah keriting dalam larutan ekstrak kembang sungsang tidak berpengaruh terhadap diameter polen, namun berpengaruh terhadap persentase perkecambahan polen dan jumlah buah. Hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa ekstrak umbi kembang sungsang tidak berpengaruh terhadap diameter polen. Ini berarti dalam proses meiosis sel induk mikrospora menghasilkan sel-sel polen dengan ukuran normal (Gambar 1). Data persentase perkecambahan polen menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (gambar perkecambahan polen disajikan pada Gambar 2). Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan maka persentase perkecambahannya cenderung semakin meningkat, dan mencapai nilai tertinggi pada konsentrasi 40% dan kemudian menurun kembali pada konsentrasi 50%. Hal ini menunjukkan bahwa kolkisin tidak menghambat proses pembentukan tabung sari yang menjadi media untuk menghantarkan sperma ke kantung embrio. Kolkisin pada konsentrasi-konsentrasi yang mendorong 56 2007 FMIPA Universitas Lampung

J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2007, Vol. 13, No. 1 Tabel 1. Pengaruh perendaman benih cabai merah keriting terhadap polen dan buah Konsentrasi (%) Rerata DP PPP JB 0 (K) 13,67 a 11,62 a 11,25 a 10 (A) 13,28 a 15,27 ab 12 a 20 (B) 14,62 a 22,22 bc 15,75 a 30 (C) 13,76 a 17,42 ab 12,5 a 40 (D) 15,24 a 34,34 d 26,75 b 50 (E) 13,98 a 18,06 bc 14,75 a Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5 % Uji BNT DP = Diameter Polen ( m); PPP = Persentase Perkecambahan Polen (%); JB = Jumlah Buah (buah) hilangnya mikrotubul-mikrotubul,tidak mempengaruhi perkecambahan polen, aliran sitoplasma, atau pertumbuhan tabung polen 6). Selain itu juga tidak mempengaruhi kapasitas penetrasi tabung pollen 9). Kolkisin menghilangkan mikrotubul dari sel generatif dan tabung polen, tetapi tidak mempengaruhi pertumbuhan memanjang atau bentuk tabung polen, juga tidak mempengaruhi perpindahan nukleus vegetatif dan sel generatif ke dalam tabung polen. Dengan demikian sperma dapat dihantarkan untuk membuahi sel telur, sehingga proses pembuahan dapat terjadi 10). Gambar 1. Diameter polen cabai merah keriting (Capsicum annum L.) Perbesaran 16x40 Keterangan: K= konsentrasi 0% (kontrol); A=konsentrasi 10%; B=konsentrasi 20%; C=konsentrasi 30%; D=konsentrasi 40%; E=konsentrasi 50%; ss=polen; ts=tabung polen 2007 FMIPA Universitas Lampung 57

Sri Wahyuningsih Pengaruh Ekstrak Umbi Kembang Sungsang Gambar 2. Perkecambahan polen cabai merah keriting (Capsicum annum L.) Perbesaran 16x10 Keterangan: K= konsentrasi 0%(kontrol); A=konsentrasi 10%; B=konsentrasi 20%; C=konsentrasi 30%; D=konsentrasi 40%; E=konsentrasi 50%; ss=polen; ts=tabung polen 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Perendaman benih cabai merah dalam ekstrak umbi kembang sungsang dapat mempengaruhi viabilitas polen (persentase perkecambahan polen dan jumlah buah tanaman cabai merah); (2) Konsentrasi 40% ekstrak umbi kembang sungsang paling meningkatkan viabilitas polen (persentase perkecambahan polen dan jumlah buahnya terbanyak). UCAPAN TERIMAKASIH Diucapkan terimakasih kepada Supatmi, Eni Maryani Agustina, dan Rika atas bantuannya selama penelitian. DAFTAR PUSTAKA 1. Crowder, L.V 1993. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hlm.297-308. 2. Suryo. 1995.Sitogenetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hlm. 254-258. 3. Addink, W. 2002. Colchicine Used in Plant Breeding Work to Induce Mutations (Polyploidy). http://biotech.icmb.utexas.edu/botany/calch.html.09/06/2006 58 2007 FMIPA Universitas Lampung

J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2007, Vol. 13, No. 1 4. Anonim. 2004. Climbing lily. http://www.pier@hear.org/html. 24/12/2006 5. Cahill,T. 2007. Propagation-Colchicine treatment and toxic. http://www.carnivorousplants.org/howto/propagation/colchicine.php.03/08/2007 6. Shivanna, K.R. dan Johri, B.M. 1985. The Angiosperm Pollen Structure and Function. John Wiley & Sons. New York. Hlm. 143-162. 7. Shivanna, K.R. dan Johri, B.M. 1985. The Angiosperm Pollen Structure and Function. John Wiley & Sons. New York. Hlm. 143-162. 8. Sriyati, S. 1995. Biologi Reproduksi Pada Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit dan Leucaena diversifolia (Schlecht. ) Benth. Tesis Pasca Sarjana Biologi ITB. Bandung. Hlm. 20. 9. Anonim. 2007. The structural role of actin filaments and microtubules in anisotropic plant cell growth. http://www.irbv.umontreal.ca/image/projet/olivier050304.pdf 10. Heslop-Harrison, J., Y. Heslop-Harrison, M. Cristi, A. Tiezzi, and A. Moscatelli. 1988. Cytoskeletal elements, cell shaping and movement in the angiosperm pollen tube. Journal of Cell Science. 91:49-60. 11. Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hlm. 59-61. 2007 FMIPA Universitas Lampung 59