BAB I PENDAHULUAN LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan kebutuhan penduduk terhadap lahan baik itu untuk

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dibarengi juga dengan kebutuhan untuk setiap saat. menyempurnakan dan mengembangkan data statistik yang ada.

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STRATEGI PENGEMBANGAN DAN ANALISIS PENENTUAN LOKASI KAWASAN INDUSTRI TEMBAKAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap kebutuhannya, tidak hanya untuk makan minum melainkan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

I. PENDAHULUAN. utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali dengan luas kurang lebih 5.636,66 km 2. penduduk yang mencapai jiwa sangat rentan terhadap berbagai dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB I PENDAHULUAN. Industri sebagai tempat produksi yang mengolah bahan mentah menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

BAB III PENCEMARAN LINGKUNGAN YANG DILAKUKAN OLEH PT KAHATEX

BAB I PENDAHULUAN. Pada era desentralisasi saat ini, pemberian wewenang dari pemerintah pusat kepada

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan mengolah sumber daya alam dengan sebaik-baiknya yang meliputi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan subsektor peternakan sehingga menjadi sumber pertumbuhan baru

I. PENDAHULUAN. dipisahkan dari lingkungannya. Manusia dan lingkungan hidup memiliki

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 515 TAHUN : 2001 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,

2016 DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR

pelaku produksi tahu, sedangkan bagi warga bukan pengolah tahu, gas dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangganya

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP),

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. baik di darat, laut maupun di udara. Dengan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mereka mulai melakukan upaya pengelolaan lingkungan. Pengolahan limbah industri terutama limbah cair lebih baik dilakukan analisa

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan hampir terjadi di seluruh negara. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang

BAB I PENDAHULUAN. masalah lingkungan dapat dipastikan akan menimbulkan gangguan terhadap

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

I. PENDAHULUAN. sekaligus faktor utama penunjang pembangunan ekonomi karena peningkatan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan kualitas lingkungan dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan

I. PENDAHULUAN. Wilayah pesisir kota Bandar Lampung merupakan suatu wilayah yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Globalisasi dan kemajuan teknologi adalah hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

dan bertambah kembali menjadi 204,78 juta jiwa pada tahun Jika tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. serius. Penyebabnya tidak hanya berasal dari buangan industri pabrikpabrik

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Linda Maulidia Kosasih, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IMAM NAWAWI, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil

REHABILITASI DAN KONSERVASI DAERAH HULU SUNGAI CITARUM. Oleh: Wahyu Sukiman Komar Kosasih Achmad Pranusetya

BAB I PENDAHULUAN. padi sawah merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun.

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan,

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam perekonomian Indonesia. Bahkan komoditi teh juga menjadi

DASAR HUKUM PENGELOLAAN LIMBAH B3

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Produksi Karet Indonesia Berdasarkan Kepemilikan Lahan pada Tahun Produksi (Ton)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

ISO untuk meminimalkan limbah, by Sentral Sistem Consulting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom

Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Produksi CPO di Indonesia

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pengolahan produksi serta menunjang pembangunan wilayah (Antonius,1993).

BAB I PENDAHULUAN. menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sektor pertanian telah. masyarakat, peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN I.1

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat menurut data dari Bank Dunia tahun 2012. Bertambahnya jumlah penduduk setiap tahun menyebabkan kebutuhan hidup penduduk juga bertambah yang pada akhirnya perlu adanya bidang untuk pemenuhan kebutuhan di Indonesia. Pembangunan industri di Indonesia merupakan salah satu yang dapat menghasilkan barang - barang untuk kebutuhan dan memerlukan sumber daya manusia yang besar. Oleh karena itu industri dianggap lebih mampu membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga menganggur, mendorong pertumbuhan teknologi yang berguna bagi kehidupan manusia, menumbuhkan berbagai kegiatan yang saling berkaitan dalam jaringan industri sehingga mampu berfungsi sebagai pendorong pembangunan dan akhirnya pembangunan industri merupakan bagian dari ikhtiar dalam merombak struktur ekonomi yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sedangkan pembangunan industri di Indonesia ditunjukkan untuk memperluas kesempatan kerja, meratakan kesempatan berusaha dan meningkatkan ekspor (Jayadinata, 1986:135). Berdasarkan data yang berasal dari Departemen Perindustrian, yang menjadi unggulan produk ekspor dan meyerap tenaga kerja sangat besar sekitar 1,18 juta orang pada tahun 2005 di Indonesia adalah industri tekstil. Indonesia sendiri sampai 2006 terdapat 2.656 perusahaan yang bergerak di industri tekstil yang terkonsentrasi di Jawa Barat (57%), Jawa Tengah (14%), Jakarta (17%) dan sisanya tersebar di Jawa Timur, Bali, Sumatera dan Yogyakarta (Miranti, 2007 :1). Sektor industri tekstil dan produk tekstil memiliki potensi pertumbuhan yang besar, mengingat sumber daya alam Indonesia yang memadai serta menyerap banyak tenaga kerja. Jawa Barat merupakan provinsi yang menjadi barometer industri bagi wilayah di Indonesia. Dapat dilihat dari persentase pesebaran daerah Industri di

Indonesia dengan menduduki peringkat pertama. Produk tekstil Jawa Barat merupakan salah satu lokomotif utama pemicu pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus penunjang devisa negara. Bahkan hingga tahun 2011 masih menempati urutan pertama komoditas ekspor nonmigas Jawa Barat. Perkembangan industri di Jawa Barat setiap tahun mengalami peningkatan salah satunya di Kabupaten Bandung. Terdapatnya kawasan industri yang tersebar di Kabupaten Bandung tentunya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu kebutuhan produk hasil industri yang meningkat setiap tahunnya akan berdampak terhadap masyarakat sekitar kawasan industri. Terdapatnya kawasan industri di Kabupaten Bandung dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat, salah satunya adalah terserapnya tenaga kerja baik dari masyarakat yang berasal dari dalam maupun dari luar daerah. Namun di balik dampak positif tersebut, dampak negatif yang ditimbulkannya salah satunya yaitu menurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan limbah yang di produksi oleh industri. Limbah yang yang dihasilkan pun bisa mengandung bahan bahan kimia beracun dan berbahaya atau yang biasa disebut B3. Limbah B3 sendiri jika dibiarkan dan terus menerus mencemari lingkungan dapat mengakibatkan menurunnya kualitas kesehatan seperti cacat secara fisik maupun mental terhadap anak anak atau keturunan dari orangtua yang dalam tubuhnya mengandung mercury. Penyakit cacat tersebut disebut penyakit Minamata seperti yang terjadi di Jepang dan dapat terjadi dimana saja melalui proses akimulasi dan penggandaan biologi (Widowati 2008 : 184). Kondisi lingkungan yang tercemar akibat limbah indusri dapat terlihat dari kondisi lingkungan yang ada di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung. Berdasarkan data yang diperoleh sampai tahun 2005 ratusan hektar sawah di empat desa di Kecamatan Rancaekek terindikasi mengandung bahan bahan kimia beracun dan berbahaya atau biasa di sebut B3. Hal ini tentu akan menggangu kenyamanan dan kesehatan masyarakat. Maka tidak menutup kemungkinan wilayah lain yang terdapat kawasan industri memiliki kondisi yang sama, salah satunya yaitu di Kecamatan Solokan Jeruk.

Berdasarkan PERDA Kabupaten Bandung No 3 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung Pasal 53 Wilayah Kabupaten Bandung di bagi dalam beberapa wilayah Pengembangan, meliputi WP Majalaya dengan pusat Kota Majalaya, meliputi Kecamatan Majalaya, Ciparay, Solokan Jeruk, Pacet, Kertasari, Paseh dan Ibun. Dimana Program Pengembangan Kecamatan Berdasarkan Fungsi Wilayah Pengembangan Pasal 106 Pengembangan WP Majalaya dengan Pusat Kota Majalaya (Kecamatan Majalaya, Ciparay, Solokan Jeruk, Pacet, Kertasari, Paseh dan Ibun), meliputi Pengembangan industri pada zone zone industri yang sudah ada dan diarahkan untuk menjadi kawasan industri. Sementara dalam Pasal 84 Kecamatan Solokan Jeruk diperuntukkan untuk kawasan industri kurang lebih 808,62 Ha. Dengan luas wilayah 2.355,70 Ha, kecamatan Solokan Jeruk memiliki jumlah penduduk 76.306 jiwa. Menurut data yang di peroleh dari kecamatan Solokan Jeruk dalam angka 2011 menunjukkan di Kecamatan Solokan Jeruk jumlah indutri yang bergerak dalam bidang tekstil mencapai 48 industri di Kecamatan Solokan Jeruk. Adanya pembangunan kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk ini menyebabkan perubahan lahan yang tadinya memiliki lahan pertanian yang luas menjadi menurun setiap tahunnya. Hal ini diakibatkan karena adanya rencana tata ruang Kabupaten Bandung 2007 yang menjadikan Kecamatan Solokan Jeruk sebagai kawasan industri. Berdasarkan data Kecamatan Solokan Jeruk dalam angka tahun 2011 lahan pertanian di kecamatan tersebut mencapai 1.743 Ha. Di lain pihak pembangunan kawasan industri sudah tepat sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri pasal 3 ayat 4 Pembangunan Kawasan Industri di wilayah kabupaten/kota dilakukan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/ Kota. Adanya lahan pertanian di Kecamatan Solokan Jeruk yang masih di kelola oleh masyarakat sebenarnya adalah hak masyarakat sendiri. Hal ini sesuai dengan UU Republik Indonesia No 2 Tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum pasal 1 ayat 7 Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimbahkan kepada

pemegangnya. Maka dalam pengelolaannya masyarakat berhak menggarap tanahnya sesuai dengan kebutuhan mereka. Adanya kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk tentunya mempunyai dampak positif yaitu terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Berdasarkan data yang diperoleh dari kecamatan Solokan Jeruk dalam angka 2011, diketahui bahwa 40.071 jiwa yang bekerja sebagai buruh di pabrik. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk sangat mempengaruhi mata pencaharian masyarakat sekitarnya. Adanya kawasan industri di kecamatan Solokan jeruk tersebut juga sangat mempengaruhi penduduk sekitar juga pendidikan. Selain adanya dampak positif, tentu ada juga dampak negatif yang ditimbulkan yaitu adanya pengaruh industri terhadap lingkungan. Dalam kegiatan industri, disamping produksi juga menghasilkan limbah, baik limbah cair, padat dan gas sehingga menimbulkan pencemaran berupa udara, air dan tanah di sekitar kawasan industri. Limbah industri ini sudah terjadi terus menerus selama puluhan tahun. Hal ini dapat diketahui dari kualitas air sungai yang semakin menurun warna air yang semakin berubah, udara yang semakin tidak segar, air sumur yang sudah tercemar karena air sungai yang meresap sehingga berbau dan berwarna. Terdapat kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk, secara tidak langsung akan mempengaruhi lahan pertanian. Karena limbah industri yang dibuang langsung ke sungai tanpa instalasi terlebih dahulu mengancam puluhan hektar lahan pertanian akibat banyaknya pipa yang bocor ke lahan pertanian sehingga dapat merusak produksi pertanian. Karena kondisi lingkungan yang tercemar secara tidak langsung akan mempengaruhi lingkungan. Terdapatnya limbah akibat aktivitas industri tentu akan mencemari lingkungan terutama air. Menurut kecamatan Solokan Jeruk dalam angka 2011 diketahui sekitar 1.594 keluarga menggunakan sumur gali sementara sisanya menggunakan pam dan sumur pompa. Maka jika air yang tercemar kemudian dikonsumsi oleh masyarakat dalam kurun waktu yang lama akan mengakibatkan penurunan kesehatan. Jika memang ada dampak dari pencemaran limbah pabrik terhadap lingkungan, sementara masyarakat tidak mengetahui dan

menyadari hal itu, maka harus ada sosialisasi kepada masyarakat agar dapat mengambil tindakan tindakan yang berkaitan dengan pencegahan, atau upaya upaya untuk memenimalisir dampak yang ada. Namun jika tidak terdapat dampak dari pencemaran limbah pabrik terhadap lingkungan, maka perlu ada identifikasi upaya apa yang harus dilakukan sehingga lingkungan yang tercemar dapat ditangani sehingga lingkungan sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk dapat tetap terjaga. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan pada latar belakang, telah dikemukakan bahwa adanya kawasan industri di suatu wilayah pasti memiliki dampak termasuk kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk yang memiliki dampak positif dan tidak sedikit memberikan dampak negatif. Adanya limbah yang dihasilkan oleh kawasan industri secara tidak langsung akan mempengaruhi lingkungan baik dari segi lingkungan fisik maupun sosial. Partisipasi masyarakat penting dilakukan agar lingungan tetap terjaga. Masalahnya, apakah masyarakat mengetahui atau tidak bahwa Kecamatan Solokan Jeruk diperuntukkan untuk kawasan industri, selain itu masyarakat juga penting mengetahui resiko apa yang didapat jika mereka tetap tinggal di sekitar kawasan industri. Karena banyaknya bidang yang dapat di teliti baik dari segi sosial, fisik, dan sebagainya, peneliti mengarahkan serta membatasi permasalahan dalam penelitian ini. Untuk lebih jelas peneliti membuat beberapa pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana lingkungan fisik sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk? 2. Bagaimana lingkungan sosial sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk? 3. Bagaimana upaya masyarakat menjaga lingkungan sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian berkaitan erat dengan judul dan masalah yang diteliti. Tujuan penelitian yaitu apa yang akan dikerjakan pada waktu penelitian. Sesuai dengan

permasalahan yang sudah di jelaskan, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memperoleh gambaran lingkungan fisik sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk. 2. Memperoleh gambaran lingkungan sosial sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk. 3. Memperoleh gambaran upaya masyarakat menjaga lingkungan sekitar kawasan industri di Kecamatan Solokan Jeruk. 4. Manfaat Penelitian Secara umum, penulis berharap bahwa penelitian ini dapat berguna bagi diri penulis secara pribadi dan pembaca pada umumnya. Penulis menyusun secara sistematis mengenai manfaat dari penelitian yang penulis lakukan, yang terkadnung dalam beberpa poin di bawah ini : 1. Manfaat Praktis, Penelitian ini untuk menambah wawasan khususnya bagi penulis mengenai ilmu kegeografian khususnya ilmu tentang lingkungan. 2. Manfaat Teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran untuk mengkaji masalah lingkungan melalui penerapan disiplin ilmu geografi di sekolah dan hasil kajian diharapkan dapat dijadikan referensi guna penelitian lebih lanjut terkait penelitian ini.