BAB I PENDAHULUAN. Hery Noer Aly dan Munzier, Watak Pendidikan Islam, Friska Agung Insani, Jakarta, 2003, hal. 1. 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan tempat untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan sangat. manusia terutama umat Islam karena Al Qur'an dan Hadits

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2005, Hlm, 28

BAB I PENDAHULUAN. yang cerdas dalam menghadapi kehidupan modern sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. Heri Noer Aly dan Munzier S, Watak Pendidikan Islam, Friska Agung Insani, Jakarta, 2003, hlm. 1. 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Sebaliknya peserta didik juga dituntut keaktifannya dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm. 1 Faturrahman, Ibid, hlm. 15 3

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2003), hlm Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, (Bandung : Tarsito,

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum dan adanya penyempurnaan fasilitas, adanya lokakarya bagi. yang kesemuanya ini dimaksudkan sebagai usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, Indeks, Jakarta, hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zakiyah Darajat, Ilmu Fiqih, PT Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1995, hlm 2.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu mengatasi problematika kehidupan. peserta didik. Guru mempunyai peran penting saat berlangsungnya

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KUMON UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hlm Haryono, Pembelajaran IPA Yang Menarik dan Mengasyikkan,

BAB I PENDAHULUAN. pada jenjang yang lebih sempurna yaitu keberhasilan guru atau pendidik untuk

2015 MANFAAT PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENUMBUHAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMAN 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Nazarudin, Manajemen Pembelajaran, TERAS, Yogyakarta, 2007, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan keberhasilannya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

dalam sebuah penelitian. Dari keempat keterampilan berbahasa membaca merupakan kegiatan penting dalam pembelajaran. Membaca merupakan seni atau art

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu memberi kondisi mendidik yang

BAB I PENDAHULUAN. mendidik murid-muridnya. Dengan kasih sayang pula ulama dan pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB I PENDAHULUAN. siswa SMA Santo Carolus Surabaya. Di sekolah ini siswa cenderung susah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi,2003), hlm Pasal 3 Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan nantinya dapat menjadi salah satu jembatan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang terdiri dari mendengarkan, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. 4 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, hal.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

Arif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Mediatama, Surabaya, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hamdani, Dasar-dasar Kependidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, November 2011, hlm 98

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh: LAILATUL HIJRIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bidang pendidikan memegang peran penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mendapatkan perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, PT. Rieneka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 2-3.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Secara ideal seorang guru semestinya memiliki kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. Binti Maunah, Landasan Pendidikan, Sukses Offset, Yogyakarta, 2009, hlm. 3 2

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB I PENDAHULUAN. 2 Hasan Basri, Landasan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm Ibid., hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua umat. Pendidikan selalu menjadi tumpuan harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat. Memang pendidikan merupakan alat untuk memajukan peradaban, mengembangkan masyarakat, dan membuat generasi mampu berbuat banyak bagi kepentingan mereka.1 Pendidikan adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang pendidik (guru) terhadap seseorang anak didik (siswa) agar tercapai perkembangan maksimal yang positif. Usaha itu banyak macamnya. Satu diantaranya ialah dengan cara mengajarnya, yaitu mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Selain itu, ditempuh juga usaha lain, yakni memberikan contoh (teladan) agar ditiru, memberikan pujian dan hadiah, mendidik dengan cara membiasakan. Kesimpulannya, pembelajaran adalah sebagian dari usaha pendidikan.2 Peradaban manusia berkembang maka berkembang pula penyelenggaraan pendidikan sejalan dengan kemajuan manusia dalam pemikiran dan ide-ide tentang pendidikan. Perkembangan kebudayaan manusia menyebabkan timbulnya tuntutan mengenai pembelajaran yang diselenggarakan lebih baik, lebih teratur, dan didasarkan atas pemikiran yang matang. Perkembangan yang dinamis menyebabkan pendidikan yang diterapkan saat ini tidak sama dengan pendidikan zaman terdahulu, di samping itu dunia pendidikan juga memerlukan inovasi. Inovasi dalam pembelajaran penting dilakukan untuk kemajuan kualitas 1 Hery Noer Aly dan Munzier, Watak Pendidikan Islam, Friska Agung Insani, Jakarta, 2003, hal. 1. 2 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal. 28. 1

2 pembelajaran yang tidak hanya menekankan pada teori, tetapi juga harus bisa diarahkan pada hal yang bersifat praktis. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.3 Jadi pembelajaran adalah proses untuk menjadikan peserta didik kreatif dan nyaman di kelas agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran di kelas adalah bagaimana peserta didik bisa bersemangat, antusias dan berbahagia dalam mengikuti pelajaran di kelas bukannya terbebani dan menjadikan pelajaran di kelas sebagai momok yang menakutkan. Dengan begitu mereka bisa mendapatkan pengetahuan dengan baik, mengikuti pembelajaran dengan nyaman, dan mampu menjadikan pengetahuan tersebut sebagai bagian dari kehidupan mereka.4 Proses pembelajaran yang baik adalah ketika peserta didik nyaman di kelas dan tidak ada beban dalam belajar, proses pembelajaran tersebut akan lebih mudah dalam mendapatkan pengetahuan. Pembelajaran fiqih yang diterapkan di kelas XI MA YPI Klambu menggunakan tipe Humanizing The Classroom, didalam belajar pendidik lebih menyesuaikan kondisi peserta didik, pendidik memanusiakan peserta didik yaitu dengan tidak memaksakan pesrta didik untuk mengikuti kemauan atau buah pikiran orang lain krena perlakuan tersebut akan membuat peserta didik seperti robot dan tidak nyaman di kelas. Pembelajaran yang di terapkan pada mata pelajaran fiqih yaitu dengn cara mendengar, melihat, berdiskusi dan melakukan sesuatu akan membuat pesert didik memperoleh pengetahuan dan pengalaman. Peserta didik dalam mendengarkan 3 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasikurikulum 20013, PT. Remaja Rosadakarya, Bandung, 2014, hlm. 143 4 Wawancara dengan Bapak Sutimo, 4 mei 20016.

3 materi, tidak hanya pendidik yang menyampaikan materi melainkan peserta didik ikut berinteraksi dengan cara mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari peserta didik lain maupu dari pendidik, ada interaksi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut.5 Penerapan pembelajaran fiqih juga mengunakan cara bergerak dan berbuat. Dengan cara ini pendidik berharap agar peserta didik tidak bosan dan senang dalam pembelajaran fiqih. Pembelajaran dengan cara bergerak dan berbuat yaitu pendidik menggunakan alat bantu berupa tongkat dan kertas, peserta didik akan belajar dengan bergerak dan berbuat dengan menggunakan tongkat dan kertas.6 Dengan begitu peserta didik akan belajar lebih aktif dan tidak merasa bosan di kelas. Media dalam pebelajaran fiqih yang diterapkan di kelas XI MA YPI Klambu hanya sebagai alat bantu untuk mempermudah dalam proses pembelajaran, penerapan metode Edutainment melalui Humanizing The Classroom pada mata pelajaran fiqih diharapkan peserta didik lebih kreatif dan nyaman di kelas.7 Pada penelitian ini peneliti akan mencoba meneliti mengenai penerapan metode Edutainment melalui Humanizing The Classroom pada mata pelajaran fiqih di kelas XI MA YPI Klambu. Penerapan metode Edutainment melalui Humanizing The Classroom pada mata pelajaran fiqih menjadikan sisawa senang belajar, kreatif dan nyaman di kelas, didalam pembelajaran pendidik member kebabasan berfikir, berusaha membuat nyaman dengan pembelajaran fiqih. Berdasarkan uraian diatas, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Metode Edutainment melalui Humanizing The Classroom Pada Mata Pelajaran Fiqih di kelas XI MA YPI Klambu Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan Tahun pelajaran 2016/2017. 5 Wawancara dengan Bapak Sutimo, 5 mei 20016. Wawancara dengan Ahmad Hanafi, 1 mei 20016. 7 Wawancara dengan Bapak Sutimo, 5 mei 20016. 6

4 B. Fokus Penelitian Fokus penelitian menurut Sugiono, dilakukan agar dalam pembahasan sebuah penelitian dapat dilakukan dengan sederhana, dan tidak terlalu meluas, agar penelitian yang dihasilkan bisa lebih terfokus.8 Adapun fokus penelitian dalam penelitian yang berjudul: Penerapan Metode Edutainment melalui Humanizing The Classroom Pada Mata Pelajaran Fiqih di kelas XI MA YPI Klambu adalah : 1. Penerapan Metode Edutainment melalui Humanizing The Classroom Pada Mata Pelajaran Fiqih di kelas XI MA YPI Klambu, ditandai dengan adanya rasa nyaman dan kebebasan berfikir dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, kemampuan memberikan informasi yang akurat, kemampuan memberi motivasi yang baik, kemampuan merangsang berfikir dan berkembang. 2. Hambatan dalam pelaksanaan Penerapan Metode Edutainment melalui Humanizing The Classroom Pada Mata Pelajaran Fiqih di kelas XI MA YPI Klambu, seperti: masih ada peserta didik yang kurang percaya diri, siswa mengganggu temannya saat pembelajaran dan masih ada orang tua yang kurang memperhatikan pembelajaran anaknya saat di rumah. 3. Hasil belajar dalam pelaksanaan Penerapan Metode Edutainment melalui Humanizing The Classroom Pada Mata Pelajaran Fiqih di kelas XI MA YPI Klambu, bisa dicermati dari sudut pandang peserta didik yaitu ada kebebasan dalam proses pembelajaran dan adanya peningkatan hasil belajarnya, dan juga bisa dilihat dari sudut pandang pendidik yaitu memberikan rasa nyaman pada saat pembelajaran dan adanya peningkatan profesionalismenya. C. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut di atas, rumusan masalah secara jelas akan dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menentukan 8 Suharsimi Arikunto,ProsedurPenelelitianSuatuPendekatanPraktek,RinekaCipta, Jakarta, hlm. 32 34.

5 langkah-langkah selanjutnya. Adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penerapan metode Edutainment melalui Humanizing The Classroom pada mata pelajaran fiqih di kelas XI MA YPI Klambu? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat penerapan metode Edutainment melalui Humanizing The Classroom pada mata pelajaran fiqih di kelas XI MA YPI Klambu? 3. Bagaimana hasil belajar penerapan metode Edutainment melalui Humanizing The Classroom pada mata pelajaran fiqih di kelas XI MA YPI Klambu? D. Tujuan Penelitian Dilihat dari rumusan masalah diatas, maka penelitian tentang Penerapan Metode Edutainment melalui Humanizing The Classroom Pada Mata Pelajaran Fiqih di kelas XI MA YPI Klambu Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan Tahun pelajaran 2016/2017 ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui penerapan metode Edutainment melalui Humanizing The Classroom pada mata pelajaran fiqih di kelas XI MA YPI Klambu 2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat penerapan metode Edutainment melalui Humanizing The Classroom pada mata pelajaran fiqih di kelas XI MA YPI Klambu 3. Untuk mengetahui hasil belajar penerapan metode Edutainment melalui Humanizing The Classroom pada mata pelajaran fiqih di kelas XI MA YPI Klambu E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Adapun manfaat dari penelitian ini secara teoritis adalah memperkuat teori bahwa pembelajaran yang berkonsep Edutainment melalui Humanizing

6 The Classroom dapat meningkatkan kreatifitas dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan peserta didik. 2. Secara Praktis Adapun manfaat penelitian berdasarkan pemaparan di atas secara praktis adalah: a. Bagi peserta didik, agar peserta didik tidak mudah bosan dengan pelajaran, senang dengan pelajaran, menjadikan peserta didik kreatif dan memjadikan peserta didik nyaman di kelas, sehingga dapat berpengaruh juga pada hasil evaluasi yang diperoleh peserta didik selama proses pembelajaran tersebut. b. Bagi pendidik, dapat mengembangkan dan memberikan strategi, metode atau cara pembelajaran untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi peserta didik. Selain hal tersebut, dapat menyampaikan metode yang baik dengan cara yang disesuaikan dengan keadaan atau kodisi yang sedang dialami peserta didik. c. Bagi madrasah / lembaga, dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi madrasah atau lembaga serta meningkatkan kualitas dalam rangka perbaikan pembelajaran sehingga bisa meningkatkan mutu pendidikan.