ALAT PENGERING BERKABUT UNTUK MENGHASILKAN ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT KAYU MAHONI, JAMBAL, DAN TINGI GUNA MENGGANTIKAN SEBAGIAN WARNA SINTETIK BATIK

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : 1. Lita Indriyani (I ) 2. Widak Asrianing (I )

OPTIMASI SERBUK PEWARNA ALAMI INSTANDAUN SIRSAK (AnnonamuricataL.)DITELAAH DARIWAKTU PEMANASAN DAN PENAMBAHAN MALTODEKSTRIN

TEKNIK EKSPLORASI ZAT PEWARNA ALAM DARI TANAMAN DI SEKITAR KITA UNTUK PENCELUPAN BAHAN TEKSTIL Noor Fitrihana,ST Jurusan PKK FT UNY

LAPORAN TUGAS AKHIR MODIFIKASI SPRAY DRYER UNTUK PEMBUATAN SERBUK PEWARNA ALAMI DARI KESUMBA, MAHONI, DAN SECANG. Disusun Oleh :

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Zat Warna Alami dari Buah Mangrove Spesies Rhizophora stylosa sebagai Pewarna Batik dalam Skala Pilot Plan

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN DAN APLIKASI ZAT WARNA ALAMI DARI BUAH MANGROVE JENIS Rhizophora stylosa

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ALAT SPRAY DRYER UNTUK ZAT WARNA ALAMI TIPE KONTINYU BERLAWANAN ARAH MENGGUNAKAN UDARA PANAS.

Dian Ramadhania, Kasmudjo, Panji Probo S. Bagian Teknologi Hasil Hutan,Fakultas Kehutanan, UGM Jl. Agro No : 1 Bulaksumur Yogyakarta.

PEMANFAATAN EKSTRAK WARNA DAUN ALPUKAT SEBAGAI ZAT PEWARNA ALAM (ZPA) TEKSTIL PADA KAIN SUTERA

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

Pengaruh Konsentrasi dan Jenis Bahan Fiksasi dalam Pemanfaatan Daun Jati (Tectona grandis Linn.f ) sebagai Bahan Pewarna Alami Batik

BAB I PENDAHULUAN. Warna memiliki peranan dan fungsi penting dalam kehidupan yang dapat

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A

PENGUJIAN KETAHANAN LUNTUR TERHADAP PENCUCIAN DAN GOSOKAN TEKSTIL HASIL PEWARNAAN DENGAN EKSTRAK CURCUMIN INDUK KUNYIT

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN SERBUK ZAT WARNA ALAMI TEKSTIL DARI DAUN JATI DENGAN METODE SPRAY DRYER

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

ALAT EKSTRAKTOR-EVAPORATOR ZAT WARNA ALAMI DARI BUAH MANGROVE, MAHONI DAN KULIT TINGI UNTUK PEWARNA BATIK RAMAH LINGKUNGAN

PEMANFAATAN LIMBAH DAUN MANGGA SEBAGAI PEWARNA ALAM PADA KAIN KATUN DAN SUTERA

Metodologi Penelitian

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. Nama daerah :tahi kotok (Sunda), kenikir (Jawa)

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku

Bayu Wirawan D. S. 1, Hazbi As Siddiqi 2. Dosen Program Studi Teknik Batik, Politeknik Pusmanu

KEWIRAUSAHAAN (Kode : G-02)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah salah satu tekstil tradisi yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi

APLIKASI KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA KAIN KATUN SECARA PRE-MORDANTING.

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

PENGARUH EKSTRAKSI ZAT WARNA ALAM DAN FIKSASI TERHADAP KETAHANAN LUNTUR WARNA PADA KAIN BATIK KATUN

PENGARUH EKSTRAKSI ZAT WARNA ALAM DAN FIKSASI TERHADAP KETAHANAN LUNTUR WARNA PADA KAIN BATIK KATUN

BAB III METODE PENELITIAN

Respon Vinir Mahoni Terhadap Perekat TUF Dari Ekstrak Serbuk Gergajian Kayu Merbau (Intsia Sp.)

METODOLOGI PENELITIAN

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ZAT WARNA ALAMI TEKSTIL DARI BIJI BUAH MAHKOTADEWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB II METODE PENELITIAN

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

EKSTRAKSI TANIN DARI KULIT KAYU SOGA TINGI UNTUK PEWARNA BATIK

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU NANGKA UNTUK BAHAN PEWARNA TEKSTIL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. industri. Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

BAB III METODE PENELITIAN

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

PEMANFAATAN DAUN JATI (Tectona grandis) SEBAGAI ZAT PEWARNA ALAMI TEKSTIL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

PEMANFAATAN LIMBAH SERBUK KAYU MAHONI SEBAGAI PEWARNA ALAMI BATIK

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A EFEKTIVITAS AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL MALACHITE GREEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengeringan hingga kadar airnya menurun dan tahan terhadap. mikroba dan jamur, sehingga bisa disimpan dalam waktu cukup

PERBANDINGAN ZAT PEWARNA EKSTRAK DAUN DAN SERASAH TENGKAWANG

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

MODUL 1.04 FILTRASI LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

PENGARUH FIKSATOR PADA EKSTRAK AKAR MENGKUDU TERHADAP PEWARNAAN JUMPUTAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Maret--Agustus 2011 bertempat di

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. harus diselesaikan dalam proyek perancangan karya tekstil dengan eksplorasi eco

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik maupun internasional. Selain itu, juga didukung dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

Penetapan Kadar Sari

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Daya Larut

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013 MAKALAH PENDAMPING KIMIA ANALITIK (Kode : D-03) ISBN : 979363167-8 ALAT PENGERING BERKABUT UNTUK MENGHASILKAN ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT KAYU MAHONI, JAMBAL, DAN TINGI GUNA MENGGANTIKAN SEBAGIAN WARNA SINTETIK BATIK Bhintan Purnamasari 1, * ), Dewi Perwita Sari 1), Eko Muhamad Riza 1), Lita Indriyani 1) dan Widak Asrianing 1), Paryanto 2) 1) Mahasiswa Diploma III Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia 2) Dosen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia * Keperluan korespondensi, tel/fax : 085728178106, email: eyco91@gmail.com ABSTRAK Seiring kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat warna sintetis maka penggunaan zat warna alami semakin terkikis. Pewarna sintetis mempunyai keuntungan yang nyata dibandingkan pewarna alami yaitu mempunyai warna yang lebih mencolok, lebih seragam, dan lebih praktis dalam penggunaanya, akan tetapi di dalam zat warna sintetis ini banyak terdapat logam yang berbahaya bagi lingkungan. Zat warna alami adalah zat warna (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan, hewan atau sumber-sumber mineral. Keuntungan zat warna alami adalah lebih ramah lingkungan karena tidak beracun, dan aman bagi kesehatan. Salah satu kendala pewarnaan dengan menggunakan zat warna alami adalah kesulitan dalam hal penyimpanan. Ketika zat warna alami dalam bentuk cair disimpan terlalu lama, maka zat warna akan mudah terurai. Untuk menanggulangi masalah tersebut, zat warna alami dapat disimpan dalam bentuk serbuk. Pembuatan serbuk zat warna alami dengan mengeringkan ekstrak zat warna alami menggunakan salah satu alat pengering (berkabut) yaitu spray dryer. Spray dryer adalah jenis alat pengering yang menggunakan metode penghamburan larutan suspensi atau pasta yang dikontakkan dengan udara pengering secara langsung. Prinsip kerjanya adalah ekstrak zat warna sejumlah 500 ml dimasukkan lewat atas dengan suhu 60 0 C. Udara panas di alirkan melalui atas dengan suhu 100 0 C terjadi kontak antara cairan dan udara panas selama 90 menit. Setelah itu proses dihentikan dan hasilnya ditimbang sehingga didapatkan 3,26 gram mahoni, 2,44 gram jambal, dan 2,62 gram tingi. Pada percobaan aplikasi zat warna, uji hasil dilakukan dengan menggunakan teknik pencelupan sebanyak lima kali. Kemudian serbuk zat warna diencerkan dengan air pada perbandingan konsentrasi 1:50, 1:25 dan 2:50. Dari hasil pencelupan tersebut didapat hasil terbaik pada pencelupan dengan perbandingan 1:50. Untuk mengunci warna agar tidak luntur pada saat pencucian dilakukan proses fiksasi dengan menggunakan tunjung ( FeSO 4 ), tawas (Al 2 (SO 4 ) 3 ) dan kapur (CaO). Dari 3 macam fiksasi tersebut diperoleh hasil yang terbaik menggunakan tawas karena hasilnya cenderung tidak berubah dari warna sebelum tahap fiksasi. Kata Kunci: alat pengering, zat warna alami, kulit kayu, serbuk, batik Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 309

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG pengemasan dan penyimpanan zat warna alam. Ketika zat warna alam disimpan terlalu Seiring kemajuan teknologi dengan lama zat warna akan menjamur dan ditemukannya zat warna sintetis maka penggunaan zat warna alami semakin membusuk. Untuk menanggulangi masalah tersebut terkikis. Pewarna sintetis mempunyai dalam penyimpanan zat warna alami yang keuntungan yang nyata dibandingkan biasanya disimpan dalam bentuk cair zat pewarna alami yaitu mempunyai warna yang lebih mencolok, lebih seragam, dan lebih praktis dalam penggunaanya,akan warna alami dapat disimpan dalam bentuk serbuk. Pembuatan serbuk zat warna alami dengan cara mengeringkan ekstrak zat tetapi di dalam zat warna sintetis ini banyak warna alami dengan salah satu alat terdapat logam yang berbahaya bagi lingkungan. Untuk itu sebagai upaya untuk menggangkat kembali penggunaan zat pengering yaitu spray dryer. Spray dryer adalah jenis alat pengering yang menggunakan metode penghamburan warna alam maka dilakukan larutan suspensi atau pasta yang pengembangan zat warna alam dengan melakukan eksplorasi sumber-sumber zat warna alam. Zat warna alami adalah zat warna dikontakkan dengan udara pengering secara langsung. B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan, dipaparkan, maka permasalahan dapat hewan atau sumber-sumber mineral. Zat warna ini telah sejak dahulu digunakan untuk pewarna tekstil, makanan, dan dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pembuatan alat pengering berkabut zat warna alami (spray dryer) kosmetik, sampai sekarang umumnya tipe kontinyu searah dengan penggunaannya dianggap lebih aman dari pada zat warna sintetis. Keuntungan zat warna alami dibanding dengan zat warna sintetis adalah zat warna alami lebih ramah lingkungan karena tidak beracun dan tidak mencemari lingkungan. Zat warna alam pada umunya diperoleh dari tumbuhan antara lain kunyit (Curcuma), kesumba menggunakan pemanas udara, dengan pemasukan dan pengeluaran secara kontinyu. 2. Bagaimana unjuk kerja spray dryer yang diperoleh untuk menghasilkan serbuk zat warna alami. C. TUJUAN Tujuan yang diinginkan adalah : (Bixa orellana), mahoni (Swietenia 1. Membuat alat pengering berkabut zat mahogani), kayu tegeran (Cudraina warna alami (spray dryer) tipe kontinyu javanensis), kulit soga jambal searah dengan menggunakan pemanas (Pelthophorum ferruginum) dan daun jati udara, dengan pemasukan dan (Tectona grandis sp). Salah satu kendala pengeluaran secara kontinyu. pewarnaan dengan menggunakan zat 2. Menghasilkan serbuk zat warna alami warna alam adalah kesulitan dalam hal dan aplikasinya. Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 310

3. Menghasilkan serbuk dari ekstrak kayu tingi, kayu jambal, dan kayu mahoni D. KEGUNAAN Mendapatkan serbuk zat warna alamiyang selanjutnya akan digunakan untuk menggantikan sebagian warna sintetik batik. METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan adalah sebagai berkut : 1. Plat Galvanis 2. Alumunium 3. Seng 4. Bahan baku ekstrak zat warna 5. Selang kompresor Instrumen yang digunakan antara lain kompresor, heater, hair dryer, nozzle, tangki pengering, Lokasi Pembuatan alat spray dryer berupa menara pengering dan cyclone dikerjakan oleh bengkel mesin Somin yang beralamatkan di Pucang Sawit, Surakarta. Tempat yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan penyempurnaan dan pengujian alat dilakukan di Laboratorium Aplikasi Teknik Kimia. Cara kerja yang dilakukan adalah 1. Mengekstraksi Zat Warna a. Menimbang kulit kayu mahoni sebanyak 500 gram kemudian menambahkan 5 liter air. b. Mengekstrak kulit mahoni dengan menggunakan alat ekstraktor zat warna sambil dilakukan pengadukan dengan pengaduk tipe paddle. c. Pengekstrakan dilakukan selama 1 jam hingga larutan menjadi lebih pekat. d. Memisahkan padatan dengan ekstrak dengan cara penyaringan 2. Menentukan Kadar Padatan a. Menimbang sampel hasil pemekatan zat warna sebanyak 10 ml dan memasukkan ke dalam cawan. b. Memasukkan cawan ke dalam oven. c. Mengatur suhu oven sekitar 90oC d. Mengoven selama 30 menit sekali. e. Memasukkan hasil oven kedalam desikator selama 5 menit kemudian menimbang dan mencatat perubahan massa ekstrak zat warna. f. Memasukkan kembali cawan ke dalam oven g. Mengulangi cara kerja diatas hingga berat zat warna konstan. 3. Cara Pengoperasian Alat Spray Dryer a. Merangkai alat dan menyiapkan hasil ekstrak. b. Memasukkan ekstrak zat warna sebanyak 1 liter ke dalam tangki pengkabut, kemudian tangki diberi udara tekan yang berasal dari kompresor hingga tekanannya menjadi 0,4 mpa. c. Menyalakan elemen pemanas dan hair dryer untuk menaikkan suhu udara pemanas dalam menara pengering 4. menentukan efisiensi alat a. Menghitung panas yang diserap untuk menguapkan air pada bahan. b. Menghitung panas yang dilepaskan udara pemanas HASIL DAN PEMBAHASAN Pengeringan ekstrak zat warna dari kayu mahoni dilakukan dengan menggunakan alat spray dryer. Ekstrak zat warna diperoleh dengan merebus bahan Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 311

dengan menggunakan pelarut air. Perebusan dilakukan selam 45 menit. Setelah itu disaring untuk memisahkan padatan dengan ekstrak zat warna. Hasil ekstrak yang sudah disaring lalu dimasukkan ke tangki ekstrak untuk selanjutnya dikabutkan di tangki pengering. Spray dryer tersebut menggunakan udara panas untuk mengeringkan ekstrak zat warna menjadi serbuk. Udara panas yang dihasilkan oleh elemen pemanas dihisap oleh hair dryer untuk dipanaskan lebih lanjut sehingga diperoleh udara panas dengan suhu tinggi yang selanjutnya dihamburkan ke dalam tangki dryer. Dari hasil pengeringan dengan spray dryer didapatkan serbuk kulit kayu mahoni sebesar 3,26 gram, serbuk kayu tingi sebesar 2,62 gram, dan serbuk kulit kayu jambal sebesar 2,44 gram. Dari hasil percobaan diperoleh efisiensi alat sebesar 52,15 %. Udara panas sebagian hilang ke lingkungan (terbawa oleh udara panas yang keluar dari siklon dan ke dinding tangki pengering). Dari hasil pengeringan ekstrak zat warna kayu mahoni dengan menggunakan pelarut air didapatkan zat warna cokelat berbentuk serbuk. Pengujian ekstrak zat warna pada kain tekstil dilakukan dengan cara melarutkan serbuk zat warna dengn air. Perbandingan campuran berat antara serbuk zat warna dengan air adalah 1:50, 1:25 dan 2:50. Pada perbandingan campuran berat diatas yang paling baik adalah 1:50. Karena warna yang dhasilkan pada perbandingan 1:50 tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Sehingga dari segi ekonomi dan hasil lebih baik daripada perbandingan 1:25 dan 2:50. Dan selanjutnya kain yang sudah dimordanting ( pori-pori kain dilebarkan) dicelupkan ke dalam larutan zat warna pada masing-masing konsentrasi. Pencelupan dilakukan sebanyak 5x pada masing-masing konsentrasi kemudian dikeringkan. Setelah kering kain difiksasi dengan larutan kapur, tunjung (FeSO 4 ) dan tawas. Tujuan dari fiksasi adalah mengunci warna pada kain sehingga warna kain tidak mudah luntur ketika dicuci. Dari ketiga bahan untuk fiksasi tersebut didapat karakterisktik hasil yang berbeda, yaitu tunjung cenderung membuat warna pada kain menjadi lebih gelap, tawas cenderung memudarkan warna pada kain, dan kapur yang cenderung mempertahankan warna awal kain sebelum dilakukan proses fiksasi. KESIMPULAN Dari percobaan dapat diambil kesimpulan antara lain : 1. Spray dryer yang dirancang telah berhasil membuat serbuk pewarna alami dari zat warna alami. 2. Hasil serbuk yang didapat dari 500 ml ekstrak adalah: Hasil serbuk dari ekstrak mahoni sebesar 3, 26 gram. Hasil serbuk dari ekstrak tingi sebesar 2,62 gram Hasil serbuk dari ekstrak jambal sebesar 2,44 gram. 3. Dari percobaan yang telah dilakukan didapat hasil yang paling banyak adalah pada ekstrak mahoni yaitu sebesar 3,26 gram 4. Ada 3 macam proses fiksasi yang dilakukan yaitu dengan menggunakan Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 312

tunjung (FeSO 4 ), tawas ((Al 2 SO 4 )3), kapur (CaCO 3 ). 5. Dari ketiga macam fiksasi tersebut didapat hasil dengan karakteristik yang berbeda, yaitu: - Tunjung merubah warna pada kain menjadi lebih gelap - Tawas merubah warna pada kain menjadi lebih muda - Kapur mempertahankan warna pada kain. Dari hasil pencelupan dengan menggunakan perbandingan serbuk dan air sebesar 1:50, 1:25, dan 3:50 didapat hasil terbaik pada pencelupan dengan perbandingan 1:50 dengan hasil warna yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Ir. Paryanto M.S. selaku dosen pembimbing Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). 2. Seluruh staf laboratorium untuk semua bantuan moril maupun materiil kepada penyusun dalam melaksanakan penelitian. 3. Bapak dan Ibu, saudara saudaraku serta teman - teman yang selalu memberi dukungan. 4. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu. Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V 313