RABU, 20 JANUARI 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Assalamu alaikum Wr. Wb Selamat Malam dan Salam sejahtera bagi kita semua

WALIKOTA YOGYAKARTA PR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTAAR TA

m^w^^^^mi^^^^m m M &&&?zmi Hpj

Peran Pemerintah Kota Dalam Implementasi UU No.8/2016 Ttg Penyandang Disabilitas

SEMINAR MEWUJUDKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PENYANDANG DISABILITAS

DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Rabu, 24 September 2014

BAHAN RAPAT KERJA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI RI, MENTERI DALAM NEGERI RI DAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI DENGAN

Tanggal 26 Januari Disampaikan oleh: H. Firman Subagyo, SE.,MH. Wakil Ketua Badan Legislasi, A.273

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA PEMBUKAAN KONGRES ANAK KULONPROGO Wates, 23 Februari 2013

RAKYAT REPUBLIK INDONESI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAPAT AKHIR PRESIDEN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG TABUNGAN PERUMAHAN RAKYAT. Tanggal 23 Februari2016

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-H

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bismillahirrahmanirrahim PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPR RI Tentang RANCANGAN UNDANG-UNDANG OMBUDSMAN RI

2015, No Mengingat : perlu dilanjutkan dengan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun ; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR :16/DPR RI/I/ TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT T E R H A D A P RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG OMBUDSMAN

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) PEMERINTAH ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

2 Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI TANGGAL, 9 SEPTEMBER 2008

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI TERHADAP RANCANGAN UNDANG - UNDANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2016

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PENYANDANG DISABILITAS

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS

Lembar Klarifikasi Kebijakan Daerah Untuk Pemenuhan Hak Konstitusional Perempuan (Masukan Komnas Perempuan)

BUPATI SEMARANG TANGGAL 10 PEBRUARI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

KONVENSI HAK ANAK (HAK-HAK ANAK)

PANDANGAN PRESIDEN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

2018, No.2-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYANDANG DISABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. Disabilitas (Convention On the Rights of Persons with Disabilities) dengan UKDW

TEMA: PERAN DPR-RI DALAM PERSPEKTIF PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI DI INDONESIA. Kamis, 12 November 2009

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS MENURUT UU NO.8 TAHUN 2016

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SAMBUTAN MENTERI AGAMA PADA PERINGATAN HARI AMAL BAKTI KE-68 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 3 JANUARI 2014

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYIARAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN TERHADAP HAK-HAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KAJIAN HARMONISASI RUU PENYIARAN BADAN LEGISLASI DPR RI 2017

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

anggaran. BPK akan melakukan tugas pemeriksaan setelah anggaran tersebut selesai dilaksanakan sesuai dengan kewenangannya.

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG MASYARAKAT ADAT

Sambutan. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. pada acara Rapat Koordinasi Penataan Kelembagaan LPNK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 3 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PERATURAN DAERAH DI KABUPATEN INDRAMAYU

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PENYANDANG DISABILITAS

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA

PROSES PEMBENTUKAN PUU BERDASARKAN UU NO 10 TAHUN 2004 TENTANG P3 WICIPTO SETIADI

Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual. Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid November 2017

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011

MEMPERKUAT HAK-HAK MELALUI TERWUJUDNYA PERATURAN DAERAH UNTUK PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS DI KOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

PERNYATAAN POLITIK RAPAT KERJA NASIONAL 2007 PERSATUAN TUNANETRA INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jakarta, 10 November 2011

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2017 TENTANG KOMITE DAERAH PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup Bangsa Indonesia. Penjelasan umum Undang-undang Nomor

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PROVINSI JAWA TENGAH

DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMANDANGAN UMUM PEMERINTAH TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEBEBASAN MEMPEROLEH INFORMASI PUBLIK

LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indoesia,

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik In

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

PENGARUSUTAMAAN HAK HAK ANAK: TINJAUAN HUKUM HAM

AMANDEMEN II UUD 1945 (Perubahan tahap Kedua/pada Tahun 2000)

LOGO GARUDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DPR RI OLEH: DRA. HJ. IDA FAUZIYAH WAKIL KETUA BADAN LEGISLASI DPR RI MATERI ORIENTASI TENAGA AHLI DPR RI APRIL

Transkripsi:

PENJELASAN KOMISI VIII DPR RI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYANDANG DISABILITAS RABU, 20 JANUARI 2016 JAKARTA KOMISI VIII DPR RI

DEW AN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Assalamu'alaikum Wr. Wb. Yang terhormat Saudara Menteri Menteri Sosial Rl, Menteri Dalam Negeri Rl, Menteri Perhubungan Rl, Menteri Pekerjaan Umum Rl, Menteri Perumahan Rakyat Rl, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Rl, serta Menteri Hukum dan HAM Rl. Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi VIII DPR Rl; Hadirin yang berbahagia. Marilah kita mengucapkan rasa syukur yang tidak terhingga kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas ridhanya, bahwa hari ini akan menjadi momentum yang penting, karena kita secara bersama membuktikan komitmen untuk memberikan perlindungan dan jaminan atas hak-hak Peyandang Disabilitas yang hams diatur melalui Undang-Undang melalui sebuah RUU inlsiatif tentang Penyandang Disabilitas dan ijinkan saya menyampaikan penjelasan Komisi VIII DPR Rl terhadap RUU Tentang Penyandang Disabilitas. Sebagaimana kita ketahui, sejalan dengan tugas dan fungsinya di bidang pengawasan, legislasi dan anggaran, maka DPR Rl bersepakat melakukan inisiasi dan mengusulkan RUU Tentang Penyandang Disabilitas. Kehendak DPR Rl ini tentunya merupakan perwujudan Komitmen DPR Rl di bidang Legislasi dalam upaya penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak warga negara penyandang disabilitas.

Hadirin yang kami hormati, Kewenangan DPR Rl, dalam hal ini Komisi VIII DPR Rl dalam pengusulan RUU tersebut di atas tentunya merupakan hak Konstitusional sebagaimana diatur dalam Pasal 20A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, di mana salah satu Hak yang dimiliki DPR Rl adalah hak dalam menyusun Undang-Undang. Dalam melakukan tugas penyusunan suatu undang-undang, tentunya hams memenuhi ketentuan dalam Undang- Undangan Nomor 17 tahun 2014 tentang Majelis Permusyaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Derah serta Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dan Ketentuan Peraturan DPR Rl Nomor 1/DPR Rl/ 2014 tentang Tata Tertib. Hadirin yang kami hormati, Kami menyampaikan bahwa dalam konsideran perlu adanya penggantian UU No 4 Tahun 1997 atau pembentukan RUU Tentang Penyandang Disabilitas sebagai berikut: Pertama, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat dan berbagai peraturan pelaksanaannya, sudah tidak sesuai lagi dengan paradigma kebutuhan Penyandang Disabilitas sehingga perlu dicabut dan diganti dengan Undang-Undang yang baru. Selain itu juga Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat berparadigma pelayanan dan belas kasihan (charity based), sedang RUU tentang Penyandang Disabilitas berparadigma pemenuhan hak penyandang disabilitas (right based), baik hak ekonomi, politik, sosial maupun budaya. Paradigma pemenuhan hak ini selaras dengan Undang-undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD '45), utamanya Pasal 28C ayat (1) dan (2) yang menekankan pemenuhan hak setiap warga negara, termasuk penyandang disabilitas.

Kedua, Keberadaan penyandang disabilitas sebagai bagian yang tak terpisahkan dan warga negara dan masyarakat Indonesia adalah amanah dan karunia tuhan yang maha kuasa, yang dalam dirinya melekat potensi dan hak asasl sebagai manusia seutuhnya untuk hidup maju dan berkembang secara adil dan bermartabat tanpa pembatasan, hambatan, kesulitan, pengurangan atau penghilangan hak dari siapapun, dimanapun, dan dalam keadaan apapun, sehingga Negara hams menjamin kelangsungan hidup tiap-tiap warga negara, termasuk para penyandang disabilitas yang mempunyai kedudukan hukum dan hak asasi manusia yang sama dengan warga negara Indonesia pada umumnya; Ketiga, untuk mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan bagi Penyandang Disabilitas menuju kehidupan yang sejahtera, mandiri dan tanpa diskriminasi diperlukan dukungan kelembagaan dan peraturan perundang-undangan yang dapat menjamin pelaksanaannya. Keempat, Undang-Undang Nomor4 Tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat sudah tidak sinkron dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on The Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas). Konvensi ini merupakan kerangka normatif internasional yang minimal tentang pemenuhan hak penyandang disabilitas. Karena Pemerintah Indonesia telah meratifikasi konvensi ini, maka perlu dibuat undang-undang untuk melaksanakan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.

Hadirin yang kami hormati Selanjutnya kami juga perlu menyampaikan ruang lingkup materi muatan di dalam RUU Tentang Penyandang Disabilitas sekaligus perbedaan substansi pengaturan yang dituangkan di dalam Undang-Undang Nomor4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat adalah sebagai berikut: LTerminologi penyandang disabilitas dan ragam disabilitas; 2. Pengaturan mengenai aksesibilitas dan kesamaan hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas; 3. Pengaturan mengenai perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas dalam 22 (dua puluh dua) bidang, yaitu: a. hidup; b. terbebas dari stigma; c. privasi; d. keadilan dan perlindungan hukum; e. pendidikan; f. pekerjaan; g. kesehatan; h. politik; i. keagamaan; j. keolahragaan; k. kebudayaan dan kepariwisataan; I. kesejahteraan sosial; m. aksesibilitas; n. pelayanan publik; o. kebencanaan; p. habilitasi dan rehabilitasi; q. konsesi; r. pendataan;

s. hidup secara mandiri dan dilibatkan dalam masyarakat; t. berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi; u. berpindah tempat dan kewarganegaraan; v. merasa aman dari tindakan diskriminasi, penelantaran, penyiksaan, dan eksploitasi. 4. Kelembagaan. Untuk melaksanakan pengawasan, evaluasi, dan advokasi dalam upaya penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas, maka diamanatkan untuk dibentuk lembaga jndependen, yaitu Komisi Nasional Disabilitas (KND). 5.Konsesi, yakni potongan biaya yang diberikan kepada Penyandang Disabilitas. Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan konsesi ini, sedang pihak swasta yang memberikan konsesi memperoleh insentif. 6. Mekanisme koordinasi di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota untuk melaksanakan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas. Koordinasi ini penting mengingat hak penyandang disabilitas merupakan crosscutting issues yang terdapat di semua bidang urusan pemerintahan. 7. Pendanaan. RUU tentang Penyandang Disabilitas mengamanatkan agar pemerintah dan pemerintah daerah mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas. 8. Kerjasa Sama Internasional untuk mendukung pelaksanaan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas. 9. Penghargaan kepada perorangan, badan hukum dan lembaga negara yang berkontribusi dalam pelaksanaan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas. 10. Pekerjaan. RUU tentang Penyandang Disabilitas mengamanatkan agar Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin proses rekruitmen,

penerimaan, pelatihan, penempatan kerja, keberlanjutan kerja, dan pengembangan karier yang adil dan nondiskriminasi kepada Penyandang Disabilitas. 11. Kewirausahaan dan Koperasi. RUU tentang Penyandang Disabilitas mengamanatkan pula tentang kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk memberikan jaminan, perlindungan, dan pendampingan kepada Penyandang Disabilitas untuk berwirausaha dan mendirikan badan usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan juga memberikan modal kepada badan usaha dan/atau koperasi yang dimiliki atau dijalankan oleh Penyandang Disabilitas. 12. Adaya kewajiban bagi Pemerintah dan Pemeritah Daerah untuk menjamin Infrastruktur yang aksesibel untuk Penyandang Disabilitas. 13. Pemerintah dan Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk menyediakan fasilitas dan pelayanan transportasi yang aksesibel untuk Penyandang Disabilitas yang meliputi transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara. 14. Larangan bagi setiap orang yang menghalang-halangi dan/atau melarang Penyandang Disabilitas untuk mendapatkan hak - haknya. 15. Ketentuan pidana dan sanksi administratif bagi pihak yang melanggar ketentuan Undang-Undang ini agar pelaksanaan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas menjadi efektif. Hadirin yang kami hormati, Pokok-pokok pikiran yang dituangkan di dalam RUU Tentang Penyandang Disabilitas tentunya diharapkan menjadi substansi yang mampu menjawab berbagai persoalan yuridis, sosiologis, filosofis sehingga RUU ini benar-benar menjadi landasan hukum yang kuat dan memastikan bahwa negara akan memenuhi kewajibannya dalam rangka pemenuhan, penghormatan dan perlindungan hak-hak penyandang disabilitas.

Demikian penjelasan Komisi VIII DPR Rl mengenai RUU Tentang Penyandang Disabilitas. Semoga pembahasan RUU dapat kita lakukan secara efesien, efektif bersama Pemerintah nantinya. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua dalam rangka mengemban tugas kenegaraan Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, Wassalamu'alaikum Wr. Wb. PIMPINAN KOMISI VIII KETUA, DPR Rl, Dr. H. SALEH PARTAONAN DAULAY. M.Ag, M.Hum. MA