BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat (3), yang menjelaskan bahwa pendidikan

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

2/9/2014 MATA KULIAH PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GALUH. Oleh: Pipin Piniman

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

PARADIGMA BARU PENDIDIKAN NASIONAL DALAM UNDANG UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN 2003

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 1999/ /2012 BUKU 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

PENDIDIKAN KESETARAAN FITTA UMMAYA SANTI, S. PD., M. PD

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

UNIVERSITAS GALUH PROGRAM PASCA SARJANA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah untuk menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG


BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP dan BUPATI CILACAP MEMUTUSKAN :

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 158 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 179 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI SUMATERA UTARA. Renova Marpaung. Abstrak. Kata Kunci : Manajemen Mutu, Pembangunan, Pendidikan

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR.. TAHUN.. TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi ini masih banyak masyarakat Indonesia yang tingkat

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

Oleh : Sri Handayani NIM K

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129 TAHUN 2014 TENTANG SEKOLAHRUMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 29 TAHUN 2011 T E N T A N G SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN GUNUNG MAS

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Pengertian Ujian Akhir Nasional Makalah Tujuan Standarisasi dan Partisipasi Pemerintah Dalam Pendidikan

2 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pada bab VI tentang jalur jenjang dan jenis pendidikan, pasal 13 ayat ( 1 ) dinyatakan bahwa proses pelaksanaan pendidikan di Indonesia dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, jalur pendidikan non formal dan jalur pendidikan informal. Ketiganya dapat saling melengkapi dan memperkaya, serta di selenggarakan dengan sistem terbuka melalui tatap muka atau melalui belajar jarak jauh. Jalur pendidikan formal memiliki jenjang pendidikan dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi serta memiliki jenis pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Sedangkan pasal 26 tentang pendidikan non formal dinyatakan bahwa (1) Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan pelayanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat, (2) Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan menekankan pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional, (3) Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Sejak terbitnya Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pemerintah sebenamya sangat memperhatikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat. Menjabarkan amanat Undang-Undang tersebut maka pada bulan Juli 2015 Pemerintah menetapkan program wajib belajar 12 tahun. Program ini mewajibkan setiap warga negara Indonesia untuk bersekolah selama 12 tahun pada pendidikan dasar dan menengah, yaitu dari 1

tingkat kelas 1 Sekolah Dasar ( SD ) atau Madrasah Ibtidaiyah ( MI ) hingga kelas 12 Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau yang sederajat. Sebagai upaya mendukung gerakan wajib belajar 12 tahun, di jalur Pendidikan Non Formal lebih lanjut disebutkan pada penjelasan pasal 17 dan pasal 18 UU No.20/2003 bahwa pendidikan yang sederajat dengan SD/MI adalah program Paket A dan yang sederajat dengan SMP/MTs adalah program Paket B, sedangkan pendidikan yang sederajat dengan SMA/MA adalah program paket C. Setiap peserta didik yang lulus ujian program paket A, Paket B atau paket C mempunyai hak eligibilitas yang sama dan setara dengan pemegang ijazah SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA untuk dapat mendaftar pada satuan pendidikan yang lebih tinggi. Status kelulusan paket C mempunyai hak eligibilitas yang sama dengan lulusan pendidikan formal dalam memasuki lapangan kerja. Program paket C setara dengan SMA/MA adalah program pendidikan pada jalur nonformal/pendidikan luar sekolah yang ditujukan bagi setiap warga negara yang telah lulus SMP/MTs atau putus SMA/MA karena berbagai keterbatasan. Seperti ketidaksesuaian karena umur, keterbatasan sosial ekonomi, waktu, kesempatan, kondisi geografi dan lainnya. Sejak reformasi telah terjadi perubahan cara pandang terhadap pendidikan kesetaraan. Semula pendidikan kesetaraan ditujukan kepada warga masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi. Sekarang pendidikan kesetaraan ditujukan untuk melayani seluruh warga masyarakat tidak membedakan kemampuan ekonomi, sehingga peminat yang mengikuti pendidikan kesetaraan di semua jenjang makin terus bertambah jumlahnya, apalagi adanya pengakuan dari pemerintah bahwa lulusan program kesetaraan bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi, bahkan untuk lulusan kesetaraan program paket C bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta. Sejalan dengan kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan pendidikan dalam rangka mewujudkan Gerakan Wajib Belajar 12 tahun masih terdapat banyak kendala dalam implementasi di lapangan, 2

Tabel I.1. Tabel lulusan SMP tidak melanjutkan dan putus sekolah tingkat SMA/SMK Tahun Ajaran Lulus SMP tidak melanjutkan 3 DO SMA/SMK 2011/2012 750.144 172.501 2012/2013 1.070.259 167.262 2013/2014 320.132 171.045 2014/2015 196.319 154.501 Sumber: PDSP Kemdikbud Dari tabel I.1 didapatkan kesimpulan bahwa layanan pendidikan formal belum sepenuhnya dapat memenuhi target pemerintah dalam upaya meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat melalui gerakan wajib pendidikan dasar 12 tahun, data menunjukkan angka lulusan SMP yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan putus sekolah pada Sekolah Menengah Atas (SMA ) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih tergolong tinggi, meskipun telah berhasil diturunkan secara bertahap. Provinsi Jawa Tengah sendiri pada tahun ajaran 2014/2015 jumlah drop out SMA/SMK sebanyak 16.163. Untuk mengatasi masalah tersebut pendidikan non formal dipandang perlu untuk berperan aktif dalam mendukung wajib belajar 12 tahun melalui layanan program paket C setara SMA. Definisi mengenai setara adalah sepadan dalam civil effect, ukuran, pengaruh, fungsi dan kedudukan. Sebagaimana yang tercantum dalam UU No 20 / 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 26 Ayat (6) bahwa " Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan." Oleh karena itu pengertian pendidikan kesetaraan adalah jalur pendidikan nonformal dengan standar kompetensi lulusan yang sama dengan sekolah formal, tetapi kontens, konteks, metodologi, dan pendekatan untuk mencapai standar kompetensi lulusan tersebut lebih memberikan konsep terapan,

tematik, induktif, yang terkait dengan permasalahan lingkungan dan melatihkan kecakapan hidup berorientasi kerja atau berusaha sendiri. Untuk mengetahui kualitas penyelenggaraan program paket C setara SMA diperlukan suatu evaluasi untuk menganalisa sejauh mana penyelenggaraan program memenuhi delapan Standar Nasional Pendidikan. Berkenaan dengan uraian diatas maka untuk mengetahui kualitas penyelenggaraan program paket C setara SMA diperlukan suatu penyelenggaraan program telah memenuhi Standar. evaluasi untuk menganalisa sejauh mana Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan kesetaraan agar mampu menghasilkan lulusan bermutu dan berdaya saing global. Menurut A.Muri Yusuf (2015:146): Banyak program dalam bidang pendidikan telah dilaksanakan,baik dalam kontek tataran nasional maupun provinsi,kabupaten dan kota, yang melakukan assesmen dan evaluasi (yang) menyeluruh masih sangat terbatas. Bahkan timbul sinyalemen dalam masyarakat awam,bahwa program tersebut sekedar mengejar proyek.dari sisi lain,sebenarnya telah dilakukan evaluasi oleh kelompok tertentu,tetapi hanya dalam batasan proyek selesai.demikian juga untuk program paket A,Paket B dan paket C jarang yang menilai keterlaksanaan program secara utuh. Keberadaan Paket C sangat diperlukan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan kesetaraan. 4 Oleh karena itu dalam pelaksanaanya, Paket C harus mengacu pada pemenuhan standar isi,standar kompetensi lulusan,standar proses,standar pendidik dan tenaga kependidikan, dan standar pengelolaan. Pembatasan evaluasi pada lima standar di atas dengan pertimbangan bahwa standar-standar tersebut merupakan standar yang utama dalam program paket C dan juga telah memiliki payung hukum. Hal ini untuk mengeliminasi kesan bahwa program Paket C diselenggarakan secara asalasalan. Budi Raharjo,. dalam Kontribusi Delapan Standar Nasional Pendidikan Terhadap Pencapaian Prestasi Belajar bahwa Dari delapan standar yang ada, standar yang masih rendah adalah standar sarana dan prasarana, standar proses, standar kompetensi dan standar tenaga pendidik dan kependidikan. Implementasi delapan Standar Nasional Pendidikan terhadap prestasi belajar tidak terlalu signifikan yang berarti bahwa keberhasilan prestasi belajar

ditentukan oleh faktor lain baik faktor internal maupun eksternal, Selanjutnya Lubis, dalam Pelaksanaan Standar Nasional Dalam Dunia Pendidikan, Pendidikan adalah investasi manusia jika dikelola dengan baik dan benar maka akan berdampak pada kesejahteraan, usaha untuk mengatasi masalah masalah pendidikan di Indonesia adalah dengan ditetapkanya Standar Nasional Pendidikan, mekanisme akreditasi dan sertifikasi memerlukan instrument yang valid dalam rangka menjamin akuntabilitas public yang baik, adil, dan jujur. Berangkat dari dua penelitian di atas penulis ingin melakukan penelitian dari segi implementasi Standar Nasional Pendidikan pada program paket C setara SMA di Sanggar Kegiatan Belajar ( SKB ) Karanganyar B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, evaluasi ini merumuskan pertanyaan evaluasi sebagai berikut: (1). Bagaimana implementasi Standar Isi, (2). Bagaimana implementasi Standar Kompetensi Lulusan,(3) Bagaimana implementasi Standar Proses,(4). Bagaimana implementasi Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan (5). Bagaimana implementasi Standar Pengelolaan pada program paket C setara SMA di Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016. C. Tujuan Penelitian Berkaitan dengah perumusan masalah yang penulis sampaikan tujuan penelitian ini untuk menganalisa dan mendeskripsikan implementasi standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, dan standar pengelolaan, pada program Paket C setara SMA di Sanggar Kegiatan Belajar ( SKB ) Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Umum Manfaat penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang terkait dengan keterlaksanaan Standar Isi, Standar Proses, Standar 5

Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dan Standar Pengelolaan Program Paket C. 2. Manfaat Khusus Bertitik tolak dari dari manfaat umum tersebut tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi standar-standar tersebut pada pelaksanaan program paket C di Sanggar Kegiatan Belajar ( SKB ) Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016. 6

7