BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Pembimbing I : Prof. Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes. Pembimbing II : Teresa Liliana Wargasetia, S.Si., M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

ABSTRAK. Susan, 2007, Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sri Utami S., Dra., M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

I. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

PRECONCEPTION ADVICE FOR MALE

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan suami istri dengan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi alkohol telah menjadi bagian dari peradaban manusia selama

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas adalah salah satu masalah kesehatan utama dalam hidup, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PEBDAHULUAN. kalangan usia <18 tahun dan persentasenya sebesar 51,4%. Sementara itu, insiden

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci: Rattus sp, asap rokok, ekstrak buah juwet, kualitas spermatozoa, ROS, antioksidan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerja insulin, atau kedua-duanya (American Diabetes Association, 2005).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

DAFTAR ISI x. HALAMAN JUDUL i. HALAMAN PERSETUJUAN. ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. RIWAYAT HIDUP... iv. KATA PENGANTAR... v. ABSTRAK...

I. PENDAHULUAN. antara tinggi dan berat badan. Hal ini diakibatkan jaringan lemak dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. vulgaris disertai dengan suatu variasi pleomorfik dari lesi, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. pernah mengalami masalah infertilitas ini semasa usia reproduksinya dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

ABSTRAK. Natalia, 2011; Pembimbing I : Teresa Liliana W., S. Si., M. Kes Pembimbing II : Djaja Rusmana, dr., M. Si

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tubuh karena akan mengalami proses detoksifikasi di dalam organ tubuh.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas fisik merupakan setiap pergerakan tubuh akibat kontraksi otot

BAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

1 Universitas Kristen Maranatha

DIAMETER TUBULUS SEMINIFERUS DAN KETEBALAN LAPISAN EPITEL GERMINAL MENCIT JANTAN GALUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akibat kegiatan industri dan transportasi (Soedomo, 2001). Timbal (Pb) adalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tembakau merupakan salah satu komuditas perkebunan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Angka kejadian infertilitas masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Infertilitas adalah ketidakmampuan terjadinya konsepsi atau memiliki anak pada pasangan suami istri usia subur yang telah berhubungan intim secara teratur (2-3 kali per minggu) tanpa menggunakan kontrasepsi setelah 12 bulan (WHO, 2011). Secara global diperkirakan adanya kasus infertilitas pada 8-12% pasangan di dunia dengan wanita yang masih berusia subur, yaitu antara 50 juta hingga 80 juta pasangan (WHO, 2011). Pria merupakan faktor utama dari sejumlah kasus infertilitas (Choudhary et al., 2010). Cukup tingginya infertilitas pada pria ini disebabkan oleh gangguan yang berhubungan dengan kondisi spermatozoa yang menurun secara kualitas dan kuantitas. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas sperma ini adalah rokok. Kira-kira 1 dari 3 populasi pria dewasa di dunia (di atas umur > 15 tahun) adalah perokok (WHO, 2002). Di seluruh dunia diperkirakan jumlah pria perokok mendekati 5 kali lebih banyak daripada wanita, tetapi di negara maju seperti Amerika, Australia dan Kanada, jumlah pria perokok sama dengan wanita. Berbeda dengan di negara berkembang, yang dilaporkan bahwa pria perokok lebih banyak daripada wanita. Seperti misalnya, di Argentina, jumlah persentase pria perokok adalah 34% sedangkan wanita perokok 23% (Hitchman and Fong, 2010). Dalam penelitian Hosseeinzadeh et al. (2007) memperlihatkan bahwa asap rokok dapat mempengaruhi jumlah sperma, motilitas, dan morfologi yang berhubungan dengan penurunan kualitas sperma. Penelitian baru-baru ini mengemukakan bahwa asap rokok dapat menyebabkan penurunan kualitas spermatozoa dengan berbagai mekanisme, salah satunya seminal oxidative stress yang di induksi oleh Reactive Oxygen Species (ROS) atau disebut Senyawa Oksigen Reaktif (SOR) sehingga menyebabkan kerusakan pada sperma. Senyawa toksik pada asap rokok berefek pada proses spermatogenesis 1 Universitas Kristen Maranatha

2 sehingga menghasilkan spermatozoa yang abnormal. Jika ROS ini melebihi kadar antioksidan dalam tubuh, kelebihannya akan menyerang komponen lipid, protein, maupun DNA sehingga mengakibatkan kerusakan kerusakan sel yang disebut stres oksidatif. Tingginya ROS dapat menyebabkan kerusakan pada sperma dan merupakan salah satu mekanisme utama yang menyebabkan infertilitas. Telah dilaporkan bahwa terdapat peningkatan kadar ROS pada 25% sampai 40% pria infertil (Choudhary et al., 2010). Membran plasma pada sperma mengandung Poly Unsaturated Fatty Acids (PUFA) yang mudah dirusak oleh ROS. Kadar ROS yang sangat berlebihan menyebabkan disfungsi spermatozoa karena terjadinya peroksidasi lipid dan perubahan fungsi membran yang berakibat terhadap penurunan metabolisme sperma, morfologi sperma, motilitas sperma dan fertilitas (Pryor, 2001). ROS menyebabkan gangguan spermiogenesis sehingga dapat menghasilkan morfologi spermatozoa yang abnormal (Srivastava, 2005). Kelainan-kelainan pada spermatozoa yang diakibatkan oleh radikal bebas ini dapat menjadi faktor risiko infertilitas. Radikal bebas yang berlebihan dalam tubuh perlu diredam dengan mengkonsumsi antioksidan dari luar tubuh. Dewasa ini, banyak sekali produk makanan dan minuman yang berlabel antioksidan dan dikatakan dapat melawan radikal bebas, padahal sebenarnya antioksidan bisa kita dapatkan pada bahan alami, baik dari sayuran maupun buah-buahan yang tersedia di alam, salah satu contohnya adalah tomat (Solanum lycopersicum). Antioksidan yang terdapat dalam tomat antara lain adalah likopen, vitamin A, vitamin C, vitamin E, dan β-karoten. Kemampuan likopen dalam meredam radikal bebas dua kali lebih baik dibandingkan dengan beta karoten dan sepuluh kali lebih baik dibandingkan dengan vitamin E (Dewi Maulida dan Naufal Zulkarnaen, 2010). Kadar likopen pada setiap sediaan tomat berbeda-beda, tomat yang dihancurkan atau dimasak dapat mengeluarkan likopen lebih banyak dan lebih dapat diserap oleh tubuh dari pada tomat mentah (Made Astawan, 2008). Sediaan pasta tomat memiliki kadar likopen yang lebih tinggi dibandingkan dengan sediaan puree tomat, sedangkan sediaan jus tomat memiliki kadar likopen yang lebih rendah dibandingkan sediaan

3 pasta dan puree. Namun, karena masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi jus maka dalam penelitian ini akan digunakan puree dan jus tomat sebagai pembanding puree yang bertujuan untuk mengetahui apakah puree dan jus dapat menurunkan persentase spermatozoa dengan morfologi abnormal pada mencit yang diberi pajanan asap rokok dan mengetahui apakah puree memiliki efek yang lebih baik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi mengenai manfaat tomat dalam mempertahankan kualitas spermatozoa akibat pajanan asap rokok. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka dapat dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apakah persentase spermatozoa dengan morfologi abnormal pada mencit yang diberi pajanan asap rokok dan jus tomat lebih rendah daripada yang diberi pajanan asap rokok saja. 2. Apakah persentase spermatozoa dengan morfologi abnormal pada mencit yang diberi pajanan asap rokok dan puree tomat lebih rendah daripada yang diberi pajanan asap rokok saja. 3. Apakah persentase spermatozoa dengan morfologi abnormal pada mencit yang diberi pajanan asap rokok dan puree tomat lebih rendah daripada mencit yang diberi pajanan asap rokok dan jus tomat. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jus dan puree tomat dapat menurunkan persentase spermatozoa dengan morfologi abnormal pada mencit yang

4 telah diberi asap rokok dan mengetahui apakah efek puree tomat lebih baik dalam menurunkan persentase spermatozoa dengan morfologi abnormal tersebut. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan farmakologi tanaman obat mengenai buah-buahan yang bermanfaat untuk memperbaiki kualitas spermatozoa terutama dalam menurunkan persentase spermatozoa dengan morfologi abnormal yang meningkat akibat dampak buruk asap rokok. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai manfaat yang dimiliki buah tomat terutama bentuk sediaan jus atau puree dalam mencegah terjadinya infertilitas terutama akibat dampak buruk asap rokok. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran Rokok mengandung ROS yang merupakan salah satu bentuk radikal bebas yang memiliki reaktivitas sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan sifatnya yang segera menarik atau menyerang elektron di sekitarnya yang dapat menyebabkan terbentuknya radikal bebas baru dari atom atau molekul yang elektronnya diambil. Target utama radikal bebas adalah protein, lipoprotein, unsur DNA termasuk karbohidrat dan terutama asam lemak tak jenuh atau Poly Unsaturated Fatty Acids (PUFA) yang merupakan komponen membran plasma yang banyak terdapat pada spermatozoa yang mudah diserang oleh ROS. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid yang dapat berefek terhadap penurunan kualitas dan kuantitas spermatozoa yang merupakan salah satu faktor risiko infertilitas pada pria. Peroksidasi lipid

5 membran plasma spermatozoa menyebabkan spermatozoa kehilangan motilitas, viabilitas, dan mengalami kerusakan morfologi (Hery Winarsi, 2007). Tingginya kadar ROS tersebut perlu diredam dengan antioksidan agar tidak terjadi stres oksidatif. Antioksidan adalah senyawa yang dapat mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Hal ini karena, antioksidan bersifat sebagai pemberi elektron atau reduktan. Untuk itu, dengan mengkonsumsi antioksidan yang cukup diharapkan dapat menurunkan kadar ROS dalam tubuh sehingga kerusakan sel dapat dicegah (Hery Winarsi, 2007). Antioksidan banyak terdapat dalam sayur-sayuran dan buah-buahan, salah satunya adalah tomat. Tomat memiliki berbagai antioksidan antara lain adalah likopen, vitamin A, vitamin C, vitamin E, dan β-karoten. Senyawa likopen diketahui memiliki potensi antioksidan paling besar, yaitu dua kali lebih besar dibandingkan β-karoten dan sepuluh kali lebih besar dibandingkan dengan vitamin E. Berdasarkan atas tingginya kadar likopen dalam tomat yang diketahui berperan sebagai antioksidan, diharapkan tomat dapat meredam efek radikal bebas asap rokok. Kadar likopen dalam setiap sediaan tomat berbedabeda. Kadar likopen pada puree tomat lebih tinggi dan mudah diserap oleh tubuh dibandingkan dengan jus tomat. Akan tetapi, jus tomat memiliki kadar likopen yang lebih tinggi daripada tomat mentah yang dikonsumsi secara langsung tanpa proses penghancuran (Kun Tanti dan Sunarmani, 2008). 1.5.2 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

6 1. Persentase spermatozoa dengan morfologi abnormal pada mencit yang diberi pajanan asap rokok dan jus tomat lebih rendah daripada yang diberi pajanan asap rokok saja. 2. Persentase spermatozoa dengan morfologi abnormal pada mencit yang diberi pajanan asap rokok dan puree tomat lebih rendah daripada yang diberi pajanan asap rokok saja. 3. Persentase spermatozoa dengan morfologi abnormal pada mencit yang diberi pajanan asap rokok dan puree tomat lebih rendah daripada mencit yang diberi pajanan asap rokok dan jus tomat. 1.6 Metodologi Penelitian Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratorium sungguhan dengan menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif dengan hewan percobaan mencit jantan galur Swiss Webster, berat badan antara 20-30 gram/ekor, dan usia 8-12 minggu tanpa kelainan anatomi yang tampak. Penyeragaman ini dilakukan untuk menghilangkan adanya variabel pengganggu. Digunakan mencit jantan sebanyak 24 ekor yang dikelompokkan dalam 4 kelompok sehingga dalam satu kelompok terdapat mencit 6 ekor dengan penambahan masing-masing mencit 2 ekor sebagai cadangan. Kelompok kontrol negatif (KN) hanya diberi akuades dan pakan biasa, kelompok kedua (P1) akan diberi pajanan asap rokok saja sebanyak 1 menit per hari, kelompok ketiga (P2) diberi pajanan asap rokok 1 menit per hari dan jus tomat 1,5 ml, kelompok keempat (P3) diberi pajanan asap rokok 1 menit per hari dan puree tomat 1,5 ml. Perlakuan diberikan selama 53 hari. Selanjutnya pada hari ke 54 mencit diterminasi kemudian dilakukan penghitungan persentase spermatozoa mencit dengan morfologi abnormal. Data diolah dengan menggunakan SPSS 13.0. for Windows. Data yang didapat akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, pengolahan data dan perhitungan statistik menggunakan uji ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD.

7 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian: Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung Waktu penelitian: Desember 2010-November 2011.