BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lembaga Keuangan Syariah secara informal dimulai sebelum

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA,

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. syariah membawa konsekuensi adanya penghapusan bunga secara mutlak. 1. Firman Allah swt. dalam surah Ali Imran ayat 130:

MURA<BAH{AH BERMASALAH DI BPRS BAKTI MAKMUR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam. memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan banknote dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang

BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI. A. Sejarah Berdirinya BPR Syariah Bangun Drajat Warga. SAW, dimana Baitulmal didirikan oleh Rasulullah sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan syariah adalah

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia.

BAB IV. ANALISIS PENYELAMATAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK GRIYA ib HASANAH DI PT BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat guna menunjang jalannya proses pembangunan.

No. 13/ 18 / DPbS Jakarta, 30 Mei 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA

ANALISIS YURIDIS WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBERIAN KREDIT BAGI USAHA KECIL DI PD. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) BANK PASAR KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, serta memberikan jasa

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan memiliki fungsi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menjalankan bisnis dengan izin operasional sebagai

BAB IV DI BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA. A. Analisis tentang Prosedur-Prosedur Pemberian Pembiayaan Mura>bah}ah di

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak hanya lembaga keuangan perbankan, namun juga dijalankan oleh lembaga

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

Analisis Akuntansi Pembiayaan Mudharabah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, Tbk KCI Citarum

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor penentu dalam pelaksanaan pembangunan. pelaku pembangunan baik pemerintah maupun masyarakat sebagai orang

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. pada keuntungan riil yang dikehendaki (margin) ataupun bagi hasil (profit

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya PT. BPRS Berkah Dana Fadhlillah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya. Perbankan Syariah dalam menjalankan fungsinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

No. 10/ 35 / DPbS Jakarta, 22 Oktober S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Bank umum syari ah merupakan salah satu bank umum selain bank umum

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

REGULASI ENTITAS SYARIAH

2017, No khusus terhadap kredit atau pembiayaan bank bagi daerah tertentu di Indonesia yang terkena bencana alam; e. bahwa berdasarkan pertimba

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional. Esensi bank Islam tidak hanya dilihat dari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah

BAB I PENDAHULUAN. disertai oleh kebutuhan manusia yang semakin meningkat,sehingga. Nasional merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tabungan, giro dan deposito berjangka (Oktriani, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan. jasa dalam lalu lintas pembayaran. 1

BAB I PENDAHULUAN. of founds) dengan pihak yang mengalami kekurangan dana. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak mampu untuk hidup secara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga

BAB I PENDAHULUAN. atau penyedia dana bagi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya UU No. 10 Tahun Undang-Undang tersebut mengatur

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga Keuangan Syariah secara informal dimulai sebelum dikeluarkannya landasan hukum formal sebagai landasan operasional perbankan syariah di Indonesia. Sebelum tahun 1992, telah didirikan beberapa badan usaha pembiayaan non bank yang telah menerapkan konsep bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menjadi awal akan hadirnya institusi-institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah. Rentan periode 1992 sampai dengan 1998 terdapat hanya satu Bank Umum syariah dan 78 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang telah beroperasi. Pada tahun 1998, dikeluarkan UU No. 10 tahun 1998 sebagai amandemen dari UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi keberadaan sistem perbankan syariah. 1 Pada saat ini segala kewenangan Bank Syariah diperkuat oleh UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Bank syariah menurut bentuk usahanya dibagi menjadi dua yaitu Bank Umum Syariah dan BPR Syariah, Bank Pembiayaan Rakyat dan Bank Umum Syariah mempunyai fungsi yang sama sebagai lembaga intermediasi antara pihak surplus dana dan pihak defisit dana. Perbedaan antara keduanya dalam 1 Sumantri, Maman. Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah. Jakarta: Bank Indonesia, 4 1

hal penarikan dana, dimana BPRS hanya menarik dalam bentuk deposito dan tabungan, sedangkan Bank Umum Syariah dapat berupa deposito, tabungan dan giro. 2 Bank Pembiayaan Rakyat merupakan salah satu penghimpun dana yang kegiatannya menerima simpanan dalam bentuk deposito berjangka, tabungan atau bentuk lainnya yang disamakan dengan itu dan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan kepada debitur/nasabah yang membutuhkan suntikan dana. Pada mulanya tugas pokok BPR diarahkan untuk menunjang pertumbuhan dan modernisasi ekonomi pedesaan serta mengurangi praktek ijon dan para pelepas uang. Dengan semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat tugas BPR tidak hanya ditujukan bagi masyarakat pedesaan tetapi juga mencakup pemberian jasa perbankan bagi golongan ekonomi lemah diperkotaan. 3 Pembiayaan merupakan bagian layanan bank dalam menjalankan salah satu fungsinya sebagai perusahaan jasa keuangan. Dari pembiayaan yang disalurkan kepada nasabah diharapkan bank dapat mendapatkan hasil. Tingkat penghasilan dari pembiayaan merupakan tingkat penghasilan tertinggi bagi lembaga perbankan. 4 Dalam penyaluran dana, transaksi murabahah adalah salah satu skim pembiayaan yang banyak digunakan oleh lembaga keuangan syari ah untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya. Selain mudah diaplikasikan skim ini tergolong aman bagi bank dan lebih mudah dalam melakukan analisa persetujuan pembiayaan. Untuk nasabah consumer individual dengan penghasilan tetap, maka bank hanya cukup menganalisa faktor 5C (Capital, 2 UU No. 7 tahun 1992 3 Hasibuan, Melayu. Dasar-dasar Perbankan (Jakarta: Bumi Aksara), 38 4 Muhammad, Manajemen Bank Dana Syariah (Yogyakarta: Ekonosia), 48

Character, Collateral, Condition of economy, Competence) tanpa harus melakukan penghitungan yang lebih dalam, walaupun dengan tetap berpegang teguh prinsip kehati-hatian (prudent). 5 PT. BPRS Jabal Tsur merupakan sebuah lembaga keuangan syari ah di bidang perbankan yang didirikan pada tanggal 1 September 2006. Pendirian PT.PRS Jabal Tsur sesuai dengan Akta Notaris Sartono, SH yang berkedudukan di Krian Sidoarjo No 41 Tahun 2005. Pada pendiriannnya modal awal disetor sebesar Rp. 522.000.000,00 hingga pada tahun 2011 ada penambahan modal setor menjadi Rp. 1.500.000.000,00. Kemudian yang pada awal hanya memiliki 1 kantor, saat ini sudah mempunyai 1 kantor pusat, 1 kantor cabang, dan 1 kantor kas. Dengan perkembangan tersebut PT. BPRS Jabal Tsur sudah mencapai 3 jaringan kantor, yaitu Kantor Pusat Pandaan, Kantor Pelayanan Kas Sukorejo dan Kantor Cabang Mojosari dan akan segera membuka cabang baru di Kabupaten Malang tepatnya berada di wilayah Singosari. BPRS Jabal Tsur merupakan salah satu BPR yang fungsinya melayani pembiayaan, deposito maupun tabungan dari masyarakat. Sebagai lembaga keuangan Islam BPRS Jabal Tsur mengemban dua amanah utama yaitu mendukung dan memajukan usaha perekonomian rakyat kecil serta memaksimalkan keuntungan bagi pemegang saham, pegawai dan deposan. Produk-produk yang disediakan oleh BPRS Jabal Tsur meliputi dari sektor penghimpunan dana terdapat: Tabungan Wadiah, Tabungan Mudharabah, dan 5 http:// Problema-Hukum-dalam-transaksi-Murabahah-dalam-Aplikasi-Bank.htm/ diakses tanggal 23 Februari 2010

Deposito Mudharabah. Dari sektor penyaluran dana, tersedia Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan Ijarah Multi Jasa, Pembiayaan al-qard, Pembiayaan Qardul Hasan, Pembiayaan Karyawan dan Dana Talangan Haji. Karena lokasi BPRS Jabal Tsur yang strategis yaitu terletak di komplek Pertokoan/ Ruko berada di akses jalan raya Surabaya-Malang, dan tidak jauh dari komplek perindustrian, pasar, serta pemukiman penduduk, diharapkan keberadaan BPRS Jabal Tsur ini memungkinkan bagi pengusaha kecil atau pedagang untuk menikmati jasa perbankan. Karena sifat usaha para pengusaha kecil dan pedagang tersebut yang tergolong sederhana dan terbatas, baik modal maupun manajemennya maka BPRS Jabal Tsur merupakan alternatif pendukung bagi berkembangnya usaha dan meningkatnya kualitas hidup masyarakat yang bersangkutan. Setiap bank mempunyai keutamaan diproduknya masing-masing, PT. BPRS Jabal Tsur misalnya yang lebih dominan bergerak pada pembiayaan murabahah pada pembiayaan ke berbagai sektor antara lain perdagangan, pertanian, peternakan, industri kecil dan barang-barang skunder maupun tersier. Pada BPRS Jabal Tsur ini, Pembiayaan Murabahah menempati peringkat atas di samping pembiayaan lainnya. Besarnya dominasi dari akad murabahah yang disalurkan oleh BPRS Jabal Tsur, Debitur yang menggunakan produk murabahah dalam prakteknya tidak semuanya nasabah/debitur yang amanh atau baik. Terkadang dijumpai cidera janji, mereka tidak memenuhi kewajibannya membayar angsuran tepat waktu,

entah karena keadaan memaksa (overnance) secara sengaja ataupun tidak sengaja. Hal itu disebabkan oleh penurunan kemampuan pembayaran angsuran yang dialami debitur dikarenakan kondisi finance (keuangan) debitur bergejolak dari bidang usahanya. Kasus pembiayaan bermasalah muncul dan terjadi tidak secara tiba-tiba, karena pada umumnya sebelum mengalami pembiayaan bermasalah terlebih dahulu akan mengalami tahap bermasalah. Pada tahap ini pihak BPRS akan memperingatkan secara kekeluargaan, apabila tidak bisa maka akad melakukan langkah-langkah penyelamatan dengan melakukan reschedule yakni 6 penjadwalan uang, konsekuensi yang diambil oleh pihak bank adalah mengalami kerugian dikarenakan pelunasan yang tidak tepat waktu. Terlebih lagi, apabila pembiayaan memasuki wilayah kemacetan maka pihak debitur dianggap telah melakukan wanprestasi, yaitu tindakan melawan hukum. Sedangkan dalam hukum Islam seseorang diwajibkan untuk menghormati dan memenuhi perjanjian atau amanah yang sudah dipercayakan kepadanya, sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Anfaal: 27 7 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) 6 Peraturan Bank Indonesia No.10/18 tahun 2008 7 Departemen Agama, Al-Qur an Terjemah, Departemen Agama, 2002

janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Berdasarkan ayat tersebut, maka pihak debitur dapat dikenakan sanksi tindakan sesuai dengan kondisi serta alasannya, karena ia telah melakukan wanprestasi, sehingga telah merugikan pihak bank. Untuk menanggulangi masalah tersebut, maka pihak lembaga keuangan syariah mengeluarkan cara melalui restrukturisasi piutang murabahah terhadap debitur yang mengalami penurunan kemampuan dalam pembayaran angsuran murabahah. 8 Bank Indonesia (BI) mengatur mengenai permasalahan debitur yang mengalami penurunan kemampuan pembayaran angsuran melalui PBI No. 10/18 tahun 2008. Kreditur melakukan restrukturisasi atas piutang murabahah yang bermasalah tersebut dalam rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan kewajibannya, maka pembayaran angsuran dapat dilakukan dengan cara kombinasi sebagai berikut: a. Melakukan penjadwalan kembali tagihan murabahah (rescheduling) b. Persyaratan kembali (reconditioning) c. Penataan kembali (restructuring) Degan permasalahan tersebut serta uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dan membahas lebih dalam karena untuk dapat bertahan ditengah persaingan lembaga keuangan khususnya BPRS Jabal Tsur, perlu upaya-upaya dan strategi yang harus dilakukan dalam mengatasi 8 http://akuntansia-akuntansia.blosspot.com/murabahah/.html, diakses tanggal 27 April 2011

pembiayaan bermasalah. Upaya tersebut bisa berupa tindakan pencegahan dan penanganan terhadap nasabahnya sebagai debitur apabila melakukan wanprestasi atas perjanjian yang telah disepakati. Dari sinilah penulis berharap, untuk mengupas dan menyajikan konsepsikonsepsi serta praktek operasional perbankan syariah, khususnya tentang penanganan pembiayaan bermasalah yang diakibatkan penurunan kemampuan bayar angsuran debitur, serta aspek hukum yang melingkupinya, agar didapatkan pemahaman yang komprehensif. B. Rumusan Masalah 1. Apa penyebab debitur mengalami penurunan kemampuan bayar angsuran? 2. Bagaimana penanganan yang dilakukan oleh BPRS Jabal Tsur dalam mengatasi penurunan kemampuan bayar angsuran debitur? 3. Apakah kebijakan yang dilakukan BPRS Jabal Tsur Pandaan sesuai dengan Fatwa DSN dan PBI No. 10/18 tahun 2008? C. Batasan Masalah 1. Penelitian hanya meneliti penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah. 2. Penelitian ini hanya meneliti tentang pembiayaan Murabahah mulai dari pengajuan/permohonan pembiayaan, proses analisis pembiayaan, sampai pada keputusan penanggulanan pembiayaan bermasalah. 3. Analisis hukum pada penelitian ini Fatwa DSN dan PBI No. 10/18 tahun 2008.

D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apa saja penyebab yang dilami oleh debitur ketika mengalami penurunan kemampuan bayar angsuran. 2. Untuk mendeskripsikan penanganan yang dilakukan oleh BPRS Jabal Tsur dalam mengatasi penurunan kemampuan bayar angsuran debitur. 3. Untuk mengetahui kesesuaian kebijakan yang dilakukan BPRS Jabal Tsur Pandaan sesuai dengan Fatwa DSN dan PBI No. 10/18 tahun 2008. E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat bermanfaat bagi para pelaku ekonomi dan semua kalangan khususnya bagi pihak-pihak yang berhubungan dengan syariah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Bagi Dosen, Peneliti, dan Mahasiswa yang mengkaji mengenai perbankan atau lembaga keuangan syariah dapat menjadi suatu bahan referensi, sekaligus informasi mengenai penanganan pembiayaan bermasalah yang diimplementasikan pada perbankan khususnya di BPRS Jabal Tsur. 2. Manfaat Praktis Bagi lembaga keuangan non bank dan perbankan syariah sebagai bahan pelajaran atau perbandingan dari masing-masing instansi dalam pengaplikasian dan mengambil keputusan yang tepat berprinsipkan syariah, sehingga terwujudkan sebagai bank dan lembaga keuangan

yang amanah dapat dipercaya oleh nasabah dari masing-masing instansi. Bagi masyarakat luas, penilitian ini menjadi informasi dan pengetahuan masyarakat tentang pembiayaan bermasalah. Khususnya pada debitur yang menggunakan pembiayaan murabahah mengalami penurunan kemampuan bayar angsuran murabahah.