BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Program Larva dirilis Tahun 2011, dan di Indonesia saat ini program Larva ditayangkan RCTI. Program Larva sendiri berasal dari Korea Selatan yang berkonsep animasi 3D yang diproduksi oleh Tuba Entertaiment. Larva sendiri menceritakan tentang kehidupan larva berwarna merah dan berwarna larva kuning. Larva kuning sangat menyukai larva merah walaupun larva merah sering bersikap kasar padanya. Namun, pada dasarnya mereka bersahabat. Larva kuning sering lupa diri apabila melihat makanan. Dia lebih sering mendapatkan keberuntungan daripada larva merah. Didalam program Larva tersebut banyak unsur-unsur kekerasan dan ketidak-sopanan dalam bentuk non verbal contohnya saja seperti larva kuning yang selalu memperebutkan makanan yang dimakan oleh larva merah, karena kesal larva kuning menendang si larva merah sampai terjatuh. 56
57 1. Larva Merah Larva merah memiliki tubuh kecil dan memiliki warna kemerahan,dia juga memiliki watak yang keras, egois, dan terkadang curang tapi lebih sering sial karena tingkah lakunya sendiri.
58 2. Larva Kuning Larva kuning memilik badan yang lebih besar dengan tubuh berwarna kuning. Larva kuning memiliki sifat polos, lambat, rakus, dan suka buang angin 3. Larva Kuning dan Larva Merah
59 4.2 Hasil Penelitian Pada film animasi Larva, peneliti akan menganalisis sesuai dengan model analisis semiotika Ferdinand De Saussure mengenai potret kekerasaan yang ada dalam adegan gambar yang terdapat dalam film animasi Larva kedalam bentuk verbal maupun non verbal sesuai dengan metode analisis Ferdinand De Saussure. 4.2.1 Pesan Verbal Pesan yang dikemas dalam bahasa, atau bahasalah sebagai alat utamanya. Dalam kondisi verbal, karena menggunakan lambang verbal, yaitu bahasa. Dalam film animasi Larva tersebut tidak terdapat pesan verbal dikarenakan film animasi tersebut hanya menggunakan isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata. 4.2.2 Pesan Non-Verbal Non verbal ialah pesan yang tidak menggunakan kata-kata, pesan yang dikemas menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata.
60 Sign/Tanda Signifier/Penanda Pada gambar tersebut terlihat bahwa larva merah melakukan tindakan kasar (menendang) terhadap larva kuning yang dianggap mengganggu tidurnya. Signified/Petanda Ketika larva kuning dan larva merah sedang tidur. Lalu, mereka terbangun karena bunyi jam. Larva kuning mengganggap bunyi jam tersebut sebagai irama musik yang membuatkan menari dan menggolok-golok larva merah untuk ikut menari bersamanya. Namun, larva merah merasa kesal akibat olokan tersebut sehingga emosinya memuncak dan melakukan tindakan kekerasan (menendang) larva kuning. Analisis : Adegan kekerasan ini seharusnya tidak boleh ditayangkan karena film kartun biasanya dikonsumsi oleh anak-anak. Ini akan memberikan dampak negatif bagi penontonnya karena anak-anak sangat mudah meniru apa yang dilihatnya.
61 Sign/Tanda Signifier/Penanda Pada gambar tersebut mengambarkan bahwa sedang terjadi perkelahian karena adanya perbedaan pendapat. Signified/Petanda Hukum karma berlaku. Seperti kejadian dalam adegan ini. Dimana, larva merah yang melakukan hal semena-mena terhadap anak alien. Dan pada akhirnya ibu alien yang membalas perlakuan yang telah diperbuat terhadap anaknya. Analisis : Perbedaan pendapat sangat wajar. Kita harus bisa menerima pendapat dari orang lain. Agar perkelahian akibat perbedaan pendapat tidak terjadi.
62 Sign/Tanda Signifier/Penanda Dalam adegan ini mengambarkan bahwa sekumpulan semut yang berubah menjadi robot. Dan terlihat larva terkejut. Signified/Petanda Mencuri adalah perbuatan tercela. Seperti yang dilakukan oleh para larva yang mencuri persediaan makanan yang sedang dibawa oleh para semut. Pada akhirnya semua semut pun menyadarinya dan membentuk posisi menjadi robot dan berbalik menyerang para larva. Analisis : Adegan yang tidak seharusnya ditayangkan. Pada awalnya kedua larva mencuri makanan dan minuman yang dibawa oleh semut akibatnya mengundang emosi semut yang kemudian bersatu untuk memukul larva kuning dan larva merah.
63 Sign/Tanda Signifier/Penanda Pada gambar tersebut terlihat bahwa larva kuning, dan teman-temannya sedang berkumpul. Pada saat larva kuning dan larva sedang menikmati sosis. Secara tidak sadar larva kuning membuang angin berulang-ulang. Signified/Petanda Karena larva kuning yang secara terus menerus membuang angindan baunya yang tidak sedap. Maka, teman-temannya pergi menghindarinya. Analisis : Membuang angin di tempat umum adalah perbuatan tidak sopan. Di adegan ini larva kuning membuang angin sembarangan di depan semua temantemanya yang akhirnya mengakibatkan larva merah marah dan menendang larva kuning.
64 Sign/Tanda Signifier/Penanda Adegan tersebut menunjukkan bahwa adanya aksi menendang yang dilakukan karena perebutan makanan Signified/Petanda Keserakan pada makanan. Sehingga, akhirnya dari mereka semua tidak ada yang mendapatkan makanan tersebut. Kalau saja mereka tidak memikirkan ego masing-masing dan mau berbagi. Maka, mereka semua akan mendapatkan makanan. Analisis : Adegan ini tidak patut ditayangkan. Karena mengajarkan sifat egois dan tidak mau berbagi pada anak.
65 4.3 Pembahasan Dalam memaknai adegan kekerasan dalam film animasi anak Larva, peneliti menggunakan Semiotika Ferdinand de Saussure, seorang yang ahli dalam bidang linguistik. Semiotika menurut pandangan Ferdinand de Saussure mengacu pada bentuk signifier (petanda) sebagai bunyi coretan yang bermakna bisa juga sebagai wujud fisik dari tanda (aspek material) yakni apa yang dikatakan apa ditulis atau dibaca. Dan signified adalah konsep yang direpresentasikan melalui tanda, yakni pikiran atau aspek mental dari bahasa. Sehingga tanda adalah hasil asosiasi antara signified dan signifier. Film animasi Larva ini bercerita tentang larva kuning dan larva merah yang pada dasarnya bersahabat tetapi akibat hal sederhana mereka akhirnya bertengkar hingga saling menyakiti satu sama lainya dengan kekerasan yang ditandai dalam bentuk non verbal. Kekerasan demi kekerasan yang dilakukan larva kuning dan larva merah terlihat dalam beberapa adegan, mulai dari adegan larva kuning mengolokngolok larva merah sehingga berujung pada tendangan pada bagian perut larva kuning, pada adegan kedua adanya perbedaan pendapat sehingga terjadinya tendangan dibelakang punggung larva kuning yang dilakukan larva merah, adegan ketiga kedua larva bersekongkol mencuri makanan dan minumuan yang dikumpulkan semut sehingga seluruh badan mereka mendapatkan pukulan dari semut yang membentuk robot, adegan keempat larva kuning mendapatkan tendangan dikepala karena membuang angin sembarangan, adegan terakhir larva kuning menerima tendangan dibagian belakang badan dikarenakan perebutan makanan.
66 Peneliti mencoba memaknai kekerasan pada film animasi larva. Dimana media massa diyakini sebagian besar kalangan telah dijadikan sebagai alat transformasi kekerasan. Artinya, media massa dapat mengajarkan kekerasan pada khalayak, sehingga secara tidak langsung dapat menuntun mereka kepada perilaku kekerasan sesungguhnya, mempertontonkan adegan-adegan kekerasan, padahal film kartun dibuat untuk dikonsumsi anak-anak. Seharusnya kartun merupakan media informasi yang paling digemari oleh anak-anak namun dengan adanya kekerasan ini memberikan informasi akibat yang tidak baik untuk anak-anak. Dimana kartun tidak selucu apa yang dibayangkan, ada sisi kekerasan didalamnya seperti didalam film animasi larva ini. Sehingga kartun ini tidak cocok dikonsumsi untuk anak-anak. Disini peran orang tua sangat penting untuk membimbing anak dalam menonton film kartun apa saja yang baik untuk dikonsumsi untuk anak-anak sehingga kekerasan dalam film ini tidak ditiru oleh anak-anak memberikan dan menayangkan program anak yang lebih baik dan lebih mendidik untuk pertumbuhan anak.