BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS (KPA) DENGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN)

PERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG

RechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Implementasi..., Agustinus Widdy H, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perancangan Interior Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba

I. PENDAHULUAN. telah menggunakan komputer dan internet. Masyarakat yang dinamis sudah akrab

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasar menimbang Undang-undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

2014, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Nega

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No d. bahwa untuk belum adanya keseragaman terhadap penyelenggaraan rehabilitasi, maka perlu adanya pengaturan tentang standar pelayanan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Kelompok Ahli. Pengorganisasian.

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 02 TAHUN 2009 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA PAYAKUMBUH

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA DUMAI

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG BADAN NARKOTIKA KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

2014 PENDAPAT PESERTA ADIKSI PULIH TENTANG PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL DI RUMAH CEMARA

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KELOMPOK AHLI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjalanan waktu dan kemajuan teknologi. tiga bagian yang saling terkait, yakni adanya produksi narkotika secara gelap

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional;

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia telah lahir beberapa peraturan perundang-undangan yang

BAB VI PENUTUP. penulis membuat kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus. narkotika selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

KEWENANGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) PROVINSI LAMPUNG DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI PROVINSI LAMPUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Antinarkoba Internasional, Tgl. 24 Juni 2013, Istana Negara Senin, 24 Juni 2013

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

I. PENDAHULUAN. mengisi kemerdekaan dengan berpedoman pada tujuan bangsa yakni menciptakan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

I. PENDAHULUAN. Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

BUPATI MALANG. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

Nomor: 04/SKB/M.PAN/12/2003. Nomor : 127 Tahun 2003 Nomor : Ol/SKB/XII/2003/BNN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 288, 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap narkoba di

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, bangsa dan umat manusia. yang sangat mengkhawatirkan. Terutama pada remaja-remaja saat ini yang makin

P E M E R I N T A H K O T A D U M A I

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009, sanksi bagi pelaku kejahatan narkoba adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu, tetapi persepsi itu kini

BAB II KAJIAN TEORITIS

BIO DATA KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. (narkotika, zat adiktif dan obat obatan berbahaya) khususnya di kota Medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Dwi Gita Arianti Panti Rehabilitasi Narkoba di Samarinda BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terpercaya terkait dengan Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Pada

Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TAPIN

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan bagi penggunanya dimana kecenderung akan selalu

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang 2

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada

BAB I PENDAHULUAN. atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam pergaulan di tengah kehidupan masyarakat dan demi kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa

Peningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang bersifat trans-nasional yang sudah melewati batas-batas negara,

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Nasional, Jakarta, 2003, h Metode Therapeutic Community Dalam Rehabilitasi Sosial Penyalahguna Narkoba, Badan

BAB I PENDAHULUAN. (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Kepolisian

Transkripsi:

19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bahwa visi atau tujuan Nasional Negara Republik Indonesia adalah untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mencapai tujuan tersebut Pemerintah melaksanakan Pembangunan di segala bidang, diantaranya adalah pembangunan manusia Indonesia yaitu manusia yang sehat jasmani dan rohaninya. Pada sepuluh tahun terakhir, mulai tahun 1997 sampai saat ini dirasakan bahwa salah satu penyebab belum terwujudnya tujuan Pembangunan Nasional di atas adalah terjadinya Penyalahgunaan dan Peredaran gelap Narkoba dan Psikotropika serta Zat adiktif lainnya. Mengingat dampak dari penyalahgunaan Narkoba yang berakibat fatal dapat merusak gangguan jiwa (psikosis), seperti skizofrennia (gangguan penilaian kenyataan dan pemahaman diri) dan psikis seperti menurunnya semangat, menurunnya kemampuan berpikir, berbicara, menghitung, bergaul dan bersosialisasi serta kematian. Maka Pemerintah perlu membangun Lembaga khusus menangani masalah Narkoba. Pada priode pertama tahun 1971-1999 berdasarkan Instruksi Presiden RI berdirilah Bakolak Inpres Nomor : 6/1971 yang tugas pokoknya menangani masalah Narkotika, Uang Palsu dan Kenakalan Remaja, namun karena penyalahgunaan dan peredaran gelap terus meningkat memerlukan penangangan khusus dan keterpaduan di segala bidang maka Organisasi ini terus berkembang pada tahun 1999-2002 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor : 116 tahun 1999 terbentuklah Badan Koordinasi Narkotika Nasional (BKNN) yang tugas pokoknya menetapkan Kebijakan dan Strategi serta mengkoordinasikan semua Lembaga Departemen/Non Departemen (26 Departemen yang terkait dengan masalah Narkoba) untuk menangani masalah Penyalahgunaan dan 1

20 Peredaran gelap Narkoba. Mengingat penyalahgunaan dan peredaran gelap Nakoba sangat signifikan, seiring dengan perkembangan kejahatan Narkoba yang makin meningkat. Dari jumlah tersangka dan pengguna setiap tahun, yang diakibatkan makin luasnya perdagangan dan peredaran gelap Narkoba (Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pus Litbang & Info Lakhar BNN) menyebutkan, jumlah penyalahgunaan Narkoba yang teratur pakai dan pecandu di Indonesia tahun 2004 sekitar 3,2 juta orang. Mengacu dari kondisi ini maka masih perlu organisasi ini terus ditingkatkan menjadi Lembaga Non Departemen yaitu Badan Narkotika Nasional (BNN) sesuai Peraturan Presiden RI Nomor 83 Tahun 2007 tentang Badan Narkotika Nasional, Badan Narkotika Provinsi dan Badan Narkotika Kabupaten/Kota. Penyalahgunaan dan Peredaran gelap Narkoba di Indonesia yang sudah sangat mengkhawatirkan, bahkan Indonesia sekarang ini telah dijadikan sebagai tempat produksi. Karena penyalahgunaan Narkoba tersebut sudah masuk ke segala lini atau lapisan masyarakat luas. Penyebaran itu terjadi sesuai dinamika kehidupan manusia seperti : di lingkungan pemukiman, lingkungan pendidikan, lingkungan pekerjaan, dan lingkungan pergaulan. Menghadapi kompleksnya permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba serta seriusnya ancaman terhadap berbagai aspek kehidupan masa depan bangsa, maka Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai institusi yang bertanggungjawab terhadap penanggulangan masalah penyalahgunaan dan Peredaran gelap Narkoba berupaya guna menanggulanginya, salah satunya menyediakan layanan kepada masyarakat melalui alat komunikasi informasi berupa Call Center dan SMS Center Badan Narkotika Nasional (BNN) yang siap menampung laporan pengaduan masyarakat selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Berbagai laporan kejadian masalah penyalahgunaan Narkoba atau tindakan kriminal lainnya, seperti transaksi narkoba, penyimpanan Narkoba, Laboratorium gelap Narkoba dan lain-lain di lingkungan masyarakat, dan hal inimerupakan sumber informasi yang sangat berharga.

21 Upaya Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam menyediakan layanan informasi Call Center dan SMS Center Badan Narkotika Nasional kepada masyarakat, diharapkan untuk meningkatkan dan memajukan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan bahaya narkoba, serta meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat dalam kegiatan pencegahan dan pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN). Disamping itu juga menerima laporan pengaduan sebanyak-banyaknya dari masyarakat. Sesuai pepatah mengatakan Siapa yang menguasai informasi akan unggul di lapangan. Hal tersebut guna menunjang pelaksanaan tugas BNN dalam Mewujudkan Masyarakat Indonesia bebas dari Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Tahun 2015, seperti yang telah dicanangkan oleh Pemerintah berdasarkan kesepakatan bersama dari seluruh Negara ASEAN. Call Center dan SMS Center BNN adalah sarana komunikasi elektronik berupa pesawat telpon pararel atau telpon celluler yang disediakan oleh BNN, untuk menunjang tugas di bidang pencegahan, di bidang perbantuan penegakkan hukum, di bidang Terapi dan Rehabilitasi dan di bidang Penelitian dan Pengembangan. Dengan keberadaan layanan Call Center dan SMS Center BNN, yakni Nomor 021-80880011 dan 0888-111-0266 juga dapat diakses melalui telepon selular (HP), untuk seluruh wilayah Indonesia. Sehingga masyarakat dengan mudah dapat memperoleh jawaban dengan cepat, khususnya di bidang Pencegahan, Penegakan Hukum, Terapi dan Rehabilitasi serta Penelitian, dll. secara cepat dan akurat. Namun sarana tersebut dikhawatirkan tidak berguna.bila masyarakat belum banyak mengetahui tentang keberadaan BNN. Atau masih mempunyai pandangan rendah atau merasa kecewa terhadap laporan yang tidak cepat direspon dan ditindak lanjuti, tidak dapat dibayangkan apa yang terjadi jika peran serta komunikasi masyarakat tertutup. Dapat diperkirakan Badan Narkotika Nasional akan banyak mengalami kesulitan dalam memberantas penyalahgunan dan peredaran gelap narkoba. Apalagi hal tersebut sudah merupakan suatu tindak kriminal atau kejahatan. Bahkan

22 hal ini dapat melemahkan Ketahanan Nasional. Serta sulit untuk mengukur berapa korban yang berjatuhan yang dapat menghilangkan satu generasi bangsa Indonesia. Dengan dimanfaatkannya layanan Call Center dan SMS Center Badan Narkotika Nasional (BNN) oleh masyarakat yang mengetahui betapa bahayanya penyalahgunaan Narkoba, maka masyarakat menjadi peduli dan mau melaporkan pengaduannya yang segera direspon dan ditindak lanjuti. Dengan demikian masyarakat semakin percaya terhadap BNN, dan BNN akan kaya informasi dan unggul di lapangan, serta dapat mengetahui seberapa banyak masyarakat memanfatkan layanan Call Center dan SMS Center Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai sumber informasi. Bertitik tolak hal tersebut diatas yang jadi permasalahan adalah apakah BNN sudah menindak lanjuti semua laporan pengaduan yang masuk melalui call center, dan apakah layanan Call Center dan SMS Center Badan Narkotika Nasional (BNN) sudah disosialisasikan dengan benar pada masyarakat dan sistem manajerial. Di sini akan menjadi penting bahwa peran serta masyarakat dan komunikasi berarti melibatkan mental dan emosi yang lebih banyak dari masyarakat, besar kecilnya peran serta masyarakat sangat tergantung tingkat kepercayaan yang diberikan masing-masing pihak dalam berkomunikasi. Karena sampai saat ini menurut pengamatan penulis, masyarakat belum optimal memanfaatkan layanan Call Center dan SMS Center BNN. Hal ini dapat dilihat dari data yang masuk melalui layanan Call Center dan SMS Center BNN dengan jumlah 154 Laporan (melalui SMS 9 berita dan 114 layanan Call Center) yang masuk. Ini di pandang sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah 220 juta penduduk Indonesia, maka berdasarkan uraian di atas penulis memberanikan diri untuk mengambil judul : Tindak Lanjut dan Promosi Keberadaan Call Center Badan Narkotika Nasional Sebagai Faktor yang Menyebabkan Rendahnya Peran Serta Masyarakat Dalam P4GN.

23 Kecenderungan-kecenderungan di atas apabila terus berlangsung dapat memperburuk keadaan. Pada akhirnya menghambat tercapainya Indonesia Bebas dari Narkoba Tahun 2015 yang mengacu pada komitmen dari Negara-Negara ASEAN, dari uraian di atas, maka penelitian ini akan berusaha mengungkap bagaimana peran serta masyarakat wilayah Jakarta Timur dalam memanfaatkan Call Center dan SMS Center Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai sumber informasi. 1.2 Perumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang relevan dengan penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana BNN menindak lanjuti berita-berita yang masuk melalui Call Center dan SMS Center? 2. Bagaimana BNN mempromosikan Call Center dan SMS Center kepada masyarakat agar dapat memanfaatkannya dalam upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkoba serta Prekursor P4GN? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian. a. Tujuan Penelitian. Merujuk pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui Tindak Lanjut BNN dan tingkat kepedulian masyarakat terhadap pemanfatan Call Center dan SMS Center Badan Narkotika Nasional (BNN). 2) Untuk mengetahui bagaimana Promosi BNN dan bagaimana kemudahan masyarakat memanfaatkan Call Center dan SMS Center Badan Narkotika Nasional (BNN.

24 b. Manfaat Penelitian. 1) Manfaat Akademis. Secara akademis tesis ini berupaya untuk melihat sejauhmana relevansi teori-teori kebijakan Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional dalam penangangan narkoba melalui Call Center dan penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan peran serta masyarakat dalam rangka memanfaatkan Call Center dan SMS Center Badan Narkotika Nasional (BNN). 2) Manfaat Praktis. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan bagi para pembuat kebijakan khususnya wilayah Jakarta Timur dalam Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba serta Prekursor (P4GN) melalui masyarakat untuk peduli dan menjadi sumber informasi. 1.4 Ruang Lingkup Penulisan. Ruang lingkup penulisan ini akan membahas tentang tindak lanjut dan promosi keberadaan Call Center BNN sebagai faktor yang menyebabkan rendahnya peran serta masyarakat, dengan sistematika penulisan dibagi menjadi lima bab yaitu : Bab I Pendahuluan. Bab ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi para pembaca mengenai hal-hal yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian terhadap tindak lanjut dan sosialisasi keberadaan Call Center BNN sebagai faktor yang menyebabkan rendahnya peran serta masyarakat. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan ruang lingkup penulisan.

25 Bab II Bab III Tinjauan Pustaka Bab ini diketengahkan konsep-konsep dan teori-teori yang berkaitan dengan sistem informasi dan Promosi serta Peran serta. Konsepkonsep dan teori-teori tersebut diharapkan dapat dipergunakan oleh penulis dalam memberikan analisis terhadap sistem informasi yang ada di BNN. Metode Penelitian Bab ini berisikan tentang metode yang akan dipergunakan dalam melakukan penelitian. Metode ini akan dapat memandu penulis dalam melakukan penelitian agar didapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Bab ini juga mengemukakan tentang desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan analisis data. Bab IV Gambaran Umum Badan Narkotika Nasional dan Sistem Informasi Call Center Badan Narkotika Nasional Bab ini akan diuraikan secara detail mengenai tugas dan fungsi, serta struktur organisasi berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2007, tentang Badan Narkotika Nasional. Bab V Bab VI Analisis Hasil Penelitian Dalam bab ini akan dituliskanhasil penelitian Tindak lanjut dan Promosi Badan narkotika Nasional tentang Call Center dan SMS Center serta membuat analisa berkaitan dengan hal tersebut. Kesimpulan dan Saran. Dalam bab ini akan diungkapkan tentang kesimpulan dari penelitian dan rekomendasi yang dapat dipergunakan, sehingga tujuannya dapat tercapai.