BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. II/1999 seluas ha yang meliputi ,30 ha kawasan perairan dan

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

Sejarah Karimun Jawa

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

INTENSITAS DAMPAK LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA (Studi Kasus Pulau Karimunjawa, Taman Nasional Karimunjawa)

BAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

REKLAMASI PANTAI DI PULAU KARIMUN JAWA


KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

Pulau Menjangan Besar

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

BAB II TINJAUAN UMUM

Katalog BPS :

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

ANALISIS POTENSI WILAYAH UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

Katalog :

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

Katalog : pareparekota.bps.go.id

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Wilayah Desa Tanjung Setia merupakan bagian wilayah Kecamatan

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

Kepulauan Karimun Jawa, Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah membuat

BAB V KONDISI PARIWISATA DAN PERIKANAN DI KARIMUNJAWA

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

P R O F I L DESA DANUREJO

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas keseluruhan wilayah kabupaten pasaman barat. Kecamatan sungai beremas dengan

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kecamatan yang baru dimekarkan dari kecamatan induknya yaitu Kecamatan

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. a. Cagar Alam Pegunungan Wondiboy (CAPW) Kawasan Cagar Alam Pegunungan Wondiboy (CAPW) merupakan

IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR. berdiri bersamaan dengan dibentuknya Kota Banjar yang terpisah dari kabupaten

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI


Transkripsi:

33 BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Lokasi Pulau Karimunjawa adalah pulau terbesar yang ada di kepulauan Karimunjawa. Nama Karimunjawa digunakan untuk nama Desa Karimunjawa yang juga sebagai nama kecamatan Karimunjawa. Menurut cerita masyarakat setempat dan informasi yang diperoleh dari Pusat Informasi Wisata Karimunjawa, nama Karimunjawa berasal dari kata kremun-kremun yang artinya samar-samar. Nama ini diberi oleh Sunan Nyamplungan yang mempunyai nama asli Amir Hasan, putra Sunan Muria, yang diperintahkan untuk pergi ke salah satu pulau yang kelihatannya kremun-kremun dari puncak Gunung Muria dengan disertai dua orang abdi untuk menemani dan diberi bekal dua buah biji nyamplungan untuk ditanam. Perjalanan Amir Hasan yang memakan waktu yang lama dengan menyeberang laut akhirnya sampai ditempat yang dituju yaitu di sebuah pulau yang terlihat kremun-kremun. Amir Hasan kemudian menetap di sana. Kawasan ini masih termasuk kepulauan Jawa, maka pulau ini diberi nama Karimunjawa dan karena terdapat beberapa pohon nyamplung di sana, maka sampai sekarang masyarakat menyebut Amir Hasan dengan nama Sunan Nyamplungan. 4.2 Keadaan Umum Karimunjawa 4.2.1 Letak Geografis Secara geografis, Desa Karimunjawa terletak di kawasan TNKJ yang terletak di koordinat 5 40-5 57 LS dan 110 04-110 40 BT dengan luas ± 111.625 ha. Luas Desa Karimunjawa sendiri adalah 4.624 Ha. Kecamatan Karimunjawa terdiri dari 27 pulau dan semuanya berada di perairan Laut Jawa. Secara admistratif Kecamatan Karimunjawa merupakan bagian dari Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Kawasan ini pada mulanya terdiri dari tiga desa yaitu Desa Karimunjawa, Desa Kemujan dan Desa Parang. Desa keempat yaitu Desa Nyamuk diresmikan oleh Bupati Jepara pada bulan Agustus 2011. Desa Karimunjawa sekaligus sebagai ibu

34 kota Kecamatan Karimunjawa. Desa Karimunjawa meliputi Pulau Karimunjawa dan Pulau Genting yang terdiri dari 8 dukuh yaitu Dukuh Karimunjawa, Dukuh Kapuran, Dukuh Legon Lele, Dukuh Jatikerep, Dukuh Alang-Alang, Dukuh Cikmas, Dukuh Kemloko dan Dukuh Genting ( Laporan Baseline Data Perekonomian Masyarakat di SPTN II Karimunjawa, 2011). Jarak antara kawasan Karimunjawa dengan Kota Jepara adalah 45 mil (± 83 km). Perjalanan menuju Karimunjawa dapat dilakukan dengan menggunakan KM Muria dan Ekspres Bahari dari Jepara serta KM Kartini I dari Semarang. Perjalanan dapat ditempuh selama 6 jam dengan menggunakan KM Muria dan 2 jam dengan Ekspres Bahari atau 3,5 jam dengan KM Kartini I. Penyeberangan dapat juga dilakukan dengan kapal nelayan, namun membutuhkan waktu yang relatif sangat lama. Adanya berbagai alternatif perjalanan ini serta tersedianya kapal ferry dengan jadwal keberangkatan setiap hari, kecuali hari Jumat, membuat kunjungan wisatawan semakin bertambah setiap tahunnya. 4.2.2 Kondisi Topografi Topografi kawasan Pulau Karimunjawa secara umum berupa dataran rendah yang bergelombang atau berbukit-bukit dengan ketinggian antara 0-506 m dpl dan kawasan pantai yang datar. Daerah perbukitan terdapat di bagian tengah mulai dari bagian timur ke barat sampai ke selatan, khususnya daerah timur untuk perbukitan tinggi. Terdapat dua buah bukit yaitu Bukit Gajah dan Bukit Bendera yang merupakan puncak tertinggi dengan ketinggian ± 506 m dpl (Zonasi TNKJ 2012). Lahan yang berbukit tidak cocok untuk pemukiman karena kemiringan lerengnya yang terjal. Sebagian besar daerahnya terdiri dari batu pasir sehingga kegiatan pertanian dan peternakan tidak terlalu berkembang di desa ini. 4.2.3 Hidrologi Sepanjang kawasan Karimunjawa tidak ditemukan adanya sungai, danau, atau telaga, namun terdapat lima mata air besar di Pulau ini, yaitu Kapuran (Pancuran Belakang), Legon Goprak, Legon Lele, Cikmas dan Nyamplungan yang

35 dimanfaatkan sebagai sumber air minum dan memasak oleh masyarakat sekitar. Masyarakat sering mengalami masalah kekurangan air apabila musim kemarau tiba atau saat kunjungan wisatawan meningkat. Hal ini terjadi karena minimnya tanggul penampung air yang tersedia. Arus musiman di sekitar Karimunjawa mengikuti pola arus di Laut Jawa yang tergantung pada beda tinggi muka laut di Samudera Pasifik (yang selalu lebih tinggi muka lautnya) dibanding dengan Samudera Hindia. Kuat arus pada musim barat dapat mencapai 0,35 meter/detik. Musim barat terjadi pada bulan Desember-Februari sedangkan musim peralihan barat ke timur terjadi pada bulan Maret-Mei. Kuat arus laut diperairan pesisir Jepara dan perairan Karimunjawa pada musim baratan secara umum bergerak dari barat/barat laut kearah timur/tenggara dengan kecepatan 0,5-0,75 meter/detik dengan ketinggian gelombang rata-rata berkisar 0,56-1,58 m. Hal ini membuat jumlah kunjungan wisatawan pada periode bulan tersebut sangat sedikit karena gelombang yang besar membuat kapal tidak bisa berangkat. Kondisi perikanan juga menjadi terganggu karena nelayan tidak bisa melaut. Akibatnya harga ikan mengalami lonjakan. Musim timuran terjadi pada bulan Juni-Agustus. Arus laut secara umum bergerak dari timur ke barat/barat laut dengan kecepatan 0,15 meter/detik. Musim peralihan timur ke barat terjadi pada bulan September-November, arus laut bergerak dari Barat/Barat Luat kearah timur/tenggara dengan kecepatan berkisar antara 0,25-0,5 meter/detik. Pada musim timuran, ketinggian gelombang mencapai 0,27-0,6 m. Gelombang yang tidak terlalu tinggi ini membuat kegiatan perikanan mulai normal dan kunjungan wisatawan meningkat. Nelayan bisa melaut lagi dan kapal yang melakukan penyeberangan Karimun-Jepara dan sebaliknya dapat berjalan lancar. 4.2.4 Keanekaragaman Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya TNKJ merupakan obyek wisata alam yang banyak dikunjungi karena keanekaragaman flora dan fauna di daerah tersebut. Berdasarkan Laporan Zonasi TNKJ (2012) diketahui bahwa terdapat lima ekosistem di daerah tersebut yaitu ekosistem terumbu karang, padang lamun dan rumput laut, hutan mangrove, hutan

36 pantai serta hutan hujan tropis dataran rendah. Flora khas Karimunjawa adalah Dewadaru dan Kalimosodo yang populasinya mulai menurun karena banyak digunakan sebagai bahan baku industri kerajinan oleh masyarakat. Jenis fauna darat yang umumnya dijumpai adalah rusa, monyet ekor panjang, kalong besar, tikus pohon ekor polos, landak, musang rase. Terdapat 16 jenis reptil dan 2 amphibi, diantaranya jenis ular edor. Selain itu ditemukan 54 spesies burung yang tergabung dalam 27 famili, diantaranya pergam ketanjar, trocokan, dan betet Karimunjawa serta 22 spesies burung air migran yang melintasi kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Hampir di seluruh kepulauan Karimunjawa mempunyai ekosistem mangrove yang relatif masih asli dengan 44 spesies mangrove sejati yang termasuk dalam 25 famili. Struktur komunitas padang lamun Pulau Karimunjawa tersusun atas 9 spesies dengan penutupan 9 persen sampai 83,33 persen. Ekosistem terumbu karang terdiri dari tiga tipe terumbu, yaitu terumbu karang pantai, penghalang dan beberapa taka. Ekosistem terumbu karang di Kepulauan Karimunjawa terdiri atas 64 genera karang yang termasuk dalam 14 famili ordo sceractinian dan 3 ordo non sceractinan. Karakteristik ikan karang di Karimunjawa cukup unik. Secara total jumlah spesies ikan karang yang ditemukan adalah 353 spesies yang termasuk dalam 117 genus dan 43 famili. Selain itu ditemukan 2 spesies penyu yaitu penyu Hijau (Chelonia mydas) dan penyu sisik (Eretmochelys imbricate). Keanekaragaman sangat berpotensi dan merupakan modal besar bagi pengembangan wisata alam di Karimunjawa. Keindahan flora dan fauna, terumbu karang yang masih bagus serta ikan karang yang beragam merupakan daya tarik yang diminati berbagai wisatawan. Keanekaragaman ekosistemnya yang tinggi menjadikan Karimunjawa sebagai tempat penelitian para akademisi, baik dari dalam maupun dari luar negeri.

37 4.3 Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya 4.3.1 Kependudukan Karakteristik masyarakat Desa Karimunjawa diperlukan untuk mengetahui kondisi sumberdaya manusia sebagai penunjang dalam kegiatan wisata. Menurut Laporan Potensi Desa Karimunjawa (2011), jumlah penduduk Desa Karimunjawa adalah 4.996 orang yang terdiri dari 1.550 kepala keluarga, sehingga setiap keluarga rata-rata beranggotakan 3-4 orang. Penduduk Karimunjawa terdiri dari beragam suku yaitu Jawa, Bugis, Bajo, Madura dan Baton. Desa Karimunjawa merupakan desa yang paling besar kepadatan penduduknya dibandingkan ketiga desa lainnya di Kecamatan Karimunjawa, yaitu Desa Kemujan, Desa Parang dan Desa Nyamuk. Secara keseluruhan, kepadatan penduduk Desa Karimunjawa sebesar 0,925 per ha. Perkembangan jumlah penduduk Desa Karimunjawa dari tahun 2008 sampai tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Karimunjawa Tahun 2008-2011 Tahun N 2008 4.137 2009 4.328 2010 4.446 2011 4.996 Sumber: BPS Jepara 2011 Menurut data Pemkab Jepara (2011), jumlah penduduk laki-laki adalah 2.781 orang dan jumlah penduduk perempuan adalah 2.215 orang dengan Rasio Jenis Kelamin (RJK) sebesar 126 yang artinya dari setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 126 orang penduduk laki-laki. Melalui data ini maka jumlah penduduk lakilaki di Desa Karimunjawa lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan. Penduduk Desa Karimunjawa sebagian besar memiliki mata pencaharian di sektor perikanan. Selain itu ada juga di sektor pertanian, pegawai negeri, buruh/swasta, pengrajin, pedagang dan peternak. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Desa Karimunjawa tahun 2011 disajikan dalam Tabel 2.

38 Tabel 2. Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian di Desa Karimunjawa Tahun 2011 Pekerjaan n % Pertanian 661 22,63 Buruh/swasta 83 2,84 Pegawai negeri 332 11,36 Pengrajin 30 1,02 Pedagang 30 1,02 Peternak 27 0,92 Nelayan 1.750 59,93 Montir 5 0,17 Dokter 2 0,06 Jumlah 2920 100,00 Sumber: BPS Jepara 2011 Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa penduduk Desa Karimunjawa sebagian besar bekerja di sektor perikanan, yaitu sekitar 59,93 persen, kemudian di sektor pertanian sekitar 22,63 persen dan sektor pegawai negeri sekitar 11,36 persen. Pekerjaan sebagai nelayan adalah pekerjaan yang sangat mendukung karena kondisi alam yang di kelilingi oleh lautan. Nelayan di Karimunjawa adalah nelayan tradisional dan mulai sekitar tahun 2005 menggunakan pancing sebagai alat tangkapnya. Sebelumnya nelayan menggunakan potasium, muroami dan kompressor untuk menangkap ikan. Hal ini membuat kondisi karang di Karimunjawa menjadi rusak sehingga jumlah ikan yang tersedia semakin sedikit. Jumlah penduduk yang bekerja sebagai petani tidak terlalu banyak karena kondisi alam yang kurang mendukung untuk usaha pertanian. Berdasarkan Data Potensi Desa Karimunjawa, hanya terdapat 17 ha lahan sawah tadah hujan. Pengrajin yang ada di Desa Karimunjawa adalah pengrajin yang membuat keris, tongkat, stik komando dan tasbih yang sangat diminati oleh wisatawan sebagai kerajinan khas Karimunjawa.

39 4.3.2 Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan di Desa Karimunjawa masih tergolong rendah karena tidak adanya fasilitas pendidikan yang memadai di Pulau Karimunjawa. Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan juga masih rendah, terutama pada penduduk berusia tua dan sedang. Hal ini terjadi karena fasilitas sekolah SMP baru dibangun pada tahun 1985 dan SMK pada tahun 2004 sehingga dalam kurun waktu sebelum pembangunan tersebut masyarakat tidak memiliki akses terhadap pendidikan yang memadai. Selengkapnya pada Tabel 3 akan disajikan data tingkat pendidikan penduduk Desa Karimunjawa pada tahun 2011. Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Karimunjawa menurut Tingkat Pendidikan, Tahun 2011 Tingkat Pendidikan Penduduk N % Buta huruf 40 1,9 Tidak tamat SD/sederajat 155 7,6 Tamat SD/sederajat 1213 59,8 Tamat SLTP/sederajat 421 20,7 Tamat SLTA/ sederajat 206 10,2 Tamat D3 4 0,2 Tamat D2 12 0,6 Tamat D3 5 0,2 Tamat S1 36 1,8 Tamat S2-S3 0 0,0 Jumlah 2029 100,0 Sumber: BPS Jepara 2011 Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa sebagian besar pendidikan penduduk hanya tamat SD/sederajat dan tamatan SLTP/sederajat. Tingkat pendidikan yang masih rendah ini membuat sumberdaya manusia di desa tersebut juga masih rendah. Selain karena fasilitas pendidikan yang belum memadai, tingkat pendidikan yang rendah juga disebabkan karena penduduk desa tersebut telah memulai aktifitas melautnya sejak usia SMP.

40 4.3.3 Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang ada dalam suatu wilayah sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan pembangunan di wilayah tersebut. Sarana dan prasarana yang ada di Desa Karimunjawa diantaranya adalah sarana dan prasarana peribadatan, transportasi dan komunikasi, ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Kelengkapan sarana dan prasarana ini sangat dibutuhkan dalam menunjang pengembangan pariwisata di Karimunjawa. Penduduk Karimunjawa mayoritas memeluk agama Islam, yaitu 4.964 orang dan 31 orang yang beragama Kristen. Saat ini terdapat 6 unit Masjid dengan 15 unit mushola dan 1 unit gereja Kristen. Kuatnya ajaran agama dalam kehidupan masyarakat diharapkan menjadi penggerak pembangunan yang dapat menghasilkan dampak positif yang besar. Hubungan antar umat beragama berjalan dengan baik dan rukun. Hal ini terbukti dari tidak adanya konflik yang pernah terjadi karena permasalahan agama. Kedua agama dapat menjalankan kegiatan keagamaannya tanpa ada gangguan dari pihak lain. Wisatawan religi juga sering datang ke Karimunjawa. Mereka mengunjungi makam Sunan Nyemplungan, yaitu seorang Sunan yang menemukan Pulau Karimunjawa, untuk berdoa di makam tersebut. Prasarana transportasi yang terdapat di Desa Karimunjawa terdiri dari jalan darat dan laut. Ketersediaan sarana ini untuk mendukung kegiatan perekonomian masyarakat. Jalan Desa Karimunjawa telah diaspal sepanjang 20 km. Sarana transportasi darat yang digunakan adalah bus umum, angkutan pedesaan, ojek dan becak. Jembatan perahu dibangun untuk mendukung transportasi laut dan saat ini telah ada 4 unit. Transportasi laut yang digunakan adalah perahu motor, kapal antar pulau, perahu tanpa motor dan perahu layar. Transportasi laut ini digunakan untuk mengangkut penduduk dan wisatawan dan mengangkut ikan hasil tangkapan nelayan ke Jepara. Jenis sarana dan prasarana komunikasi yang terdapat di Desa Karimunjawa terdiri dari telepon umum, wartel, kantor pos pembantu, radio dan televisi. Mini bus dan becak yang digunakan oleh penduduk, juga digunakan untuk angkutan wisatawan karena wisatawan yang berkunjung tidak membawa kendaraan pribadi. Sejak adanya jaringan telekomunikasi, jumlah penduduk yang memiliki

41 telepon pribadi semakin meningkat. Sejak itu juga, jumlah kunjungan wisatawan semakin meningkat. Kelancaran aktivitas perekonomian masyarakat dapat ditingkatkan dengan pengadaan sarana dan prasarana perekonomian karena ketersediaan sarana dan prasarana ini, masyarakat dengan lancar dapat melaksanakan aktivitasnya. Berikut Tabel 4 akan disajikan data mengenai sarana dan prasarana perekonomian masyarakat di Desa Karimunjawa beserta jumlah tenaga kerjanya. Tabel 4. Jumlah Tenaga Kerja Desa Karimunjawa menurut Lembaga Perekonomian Masyarakat di Desa Karimunjawa Tahun 2011 Lembaga Perekonomian Jumlah Jumlah Tenaga Kerja Koperasi 1 16 Industri kerajinan 1 50 Industri makanan 10 50 Warung makan 5 30 Toko 16 32 Warung kelontong 3 6 Angkutan 20 30 Pasar 1 - Tengkulak - 30 Usaha perikanan 10 20 Kelompok simpan pinjam 2 120 Sumber: BPS Jepara 2011 Desa Karimunjawa memiliki sebuah Koprerasi Unit Desa Mina (KUD-Mina) yang diberi nama KUD Minoroso Sejati. KUD ini memberikan pelayanan terhadap berbagai kebutuhan masyarakat. Industri kerajinan yang ada saat ini menghasilkan produk seperti tongkat, keris dan tashbih, khas Karimunjawa. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari informan, YN (48) dan AF (42), usaha souvenir dan kerajinan ini dimulai pada tahun 1986. Bahan dasar produk tersebut adalah sdiki, kalimasodo dan dewa daru. Jumlah anggota pengrajin ini terus mengalami penurunan. Jumlah anggota pada tahun 1986 adalah 40 orang, namun mulai dari tahun 2005 sampai sekarang hanya tinggal 20 anggota. Kendala yang dialami saat ini adalah susah mencari

42 penerus yang mengerti tentang cara pembuatan stik, keris, tongkat dan tasbih tersebut. Jumlah warung makan dan toko terus berkembang setelah adanya peningkatan kunjungan wisatawan. Penginapan yang ada di Desa Karimunjawa biasanya hanya menyediakan sarapan untuk pengunjungnya dan pada malam hari, wisatawan harus mendapatkan makanan sendiri di warung makan. Angkutan yang ada di Karimunjawa dulunya hanya digunakan oleh penduduk Karimunjawa yang ingin melakukan perjalanan ke tempat lain di pulau tersebut. Namun setelah adanya peningkatan kunjungan wisatawan, angkutan itu banyak disewakan untuk wisatawan. Sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di Desa Karimunjawa mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Selengkapnya disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Fasilitas Pendidikan menurut Jenis Sarana Pendidikan di Desa Karimunjawa Tahun 2011 Jenis Sarana n Rasio Sekolah Siswa Guru Guru/Murid Taman Kanak-Kanak (TK) 2 73 4 18,25 SD Sederajat 7 1260 45 28 SLTP 1 324 17 19,05 SMK 1 274 23 11,91 Lembaga pendidikan dan agama 5 557 20 27,85 Sumber: BPS Jepara 2011 Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa sarana pendidikan di Desa Karimunjawa ini dapat dikatakan belum cukup memadai karena setiap tingkat pendidikan formal seperti SD, SMP dan SMK sudah ada di desa ini. Terdapat 7 unit SD jarak masingmasing SD yang berjauhan dan tidak merata di setiap dukuh. Penurunan jumlah siswa di setiap j enjang pendidikan terjadi karena banyak siswa yang berhenti tamat SD atau setelah tamat SD dan sebagian ada juga yang melanjutkan pendidikan di jenjang SMP dan dan melanjutkan SMA di luar Karimunjawa. Kondisi wilayah yang dikelilingi lautan dan sulitnya transportasi membuat Kepulauan Karimunjawa sulit dijangkau oleh pelayanan kesehatan. Jumlah sarana

43 kesehatan yang terdapat di Desa Karimunjawa masih kurang memadai dibandingkan jumlah penduduknya, yaitu 1 puskesmas dan 1 puskesmas pembantu, 1 apotik dan 10 posyandu. Air bersih yang digunakan berasal dari 2 mata air, salah satunya dari mata air dari Dukuh Legon Lele. Listrik di Desa Karimunjawa diperoleh dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dengan produksi 500 KVA dan tenaga surya. Penggunaan listrik sangat tergantung pada jumlah kehadiran wisatawan. Apabila terjadi peningkatan wisatawan, maka produksi listrik yang digunakan adalah 400 KVA sedangkan jika jumlah wisatawan sangat sedikit maka listrik yang digunakan sekitar 200KVA. Masyarakat hanya dapat memanfaatkan listrik selama 12 jam, yaitu dari jam 18.00-06.00 WIB. Setiap hotel memiliki diesel sendiri, namun kadang pihak hotel juga menggunakan PLTD desa sehingga mengurangi jatah penduduk. Sumber listrik lain yang digunakan adalah listrik desa (dulunya adalah milik Telkom) yang hanya bisa digunakan pada siang hari.