BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Untuk menentukan tujuan dari sebuah penelitian, sehingga dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan penelitian. Menurut Arikunto (2006:26) Metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam menentukan tujuan dari sebuah penelitian, sehingga dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Pasung, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. jadwal penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. : Kecamatan Astanaanyar dan Bojongloa Kidul

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey dan analisis

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan

Metode penelitian menurut Surachmad (1982:131), adalah cara utama yang. dipergunakan untuk mencapai tujuan, dengan menggunakan teknik dan alat-alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tujuan yang diharapkan. Metode penelitian sebagai pengamatan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencari data,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut The Liong Gie dalam Sumaatmadja (1988:75), Metode yaitu

III. METODE PENELITIAN. untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Akhir yang berjudul Analisis Product Positioning Pada Clothing Arena

PENGEMBANGAN FRAMEWORK KAJIAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGANTISIPASI BENCANA ALAM TIM PENELITI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Sumaatmadja yang dikutip dari The Liang Gie ( ) suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat yang secara administratif

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian dengan baik dan benar. Surachman (1990: 7) mengemukakan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan ciri-ciri objek atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelaporan data-data penelitian secara sistematis.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk memahami suatu

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berhasil tidaknya suatu penelitian. Arikunto (2006: 26) mengemukakan bahwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap penelitian tidak akan pernah lepas dari objek yang ditelitinya, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sukabumi. Kecamatan Cisaat terdiri dari 13 Desa, meliputi Desa Nagrak, Desa

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini terletak di Kecamatan Rancaekek Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. hasil dari beberapa variabel yang telah ditetapkan melalui statistik.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang terjadi di kantor tersebut. Waktu penelitian dimulai dari akhir

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Untuk mengumpulkan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Arikunto (2006:151) metode penelitian adalah cara yang

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan oleh seorang peneliti untuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ancer-ancer kegiatan yang akan dilaksanakan (Suharsimi Arikunto, 1998: 44).

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penggunaan metode dalam suatu penelitian sangat berpengaruh besar

BAB III METODE PENELITIAN

kuantitatif, digunakannya pendekatan ini karena penelitian hendak mengukur hasil dari beberapa variabel yang telah ditetapkan melalui statistik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian dapat dibedakan berdasarkan tujuan, pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil yang memuaskan, maka diperlukan suatu metode penelitian yang sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu dengan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Nasution (1995:40) adalah rencana tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendapat Surakhmad (1994:131) yang menyatakan bahwa metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung di dalam judul skripsi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. H. Juanda yang terletak disebelah utara Kota Bandung berjarak + 7 km dari pusat

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan tempat dan keadaan dimana peneliti diharapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Dayeuhkolot, yang merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung. Secara astronomis kampus Unversitas Pendidikan Indonesi (UPI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu pendekatan metode penelitian digunakan untuk memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini,

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang banyak dituntut

BAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian karena akan sangat berguna dalam memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cipatat dan Kecamatan Padalarang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu perpajakan khususnya

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian seperti saat ini, kenyataannya bahwa banyak

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuannya (Pabundu Tika,2005: 12) dalam penggunaan metode penelitian adalah sebagai berikut:

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis respon pedagang

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk memberikan arah,tata cara dan teknik pengerjaan guna

BAB III METODE PENELITIAN. masalah-masalah yang dihadapi serta cara mengatasi permasalahan tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. astronomis terletak pada lintang LS LS dan pada bujur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Umumnya, penelitian survei dibatasi pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan

III. METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 10

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

Transkripsi:

39 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk menentukan tujuan dari sebuah penelitian, sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang diharapkan dapat berguna bagi penulis ataupun pihak-pihak lain, maka diperlukan suatu metode penelitian. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Metode survei yang dibatasi pada survei sampel. Singarimbun (1987:3), menjelaskan bahwa penelitian suvei adalah penelitian yang mengambil sampel dari semua populasi dan menggunakan kuesioner sebagai pengumpul data yang pokok. Pada metode survei ini, sampel datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh wilayah. 3.2 Variabel Penelitian Variabel penelitian menurut Soewarno (1987:51-52) adalah karakteristik yang dapat diamati dari suatu (objek) dan mampu memberikan bermacam-macam nilai atau beberapa kategori. Sedangkan menurut Rafi i (1986:8) variabel penelitian adalah ukuran sifat atau ciri yang dimiliki oleh satuan yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lainnya. Sudjana (1987:23) menjelaskan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai atribut dari suatu individu, objek gejala, dan peristiwa tertentu.... Variabel penelitian ada dua macam yaitu variabel

40 bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable/variabel terpengaruh). Variabel ini ditentukan berdasarkan masala h yang dibahas dalam penelitian. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang terjadi hasil pengaruh dari variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, tingkat ekonomi masyarakat, kepemilikan akan sumberdaya serta input informasi dalam menghadapi gempabumi yang dapat diakses oleh masyarakat; masyarakat sebagai individu/rumah tangga, guru sekolah, dan murid sekolah. Sedangkan variabel terikat yang ada pada penelitian ini adalah kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Kedua variabel tersebut dapat digambarkan seperti di bawah ini: Gambar 3.1 Variabel Bebas dan Variabel Terikat Variabel Bebas Variabel Terikat Kompetensi menghadapi gempa: 1. Tingkat Pendidikan 2. Tingkat Ekonomi Masyarakat 3. Kepemilikan akan sumberdaya 4. Input informasi dalam menghadapi Kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi gempa bencana

41 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Menurut Sumaatmadja (1988:12) populasi adalah keseluruhan gejala, individu, kasus dan masalah yang diteliti di daerah penelitian yang dapat dijadikan objek penelitian, berikut beberapa populasi yang ada pada daerah penelitian: a. Populasi Wilayah : Meliputi seluruh wilayah Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung b. Populasi Penduduk Meliputi seluruh penduduk di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung 3.3.2 Sampel Sampel menurut Pabundutika (2005:24) adalah sebagian objek individuindividu yang mewakili suatu populasi, sedangkan menurut Supranto (1992:9), sampel atau contoh ialah sebagian dari populasi. Elemen-elemen anggota sampel merupakan anggota populasi dari mana sampel diambil. Berikut sampel-sampel yang ada pada daerah penelitian: a. Sampel Wilayah : Meliputi wilayah Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Di dalam penelitian ini penulis mengambil sampel wilayah secara cluster (Cluster Sample),menurut Kerlinger (2004:140) yang dimaksud dengan Cluster Sample adalah suatu sampel yang mensyaratkan subyek-subyeknya tinggal di berbagai lokasi geografis dan kemudian dipilih dari lokasi-lokasi tersebut.

42 Wilayah yang diambil adalah empat dari 13 Desa di Kecamatan Pangalengan yang paling parah mengalami kerusakan akibat gempabumi September 2009. b. Sampel Penduduk Beberapa wilayah yang telah ditentukan selanjutnya akan dientukan sampel penduduknya. Pengambilan sampel penduduk menggunanakan metode sampel acak sederhana, menurut Kerlinger (2004:136) yang dimaksud sampel acak sederhana adalah suatu sampel yang setiap unsur populasinya memiliki kesempatan yang bebas dan sama untuk dipilih. Lebih lanjut Kerlinger (:144) menyebutkan kelebihan dari metode ini adalah selain tidak perlu tahu banyak tentang unsur-unsur dalam populasi, juga memberikan kesempatan termudah untuk mendapatkan sampel yang representatif". Pengambilan sampel diutamakan pada daerah yang mengalami kerusakan parah, yang dihitung dengan menggunakan formula pengambilan sampel dengan sifat populasi yang homogen maka diperoleh diperoleh 208 sampel. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Kesimpulan dapat dihasilkan apabila didukung dengan data yang dapat memecahkan masalah secara relevan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah observasi lapangan, wawancara, studi dokumentasi, studi literatur dan angket. Berikut akan dibahas satu persatu :

43 3.4.1 Observasi Lapangan Observasi menurut Soewarno (1997:44) adalah menggunakan mata secara cermat dan mencatat fenomena sebagaimana yang dilihatnya dan mencoba mencari hubungan sebab-akibat. 3.4.2 Wawancara Selain observasi lapangan, teknik lain yang dapat dilakukan adalah teknik wawancara (interview). Wawancara seperti yang dijelaskan Soewarno (1997:46) adalah semacam dialog atau tanya jawab antara pewawancara dengan responden, tujuan dilakukannya wawancara ini adalah untuk memperoleh jawaban-jawaban yang dikehendaki. Berikut adalah kisi-kisi alat/pedoman wawancara yang akan digunakan Tabel 3.1 Jumlah Soal dalam Pedoman Wawancara No Aspek Jumlah Soal 1. Pengetahuan dan Sikap 25 2. Rencana Kedaruratan 11 3. Mobilisasi Sumberdaya 20 Sumber : Hasil Penelitian 2010 3.4.3 Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data sekunder berupa dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penelitian. Dokumendokumen yang diperlukan tersebut diantaranya adalah data monografi masingmasing desa yang berada di wilayah dimana penelitian dilakukan.

44 3.4.4 Studi Literatur Adalah suatu teknik untuk mendapatkan data teoritis guna memperoleh pendapat dari para ahli dan teorinya melalui bacaan. Teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh data dari berbagai buku, majalah, surat kabar, halaman web yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian untuk menunjang penelitian dan digunakan sebagai pedoman pembanding atau untuk memperkuat informasi yang berkaitan dengan masalah dan analisis dalam penelitian, yang meliputi teori,prinsip, konsep, hukum-hukum. 3.4.5 Angket Slamento (1988:120) mengartikan angket merupakan alat atau daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh mahasiswa yang menjadi sasaran dari angket tersebut atau orang lain. Angket mempunyai kekuatan antara lain mudah diisi karena responden tidak melukiskan buah pikiran, tidak memerlukan banyak waktu untuk mengisinya. Penulis menggunakan teknik ini karena merupakan teknik pengumpulan data yang praktis dan dapat menggunakan data secara menyuluruh. Seperti yang dipaparkan pada penentuan sampel yaitu beberapa masyarakat, maka yang akan diberi angket adalah 200 orang penduduk Kecamatan Pangalengan yang terdiri atas individu (RT), sekolah (S1), guru (S2), siswa (S3).

45 3.5 Pengolahan dan Analisis Data Setelah data terkumpul maka data perlu diolah agar dapat dilihat secara sistematis, dan langkah berikutnya adalah data dianalisis untuk diketahui nilai/bobot dari data tersebut. Dibawah ini akan dibahas beberapa langkah yang harus dilakukan. 3.5.1 Teknik Pengolahan Data Beberapa langkah yang akan ditempuh dalam pengolahan data penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Editing Data Mengadakan pengecekan terhadap instrumen baik kelengkapan pengisian, kejelasan informasi dan kebenaran mengisi, dari data yang diperoleh, apakah data sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. b) Pengkodean Menyusun dan mengelompokkan data sejenis guna mengetahui apakah data tersebut telah memenuhi atau belum dengan pertanyaan penelitian. Kenudian mengklasifikasikan jawaban dari para responden menurut macamnya. Dalam pengkodean, jawaban responden diklasifikasikan dengan memberikan kode tertentu berupa angka. Setelah pengkodean dilaksanakan, langkah berikutnya adalah penghitungan skor.

46 c) Tabulasi Data Setelah dilakukan pengelompokkan dan pengolahan data selanjutnya adalah tabulasi. Dimana, tabulasi merupakan proses penusunan dan analisis data dalam bentuk tabel. 3.5.2 Analisis Data Untuk mengolah data-data yang terkumpul, dalam penelitian ini menggunakan beberapa macam analisis, yaitu analisis kualitatif, kuantitatif dan analisis nilai indeks. Berikut akan dibahas satu-persatu beberapa analisis data tersebut: a) Analisis kualitatif Analisis kualitatif menurut Sentika (2007:122) yaitu suatu penggambaran atas data dengan menggunakana kata dan baris kalimat yang dipisahpisahkan menurut kategori guna memperoleh kesimpulan. b) Analisis Kuantitatif Menurut Widoyoko (2010:2) analisis kuantitatif adalah Pengamatan yang melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Ciri yang dimaksud oleh Wiidoyoko adalah mencakup setiap penelitian yang didasarkan atas perhitungan persentase, rata-rata dan perhitungan statistik. c) Analisis Indeks Analisis indeks dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana alam, terutama gempa bumi. Indeks merupakan angka perbandingan antara satu bilangan dengan

47 bilangan lain yang berisi informasi tentang suatu karakteristik tertentu pada waktu dan tempat yang sama atau berlainan. Agar lebih sederhana dan mudah dimengerti, nilai perbandingan tersebut dikalikan 100. Dengan menggunakan teknik berdasarkan perhitungan indeks skor. Data yang terkumpul berwujud angka hasil tabulasi, kemudian dijelaskan menurut urutan informasi yang ingin diketahui. Data diproses, dijumlahkan, dan diindeks-kan. Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang kemudian ditafsirkan dalam kalimat dengan bentuk kualitatif, untuk mengetahui jawaban pertanyaan penelitian yang diajukan. Angka indeks dalam penelitian ini meliputi indeks per parameter yaitu pengetahuan tentang bencana/knowledge and Attitude (KA); rencana kesiapsiagaan dari bencana/emergency Planning (EP), dan mobilisasi sumberdaya/resource Mobilization Capacity (RMC) pada setiap sumber data survei/angket. Selain itu ada indeks gabungan antar parameter dalam satu sumber data (indeks RT, indeks S1, indeks S2, dan seterusnya), maupun indeks gabungan satu parameter yang berasal dari beberapa sumber data, seperti: indeks KA untuk komunitas sekolah (KS). Semakin tinggi angka indeks berarti semakin tinggi pula tingkatan kesiapsiagaan dari subjek yang diteliti. Tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam kajian ini dikategorikan menjadi lima, rentang kategori dapat dilihat dibawah ini (Tabel 3.2).

48 Tabel 3.2 Rentang Kesiapsiagaan Masyarakat No Nilai indeks Kategori 1 80 100 Sangat siap 2 65 79 Siap 3 55 64 Hampir Siap 4 40 54 Kurang Siap 5 Kurang dari 40 (0-39) Belum Siap Sumber:LIPI UNESCO/ISDR, 2006 Indeks per parameter pada individu (RT), sekolah (S1), guru (S2), siswa (S3), dalam kajian ini mengggunakan angka indeks gabungan tidak ditimbang, menurut Nugroho (2007:) indeks gabungan tidak ditimbang artinya semua pertanyaan dalam parameter tersebut mempunyai bobot yang sama. Penentuan nilai indeks untuk setiap parameter dihitung berdasar rumus: Total Skor Riil Parameter Indeks = Skor Maksimum Parameter Sumber:LIPI UNESCO/ISDR, 2006 X100 Skor maksimum parameter diperoleh dari jumlah pertanyaan dalam parameter yang diindeks (masing-masing pertanyaan bernilai satu). Apabila dalam satu pertanyaan terdapat sub-sub pertanyaan (a,b,c dan seterusnya), maka setiap sub pertanyaan tersebut diberi skor 1/jumlah sub pertanyaan. Total skor riil parameter diperoleh dengan menjumlahkan skor riil seluruh pertanyaan dalam parameter yang bersangkutan. Indeks berada pada kisaran nilai 0 100, sehingga semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi pula tingkat kesiapsiagaan (preparedness)nya. Setelah dihitung indeks parameter dari satu responden baik siswa, guru, maupun individu/rumah tangga kemudian dapat ditentukan nilai indeks keseluruhan sampel. Jika jumlah sampel adalah n, maka indeks

49 keseluruhan sampel dapat dihitung dengan menjumlahkan indeks seluruh sampel dibagi dengan jumlah sampel (n). Indeks gabungan dari beberapa parameter dihitung menggunakan indeks gabungan ditimbang, artinya masing-masing parameter mempunyai bobot berbeda. Angka indeks gabungan dalam kajian ini meliputi: indeks individu dan rumah tangga, dan indeks komunitas sekolah (guru, siswa, dan institusi sekolah). Secara sederhana angka indeks gabungan diperoleh dari nilai indeks masingmasing parameter. dengan rumus sebagai berikut : (1). Indeks Individu dan Rumah Tangga (RT) Untuk menentukan tingkat kesiapsiagaan komunitas Rumah Tangga maka perlu dihitung sesuai dengan bobot dari masing-masing parameter yang ada, besarnya bobot tergantung kepada jumlah pertanyaan dari masing-masing parameter. Bobot dari parameter untuk indeks komunitas individu dan Rumah Tangga dapat dilihat pada tabel dibawah (Tabel 3.3). Tabel 3.3 Bobot Masing-masing Parameter untuk Indeks Individu dan Rumah Tangga (%) Komponen Individu & Rumah Tangga (RT) Sumber : Hasil Penelitian 2010 Setelah diketahui bobot dari masing-masing parameter, maka nilai indeks dapat dijumlahkan dengan rumus berikut: Parameter Total KA EP RMC 51 37 12 100 = ((bobot KA/100)*indeks KA) + ((bobot EP/100)*indeks EP) + ((bobot RMC/100)*indeks RMC) (Sumber:LIPI UNESCO/ISDR, 2006)

50 Pada penelitian ini dengan melihat bobot masing-masing parameter diatas (Tabel 3.3) maka nilai indeks dapat dihitung dengan rumus: = ((51/100)*indeks KA) + ((37/100)*indeks EP) + ((12/100)*indeks RMC) (2). Indeks Komunitas Sekolah Komunitas sekolah terdiri atas guru dan murid berikut ini (Tabel 3.4) akan ditentukan bobot masing-masing parameter dari setiap komunitas sekolah: Tabel 3.4 Bobot Masing-masing Parameter untuk Indeks Komunitas Sekolah (%) No Komponen Parameter KA EP RMC Total 1 Guru (S1) 27 10 11 48 2 Murid (S2) 23 10 19 52 Total 50 20 30 100 Sumber : Hasil Penelitian 2010 (a). Indeks Guru (S1) Sebelum menghitung nilai total (keseluruhan) dari komunitas sekolah maka perlu dihitung terlebih dahulu indeks dari masing-masing (guru dan murid). Untuk menghitung nilai indeks guru maka indeks tiap parameter dijumlahkan terlebih dahulu menggunakan rumus: = ((27/48)*indeks KA)+((10/48)*indeks EP)+((11/48)*indeks RMC) = (0.56*indeks KA)+(0.21*indeks EP)+(0.23*indeks RMC) (b). Indeks Murid (S2) Selanjutnya dengan indeks murid, sama dengan guru yaitu dijumlahkan terlebih dahulu dengan rumus: = ((23/52)*indeks KA)+((10/52)*indeks EP)+((19/52)*indeks RMC)

51 = (0.44*indeks KA)+(0.19*indeks EP)+(0.37*indeks RMC) Setelah diketahui inilai indeks masing-masing komunitas maka dapat dihitung nilai total dari indeks Komunitas Sekolah (KS) dengan rumus berikut: = (50/100)*indeksKA+(20/100)*indeksEP+(30/100)*indeksRMC = 0.50*indeks KA +0.20*indeks EP+0.30*indeksRMC Untuk lebih jelas dan lengkap berkenaan dengan rumus masing-masing parameter serta indeks total dari komunitas sekolah dapat dilihat pada tabel dibawah ini (Tabel 3.5). Tabel 3.5 Indeks Komunitas Sekolah (KS) Parameter Rumus Indeks KA = (27/48)*indeks KA(S1))+(23/52)*indeksKA(S2)) Indeks EP = (10/48)*indeks EP(S1))+( 10/52)*indeks EP(S2)) Indeks RMC = (11/48)*indeks RMC (S1)+(19/52)*indeks RMC(S2) Indeks Total KS = (50/100)*indeksKA+(20/100)*indeksEP+(30/100)*indeksRMC 0.50*indeks KA +0.20*indeks EP+0.30*indeksRMC (3). Indeks Total Masyarakat Kecamatan Pangalengan Untuk menentukan nilai indeks kesiapsiagaan dari masyarakat pangalengan, maka perlu digabungkuan keseluruhan nilai indeks dari keseluruhan komunitas (Individu & Rumah Tangga/RT dan Sekolah/KS), sebelum dihitung perlu ditentukan terlebih dahulu bobot dari masing-masing komuntas.

52 Tabel 3.6 Bobot dari Masing-masing komunitas di Kecamatan Pangalengan NO Komunitas Bobot 1. Individu & Rumah 46 Tangga (RT) 2. Sekolah (KS) 54 Indeks Gabungan Kecamatan Pangalengan 100 Kemudian untuk menghitung nilai indeks Gabungan Kecamatan pangalengan maka digunakan rumus berikut ini: Indeks Gabungan (Individu & Rumah Tangga+Komunitas Sekolah) = 0,46*indeks(RT) + 0,54*indeks (KS total)