BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resti Handayani, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, oleh karena itu pendidikan perlu dikaji secara baik. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya komunikasi dan interaksi global telah menempatkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. sekali bagi kita semua untuk mempelajarinya. Setiap orang sering berbahasa, baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

2015 PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini. Mengapa? karena hal itu disebabkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan ide, gagasan, serta perasaan secara lisan sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal paling utama dalam kehidupan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 33 Ayat 3 tentang Bahasa Pengantar, bahasa asing dapat

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. pembelajaran merupakan tercapainya perubahan.

mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik secara utuh.

2015 HUBUNGAN PENGGUNAAN APLIKASI GOOGLE TEXT TO SPEECH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dasar, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. saling belajar dengan yang lain, baik komunikasi secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek kebahasaan, seperti aspek bunyi (phonology), aspek tata bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kondisi masing-masing yang berbeda. Pada kondisi nyata

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pengertian yang diutarakan oleh Chaer (2008:32), bahwasanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan bahasa,f yaitu: (1) kemampuan menyimak (listening competence); (2)

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat mengungkapkan apa yang dipikirkanya, dinalar dan dirasakannya.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama sekolah. Kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan halhal yang menggali keterampilan dan potensi. Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan siswa secara aktif, terutama guru diberikan kebebasan untuk mengelola kelas yang meliputi metode, strategi, pendekatan, teknik pembelajaran, dan penilaian yang efektif, disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa, guru, sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah. Pendidikan dapat dipahami dari sudut pandang yang berbeda. Untuk memaknai pendidikan di Indonesia, dimaknai sesuai dengan BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pnedidikan Nasional dijelaskan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari penjelasan di atas maka pendidikan menuntut setiap individu untuk mengembangkan diri dalam segala bidang. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan sosial sehingga pengajaran bahasa pun menjadi penting. Pengajaran bahasa bertujuan agar siswa memperoleh informasi dengan mudah. Pengajaran bahasa dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampaun berkomunikasi. Dengan ditetapkannya Lampiran I Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bahasa Inggris untuk Sekolah Dasar, yang intinya mewajibkan setiap sekolah dasar rmengembangkan dan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai kebutuhannya, berdasarkan panduan penyusunan KTSP Sekolah Dasar dan Menengah yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

2 Di era globalisasi saat ini, mempelajari dan meguasai bahasa Inggris dipandang penting dan merupakan suatu kebutuhan. Implikasinya bahasa Inggris adalah mata pelajaran yang dipelajari pada setiap jenjang pendidikan. Pada kenyataan saat yang ada, mengajar bahasa Inggris di sekolah dasar lebih sulit jika dibandingkan dengan sekolah menengah pertama atau menengah atas. Itu terjadi dikarenakan siswa sekolah dasar tidak mengetahui bahasa Inggris sebelumnya. Dengan mempelajari bahasa Inggris, siswa diharapkan dapat berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Terdapat empat keterampilan berbahasa. Yaitu, mencakup keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagaimana yang diungkapkan Tarigan (1979: 1) sebagai berikut: Keterampilan berbahasa (atau language art, language skills) dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu: 1) keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skills); 2) keterampilan berbicara (speaking skills); 3) keterampilan membaca (reading skills); 4) keterampilan menulis (writing skills). Dari keempat keterampilan bahasa diatas, saat ini keterampilan berbicara menjadi sorotan utama. Kurangnya kesempatan bagi siswa untuk berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris baik di sekolah maupun di rumah disinyalir menjadi salah satu penyebabnya. Sejalan dengan hal tersebut, Paul (2007: 76) mengatakan: The children can listen to English at home, read English at home and even write English at home, but most of them have few opportunities to speak English at home. If we want children to learn to speak English, each of them must have many opportunities to speak during our lessons. They need to practice, practice and practice. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk dapat meningkatkan keterampilan berbicara, siswa harus diberikan kesempatan untuk berbicara bahasa Inggris secara leluasa dengan cara drill and practice. Oleh karena itu metode pembelajaran yang digunakan haruslah melibatkan peran aktif siswa terutama dalam berbicara, artinya memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara bahasa Inggris selama proses pembelajaran dengan mengesampingkan rasa tidak berani dan takut salah pada diri siswa.

3 Begitu pula yang terjadi pada pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar. Pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar harus memadukan empat keterampilan berbahasa. Selain itu, pentingnya pemaduan empat keterampilan berbahasa dalam satu kegiatan pembelajaran adalah karena bahasa Inggris di Indonesia berperan sebagai bahasa asing. Hal ini akan membuat siswa belajar bahasa Inggris secara menyeluruh dan tidak terpisah-pisah. Oleh karena itu, dalam pengajaran bahasa Inggris di Indonesia diperlukan banyak pertimbangan sebagaimana pendapat Brown berikut ini Foreign language context are those in which student do not have ready-made contexts for communication beyond their classroom (1994: 120). Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa siswa tidak dapat belajar di luar lingkungan kelas mereka karena bahan pembelajaran tidak tersedia di luar lingkungan kelas mereka. Oleh karena itu, guru sebagai penyedia sumber pembelajaran dapat menentukan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih termotivasi untuk mempelajari bahasa Inggris. Siswa-siswa pembelajar English as a Foreign Language akan lebih tertarik untuk melihat relevansi kegunaan bahasa Inggris sesuai dengan kenyataan yang ada di sekitar kehidupan mereka. Dalam era globalisasi sekarang ini, siswa dituntut untuk memiliki keterampilan berkomunikasi secara lisan atau berbicara dengan baik. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau katakata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan (Tarigan, 1981: 15). Kenyataan dilapangan berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Inggris bahwa pembelajaran bahasa Inggris sering dianggap sulit oleh siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sukamulih karena mereka merasa terbebani dengan harus menghapal kata-kata yang asing bagi mereka. Yang paling dirasakan sulit bagi siswa Sekolah Dasar tersebut adalah berbicara dengan fasih dalam bahasa Inggris. Faktor penyebab kesulitan siswa tersebut tentu beragam, kurangnya motivasi dari siswa untuk mengikuti pembelajaran di kelas, siswa cenderung kurang aktif sehingga menyebabkan pembelajaran bersifat teacher centered. Ini

4 disebabkan kurangnya kemampuan guru untuk menciptakan metode pembelajaran yang menarik yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Permasalahan yang ada yaitu kurangnya kemampuan siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris diperlukan hubungan yang saling mendorong antara guru, siswa, metode dan media agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Oleh karena itu guru sebagai tenaga pengajar harus mempunyai wawasan tentang pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, situasi dan kondisi agar mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Melihat permasalahan-permasalahan tersebut peneliti berkesimpulan untuk melakukan eksperimen mengenai salah satu metode pembelajaran untuk melatih keterampilan berbicara siswa. Metode yang dipandang tepat untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah Metode Audio Lingual. Metode Audio Lingual adalah suatu metode pembelajaran yang dapat membuat siswa berperan aktif dengan cara melakukan aktifitas yang dapat mendukung proses belajar diantaranya dengan cara latihan/drill, dialog, dramatisasi dialog, membaca berulang-ulang materi pelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa (Iskandarwassid, 2010: 56-57). Penerapan metode ini diaktualisasikan dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Metode Audio Lingual Terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Sekolah Dasar Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris A. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, peneliti melakukan studi pendahuluan untuk permasalahan-permasalahan yang terjadi di Kelas IV SDN Sukamulih, diantaranya sebagai berikut: a. Adanya kendala dalam pembelajaran bahasa Inggris khususnya dalam aspek keterampilan berbicara b. Kurang nya keperercayaan diri siswa dalam berbicara bahasa Inggris dalam konteks kelas

5 c. Minimnya kosa-kata yang dimiliki siswa dan kurangnya latihan dalam berbicara bahasa Inggris d. Diperlukan strategi dan metode-metode pembelajaran secara tepat sesuai dengan karakteristik pembelajaran di Sekolah Dasar e. Metode yang diduga cocok untuk pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar adalah metode Audio Lingual. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi dan batasan masalah, maka masalah yang menjadi fokus pada penelitian ini yaitu, berkaitan dengan pengaruh penggunaan metode Audio Lingual terhadap keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas IV SDN Sukamulih Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya. Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian, maka rumusan masalah tersebut dapat diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Bagaimana keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris sebelum menggunakan metode Audio Lingual di kelas IV SDN Sukamulih Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya? b. Bagaimana keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris sesudah menggunakan metode Audio Lingual di kelas IV SDN Sukamulih Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya? c. Adakah perbedaan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris sebelum dan sesudah menggunakan metode Audio Lingual di kelas IV SDN Sukamulih Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya? 3. Batasan Masalah Penelitian ini hanya dilakukan ketika pembelajaran bahasa Inggris pada tema Kinds of job, terfokus pada keterampilan berbicara bahasa Inggris mengenai deskripsi gambar dalam kegiatan dialog sederhana di kelas IV SDN Sukamulih.

6 B. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh penggunaan metode Audio Lingual terhadap keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas IV SDN Sukamulih Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan mengenai keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris sebelum menggunakan metode Audio Lingual di kelas IV SDN Sukamulih Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya. b. Mendeskripsikan mengenai keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris sesudah menggunakan metode Audio Lingual di kelas IV SDN Sukamulih Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya. c. Mendeskripsikan ada tidaknya pengaruh penggunaan metode Audio Lingual terhadap keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas IV SDN Sukamulih Kecamatan Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dan pihak-pihak lain yang terkait. Adapun manfaat dari penelitian ini, sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis a. Mengembangkan ilmu pengetahuan bagi peneliti khususnya dengan menerapkan metode Audio Lingual dalam pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar.

7 b. Sebagai bahan masukan pengetahuan khususnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan bahasa Inggris yang ideal dengan menggunakan metode Audio Lingual. 2. Manfaat praktis a. Bagi Lembaga Penerapan metode Audio Lingual ini diharapkan dapat dijadikan motivasi untuk menerapkan model atau metode yang lebih bervariasi bagi pengajar b. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan diharapkan penelitian ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan varian metode pengajaran bahasa Inggris c. Bagi Peneliti Dengan menerapkan metode Audio Lingual ini sebagai subjek penelitian, maka diharapkan dapat menjadikan pengalaman yang berharga bagi peneliti untuk dapat diterapkan di dunia pendidikan d. Bagi siswa Memberikan warna dan suasana baru dalam belajar di kelas sehingga siswa merasa senang dan tidak mudah bosan. Siswa juga termotivasi untuk menggali kreatifitas dan wawasannya sendiri. e. Bagi guru Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah saatu pertimbangan guru mata pelajaran bahasa Inggris dalam menentukan model dan metode pembelajaran yang bervariasi dalam proses belajar mengajar yang efektif. f. Bagi masyarakat Diharapkan hasil penelitian ini dapat dikembangkan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, khususnya guru SD, untuk mencoba menerapkan pembelajaran metode Audio Lingual yang bisa diterapkan pada semua mata pelajaran.

8 D. Struktur Organisasi Skripsi Gambaran lebih jelas mengenai struktur organisasi skripsi atau sistematika penulisan skripsi dijelaskan sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan Bab I berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 2. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian Bab II berisi Kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka memberikan penjelasan tentang metode Audio Lingual, keterampilan berbicara, pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar. Dalam Bab ini juga dituliskan penelitian yang relevan dengan penelitian yang kita laksanakan. 3. Bab III Metode Penelitian Bab III berisi penjabaran yang lebih rinci mengenai metode penelitian. Terdiri dari lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional variabel penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV terdiri dari dua hal utama yaitu pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis temuan. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab V ini mengemukakan tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.