BAB IV GAMBARAN UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

(Monografi Desa Ngijo 2011). 6,5 Sedangkan horizon B21 dalam cm: warna 5YR 3/3

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1. Letak dan Luas Wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PEGANDON 2016

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

Statistik Daerah. Kecamatan Andam Dewi. Katalog BPS : Sopo Godang Raja U

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINAKAL 2015

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas


Statistik Daerah. Kecamatan Sarudik. Katalog BPS :


Katalog BPS

pelalawankab.bps.go.id


diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

PENDUDUK POPULATION 4

katalog

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

madiunkota.bps.go.id


Nama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Desa Pagerharjo terletak antara 07 O LS

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

III. KEADAAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

PROFIL KECAMATAN DALAM PENGEMBANGAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

pelalawankab.bps.go.id

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

Tabel/Table Luas Areal dan Jumlah Tanaman Hutan Rakyat Forest Area and Number of Plants of Smallholder Forest

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN RAJA AMPAT.

STATISTIK KECAMATAN MUARA SAHUNG 2016

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Cilacap Selatan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Cilacap,

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sulawesi barat. Kabupaten Mamuju memiliki luas Ha Secara administrasi,


PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN

BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah


I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk


IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang


IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN



V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI RINGKASAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2014

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Kabupaten Ngawi 1. Tinjauan Grafis a. Letak Geografis Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.298,58 km 2 dimana Secara geografis Kabupaten Ngawi terletak pada posisi 110 o 10-111 o 40 Bujur Timur dan 7 o 21-7 o 31 Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.295,58 km 2, dimana sekitar 39 persen atau sekitar 504,76 km 2 berupa lahan sawah. Sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Ngawi tahun 2004, secara administrasi wilayah ini tebagi ke dalam 19 kecamatan dan 217 desa, diamna 4 dari 217 desa tersebut adalah kelurahan. b. Topografi Topografi wilayah Kabupaten Ngawi berupa dataran tinggi dan tanah datar. Tercatat ada 4 kecamatan terletak pada dataran tinggi yaitu Sine, Ngrambe, Jogorogo dan Kendal yang terletak di kaki Gunung Lawu. Kecamatan Karanganyar dan 65

66 Kecamatan Kedunggalar merupakan Kecamatan yang memiliki wilayah paling luas yaitu sebesar 138,29 km 2 atau 10,67 persen dan 129,65 km 2 atau 10,00 persen. Batas dari wilayah kabupaten adalah sebagai berikut (Ngawi Dalam Angka, 2015) : Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora (Provinsi Jawa Tengah ) dan Kabupaten Bojonegoro. Sebelah Timur : Kabupaten Madiun. Sebelah Selatan : Kabupaten Madiun dan Kabupaten Magetan. Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen (Provinsi Jawa Tengah) Gambar 4.1 Peta Kabupaten Ngawi Menurut Jarak Sumber : Ngawi Dalam Angka, 2015

67 c. Demografi Data dari Badan Keluarga Berencana, Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Ngawi (dalam Kabupaten Ngawi dalam Angka 2011) pada akhir tahun 2010 tercatat sebanyak 894.675 jiwa yang terdiri dari 439.536 laki-laki dan 455.139 perempuan dengan sex rasio sebesar 96 artinya bahwa setiap 100 penduduk wanita terdapat sekitar 96 penduduk laki-laki. Dibandingkan dengan tahun 2009 jumlah penduduk Kabupaten Ngawi setiap tahun terus bertambah sebesar 2.624 jiwa atau meningkat sebesar 0,29%. prosentase kenaikannya pun terus meningkat; dari 0,34% pada tahun 2007, naik 0,78% pada tahun 2008. Namun pada tahun 2009 prosentase kenaikannya menurun menjadi 0,31%. Nampaknya mulai tahun 2009 pemerintah dan masyarakat Kabupaten Ngawi ada upaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk setelah disadari adanya peningkatan selama 2 tahun ber-turut-turut yang salah satunya melalui program Keluarga Berencana. d. Iklim Jumlah rata-rata hari hujan Kabupaten Ngawi tahun 2014 adalah 83,4 hari, lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 110,88 hari. Pada bulan September tahun 2014 tidak terjadi hujan. Curah hujan tertinggi tahun 2014

68 terjadi sebesar 17,97 mm. setelah bulan Januari curah hujan di Kabupaten Ngawi berkurang hingga bulan Agustus. Gambar 4.2 Rata-rata Curah Hujan Tiap Bulan Sumber : Ngawi Dalam Angka 2015 2. Tinjauan Kependudukan a. Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Ngawi akhir 2014 adalah 881,532 jiwa, terdiri dari 44,826 penduduk laki-laki dan 436,706 penduduk perempuan, dengan sex ratio sebesar 201 aartinya bahwa setiap 100 penduduk wanita terdapat sekitar 102 penduduk laki-laki. Dibandingkan dengan tahun 2013 jumlah pendydyk Kabupaten Ngawi berkurang sebesar 33,961 jiwa atau turun sebesar 3,71 persen. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar adalah kecamatan Paron dengan 91,579 jiwa, sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil dalah kecamatan Kasreman yaitu 234,199 jiwa.

69 Tingkat kepdatan penduduk Kabupaten Ngawi tahun 2014adalah 680 jiwa/km 2, turun sekitar 2 jiwa untuk setiap kilometer persegi dari tahun sebelumya. Tingkat kepadatan per kecamatan tertinggi adalah kecamatan Ngawi (1,202 jiwa/ km 2 ) dan tingkat kepadatan terendah adalah kecamatan Karanganyar (200 jiwa/ km 2 ). Jumlah kelahiran selama tahun 2014 adalah 10,454 jiwa, terdiri dari 5,429 bayi laki-laki dan 5,025 bayi perempuan. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi kenaikan sejumlah 26,39 persen. Jumlah kematian pada tahun 2014 tercatat 651 penduduk laki-laki dan 414 penduduk perempuan. b. Pendidikan Data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi 2014 menunjukkan bahwa jumlah TK dan RA sebanyak 609 lembaga dengan jumlah murid 17,744 siswa, dengan rasio murid 29,31 persen. Jumlah SD sederajat ada 673 lembaga, mempunyai murid sebanyak 73,439 siswa dengan rasio murid sekolah sebanyak 109. Jumlah murid SMP dan sederajat sebanyak 36,787 siswa, yang tersebar di 119 sekolah dengan rasio murid-sekolah 309. Jumlah murid SMU sederajat adalah 28,527 siswa yang tersebar di 72 sekolah dengan rasio murid-sekolah sebanyak 396.

70 c. Tenaga Kerja Tabel 4.1 Perkembangan Ketenagakerjaan Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1. Angkatan Kerja 456.678 686.295 474.018 477.534 480.268 2. Angkatan Kerja Tertampung 428.761 423.496 428.382 430.846 43.332 3. Pencari Kerja 27.917 - - - - 4. Penduduk Usia Kerja 5. Penduduk Bukan Usia Kerja 622.483 631.791 631.791 642.393 646.002 203.761 185.970 185.970 189.256 190.326 6. Lowongan Kerja 921 2.350 3.168 3.735 3.341 7. Pencari Kerja Terdaftar 5.647 3.548 4.306 5.285 4.745 8. Penempatan 1.120 1.177 1.957 2.117 1.720 Tenaga Kerja Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ngawi Dari tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa perkembangan ketenagakerjaan pada penduduk usia kerja mengalami kenaikan pada setiap tahunnya. Jumlah pencari kerja terdaftar di Kabupaten Ngawi mengalami naik turun, pencari kerja terdaftar tertinggi terdapat pada tahun 2010 yaitu sebesar 5,647 orang kemudian mengalami penurunan pada tahun 2011 dan 2012 yaitu sebesar 3,548 dan 4,306 dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 5,285 dan kembali mengalami penurunan di tahun 2014 yaitu sebesar 4,745. Dengan angka pencari kerja yang lumayan besar namun mempunyai lowongan kerja yang lebih kecil daripada pencari

71 kerja. Pada tahun 2010 hanya ada 921 lowongan kerja, 2011 mengalami kenaikan yaitu sebesar 2,350 dan terus mengalami kenaikan pada tahun 2012 dan 2013 yaitu sebesar 3,168 dan 3,735 kemudian mengalami penurunan di tahun 2014 sebesar 3,341. 3. Tinjauan Ekonomi a. Pertanian Luas lahan pertanian tahun 2014 mencapai 56 dari luas wilayah di Kabupaten Ngawi. Hal ini menggambarkan sektor pertanian merupakan sektor andalan bagi penduduk Ngawi. Peroduksi padi mengalami penurunan dari 749,092 non tahun 2013 menjadi 738,306 ton tahun 2014 yang berarti mengalami penurunan sebesar 1,43 persen. Produktifitas padi di Kabupaten Ngawi tahun 2014 sebesar 6,0 persen menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,13 persen. b. Perkebunan Perkebunan di Kabupaten Ngawi meliputi perkebunan kelapa, teh, tembakau, karet, tebu, coklat, dll. Perkebunan teby merupakan perkebunan yang memiliki area terbesar di Kabupaten Ngawi yaitu sebesar 6.014,335 Ha. Hal tersebut dikarenakan di Kabupaten Ngawi memiliki 2 pabrik gula yang

72 siap mengolah hasil tebu rakyat disamping itu daerah sekitar Ngawi juga memiliki pabrik-pabrik gula misalnya Madiun. c. Peternakan Usaha ternak besar dan kecil di Kabupaten Ngawi terdiri darisapi, kerbau, kambing, domba, sedangkan jenis ungags yang di ternak antara lain ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging, dll. Populasi beberapa hewan ternak yang turun pada tahun 2014 antara lain sapi perah (turun 5 ekor), kerbau (turun 181 ekor), kuda (turun 8 ekor), kambing (turun 3.645 ekor) dan kelinci (turun 43 ekor). Sedangkan populasi hewan ternak yang mengalami kenaikan adalah domba dan babi, dengan kenaikan masing-masing sebanyak 77 ekor dan 42 ekor. Populasi ayam buras juga mengalami penurunan sekitar 34.000 ekor sedangkan populasi itik dan ayam ras mengalami kenaikan dimana itik naik 25.818 ekor, dan ayam ras petelur naik sebanyak 24.150 ekor dan ayam ras pedaging juga naik sebanyak 3.000 ekor. d. Kehutanan Kabupaten Ngawi merupakan penghasil kayu jati terbesar kedua di Jawa Timur setelah Banyuwangi. Luas areal tanaman hutan rakyat pada tahun 2014 sebesar 300 Ha. Jenis jayu yang diproduksi dari hutan rakyat yaitu jati, mahoni, akasia, sono, pinus, dll. Pada tahun 2014 produksi kayu jati rakyat

73 sebesar 2.758,21 M 3, Sedangkan produksi hutan ngera yaitu sebesar 15.363,52 M 3. Produksi kayu jati di tahun 2014 meningkat drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi jati tahun ini menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya. e. Perikanan Perikanan darat di Kabupaten Ngawi memiliki luas 1.382,88 Ha dengan produksi sebesar 2.733.589 kg. Kecamatan Paron merupakan penyumbang produksi ikan tersebsar yaitu 9,13 persen dari total produksi Kabupaten Ngawi. Jenis ikan yang dikembangbiakan di Kabupaten Ngawi yaitu Lele, Tombro, Patin, Gurami, Mujair, dll. Perkembangan produksi ikan dalam lima tahun terakhir selalu mengalami kenaikan. Peningkatan produksi ikan juga sering besarnya permintaan ukan oleh masyarakat. Pengetahuan masyarakat terhadap gizi yang terkandung di dalam ikan mendorong sektor perikanan berkembang. Produksi ikan tahun ini meningkat 553.691 kg atau naik sebesar 25,39 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 4. Pemerintahan a. Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi terbagi dalam 19 kecamatan dan 217 desa/ kelurahan. Kecamatan Karangjati merupakan kecamatan dengan jumlah desa terbanyak yaitu 17 desa. Pemerintah

74 Kabupaten Ngawi memiliki 64 satuan kerja. Jumlah pegawai negeri sipil (PNS) pada instansi tersebut tahun 2014 ada sebanyak 12.701 orang turun 1,35 persen disbanding dengan tahun 2013 yang berjumlah 12.875 orang. Jumlah PNS Kabupaten Ngawi memperlihatkan trend menurun dari tahun 2010. Proporsi PNS perempuan dan laki-laki hamper seimbang, PNS laki-laki sejumlah 6.690 pegawai atau 53 persen dan PNS perempuan sejumlah 6.011 pegawai atau 47 persen. B. Kondisi Umum Kerajinan Kayu Jati di Ngawi Kabupaten Ngawi merupakan penghasil kayu jati terbesar kedua di JAwa Timur setelah Banyuwangi. Luas areal tanaman hutan rakyat pada tahun 2014 sebesar 300 Ha. Jenis kayu yang diproduksi dari hutan rakyat yaitu jati, mahoni, akasia, sono, pinus, eucalyptus, dll. Pada tahun 2014 produksi kayu jati rakyat sebesar 2.758,21 M 3 sedangkan produksi hutan Negara yaitu sebesar 15.363,53 M 3 (Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Kabupaten Ngawi). Dari luas hutan di Kabupaten Ngawi mencapai kurang lebih 35% dari total luas wilayah Kabupaten Ngawi. Dari wilayah hutan tersebut kayu jati menjadi komoditi utama dari Kabupaten Ngawi. Limbah yang berasal dari tebangan kayu jati yang tidak dipakai seperti batang, bonggol atau tunggak dari batang yang berlubang bisa dimanfaatkan menjadi berbagai alat

75 kebutuhan rumah tangga (Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Kabupaten Ngawi). Pangsa pasar yang telah dijangkau oleh pengusaha kerajinan kayu jati bahkan sudah menembus pasar luar negeri, antara lain yaitu Malaysia, Belgia, Taiwan, Amerika, dan beberapa kawasan Eropa maupun Asean (Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Kabupaten Ngawi). C. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Karakteristik Responden Jumlah kuesioner yang disebar yaitu 70 kuesioner, dan disebar dibeberapa tempat di Kabupaten Ngawi. Untuk meminimalisir kuesioner yang tidak kembali, maka penyebaran dilakukan dengan cara bertemu satu per satu dengan responden. Dibawah ini adalah hasil dari penyebaran kuesioner : Tabel 4.2 Analisis Pengembalian Kuesioner Data Klasifikasi Jumlah Presentase (%) Jumlah kuesioner yang disebar 70 100% Kuesioner yang tidak kembali 8 11,4% Kuesioner yang tidak memenuhi kriteria 2 2,9% Kuesioner yang tidak dapat diolah 5 7,1% Total kuesioner yang dapat diolah 55 78,6% Sumber : Hasil Kuesioner diolah

76 2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dari 70 pengusaha yang dijadikan responden dapat diketahui karakteristik masing-masing responden yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan, jumlah tenaga kerja, modal, lama usaha dari pengusaha kerajinan kayu jati. Berikut adalah deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin : Tabel 4.3 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-Laki 49 89% Perempuan 6 11% Total 55 100% Sumber : Hasil Kuesioner diolah Dari tabel 4.3 karakteristik responden di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 49 pengusaha (89%) dan sisanya responden perempuan sebanyak 6 pengusaha (11%). 3. Responden Berdasarkan Pendidikan Pengusaha yang terpilih sebagai responden memiliki latar belakang pendidikan yang beragam. Berikut deskripsi responden berdasarkan pendidikannya : Tabel 4.4 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase (%) SD/ Sederajat 19 34,5% SMP/ Sederajat 15 27,3% SMA/ Sederajat 17 30,9%

77 Diploma (D1, D2, D3) 1 1,8% Sarjana 3 5,5% Tanpa Keterangan 0 0% Total 55 100% Sumber : Hasil Kuesioner diolah Berdasarkan Tabel 4.4 karakteristik responden di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan pendidikan terakhir mayoritas responden mempunyai pendidikan terakhir SD/ Sederajat sebanyak 19 pengusaha (34,5%), sisanya memiliki pendidikan terakhir SMP/ Sederajat sebanyak 15 pengusaha (27,3%), SMA/ Sederajat sebanyak 17 pengusaha (30,9%), Diploma sebanyak 1 pengusaha (1,8%), dan Sarjana sebanyak 3 pengusaha (5,5%). 4. Responden Berdasarkan Pendidikan Pengusaha yang terpilih sebagai responden dengan jumlah tenaga kerja yang beragam. Berikut deskripsi responden berdasarkan jumlah tenaga kerja : Tabel 4.5 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Persentase (%) 1 25 orang 52 94,6% 26 50 orang 1 1,8% >50 orang 2 3,6% Total 55 100% Sumber : Hasil Kuesioner diolah Berdasarkan Tabel 4.5 karakteristik responden di atas diketahui bahwa berdasarkan jumlah tenaga kerja mayoritas sebanyak 1 25

78 orang sejumlah 52 pengusaha (94,6%), 26 50 orang sejumlah 1 pengusaha (1,8%) dan lebih dari 50 orang sejumlah 2 pengusaha (3,6%). 5. Responden Berdasarkan Pendidikan Pengusaha yang terpilih sebagai responden dengan modal awal mendirikan usaha yang beragam. Berikut deskripsi responden berdasarkan modal awalnya : Tabel 4.6 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Modal Awal Modal Awal Jumlah Persentase (%) 200.000 20.000.000 42 76,3% 21.000.000 40.000.000 5 9,1% 41.000.000 70.000.000 4 7,3% >70.000.000 4 7,3% Total 55 100% Sumber : Hasil Kuesioner diolah Berdasarkan Tabel 4.6 karakteristik responden diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan modal awal responden mendirikan usaha mayoritas 200.000 20.000.000 sebanyak 42 orang (76,3%), 21.000.000 40.000.000 sebanyak 5 pengusaha (9,1%), 41.000.000 70.000.000 sebanyak 4 pengusaha (7,3%), dan lebih dari 70.000.000 sebanyak 4 pengusaha (7,3%). 6. Responden Berdasarkan Lama Usaha Pengusaha yang terpilih sebagai responden dengan lama usaha yang telah didirikan ada beragam. Berikut deskripsi responden berdasarkan lama usahanya :

79 Tabel 4.7 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha Lama Usaha Jumlah Persentase (%) 1 10 tahun 38 69,1% 11 20 tahum 15 27,3% >20 tahun 2 3,6% Total 55 100% Sumber : Hasil Kuesioner diolah Berdasarkan Tabel 4.7 karakteristik responden di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan lama usaha mayoritas responden 1 10 tahun sebanyak 38 pengusaha (69,1%), 11 20 tahun sebanyak 15 pengusaha (27,3%), dan lebih dari 20 tahun sebanyak 2 pengusaha (3,6%).