GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM MENCEGAH ASPIRASI PADA PASIEN STROKE DI SALAH SATU RUMAH SAKIT TIPE A DI JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PERILAKU PERAWAT DALAM MENCEGAH ASPIRASI PADA PASIEN STROKE: STUDI PENDAHULUAN

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 2, No.1, Maret 2007

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

HUBUNGAN KARATERISTIK PERAWAT DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROSES KEPERAWATAN DAN DIAGNOSIS NANDA

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3)

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN: KENYAMANAN PADA KASUS KEGAWATAN ONKOLOGI

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN TINDAKAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN STROKE DIRUANG ASTER RSUD dr.

KETERKAITAN LAMA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

: PAMBUDI EKO PRASETYO

TIDAK DAPAT DIUBAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ACUTE CORONARY SYNDROME

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DI IRNA I RSUD PROF. DR

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

GAMBARAN SIKAP PERAWAT DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK USIA BALITA OVERVIEW ATTITUDE OF NURSES IN COMMUNICATION THERAPEUTIC IN CHILDREN

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

RELATIONSHIP CHARACTERISTICS, KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF COMMUNICATION WITH NURSES IN THE THERAPEUTIC INPATIENT

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN TINDAKAN SUCTION DI RUANG ICU RSUD GAMBIRAN KEDIRI

RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS ABSTRAK

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

BAB I PENDAHULUAN. mengalami cacat ringan sampai berat. Indonesia merupakan Negara dengan angka stroke tertingi di Asia dan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

Patria Asda, A., Perbedaan Persepsi Pasien...

PENCAPAIAN KOMPETENSI TINDAKAN SUCTION DALAM PEMBELAJARAN PRAKTEK KLINIK MELALUI METODA BEDSIDE TEACHING

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PEMBERIAN OBAT DENGAN PENERAPAN PRINSIP 7 (TUJUH) BENAR PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL ABSTRAK

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN RAWAT INAP Heni Sri Wahyuni 1, Kuntarti 2

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMAL (Studi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan)

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh latihan mengunyah dan

I r d a w a t i * Winarsih Nur Ambarwati **

HUBUNGAN PERAN PARAWAT SEBAGAI CARE GIVER

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PROGRAM PATIENT SAFETY DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT KARYA BHAKTI BOGOR

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INTENSIVE CARE UNIT DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

KARYA TULIS ILMIAH GAMABARAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT STROKE. di Poli Syaraf RSUD Dr. Hardjono Ponorogo

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Evaluasi Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) Di RSUD Djojonegoro, Temanggung

PERBEDAAN KEPUASAN PASIEN UMUM, ASKES, DAN JAMKESMAS TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP KASUS BEDAH TULANG DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR.

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

Dosen Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Korespondensi : 2)

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

Performance Hospital Service Against The Level Of Anxiety In Child. Performance Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Tingkat Kecemasan Anak

TIDAK ADA HUBUNGAN ANTARA DURASI PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI NASAL KANUL NON HUMIDIFIER DENGAN INSIDEN IRITASI MUKOSA HIDUNG PADA PASIEN DI ICU

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : LORA INVESTISIA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK PERAWAT DAN PERILAKU KESELAMATAN KERJA PERAWAT DI RSUD DEPOK.

GAMBARAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT DIRUANG RAWAT INAP LANTAI 5 BLOK C RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA JAKARTA UTARA

TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG INTERPRETASI EKG

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

KARYA TULIS ILMIAH PERAN KELUARGA DALAM PRAKTIK MOBILISASI PASIEN PASCA STROKE

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

Sabatika Setyaningsih *), Niken Sukesi **), Achmad Solechan **)

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

RELATIONSHIP BETWEEN LOCUS OF CONTROL AND WORKING ATMOSPHERE WITH NURSE S WORK STRESS IN OUTPATIENT INSTALLATION (POLYCLINICS) RSUP PROF. DR. R.

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN FLEBITIS DI RUANG MAWAR RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

BAB VI PEMBAHASAN. RSPAD Gatot Soebroto. Cara pengambilan data menggunakan metode Cross

Transkripsi:

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM MENCEGAH ASPIRASI PADA PASIEN STROKE DI SALAH SATU RUMAH SAKIT TIPE A DI JAKARTA Nia Tania Nia Tania: Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Kampus FIK UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Johan, Depok, Jawa Barat 16424 Email : taniaahmad2@gmail.com Abstrak Pasien stroke merupakan kelompok risiko tinggi terhadap kejadian aspirasi, baik akibat penurunan kesadaran maupun gangguan menelan. Perawat berperan penting dalam mencegah terjadinya aspirasi pada pasien stroke. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku perawat dalam mencegah aspirasi pada pasien stroke di salah satu Rumah Sakit tipe A di Jakarta. Penelitian menggunakan metode deskriptif dan pendekatan cross sectional, terhadap 78 perawat yang pernah merawat pasien stroke yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar perawat memiliki tingkat pengetahuan cukup (43,6%), bersikap positif (96,2%), dan melakukan tindakan dengan baik (6,3%). Perilaku perawat berperan penting dalam mencegah terjadinya aspirasi pada pasien stroke. Upaya peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan perawat perlu dilakukan lebih baik lagi, untuk menghindari terjadinya aspirasi pada pasien stroke. Kata kunci : aspirasi, pengetahuan, perawat, perilaku, sikap, stroke, tindakan Abstract Stroke patients were high-risk groups on incidence of aspiration, either due to loss of consciousness or swallowing disorder. Nurses behavior plays an important role to prevent aspiration in stroke patients. The purpose of this study was to describe the behavior of nurses in preventing aspiration in stroke patients in a type A hospital in Jakarta. This study used a descriptive cross sectional method approach, with purposive sampling technique, to 78 nurses who had care stroke s patients. The result of study showed most of nurses had sufficient level of knowledge (43,6%), positive attitude (96,2%), and good action (6,3%) to prevent aspiration in stroke patients. The programs to increase knowledge, attitudes, and action of nurses needed to avoid the occurance of aspiration in stroke patients. Keywords : action, aspiration, attitude, behavior,nurse, knowledge, stroke Gambaran Perilaku..., Nia Tania, FIK UI, 213

2 Pendahuluan Angka kejadian stroke semakin meningkat setiap tahunnya. Dalam jangka waktu lima tahun terakhir stroke naik dari peringkat tiga menjadi peringkat dua penyebab kematian di dunia (WHO 25-211). Angka kejadian stroke ditemukan relatif lebih tinggi di negara berkembang dan negara maju. Pemerintah Amerika memperkirakan terdapat satu penderita stroke baru dalam setiap 45 detik, dan satu orang meninggal karena stroke dalam setiap 3 menit (Bouldoff, Burke, and LeMone, 211). Di Indonesia diperkirakan 5. penduduk mengalami serangan setiap tahunnya (Yastroki, 212). Adapun di Jakarta stroke menyerang 1 dari 1 orang penduduk DKI Jakarta (Yastroki, 29). Dewasa ini perubahan gaya hidup menimbulkan kecenderungan bahwa semua golongan umur memiliki risiko untuk terkena serangan stroke. Lebih dari separuh (55%) pasien stroke mengalami gangguan menelan, baik saat masa akut, maupun rehabilitasi. Hal ini menjadi faktor resiko terhadap terjadinya aspirasi (Martino et al., 28). Pernyataan resmi American Heart Association dan American Stroke Association (29) menyebutkan bahwa 15% - 25% kematian pada pasien stroke diakibatkan oleh aspirasi pneumonia. Penelitian yang dilakukan Santosa (21) menyatakan bahwa aspirasi terjadi pada 5% pasien disfagia akibat gangguan neurologis. Selain risiko kematian yang tinggi, aspirasi juga memperpanjang lama hari perawatan dan biaya yang harus ditanggung pasien menjadi lebih mahal. Penanganan pasien stroke melibatkan kerja tim yang kompleks. Perawat sebagai salah satu profesi yang terlibat dalam proses penyembuhan memiliki porsi waktu yang lebih banyak untuk kontak langsung dengan pasien selama dirawat di rumah sakit. Beberapa ahli yang terhimpun dalam American Heart Association dan American Stroke Association telah melakukan banyak penelitian tentang peran dan fungsi perawat dalam perawatan stroke. Hal ini disebabkan karena perawat memainkan peran penting pada perawatan pasien stroke baik dalam fase hiperakut di ruang gawat darurat maupun fase akut di unit stroke (Summers et al., 29). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku perawat, berupa pengetahuan, sikap, dan tindakan dalam mencegah aspirasi pada klien stroke di salah satu rumah sakit tipe A di Jakarta. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional, terhadap 78 Gambaran Perilaku..., Nia Tania, FIK UI, 213

3 perawat ruang rawat inap yang pernah merawat pasien stroke, dan dipilih dengan teknik purposive sampling. Pengukuran variabel tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan menggunakan instrumen berupa kuisioner yang disusun dan dikembangkan peneliti dari sumber-sumber dan teori yang ada, serta telah valid dan reliabel. Setelah mendapat penjelasan tentang manfaat dan risiko penelitian, kuisioner diisi dan dijawab langsung oleh responden dan dikumpulkan dalam amplop tertutup untuk menjaga privasi dan kerahasiaan informasi yang diberikan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis univariat untuk mengetahui proporsi dan karakteristik masing-masing variabel. Hasil Tabel 1 menunjukkan karakteristik responden yang didominasi usia dewasa awal (83,3%), perempuan (84,6 %), lulusan D3 Keperawatan (82,1 %), dan masa kerja sebagian besar > 5 tahun (65 %). Perawat yang sudah pernah mengikuti pelatihan perawatan pasien stroke 25,6%, sebagian besar (74,4%) belum pernah mendapatkan pelatihan tersebut. Tabel 1. Karakteristik responden Karakteristik Responden n % Usia Dewasa awal Dewasa tengah Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Tingkat pendidikan SPK D3 Keperawatan S1+Ners Masa kerja 1 2 tahun 3 5 tahun > 5 tahun Pelatihan perawatan stroke Pernah Belum pernah 65 13 12 66 3 64 11 7 2 51 2 58 83,3 16,7 15,4 84,6 3,8 64,1 14,1 9 25,6 65,4 25,6 74,4 Hasil penelitian yang ditampilkan pada tabel 2 menunjukkan dari 78 responden didapat sebagian besar perawat memiliki pengetahuan cukup dalam mencegah aspirasi pada pasien stroke (43,6%), sedangkan proporsi perawat dengan tingkat pengetahuan baik dan kurang sebanding, yaitu masing-masing 28,2%. Hampir seluruh perawat memiliki sikap positif (96,2 %), dan sebagian besar (6,2%) telah melakukan tindakan baik dalam mencegah aspirasi pada pasien stroke. Gambaran Perilaku..., Nia Tania, FIK UI, 213

4 Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan. Variabel n % Tingkat pengetahuan Kurang Cukup Baik Sikap Positif Negatif Tindakan kurang sedang Baik 22 34 22 75 3 1 3 47 28,2 43,6 28,2 96,2 3,8 1,3 38,5 6,3 Tabel 3 menunjukkan hasil penelitian didapat hampir setengah dari responden usia dewasa awal memiliki tingkat pengetahuan cukup (46,2%). Sedangkan proporsi tingkat pengetahuan dikalangan responden usia dewasa tengah hampir merata antara kategori kurang, cukup, dan baik. Berdasarkan jenis kelamin responden, tidak ada perbedaan tingkat pengetahuan antara laki-laki dan perempuan. Kebanyakan dari responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup. Tabel 3. Gambaran tingkat pengetahuan perawat dalam mencegah aspirasi pada pasien stroke berdasarkan karakteristik responden. Karakteristik responden Kurang Tingkat pengetahuan Cukup Baik Total 1. Usia - Dewasa awal - Dewasa tengah 18 (27,7) 4 (3,8) 3 (46,2) 4 (3,8) 17 (26,2) 5 (38,5) 65 (1) 13 (1) 2. Jenis kelamin - Laki-laki - Perempuan 3 (25) 19 (28,8) 5 (41,7) 29 (43,9) 4 (33,3) 18 (27,3) 12 (1) 66 (1) 3. Tingkat pendidikan - SPK - D3 Keperawatan - S1+Ners 1 (33,3) 19 (29,7) 2 (18,2) 1 (33,3) 3 (46,9) 3 (27,3) 1 (33,3) 15 (23,4) 6 (54,5) 3 (1) 64 (1) 11 (1) 4. Masa kerja - 1-2 tahun - 3-5 tahun - > 5 tahun 1 (14,3) 3 (15) 18 (35,3) 3 (42,9) 7 (35) 24 (47,1) 3 (42,9) 1 (5) 9 (17,6) 7 (1) 2 (1) 51 (1) 5. Pelatihan - Belum pernah - Pernah 17 (29,3) 5 (25) 23 (39,7) 11 (55) 18 (31) 4 (2) 58 (1) 2 (1) Gambaran Perilaku..., Nia Tania, FIK UI, 213

5 Berdasarkan latar belakang pendidikan diperoleh distribusi responden dengan latar belakang SPK memiliki tingkat pengetahuan yang merata antara baik, cukup, dan kurang, masing-masing sebesar 33,3%. Hampir setengah dari responden lulusan D3 Keperawatan memiliki tingkat pengetahuan cukup (46,9%), sedangkan lebih dari setengah responden lulusan S1+Ners memiliki tingkat pengetahuan yang baik (54,5%). Berdasarkan lama masa kerja didapatkan distribusi tingkat pengetahuan perawat dengan masa kerja 1-2 tahun seimbang antara cukup dan baik, masingmasing sebesar 42,9%. Setengah dari responden dengan masa kerja 3-5 tahun memiliki tingkat pengetahuan baik (5%), sedangkan responden dengan masa kerja lebih dari lima tahun, hampir setengahnya memiliki tingkat pengetahuan yang cukup (47,1%). Tidak ada perbedaan yang berarti antara tingkat pengetahuan responden yang pernah mengikuti pelatihan perawatan stroke dengan yang belum pernah. Keduanya memiliki tingkat pengetahuan kategori cukup. Tabel 4 menunjukkan sebagian besar responden dari kedua golongan umur, dewasa awal dan dewasa tengah memiliki sikap positif, yaitu sebesar 98% pada responden dewasa awal, dan 84,6% pada responden dewasa tengah. Seluruh responden laki-laki (1%), dan hampir seluruh responden perempuan (95,5%) memiliki sikap positif. Berdasarkan latar belakang pendidikan menggambarkan seluruh responden lulusan SPK memiliki sikap positif (1%). Sikap yang sama juga didapatkan dari sebagian besar lulusan D3 Keperawatan (96,6%) dan S1+Ners (9,9%). Berdasarkan pengalaman kerja, seluruh responden dengan pengalaman kerja 1-2 tahun, dan 3-5 tahun memiliki sikap yang positif, masing-masing 1%. Sikap yang sama juga dimiliki hampir seluruh responden dengan masa kerja lebih dari lima tahun (94,1%). Berdasarkan keikutsertaan terhadap pelatihan perawatan stroke, hasil penelitian ini menunjukkan hampir seluruh responden memiliki sikap positif, baik responden yang belum pernah mengikuti pelatihan (98,3%), maupun yang pernah mengikutinya (9%). Gambaran Perilaku..., Nia Tania, FIK UI, 213

Tabel 4. Gambaran sikap perawat dalam mencegah aspirasi pada pasien stroke berdasarkan karakteristik responden. 6 Karakteristik responden Sikap Positif Negatif Total n(%) 1. Usia - Dewasa awal - Dewasa tengah - 2. Jenis kelamin - Laki-laki - Perempuan 64 (98,5) 11 (84,6) 12 (1) 63 (95,5) 1 (1,5) 2 (15,4) 3 (4,5) 65 (1) 13 (1) 12 (1) 66 (1) 3. Tingkat pendidikan - SPK - D3 Keperawatan - S1+Ners 3 (1) 62 (96,9) 1 (9,9) 2 (3,1) 1 (9,1) 3 (1) 64 (1) 11 (1) 4. Masa kerja - 1-2 tahun - 3-5 tahun - > 5 tahun 7 (1) 2 (1) 48 (94,1) 3 (5,9) 7 (1) 2 (1) 5 (1) 5. Pelatihan - Belum pernah - Pernah 57 (98,3) 18 (9) 1 (1,7) 2 (1) 58 (1) 2 (1) Tabel 5 menunjukkan sebagian besar responden usia dewasa awal melakukan tindakan pencegahan aspirasi dengan baik (66,2%). Sementara pada responden usia dewasa tengah, kebanyakan melakukan tindakan dengan kategori sedang (61,5%). Keterampilan tindakan responden laki-laki dalam mencegah aspirasi berimbang antara kategori sedang (5%) dan baik (5%). Sedangkan pada responden perempuan kebanyakan dari mereka dalam kategori tindakan baik (62,1%). Dari karakteristik tingkat pendidikan, tidak didapat perbedaan yang mencolok pada variabel tindakan. Sebagian besar responden melakukan tindakan dengan baik, yaitu lulusan SPK (66,7%), lulusan D3 Keperawatan (59,4%), dan lulusan S1+Ners (63,6%). Sebagian besar responden dengan masing-masing karakteristik masa kerja melakukan tindakan yang baik dalam mencegah aspirasi pada pasien stroke. Responden dengan masa kerja 1-2 tahun sebesar 71,4%, masa kerja 3-5 tahun sebesar 6%, sedangkan masa kerja lebih dari lima tahun sebesar 58,8%. Sebagian besar responden juga melakukan tindakan dengan kategori baik, baik yang belum pernah (6,3%), maupun yang pernah (6%) mengikuti pelatihan perawatan stroke. Gambaran Perilaku..., Nia Tania, FIK UI, 213

Tabel 5. Gambaran tindakan perawat dalam mencegah aspirasi pada pasien stroke berdasarkan karakteristik responden. 7 Karakteristik responden Kurang Tindakan Sedang Baik Total 1. Usia - Dewasa awal - Dewasa tengah 1 (7,7) 22 (33,8) 8 (61,5) 43 (66,2) 4 (3,8) 65 (1) 13 (1) 2. Jenis kelamin - Laki-laki - Perempuan 3. Tingkat pendidikan - SPK - D3 Keperawatan - S1+Ners 1 (1,5) 1 (1,6) 6 (5) 24 (36,4) 1 (33,3) 25 (39,1) 4 (36,4) 6 (5) 41 (62,1) 2 (66,7) 38 (59,4) 7 (63,6) 12 (1) 66 (1) 78 (1) 3 (1) 64 (1) 11 (1) 4. Masa kerja - 1-2 tahun - 3-5 tahun - > 5 tahun 1 (2) 2 (28,6) 8 (4) 2 (39,2) 5 (71,4) 12 (6) 3 (58,8) 7 (1) 2 (1) 51 (1) 5. Pelatihan - Belum pernah - Pernah 1 (5) 23 (39,7) 7 (35) 35 (6,3) 12 (6) 58 (1) 2 (1) Pembahasan Jumlah responden di unit stroke dan unit perawatan umum RSPAD Gatot Soebroto sebanyak 78 perawat didominasi golongan usia dewasa awal, dengan jenis kelamin perempuan, dengan latar belakang pendidikan D3 Keperawatan, dan masa kerja lebih dari 5 tahun. Hal ini sesuai dengan informasi yang didapatkan dari kepala ruangan masing-masing unit tersebut. Sebagian besar belum pernah mengikuti pelatihan perawatan stroke. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir setengah responden memiliki tingkat pengetahuan cukup. Angka tersebut didominasi oleh kelompok usia dewasa awal. Notoatmodjo (21) menyebutkan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang adalah usia. Perkembangan kognitif pada masa dewasa awal mulai stabil dan sempurna. Perkembangan pemikiran ilmiah yang signifikan, kemampuan memecahankan masalah dengan kreativitas, dan penggunaan intuisi merupakan ciri dari perkembangan kognitif kelompok usia ini (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 21). Pada usia ini Gambaran Perilaku..., Nia Tania, FIK UI, 213

8 individu juga banyak dihadapkan peran baru. Konflik antar peran dapat menimbulkan stress yang berakibat menurunnya memori kognitif (Sunarno, Manalu, Kusmorini, & Agungpriyono, 21). Perkembangan kognitif usia dewasa tengah tidak jauh berbeda. Akan tetapi, pengalaman professional, sosial, dan kehidupan individu tercermin dalam performa kognitif mereka (Kozier, Erb, Berman, & Snyder (21) teori tersebut terbukti pada penelitian ini bahwa responden usia dewasa tengah sedikit lebih banyak masuk kategori tingkat pengetahuan baik. Tingkat pengetahuan responden laki-laki maupun perempuan, termasuk kategori cukup. Notoatmodjo (27) tidak menyebutkan bahwa jenis kelamin mempengaruhi tingkat pengetahuan. Adapun lulusan S1+Ners memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan D3 Keperawatan yang kebanyakan memiliki tingkat pengetahuan cukup. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli yang sama bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang Pelatihan merupakan salah satu jenis pendidikan non formal. Hasil yang diharapkan dengan adanya pelatihan adalah meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan (Sastrohadiwiryo, 22). Widayati (26) dalam penelitiannya terhadap sejumlah bidan, yang menyebutkan bahwa pelatihan memberi pengaruh positif terhadap tingkat pengetahuan. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang mencolok antara perawat yang pernah dengan yang belum pernah mengikuti pelatihan, dalam hal tingkat pengetahuan. Hal ini didukung oleh penelitian Ernawati (212) yang menyatakan tidak ada hubungan antara pengalaman mengikuti pelatihan terhadap tingkat pengetahuan dan ketrampilan. Perbedaan hasil penelitian kemungkinan disebabkan adanya faktor lain yang mempengaruhi perubahan perilaku pada proses pembelajaran seperti kesiapan, motivasi, dan peran aktif selama proses pelatihan perlu dikaji lebih lanjut. Dari hasil penelitian ini tidak didapatkan perbedaan proporsi yang cukup besar pada sikap perawat terhadap pencegahan aspirasi jika dianalisis berdasarkan karakteristik responden, yaitu usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, masa kerja dan keikutsertaan dalam pelatihan. Hampir seluruh responden penelitian menunjukkan sikap positif dalam mencegah aspirasi pada pasien stroke. Tingginya sikap positif perawat dalam mencegah aspirasi pada pasien stroke di RSPAD Gatot Soebroto dapat dikaitkan dengan beberapa faktor internal antara lain; tingkat Gambaran Perilaku..., Nia Tania, FIK UI, 213

9 pendidikan dan masa kerja. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Paryanti, Haryanti, dan Hartati (27) bahwa pengalaman perawat selama masa kerja, akan mempengaruhi perilakunya di bidang keperawatan. Beberapa faktor internal lain yang juga mempengaruhi sikap, seperti keyakinan dan emosi tidak terkaji dalam penelitian ini. menjalankan konsekuensi yang ada. (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 21). Perpaduan antara ciri perkembangan kognitif dan psikososial ini dihubungkan dengan kemampuan berperilaku dan bertindak sesuai dengan tuntutan standar, termasuk tindakan mencegah aspirasi pada pasien stroke. Adapun faktor eksternal yang mendukung sikap positif perawat antara lain adalah lingkungan kerja. Usaha peningkatan kualitas pelayanan keperawatan yang tengah dilakukan manajemen rumah sakit melalui proses akreditasi, berdampak pada perubahan lingkungan yang kondusif dan pola pikir yang positif terhadap mutu layanan keperawatan, termasuk terhadap pasien stroke. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden melakukan tindakan kategori baik, yang didominasi oleh kelompok usia dewasa awal. Tindakan atau praktik merupakan respon nyata berupa aktivitas yang dapat diobservasi dengan mata (Notoatmodjo, 21). Sebagai salah satu domain perilaku, tindakan juga dipengaruhi oleh faktor umur. Selain faktor kognitif yang mencapai perkembangan sempurna, dewasa awal melakukan pilihan profesi dan organisasi yang dijalani serta Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar informasi bagi penelitian selanjutnya. Pada pengukuran variabel sikap dan tindakan, sebaiknya dilengkapi dengan metode observasi langsung. Perbaikan dalam pemilihan sampel, dan serta perluasan variabel penelitian perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat pada penelitian selanjutnya. Kesimpulan Hasil penelitian yang dilakukan pada 78 responden di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta menunjukkan karakteristik responden yang sebagian besar adalah perempuan usia dewasa awal, lulusan D3 Keperawatan dan masa kerja lebih dari lima tahun. Sebagian besar responden belum pernah mengikuti pelatihan perawatan pasien stroke. Hasil penelitian menunjukkan hampir setengah responden memiliki cukup pengetahuan, dan mayoritas sikap positif, serta melakukan tindakan yang baik dalam menegah aspirasi pada pasien stroke. Gambaran Perilaku..., Nia Tania, FIK UI, 213

1 Peneliti menyarankan pihak terkait untuk melakukan usaha peningkatan pengetahuan perawat tentang pencegahan aspirasi. Perawat yang memahami resiko dan bahaya yang ditimbulkan aspirasi, akan menunjukkan sikap dan tindakan yang baik dalam mencegahnya. Pengetahuan yang baik akan melahirkan sikap dan tindakan yang cenderung bersifat menetap dan berkualitas. Referensi Ernawati (212). Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan manajemen diabetes melalui pelatihan manajemen diabetes pada kader kesehatan. Jurnal Keperawatan Indonesia. Vol 15, No.2, Juli 212. 123-128. ISSN 141-449 Faizin, Achmad., & Winarsih. (28). Hubungan tingkat pendidikan dan lama masa kerja perawat dengan kinerja perawat di RSU Pandan Arang kabupaten Boyolali. Berita ilmu keperawatan, September 28, vol. 1, No. 3, 137-142. ISSN 1979-2697. Kozier, Barbara., Erb, Glenora., Berman, Audrey., Snyder, S.J. (21). Buku ajar fundamental keperawatan; konsep, proses, & praktik. (Pamilih dkk, Penerjemah). Edisi ke-7, volume 1. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. (21). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Martino, R., Silver, F., Teasell, R., Bayley, M., Nicholson, G. et al. (28). The Toronto bedside swallowing screening test (TOR- BSST): Development and validation of a dysphagia screening tool for patients with stroke. Journal of the American Heart Association. 4:555-561. doi: 1.1161/STROKEAHA.17.5137. Paryanti, S., Haryati, W., & Hartati. (27). Hubungan tingkat pengetahuan perawat dengan keterampilan melaksanakan prosedur tetap isap lendir / suction di ruang ICU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Jurnal Keperawatan Soedirman. Vol.2, N. 1. 253-254. http://jurnalonline.unsoed.ac.id/index.php /keperawatan/article/download/254/15 Sastrohadiwiryo, S.B. (22). Manajemen tenaga kerja Indonesia : Pendekatan administrasi dan operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Summers, D., Leonard, A., Wentworth, D., Saver, J.L., Simpson, J., Spilker, J.A., Hock, N., Miller, E., Mitchel, P.H. Gambaran Perilaku..., Nia Tania, FIK UI, 213

11 (29). Comperehensive overview of nursing and interdisciplinary care of the acute ischemic stroke patient. American Stroke Association, 4, 2911-2944. doi: 1.1161/STROKEAHA.19.1923. Gambaran Perilaku..., Nia Tania, FIK UI, 213