b. bahwa pengelolaan air bawah tanah dimaksudkan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKKAN PENGGUNAAN TANAH

1 of 5 02/09/09 11:36

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR 7 TAHUN 1999 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 43 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMBORAN AIR BAWAH TANAH DAN IZIN PEMAKAIAN AIR BAWAH TANAH

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 08 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KABUPATEN CIANJUR NOMOR : 63 TAHUN : 2002

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 17 TAHUN 2002 SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 13 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

RETRIBUSI WISMA/PESANGGRAHAN/VILLA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 8 TAHUN 2000 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 8 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 40 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 27 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 40 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PERIJINAN PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN BIDANG INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI JASA PERIZINAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN LAIK TANGKAP KAPAL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN MEMBUKA DAN MEMANFAATKAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 9 TAHUN 2000 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 9 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIIK NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IJIN OPERASIONAL KENDARAAN TIDAK BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DI KABUPATEN BARITO UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PENGANGKUTAN SAMPAH/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN IKAN

BUPATI KAUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAUR,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DI KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR :11 TAHUN: 1999 SERI: B.11.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN : 1999 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN : 1999 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 18 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KEBUPATEN MAGELANG NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN KESEHATAN TERNAK DAN PERIZINAN USAHA DIBIDANG PETERNAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2001 SERI B.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

Peraturan...

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 3 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 1 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 1

RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

Salinan NO : 1/LD/2014 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 2014 TENTANG

L E M B A R A N D A E R A H

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAD TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG,

PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR : 17 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI,

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN : 2000 SERI: B.3.

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 17 TAHUN 2006 RETRIBUSI IZIN TRAYEK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR : 47 TAHUN 2002 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 07 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IJIN PEMBORAN DAN PENGAMBILAN AIR BAWAH TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIANJUR Menimbang : a. bahwa dalam upaya mendukung pelaksanaan otonomi daerah, diperlukan penggalian sumber dana yang memanfaatkan cumber daya alam; b. bahwa pengelolaan air bawah tanah dimaksudkan untuk memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, termasuk pemberian perijinan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan penggunaan sumber daya alam khususnya air; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b dan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, maka perlu diatur pengaturan pemberian ijin pemboran dan pengambilan air bawah tanah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undangundang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950); 2. Undangundang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046); 3. Undangundang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 4. Undangundang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274); 5. Undangundang Nomor 18 Tabun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) jo. Undangundang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undangundang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 6. Undangundang Nomor 23 Tahun 1997 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699 7. Undangundang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 8. Undangundang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara. Nomor 3225); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi ( Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3226 ); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3445); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 13. Peraturan Pemerintah Nornor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4138); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139); 15. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 22 Tabun 2000 tentang Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Cianjur; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 02 Tahun 2001 tentang Tata Cara Penyusunan Peraturan Daerah dan Penerbitan Lembaran Daerah; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 03 Tahun 2001 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 03 Tahun 2001 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 06 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Air Bawah Tanah. Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CIANJUR MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI IJIN PEMBORAN DAN PENGAMBILAN AIR BAWAH TANAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dirnaksucl. dengan : a. Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu. berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta peranglcat Daerah Otonom sebagai badan eksekutif; c. Bupati adalah Bupati Cianjur; d. Dinas adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur; e. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Kabupaten Cianjur; f. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; g. Wajib retribusi adalah orang priabdi atau badan yang menurut peraturan perundangundangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu; h. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha negara atau daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya; i. Retribusi Daerah, selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan hukum; j. Retribusi Perijinan Tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam pemberian ijin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksud untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan; k. Air bawah tanah adalah semua air yang terdapat dalam lapisan batuan yang mengandung air di bawah permukaan tanah, termasuk mata air yang muncul secara alamiah di atas permukaan tanah, yang selanjutnya disebut ABT;

l. Pengelolaan air bawah tanah adalam pengelolaan dalam arti luas mencakup segala kegiatan inventarisasi, pengaturan, pemanfaatan, perijinan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan serta konservasi air bawah tanah; m.sumbersumber air adalah tempat atau wadah air balk yang terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah; n. Ijin Pemboran Air Bawah Tanah adalah ijin melakukan pemboran air bawah tanah, yang selanjutnya disebut IP; o. Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah adalah ijin pengambilan dan atau pemanfaatan air yang selanjutnya disebut IPA; p. Ijin Pengambilan Mata Air adalab ijin untuk pengambilan dan atau pemanfaatan air dan mata air, yang selanjutnya disebut IPMA; q. Ijin Eksplorasi Air Bawah Tanah adalah ijin untuk melakukan penyelidikan air bawah tanah secara rinci guna menetapkan lebih teliti tentang potensi, sebaran dan karakteristik air bawah tanah, yang selanjutnya disebut IE; r. Ijin Penurapan Mata Air adalah ijin penurapan mata air, yang selanjutnya disebut 1PM; s. Sumur bor adalah sumur yang pembuatannya dilakukan secara mekanis atau manual; t. Sumur gali adalah sumur yang pembuatannya dilakukan dengan cara penggalian; u. Sumur pasak adalah sumur yang pembuatannya dilakukan dengan cara pemboran, dan dikonstruksi dengan pipa bergaris tengah kurang dari 2 inchi (± 5 cm); v. Penurapan mata air adalah kegiatan mengubah bentuk alamiah mata air berupa upaya rnempertinggi permukaan mata air, penampungan dan atau pemipaan yang dialirkan atau dipompa sesuai dengan keperluannya; w.surat Ketetapan Retribusi Daerah, selanjutnya disingkat SKRD adalah Surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terhutang; x. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar, selanjutnya disingkat SKRDKB adalah Surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terhutang, jumlah kredit retribusi, jumlah kekurangan pembayaran pokok retribusi, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih hams dibayar; y. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan, selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah Surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan; Surat Tagihan Retribusi Daerah, selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda

BAB II PERIJINAN Pasal 2 (1) Setiap badan dan atau orang yang akan melakukan kegiatan pemboran dan atau pengambilan air bawah tanah terlebih dahulu harus mendapatkan ijin dari Bupati. (2) Tata cara pengajuan ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati. BAB III NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRrBUSI Pasal 3 Dengan nama Retribusi Ijin Pemboran dan Pengambilan Air Bawah Tanah, dipungut retribusi atas pelayanan pemberian ijin pemboran dan penurapan mata air, pengambilan air bawah tanah serta ijin pengambilan mata air. Pasal 4 (1) Obyek retribusi adalah setiap kegiatan pemboran dan atau pengambilan air bawah tanah. (2) Dikecualikandariobyek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) adalah kegiatan pengelolaan air bawah tanah untuk: a. Keperluan air minum dan atau rumah tangga yang bersasal dari sumur gali dan sumur pasak dengan jumlah pengambilan kurang dari100m 3 /bulandantidakdimanfaatkanuntuktujuankomersial; b. Penelitian/penyelidikan yang tidak mertimbulkan kerusakan; c. Keperluan peribadatan; d. Penanggulangan bahaya kebakaran. Pasal 5 Subyek retribusi adalah badan atau orang yang mendapat ijin pemboran dan atau ijin pengambilan air bawah tanah, yang selanjutnya disebut wajib retribusi.. BAB IV GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 6 Retribusi Ijin Pemboran dan atau Pengambilan Air Bawah Tanah termasuk golongan Retribusi Perijinan Tertentu BAB V CARA MENGUKUR TINGKAT PENCGUNAAN JASA

Pasal 7 Tingkat penggunaan jasa pernberian ijin pemboran dan atau pengambilan air bawah tanah diukur berdasarkan penurapan mata air, jenis sumur dan kedalamannya. BAB VI PRINSIP PENETAPAN, STRUKTUR DAN BESARNYA TARIP RETRIBUSI Pasal 8 Prinsip penetapan tarip Retribusi Ijin Pemboran dan atau Pengambilan Air Bawah Tanah adalah didasarkan pada tujuan untuk biaya penyelenggaraan pemberlan ijin yang meliputi biaya administrasi, pengkajian teknis, pengawasan, pengendalian, pembinaan dan konservasi air bawah tanah. Pasal 9 (1) Struktur besarnya tarip retribusi dltetapkan: a. Retribusi IP/IPM Denis Sumur Sumur ke 1 (Rp) Bor atau Turap Pantek atau Gali 250.000, 100.000, b. Retribusi IPA/IPMA : Sumur ke 1 Jenis Sumur (RP) Bor atau Turap Pantek atau Gali Sumur ke 2 (RP) 500.000, 150.000, Sumur ke 2 (Rp) Sumur ke 3, dan seterusnya (Rp) 750.000, 1.000.000, 200.000, 1.250.000, 225.000, S u m u r k e 3, dan seterusnya 1.500.000, 250.0001 c.retribusi Daftar Ulang IPA/IPMA Jenis Sumur Sumur ke 1 (RP) Sumur ke 2 (Rp) S u m u r k e 3, dan seterusnya Bor atau Turap Pantek atau Gali 500.000, 100.000r 750.000, 125.000, 1.000.000, 150.000,

d.retribusi Perpanjangnan IPA/IPMA Jenis Sumur Sumur ke 1 (RP) Sumur ke 2 (Rp) S u m u r k e 3, dan seterusnya Bor atau Turap 750.000, 1.000.000, 1.250.000, Pantek atau Gali 150.000, 175.000, 200.000, BAB VII MASA BERLAKUNYA IJIN Pasal 10 (1) IP/IPM berlaku untuk masa 6 (enam) bulan terhitung sejak dikeluarkan dan selanjutnya dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu. 3 (tiga) bulan. (2) IPA/IPMA berlaku untuk masa 10 (sepuluh) tahun dengan ketentuan wajib daftar ulang setiap 2 (dua) tahun sekall dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan yang ditentukan. (3) Surat ijin pemboran dan atau pengambilan air bawah tanah yang telah dikeluarkan dapat dicabut apabila: a. Pemegang ijin melakukan tindakantindakan yang bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; b. Pemegang ijin rnelanggar syaratsyarat yang tercantum dalam surat c. Pemegang ijin karena sesuatu hal tidak melanjutkan usahanya; d. Ijin dikembalikan oleh pemegang ijin; e. Pemegang ijin tidak melakukan perpanjangan atau tidak daftar ulang. (4) Persyaratan perpanjangan dan daftar ulang ijin diatur lebih lanjut oleh Bupati. BAB VIII SAAT RETRIBUSI TERHUTANG Pasal 11 Retribusi terhutang pada saat ditetapkan SKRD atau dokumen lain yang dipersarnakan.

BAB IX WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 12 Wilayah pemungutan retribusi adalah di Wilavah Daerah. TATA CARA PEMUNGUTAN DAN SANKSI ADMINISTRASI Pasal 13 Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan. Pasal 14 (1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (2) Dalam hal wajib retribusi tidak dapat membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesarbesarnya 10 % (sepuluh persen) setiap bulan dari besamya retribusi yang terhutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. BAB XI TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 15 (1) Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah atau di tempat lain yang ditunjuk sesuai waktu yang ditentukan dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (2) Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, maka basil penerimaan retribusi harus disetor ke Kas Daerah selambatlambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditetapkan oleh Bupati. (3) Apabila pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, maka dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) per bulan maksimal 24 (dua puluh empat) bulan dengan menerbitkan STRD. Pasal 16 (1) Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai. (2) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikan ijin kepada wajib retribusi untuk mengangsur retribusi yang terhutang dalam kurun waktu tertentu dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Tata cara pembayaran, tempat pembayaran, penundaan pembayaran retribusi diatur dengan Keputusan Bupati.

Pasal 17 (1) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 ayat (1) Peraturan Daerah ini diberikan tanda bukti pembayaran. (2) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan. (3) Bentuk, isi, kualitas ukuran buku tanda bukti pembayaran dan buku penerimaan retribusi sebagainiana dimaksud pada ayat (1) dan (2) Pasal ini ditetapkan oleh Bupati. BAB XII TATA CARA PENAGIHAN Pasal 18 (1) Pengeluaran Surat Teguran/Peringatan/surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran. (2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguran/Peringatan/surat lain yang sejenis, wajib retribusi harus melunasi retribusinya yang terhutang. (3) Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dikeluarkan oleh pejabat. Pasal 19 Bentukbentuk formulir yang dipergunakan untuk pelaksanaan penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada Pasal 19 ayat (1) Peraturan Daerah ini, ditetapkan oleh Bupati. BAB XIII KADALUWARSA Pasal. 20 (1) Penagihan retribusi, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terhutangnya retribusi, kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi. (2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dintaksud ayat (1) Pasal ini tertangguh apabila : a. Diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa; b. Ada pengakuan hutang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung BAB XIV TATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 21 (1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan besarnya retribusi. (2) Tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini ditetapkan oleh Bupati.

XV BAB TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KADALUWARSA Pasal 22 (1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karema hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa dapat dihapus. (2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi Daerah yang sudah kadaluwarsa sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini. BAB XVI INSTANSI PEMUNGUT Pasal 23 Instansi pemungut ditetapkan oleh Bupati. BAB XVII PEMBINAAN/PENGAWASAN Pasal 24 Pembinaan/pengawasan untuk pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Bupati atau pejabat. BAB XVIII KETENTUAN PIDANA Pasal 25 (1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daaerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi yang terhutang. (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran. BAB XIX PENYIDIKAN Pasal 26 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah

Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud. ayat (1) Pasal ini adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau. laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. Maneliti mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi; d. Memeriksa bukubuku, catatancatatan dan dokumendokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen lain seta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang retribusi; g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen sebagaimana dimaksud huruf e ayat ini; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dart diperiksa sebagai tersanglca atau saksi; j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi menurut hokum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik sebagainuma dimaksud ayat (1) Pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan basil penyidikannya kepada Penuntut Umum. BAB XX KETENTUAN PENUTUP Pasal 27 Halhal lain yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 28 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka ijin yang telah diterbitkan sebelumnya tetap berlaku sampai berakhirnya ijin yang bersangkutan. Pasal 29 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Cianjur. Ditetapkan di. Cianjur pada tanggal 20 Juni 2002 BUPATI CIANJUR, Cap/ttd. WASIDI SWASTOMO Peraturan Daerah ini disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Cianjur dengan Keputusan Nomor 172.2/4/DPRD tanggal 20 Juni 2002 Diundangkan di Cianjur Pada tanggal 4 Juli 2002 SEKRETARIS DAERAH, Cap/ttd. S U B A R N A NIP.480061022 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2002 NOMOR 50 SERI B