BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tata boga merupakan pengetahuan di bidang boga (seni mengolah masakan) yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tata boga merupakan pengetahuan di bidang boga (seni mengolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai modal bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan formal yang dipersiapkan oleh pemerintah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,

2015 PENERAPAN PENGETAHUAN MENGOLAH KUE INDONESIA PADA PRAKTIK MEMBUAT KUE-KUE INDONESIA DARI BERAS SISWA SMKN 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu instansi atau lembaga pendidikan yang

PENGUASAAN PENGETAHUAN PROSEDUR PEMBERSIHANAREA UMUM PADA MATA PELAJARAN TATA GRAHAOLEH PESERTA DIDIK SMKN 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. secara kompetitif dalam mengembangkan pembangunan suatu negara. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta

BAB 1 PENDAHULUAN. menggambarkan adanya peluang kerja tenaga terampil di bidang jasa

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

Pendidikan merupakan segala situasi dalam hidup yang. mempengaruhi pertumbuhan seseorang. Pendidikan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan jenjang pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT CAKE, GATEAUX

BAB I PENDAHULUAN. yang bertanggung jawab terhadap penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asep Maosul, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

COVER Lembar penetapan Kata Pengantar Daftar Isi. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan. Visi dan Misi SMK Tujuan SMK ISI KTSP. Tujuan Program Keahlian

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan masyarakat khususnya anak didik. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN. dari luar siswa atau faktor dari lingkungan (Sudjana, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan sangat penting dalam proses peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MENGOLAH HIDANGAN SATE ATAU JENIS MAKANAN YANG DIPANGGANG PADA KESIAPAN MEMBUKA USAHA FOOD COURT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Kesimpulan penelitian tentang Pengaruh Praktikum Makanan Kontinental

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dalam era perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

PENERAPAN TEORI SAUCE PADA PRAKTIK PEMBUATAN SAUCE UNTUK APPETIZER OLEH SISWA SMK NEGERI 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin hari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia terus menerus dilakukan dalam segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbuka untuk saling bekerja sama dan saling melengkapi. Di sisi lain, era

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan peranan besar dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Triatno, (2009:53) menyatakan pendapatnya bahwa tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokratis. Oleh karena itu, kurikulum adalah alat yang sangat tepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari sistem pendidikan yang ada pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. A. Simpulan 1. Hasil Implementasi TF-6M pada Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 1 Majalengka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tata boga adalah pengetahuan di bidang boga (seni mengolah masakan)

BAB I PENDAHULUAN. dalam pekerjaan dan aktivitasnya sehari-hari.

2015 PENERAPAN BUKU AJAR PADA MATA PELAJARAN DASAR PENGENDALIAN MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERIKANAN UNTUK KELAS X TPHP SMKN 2 INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wujud kebudayaan manusia, dimana

2015 PENGUASAAN PENGETAHUAN PEMBUATAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK SMKN 14 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini telah berkembang pesat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dalam masyarakat, juga untuk menjawab tentang masa depan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tata boga merupakan pengetahuan di bidang boga (seni mengolah masakan) yang mencakup ruang lingkup makanan, mulai dari persiapan mengolah sampai dengan menghidangkan makanan itu sendiri yang bersifat tradisional maupun Internasional. (Bartono, 2010) Salah satu jalur pendidikan di sekolah menengah adalah pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan (SMK) dengan Program Keahlian Tataboga yang mempunyai tujuan mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program studi keahlian pilihannya, ulet, gigih dalam berkompetisi, dan mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan berkualitas. Menurut Wiratama (1986) pada dasarnya ada 5 unsur pokok untuk menghasilkan lulusan SMK yang berkualitas, yaitu; Program pendidikan yang dijabarkan dalam kurikulum yang dinamis, fasilitas termasuk gedung dan prasarana yang memadai, guru yang mampu mengajar dengan baik untuk menghasilkan tenaga kerja yang efesien dan profesional, pengelolaan administrasi yang efektif dan efesien, serta potensi siswa yang cukup baik sehingga dapat di didik dan dilatih. Saat ini kebutuhan tenaga kerja pengolah makanan, terutama untuk lowongan kerja diluar negeri, baik untuk hotel besar maupun kapal pesiar, telah memberikan pengaruh yang cukup besar bagi pendidikan kuliner di Indonesia, oleh sebab itu SMK yang bertugas untuk

mencetak tenaga kerja terampil memerlukan pengajaran yang lebih spesifik, efisien, dan efektif, dengan titik berat pada praktikum yang intensif. (Bartono, 2010) Hal ini berkaitan seiring dengan perubahan pola konsumsi yang sejalan dengan berkembangnya era globalisasi, masyarakat juga sudah mulai mengenal makanan khas barat yang dikenal dengan makanan kontinental. Pada pengolahan makanan kontinental terdapat istilah asing yang digunakan dalam standard resep, prosedur, teknik pengolahan, alat dan bahan serta metode memasak yang harus dikuasai oleh siswa SMK dengan program keahlian Tata Boga untuk meningkatkan hasil belajarnya dalam mengolah makanan kontinental serta dapat mempersiapkan dirinya menjadi tenaga professional dalam bidang kuliner khususnya masakan Eropa Pengetahuan pengolahan makanan kontinental merupakan ilmu yang menerapkan keterampilan yang dimiliki siswa dalam mengolah berbagai hidangan kontinental dimulai dari appetizer sampai dessert dengan metode persiapan dan pengolahan serta menu yang berasal dari daratan Eropa dan Amerika. Makanan Kontinental adalah salah satu bidang studi yang ada di sekolah SMK Negeri 3 Tebing Tinggi, tujuan adanya bidang studi ini adalah untuk melatih keterampilan yang dimiliki siswa khususnya keterampilan dalam mengolah berbagai hidangan kontinental yang merupakan salah satu kompetensi keahlian yang harus dimiliki oleh siswa program keahlian Tata Boga. Dalam bidang studi ini siswa dituntut untuk banyak melakukan praktek dengan prosedur dan teknik pengolahan serta bahan, standar resep yang didalamnya terdapat istilah-istilah asing dengan Bahasa Inggris maupun Perancis yang harus dikuasai oleh siswa-siswi program keahlian Tata Boga yang akan membantu hasil belajar pada pengolahan makanan kontinental meningkat.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 18 januari 2014 di SMK Negeri 3 Tebing Tinggi, siswa masih memperoleh prestasi belajar mengolah makanan kontinental yang rendah berdasarkan dari hasil wawancara dengan guru bidang studi Makanan Kontinental dari hasil belajar yang dicapai siswa yang diperoleh yaitu masih berada dibawah kriteria ketuntasan minimum yaitu kurang dari 50%. Hal ini dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal dari siswa. Faktor internalnya yaitu kurangnya pemahaman dan penguasaan istilah asing siswa pada mata pelajaran Makanan Kontinental sedangkan faktor eksternalnya ialah kurangnya pelatihan dalam penggunaan istilah asing yang terdapat pada pengolahan makanan kontinental baik pada saat proses belajar mengajar berlangsung maupun pada saat praktek maupun teori, serta fasilitas sekolah yang tidak memadai baik dari penyediaan alat maupun bahan yang sulit diperoleh. Hal ini disebabkan karena makanan kontinental umumnya menggunakan bahan bahan yang berasal dari Negara asal makanan tersebut yang cukup sulit untuk diperoleh, serta jarangnya siswa menggunakan istilah asing dalam proses belajar pada mata pelajaran mengolah Makanan Kontinental. Untuk itulah dibutuhkan bimbingan serta motivasi oleh guru untuk memberikan arahan dan latihan dalam meningkatkan penguasaan istilah asing sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengolah makanan kontinental. Berdasarkan pemikiran diatas, penulis melihat bahwa siswa yang memiliki penguasaan istilah asing yang baik akan memperoleh hasil belajar yang baik dalam mengolah makanan kontinental. Oleh karena itu maka penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana Hubungan penguasaan istilah asing dengan hasil belajar mengolah makanan kontinental pada siswa Program Keahlian Tata Boga di SMK Negeri 3 Tebing Tinggi.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan diatas identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Penguasaan Istilah Asing Mengolah Makanan Kontinental pada siswa SMK Negeri 3 Tebing Tinggi? 2. Bagaimana Hasil Belajar Mengolah Makanan Kontinental siswa SMK Negeri 3 Tebing Tinggi? 3. Apakah Penguasaan Istilah Asing dapat meningkatkan Hasil Belajar Mengolah Makanan Kontinental siswa SMK Negeri 3 Tebing Tinggi? 4. Bagaimana Hubungan Penguasaan Istilah asing dengan Hasil Belajar Mengolah Makanan Kontinental di SMK Negeri 3 Tebing Tinggi? C. Batasan Masalah Untuk menghindari terlalu luasnya cakupan penelitian ini, penulis memberikan batasan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Penelitian ini hanya membahas tentang Istilah Asing pada makanan kontinental dalam bahasa Inggris dan Prancis. 2. Hasil belajar Mengolah Makanan Kontinental siswa kelas XI SMKN 3 Program Keahlian Tata BogaTebing Tinggi Tahun Pembelajaran 2013/2014. 3. Mata Pelajaran Mengolah Makanan Kontinental mengambil materi pokok bumbu, bahan, teknik mengolah, persiapan dan peralatan.

D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penguasaan istilah asing mengolah makanan kontinental siswa kelas XI SMK Negeri 3 Tebing Tinggi. 2. Bagaimana hasil belajar mengolah makanan kontinental siswa kelas XI SMK Negeri 3 Tebing Tinggi. 3. Bagaimana hubungan penguasaan istilah asing dengan hasil belajar mengolah makanan kontinental pada siswa Program Keahlian Tata Bogadi kelas XI SMK Negeri 3 Tebing Tinggi tahun pembelajaran 2013/2014 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui penguasaan istilah asing mengolah makanan kontinental siswa kelas XI Program Keahlian Tata Bogadi SMK Negeri 3 Tebing Tinggi. 2. Untuk mengetahui hasil belajar mengolah makanan kontinental siswa kelas XI di SMK Negeri 3 Tebing Tinggi. 3. Untuk mengetahui hubungan penguasaan istilah asing dengan hasil belajar mengolah makanan kontinental pada siswa Program Keahlian Tata Bogadi kelas XI SMK Negeri 3 Tebing Tinggi tahun pembelajaran 2013/2014

F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan masukan bagi guru bidang studi makanan kontinental untuk memperkenalkan istilah - istilah asing dalam Bahasa Inggris dan Perancis dalam kegiatan pembelajaran Tata Boga pada mengolah makanan kontinental 2. Sebagai bahan masukan bagi penulis yang adalah seorang calon pendidik tataboga, untuk lebih memperlengkapi diri dalam hal penguasaan istilah - istilah asing pada mengolah makanan kontinental. 3. Sebagai bahan masukan bagi siswa agar menguasai istilah - istilah asing dalam Bahasa Inggris dan Perancis pada mengolah makanan kontinental agar lebih siap dalam menghadapi Praktek Kerja Industri