STABILISASI TANAH EKSPANSIF DENGAN BAHAN TAMBAH GIPSUM (STUDI KASUS DI KAWASAN INDUSTRI CANDI BLOK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM TERHADAP NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

STABILITAS TANAH LEMPUNG PERBAUNGAN DENGAN CORNICE ADHESIVE

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Kapur pada Tanah Ekspansif di Bojonegoro terhadap nilai CBR, Swelling dan Durabilitas

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM

Pengaruh Penambahan Semen, Abu Sekam Padi dan Abu Ampas Tebu pada Tanah Lempung Ekspansif di Bojonegoro terhadap Nilai CBR, Swelling, dan Durabilitas

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

STABILISASI TANAH EKSPANSIF DENGAN PENAMBAHAN KAPUR (LIME): APLIKASI PADA PEKERJAAN TIMBUNAN

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR DENGAN LAMANYA WAKTU PERAWATAN (CURING) TERHADAP KEKUATAN DAN PENGEMBANGAN (SWELLING) TANAH LEMPUNG EKSPANSIF

Yanuar Eko Widagdo, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata-kata kunci: Pendahuluan

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pengujian tanah tanpa bahan tambah. limbah cair pabrik susu 35%

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

air tanah (drainase tanah), mengganti tanah yang buruk.

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

EFEKTIFITAS SEMEN PADA STABILISASI LEMPUNG DENGAN KAPUR AKIBAT PERCEPATAN WAKTU ANTARA PENCAMPURAN DAN PEMADATAN

Disusun Oleh : Bill Clinton Andhika Suryasin Auditya

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

TANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF

PENGARUH WAKTU PENGERASAN PADA KEKUATAN PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN CLAY, SEMEN, DAN PASIR. Andius Dasa Putra 1) Setyanto 1) Noor Syarifah Hasan 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata kunci: lempung ekspansif, perawatan, abu sekam padi, CBR, tingkat pengembangan (swelling).

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

PENGARUH LAMA WAKTU CURING TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN CAMPURAN 6% ABU SEKAM PADI DAN 4% KAPUR

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

ANALISIS PENGARUH SUBSTITUSI ABU TANDAN SAWIT DAN GIPSUM TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG LUNAK

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

TINJAUAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG LUNAK YANG DISTABILISASI DENGAN KOLOM CAMPURAN PASIR KAPUR DENGAN VARIASI DIAMETER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2.2 Stabilisasi Menggunakan Bentonit Stabilisasi Menggunakan Kapur Padam 9

Tugas Akhir Pengaruh Penambahan Portland Cement Pada Tanah Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

ANALISA PERKUATAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM MENINGKATKAN NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

PEMAKAIAN GARAM DAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

PERBAIKAN PENGEMBANGAN TANAH MENGGUNAKAN ZAT ADDITIVE KAPUR DENGAN PEMODELAN ALAT KONSOLIDASI

ANALISIS PEMAKAIAN TANAH SUMENEP MADURA YANG MENGANDUNG GARAM SEBAGAI TIMBUNAN DAN TANAH DASAR

PENGARUH PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN TERHADAP KUAT TEKAN BEBAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFEKTIFITAS GIPSUM SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP NILAI PENURUNAN KONSOLIDASI SUBGRADE JALAN SUKODONO SRAGEN

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN GARAM DAPUR (NaCl)

I. PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

PENGARUH PENCAMPURAN ABU SEKAM PADI DAN KAPUR UNTUK STABILISASI TANAH EKSPANSIF

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH

PENINGKATAN KEKUATAN TANAH LANAU DENGAN CAMPURAN SEMEN

BAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam.

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN ABU-SEKAM DAN KAPUR

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP KEKUATAN DAN PENGEMBANGAN (SWELLING) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH VARIASI JARAK DAN PANJANG DEEP SOIL MIX (DSM) 15% FLY ASH DIAMETER 3 CM BERPOLA PANELS TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH EKSPANSIF DI BOJONEGORO

STUDI TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN ROAD TECH 2000 TERHADAP SIFAT SIFAT TANAH EKSPANSIF

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Kapur Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

ANALISA DAYA DUKUNG TANAH (DDT) PADA SUB GRADE

PENENTUAN NILAI CBR DAN NILAI PENYUSUTAN TANAH TIMBUNAN (SHRINKAGE LIMIT) DAERAH BARITO KUALA

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODA PERBAIKAN TANAH LUNAK PADA RUAS JALAN SEKINCAU - SUOH DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

PENGARUH BAHAN CAMPURAN ARANG TEMPURUNG TERHADAP KONSOLIDASI SEKUNDER PADA LEMPUNG EKSPANSIF

Transkripsi:

STABILISASI TANAH EKSPANSIF DENGAN BAHAN TAMBAH GIPSUM (STUDI KASUS DI KAWASAN INDUSTRI CANDI BLOK K-18, SEMARANG) Ibnu Widiantoro, Fauzi Ahmad Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Soegijapranata Jl. Pawiyatan Luhur IV/ 1, Bendan Dhuwur, Semarang 50234 ABSTRAK Jenis tanah yang cukup banyak ditemui di Kota Semarang adalah tanah ekspansif. Tanah ekspansif adalah tanah lempung yang memiliki karakteristik kembang susut yang cukup besar serta tingkat plastisitas yang tinggi. Permasalahan bangunan yang berdiri di atas tanah ekspansif salah satunya terdapat di Kawasan Industri Candi yang berada di Jalan Gatot Subroto Semarang pada lokasi Blok K-25. Permasalahan yang terjadi terletak pada tembok yang pecah dan retak retak serta lantai yang bergelombang. Salah satu upaya yang akan dilakukan oleh penulis untuk meningkatkan kestabilan tanah ekspansif adalah melakukan penelitian terhadap penambahan bahan tambah gipsum dengan persentase penambahan yang berbeda. Dalam penelitian ini digunakan penambahan gipsum dengan persentase gipsum sebanyak 0%, 15%, 20% dan 25% dari berat tanah kering. Uji yang dilakukan di laboratorium meliputi uji mineral tanah, index properties, atterberg limit, uji saringan, uji hidrometer, uji kompaksi, uji swelling dan direct shear. Berdasarkan uji yang telah dilakukan dengan penambahan gipsum, dapat disimpulkan bahwa gipsum memiliki pengaruh yang cukup baik dalam meningkatkan stabilisasi tanah lempung ekspansif. Kata kunci: stabilisasi tanah ekspansif, bahan tambah gipsum I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Di Indonesia, khususnya Kota Semarang dengan berbagai jenis dan karakteristik tanah yang ada menjadikan proses pembangunan sebuah konstruksi di dalamnya menjadi semakin bervariasi. Salah satu jenis tanah yang cukup banyak ditemui di Kota Semarang adalah tanah ekspansif. Sudjianto (2006) menyatakan bahwa tanah ekspansif adalah tanah lempung yang memiliki karakteristik kembang susut yang cukup besar serta tingkat plastisitas yang tinggi. Pada pembangunan konstruksi terdapat pekerjaan yang sangat utama yaitu pada bagian tanah, meliputi pekerjaan pemadatan tanah, galian dan timbunan. Untuk mengatasi kestabilan konstruksi perlu adanya daya dukung tanah yang di G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 33

dalamnya terdapat pekerjaan tanah timbunan. Sebelumnya telah dilakukan upaya penelitian perbaikan secara kimiawi dengan menggunakan bahan tambah kapur (Dedy Irwanto dan Heryamto Sinaga, 2014). Salah satu upaya yang akan dilakukan oleh penulis untuk meningkatkan kestabilan tanah ekspansif adalah melakukan penelitian terhadap penambahan bahan tambah gipsum dengan persentase penambahan yang berbeda. 1.2.Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, penulis melakukan penelitian dengan tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui karakteristik dari tanah ekspansif. 2. Mengetahui kandungan mineral yang terdapat pada tanah ekspansif. 3. Mengetahui besarnya nilai pengembangan tanah ekspansif di Kawasan Industri Candi Blok K-18 tanpa penambahan bahan gipsum dan dengan penambahan bahan gipsum sebanyak 15%, 20% dan 25%. 4. Mengetahui nilai kohesi dan sudut geser dari tanah ekspansif asli dan dengan pencampuran bahan gipsum. 5. Mengetahui tanah ekspansif dapat digunakan sebagai tanah timbunan atau tidak. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tanah lempung ekspansif Tanah lempung ekspansif adalah tanah yang mempunyai tingkat kembang dan susut yang besar (Sudjianto, 2006). 2.2.Gipsum Gipsum mempunyai senyawa CaSO4.2H2O. Secara teknik, gipsum disebut sebagai zat kapur sulfat. Gipsum sendiri merupakan batuan berwarna putih yang terbentuk dari proses pengendapan air laut. Gipsum merupakan mineral terbanyak dalam batuan sedimen dan lunak bila murni. Vemmy Kurniawan dkk. (2014) mengatakan beberapa pengaruh positif gipsum pada tanah lempung ekspansif. 1. Gipsum dapat meningkatkan stabilitas tanah karena mengandung kalsium yang mampu mengikat tanah lempung ekspansif yang dipengaruhi oleh agregat tanah. 2. Gipsum yang dicampur pada tanah lempung ekspansif dapat mengurangi retak karena sodium pada tanah dapat tergantikan oleh kalsium pada gipsum sehingga pengembangannya menjadi lebih kecil. G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 34

3. Gipsum mampu meningkatkan kecepatan rembesan air karena gipsum itu sendiri lebih menyerap banyak air. 2.3.Stabilisasi Tanah Stabilisasi tanah merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengubah atau memperbaiki sifat tanah terutama pada tingkat kestabilannya. Definisi menurut Bowles (1989) mengatakan bahwa stabilisasi tanah dapat terdiri dari salah satu atau kombinasi dari pekerjaan mekanis dan bahan campuran (additive). menurut Ingles dan Metcalf (1972), proses stabilisasi dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode sebagai berikut : 1. Stabilisasi Mekanis 2. Stabilisasi Fisik 3. Stabilisasi Kimiawi Pada penelitian ini usaha stabilisasi tanah yang digunakan adalah stabilisasi kimiawi dengan penambahan zat aditif berupa gipsum. Gipsum tersebut diharapkan mampu meningkatkan stabilisasi tanah ekspansif di Kawasan Industri Candi Blok K-18, Semarang. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Pengambilan Sampel Tanah Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah ekspansif yang berasal dari daerah Kawasan Industri Candi Jalan Gatot Subroto Blok K-18, Semarang. Tanah yang diambil berada pada kedalaman ± 100 cm. 3.2.Proses Penelitian Berikut merupakan tahapan penelitian yang dilakukan oleh penulis. 1. Lakukan uji mineral tanah dan uji klasifikasi tanah yang meliputi Index Properties, Atterberg Limit, Uji Saringan dan Hidrometer. 2. Lakukan proses analisa yang akan menentukan tanah ekspansif. 3. Jika terbukti sampel tanah yang akan digunakan adalah tanah ekspansif, maka dapat dilakukan proses pengayakan untuk persiapan uji standar proctor. 4. Lakukan uji standar proctor dari tanah asli untuk mendapatkan kadar air optimum yang akan digunakan pada saat proses curing. 5. Persiapkan sampel tanah yang akan diberikan penambahan kadar gipsum 15%, 20% dan 25%. 6. Lakukan pencampuran sampel tanah dan gipsum dengan persentase yang sudah ditentukan, lalu campurkan air sesuai dengan kadar air optimum yang sudah diperoleh sebelumnya. 7. Lakukan pemadatan dengan metode standar proctor, tanah dalam kondisi padat tersebut dilakukan perawatan (curing) G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 35

dengan cara dilapisi plastik agar berada pada kondisi kedap udara lalu dibungkus pula dengan plastik. 8. Curing tersebut akan digunakan untuk uji swelling. Curing dilakukan selama 14 hari. 9. Setelah proses curing selesai, lakukan uji swelling dengan menggunakan pemadatan standar proctor kemudian rendam di dalam air selama 4 hari. 10. Analisa persentase pengembangan dari masing-masing sampel yang digunakan. 11. Lakukan pengambilan sampel direct shear dari sampel tanah yang telah direndam tersebut. Cetak tanah dengan menggunakan silinder ring. 12. Lakukan uji direct shear untuk masing-masing sampel tanah. 13. Analisa nilai tahanan geser dari masing-masing sampel yang digunakan. 14. Buat kesimpulan berdasarkan analisa dari tiap uji yang telah dilakukan. 15. Berikan saran untuk proses penelitian ke depannya. 3.3.Bagan Alir Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Uji Klasifikasi Tanah Berdasarkan pengujian di laboratorium yang meliputi uji klasifikasi tanah (index properties, atterberg limit, uji saringan dan hidrometer) dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4.1. Hasil Uji Klasifikasi Tanah Untuk uji saringan dan hidrometer didapatkan hasil sebagai berikut: Gravel : 0% Sand : 3,4% Silt : 43,4% Clay : 52 % Berdasarkan hasil sesuai dengan uji klasifikasi di atas menurut USCS dapat disimpulkan bahwa tanah di Kawasan Industri Candi Blok K-18 Semarang tergolong ke dalam tanah klasifikasi CH dimana tanah tersebut merupakan tanah lempung anorganik dengan tingkat plastitas yang tinggi. Gambar 4.1. Grafik Uji Pemadatan Semua Sampel Tanah Dari hasil menunjukkan bahwa pengaruh perubahan hasil grafik uji pemadatan tanah lempung di Kawasan Industri Candi Blok K-18, Semarang paling signifikan pada kadar penambahan 15%. Perubahan hasil yang terjadi adalah penurunan nilai kadar air optimum dan peningkatan nilai berat isi kering maksimum (γdry maks). 4.3.Uji Swelling Uji pengembangan tanah dilakukan setelah melaksanakan proses pemadatan dengan penambahan air sesuai kadar air optimum dan dilakukan perawatan (curing) selama 14 hari kecuali untuk tanah asli. Dilakukan perendaman di air selama 4 hari. 4.2.Uji Pemadatan (Standar Proctor) Uji pemadatan meliputi tanah asli serta tanah campuran gipsum dengan kadar penambahan 15%, 20% dan 25% sesuai berat kering tanah. Berikut merupakan hasil dari uji pemadatan. G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 37

Berikut merupakan hasil persentase swelling untuk semua sampel tanah. gipsum 25 %. Dapat dikatakan tanah yang digunakan untuk direct shear merupakan tanah dengan kondisi paling jenuh air. Gambar 4.2. Grafik Uji Persentase Swelling Dari data tabel diatas, didapatkan nilai persentase swelling untuk tanah asli sebesar 3,596 %, untuk campuran gipsum 15 % sebesar 1,011 %, untuk campuran gipsum 20 % sebesar 1,067 %, dan untuk campuran gipsum 25 % sebesar 1,573 %. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa nilai persentase potensi swell terbaik berada pada kadar pencampuran gipsum 15 % karena mampu menurunkan nilai swell dari tanah asli yang diuji. 4.4.Direct Shear Pengujian direct shear dilakukan pada sampel tanah yang sudah melalui proses pemadatan proktor standar, kemudian di curing selama 14 hari (kecuali untuk tanah asli) dan dilakukan perendaman di air selama 4 hari. Setelah itu tanah dapat dicetak untuk dilakukan pengujian direct shear. Pengujian ini dilakukan pada 4 sampel yaitu tanah asli, campuran gipsum 15 %, campuran gipsum 20% dan campuran Gambar 4.3. Grafik Uji Geser Langsung (Direct Shear) Dari tabel gabungan di atas didapatkan hasil yang cukup bervariasi. Peningkatan nilai c paling signifikan terjadi pada kadar penambahan 15%. Pada kadar penambahan 20% dan 25% pengaruh terhadap nilai c dan φ nilai yang didapatkan bervariasi. V. PENUTUP 5.1.Kesimpulan Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan di laboratorium, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Penelitian yang dilakukan terhadap sampel tanah memiliki sifat fisik meliputi kadar air alami sebesar 28,14%, berat jenis (Gs) sebesar G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 38

2.42, batas susut sebesar 11.16%, batas cair 50,10%, batas plastis sebesar 25.00% serta indeks plastis sebesar 25.10%. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa sampel tanah di daerah Kawasan Industri Candi Blok K-18, Semarang termasuk kedalam tanah jenis lempung ekspansif. 2. Pada uji pemadatan standar untuk kadar 0% gipsum nilai kadar air optimum sebesar 27%, kadar 15% gipsum sebesar 24%, kadar 20% gipsum sebesar 22,9% serta kadar 20% gipsum sebesar 22,0%. Penambahan gipsum mampu menurunkan nilai kadar air optimum. Penurunan terbaik diperoleh pada saat penambahan 15% gipsum. 3. Penambahan gipsum pada penelitian ini mampu meningkatkan nilai dari berat isi kering maksimum (γdry maksimal). Pada kadar 0% gipsum nilai γdry maksimal sebesar 1,36 gr/ cm3, kadar 15% gipsum sebesar 1,43 gr/ cm3, kadar 20% gipsum sebesar 1,45 gr/ cm3, serta kadar 25% gipsum sebesar 1,47 gr/ cm3. Peningkatan terbaik diperoleh pada saat penambahan 25% gipsum. 4. Pada uji pengembangan untuk kadar 0% gipsum tingkat pengembangannya 3.596%, pada kadar 15% gipsum sebesar 1.011%, pada kadar 20% gipsum sebesar 1.067% serta pada kadar 25% gipsum sebesar 1.573%. Hasil uji pengembangan terbaik terjadi pada saat penambahan kadar 15% gipsum. 5. Pada uji geser langsung diperoleh nilai untuk kohesi (c) pada kadar 0% gipsum sebesar 0,23 kg/cm2, pada kadar 15% gipsum sebesar 0,38 kg/cm2, pada kadar 20% gipsum sebesar 0,33 kg/cm2 serta pada kadar 25% gipsum sebesar 0,35 kg/cm2. Hasil terbaik diperoleh saat penambahan 15% gipsum. 6. Pada uji geser langsung diperoleh nilai untuk sudut geser ( φ ) pada kadar 0% gipsum sebesar 26.56o, pada kadar 15% gipsum sebesar 28.61 o, pada kadar 20% gipsum sebesar 35.31o serta pada kadar 25% gipsum sebesar 26.56o. Hasil terbaik diperoleh saat penambahan 20% gipsum. 7. Berdasarkan pengaruh penambahan kadar gipsum terhadap kualitas tanah, kadar 15% gipsum merupakan kadar G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 39

penambahan yang paling baik dibandingkan kadar 20% dan 25%. 8. Tanah di Kawasan Industri Candi Blok K-18, Semarang dengan nilai berat isi kering sebesar 1,43 gr/ cm3 tidak memenuhi persyaratan sebagai tanah timbunan. Stabilisasi tanah di Kawasan Industri Candi Blok K-18, Semarang dengan menggunakan bahan tambah gipsum memberikan pengaruh yang cukup baik, namun tidak terlalu signifikan. 5.2.Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disampaikan saran sebagai berikut. 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan waktu curing yang lebih bervariasi. 2. Disarankan melakukan pengujian kuat geser tanah yang lebih variatif selain direct shear. 3. Disarankan melakukan penelitian lain pada tanah ekspansif dengan menggunakan bahan tambah yang berbeda. 4. Disarankan memilih bahan tambah lain yang mudah dijangkau dan lebih ekonomis, sehingga mempermudah pada saat pelaksanaan di lapangan. DAFTAR PUSTAKA Altmeyer, W.T. 1955. Discussion of Engineering Properties of Expansive Clays. Proc. AmSoc. Civil Eng. 81. New York. Atkins, Harold N. 1997. Highway Materials, Soils and Concretes. New Jersey : Prentice Hall Inc. Bowles, Joseph E. 1991. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah. Jakarta : Erlangga. Bowles, Joseph E. 1992. Engineering Properties of Soils and Their Measurement. Singapore : McGraw- Hill Book. Chen, F.H. 1975. Foundation on Expansive Soil. Development in Geotechnical Engineering12. Esevier Scientific Publishing Company. Amsterdam. Das, Braja M. 1997. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis), Jakarta : Erlangga. Grim, R.E. 1953. Clay mineralogy. Mc Graw Hill Book Company Inc. New York. Hardiyatmo, Hary Christady. 2006. Mekanika Tanah I. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Holtz, W.G. and Gibbs, H.J. 1956. Engineering Properties of Expansive Clay Transactions. ASCE. G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 40

Ingles dan Metcalf. 1972. Soil Stabilization : Principles And Practice. USA. Irwanto, Dedy dan Sinaga, H. (2014). Pengaruh Kapur Terhadap Tingkat Kepadatan dan Kuat Geser Tanah Ekspansif. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Unika Soegijapranata Semarang. Krebs, R.D.and Walker, R.D. 1971. Highway Materials. New York : McGraw-Hill Book Company. Kurniawan Vemmy, dkk. (2014). Pengaruh Penambahan Serbuk Gypsum dengan Lamanya Waktu Pengeraman (Curing) terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif di Bojonegoro. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang. Lestari, I Gusti A.A.I. (2014). Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Studi Kasus di Desa Tanah Awu, Lombok Tengah. Fakultas Teknik Universitas Islam Al-Azhar Maratam O Neill, M.W. and Poormoayed, N. 1980. Methodology for foundations on expansive clays. J. Geotechnical Eng. Divis. Dec. GT12. PP: 1345-1366. S, G. Djatmiko dan Purnomo, S.J. Edy. 1997. Mekanika Tanah 1. Yogyakarta. Kanisius. Sentono Kunrat, Toton. 1992. Diktat Gypsum Jakarta. Simatupang, M. H. 1985. Petunjuk Membuat Panel Kayu Dengan Perekat Gipsum. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hasil Hutan Bogor. SNI 03-2417-1991. Agregat, Metode pengujian keausan dengan mesin abrasi Los Angeles SNI 1964-2008 Cara Uji Berat Jenis Tanah. SNI 1965-2008 Cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan batuan di laboratorium SNI 1966-2008 Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas Tanah. SNI 1967-2008 Cara Uji Penentuan Batas Cair Tanah. SNI 1968-1990 Metode Pengujian Analisis Saringan SNI 3423-2008 Cara Uji Analisis Ukuran Butir Tanah SNI 1742-2008 Cara Uji Kepadatan Ringan Untuk Tanah SNI 6424-2008 Cara Uji Potensi Pengembangan atau Penurunan Satu Dimensi Tanah Kohesif SNI 2813-2008 Cara uji kuat geser langsung tanah terkonsolidasi dan terdrainase Sudjianto, dkk. (2006). Pengaruh Matric Suction Terhadap Perilaku Kembang G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 41

Bebas Tanah Lempung Ekspansif. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Widyagama Malang. Sutikno dan Darmianto Budi (2009). Stabilisasi Tanah Ekspansif dengan Penambahan Kapur (Lime) Pada Pekerjaan Timbunan. Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta. Suryawan (2013). Pengaruh Penambahan Clean Set Cement Terhadap Potential Swelling pada Tanah Lempung Kembang-Susut. Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Surabaya. Wesley, L. D. 1973. Mekanika Tanah. Jakarta : Badan Penerbit Pustaka Umum. G-SMART Volume 1 Nomor 1 2017 42