BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan oleh manusia. untuk berinteraksi sosial. Setiap manusia menggunakan bahasa untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan berbahasa seorang manusia tidak luput dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB I. dibedakan dari pembelajaran bahasa (language learning). Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG NASKAH DRAMA NYARIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. tulis dalam berkomunikasi. Menurut Arifin (2000: 3), dalam wacana lisan,

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PERTUNJUKAN WAYANG LAKON DEWARUCI OLEH DALANG KI MANTEB SOEDHARSONO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM WACANA NOVEL TRILOGI KARYA AGUSTINUS WIBOWO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

ANALISIS TINDAK TUTUR PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR SATWA DAN TANAMAN HIAS YOGYAKARTA (Kajian Pragmatik) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak yang terlahir ke dunia ini secara alamiah telah dilengkapi

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas karakteristik tuturan guru sains berdasarkan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

1 Universitas Indonesia

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

ARTIKEL. Oleh Rini Saroza Nim Medann 16 Februarr20l6 Menyetujui: Dosen Pembimbing Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB I PENDAHULUAN. baik segi etnik dan bahasa. Seseorang tidak mempunyai bahasa, maka

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan oleh manusia untuk berinteraksi sosial. Setiap manusia menggunakan bahasa untuk berhubungan dengan sesamanya. Mengingat pentingnya bahasa maka seseorang harus mempelajari bahasa untuk berkomunikasi. Dalam hal ini, pembelajaran bahasa perlu dilakukan sejak anak-anak. Berkaitan dengan perlunya pembelajaran bahasa sejak anak-anak, Blanger (Lazuardi, 1991:89) menyatakan bahwa perkembangan bahasa merupakan indikator seorang anak. Oleh karena itu, anak hendaknya dibimbing dan diarahkan untuk mempelajari bahasa pertamanya karena bahasa merupakan kemampuan yang harus dipelajari dan bukan kemampuan yang diwariskan secara biologis dari generasi ke generasi berikutnya. Manusia memang dianugerahi kemampuan dasar untuk berbahasa (innate ability), tetapi konvensi kebahasaan (seperti kosakata atau gramatik) dituturkan dengan diajarkan dan dipelajari. Selain itu, pembelajaran bahasa perlu dilakukan pada anak-anak terkait dengan hipotesis masa emas belajar bahasa karena pada masa ini anak mudah mempelajari sebuah bahasa. Lennerberg (Dardjowiddjojo, 1986:149) mengemukakan bahwa penguasaan bahasa itu tumbuh sejajar dengan pertumbuhan biologis pada masa anak-anak. Purwo (1991:157) berpendapat bahwa masa anak-anak merupakan masa paling ideal untuk belajar bahasa karena

2 otak anak masih elastis dan lentur sehingga proses penyerapan bahasa lebih mulus. Selain itu, daya penyerapan bahasa pada anak berfungsi secara otomatis. Bahasa adalah sebuah sistem yang terdiri atas sejumlah unsur yaitu fonem, morfem, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Unsur tersebut tersusun secara teratur dan bekerja sama serta saling berhubungan untuk mewujudkan sebuah tuturan. Seorang anak perlu mengingat sistem berbahasa (kaidah bahasa) tersebut untuk berkomunikasi. Namun, dalam proses komunikasi, seorang anak tidak hanya dituntut menguasai kaidah berbahasa (language usage), tetapi juga dituntut mampu menggunakannya (language use). Dalam hal ini seorang anak harus mengaplikasikan kemampuan berbahasanya dalam bentuk tuturan, yaitu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi ini penting dipelajari oleh seorang anak terutama pada anak masa prasekolah (Someret, 1991:149). Pada masa prasekolah (usia 2-5 tahun) anak sudah memiliki karakter ingin bersosialisasi (Piaget, 1990:2). Untuk mengetahui kemampuan anak menggunakan bahasa dalam berkomunikasi perlu dilakukan pengkajian terhadap perilaku pertuturan anak karena kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi (kompetensi komunikatif) penentunya adalah perilaku pertuturan. Nababan (1992:58) mengungkapkan bahwa dari perilaku tuturan, kita dapat melihat perkembangan kemampuan berbahasa seseorang. Sementara itu para psikolog menyatakan bahwa pemerolehan tindak tutur merupakan prasarat dan pemerolehan bahasa pada umumnya (Djajasudarma, 1994:62).

3 Hasil penelitian Ariani (2005) yang berjudul Perilaku Pertuturan Anak Usia 2-5 Tahun Yang Berbahasa Ibu Bahasa Indonesia, menunjukkan bahwa semua responden sudah dapat membuat tuturan asertif, komisif, ekspresif, dan direktif, sedangkan tuturan deklaratif belum dikuasai. Bentuk tindak tutur asertif yang sudah dikuasai oleh responden adalah tuturan menyatakan sesuatu. Pada tindak tutur komisif, responden telah menguasai bentuk tindak tutur berjanji, bertekad, dan menawarkan. Sementara itu, pada jenis tindak tutur ekspresif responden telah menguasai bentuk tindak tutur berterima kasih, mengumpat, dan memuji. Bentuk tindak tutur direktif yang sudah dikuasai adalah meminta, menyuruh, melarang, mengizinkan, dan mengusulkan. Penguasaan responden pada jenis tindak tutur tersebut berbeda satu sama lain. Berdasarkan hasil penelitian Marz (2008) yang berjudul (Per)minta(an), dengan menggunakan teknik analisis percakapan terhadap tindak tutur permintaan pada pelaku percakapan dari latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda, ditemukan bahwa persinggungan yang membawa kepada kesalahpahaman hanya sekitar 20 % disebabkan oleh faktor kebahasaan verbal. Pengaruh terbesar disebabkan oleh faktor-faktor nonverbal, latar belakang budaya dan normalitas kultural serta situasi psikologis pelaku percakapan (ruang, waktu, jarak sosial adalah beberapa faktor penyebab). Selain kedua tindak tutur di atas penelitian terbaru tentang tindak tutur direktif telah dilakukan oleh Kenfitria Diah Wijayanti (2009) yang berjudul Tindak Tutur Direktif Dalam Pertunjukan Wayang Lakon Dewaruci Oleh Dalang Ki Manteb Soedharsono hasil penelitiannya menyebutkan, 1) Bentuk

4 tindak tutur direktif dalam pertunjukan wayang lakon Dewaruci ini ditemukan dua puluh dua macam yaitu tindak tutur menyuruh, menasihati, meminta izin, menguji, meminta restu, mengingatkan, memaksa, merayu, menantang, menyarankan, memohon, memperingatkan, menganjurkan, mengharap, mengajak, menyela/interupsi, menegur, memarahi, menagih janji, mempersilakan, menginterogasi, melarang. (2) Fungsi dan makna tuturan tersebut dapat diketahui setelah tuturan itu digunakan dalam konteks pemakaian tuturan dalam peristiwa tutur. Ditemukan dua puluh dua fungsi dan makna yang digunakan dalam pertunjukan wayang lakon Dewaruci yaitu tindak tutur menyuruh, menasihati, meminta izin, menguji, meminta restu, mengingatkan, memaksa, merayu, menantang, menyarankan, memohon, memperingatkan, menganjurkan, mengharap, mengajak, menyela/interupsi, menegur, memarahi, menagih janji, mempersilakan, menginterogasi, melarang. Setiap tindak tutur menghasilkan efek dari mitra tutur yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh adanya tiga macam tindak tutur yaitu tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi yang terdapat dalam masingmasing tuturan. (3) Faktor yang menentukan sebuah jenis tindak tutur sangat dipengaruhi oleh faktor penutur/mitra tutur, isi tuturan, tujuan pertuturan, situasi, status sosial, jarak sosial, dan intonasi. Sebuah tindak tutur dapat dipengaruhi oleh salah satu faktor tersebut. Penelitian tentang tindak tutur banyak dilakukan peneliti sebelumnya, namun penelitian tentang tindak tutur direktif anak usia 4-5 tahun belum pernah penulis dengar sebelumnya, karena itu penulis mengadakan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana anak usia 4-5 tahun TK Hasanatul Huda Kecamatan

5 Cililin Kabupaten Bandung Barat menguasai tindak tutur direktif sebagai alat komunikasi. 1.2 Masalah Penelitian Masalah-masalah penelitian yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Keragaman bentuk tindak tutur direktif anak usia 4-5 tahun TK Hasanatul Huda Kecamatan Cililin Babupaten Bandung Barat. 2) Tindak tutur direktif yang sering digunakan anak usia 4-5 tahun TK Hasanatul Huda Kecamatan Cililin Babupaten Bandung Barat. 3) Tindak tutur yang sulit dikuasai anak usia 4-5 tahun TK Hasanatul Huda Kecamatan Cililin Babupaten Bandung Barat. 1.2.1 Identifikasi Masalah Dari penelitian ini teridentifikasi berbagai macam permasalahan sebagai berikut: 1) Kemampuan setiap anak berbeda dalam menguasai jenis tindak tutur direktif. 2) Setiap anak berbeda dalam menggunakan tindak tutur direktif, ada yang menggunakan tindak tutur direktif langsung, tindak tutur direktif tidak langsung. 3) Perbedaan usia mempengaruhi tindak tutur direktif anak.

6 1.2.2 Batasan Masalah Setiap anak memiliki kemampuan berbeda dalam menggunakan jenis tindak tutur direktif. Selain itu, perbedaan usia sangat mempengaruhi jenis tindak tutur yang digunakan anak dalam menguasai fungsi direktif. Dalam penelitian ini peneliti membatasi pembahasan hanya pada tindak tutur direktif pada anak usia 4-5 tahun mengingat keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga. Hal-hal yang dibatasi dalam penelitian ini salah satunya adalah peneliti hanya meneliti jenis tindak tutur direktif saja mengingat penelitian-penelitian sebelumnya sudah banyak yang membahas semua jenis tindak tutur. Responden yang dipilih adalah anak pada usia 4-5 tahun, hal ini karena pada usia 4-5 tahun anak sudah menguasai bahasa secara lengkap sehingga menarik untuk diteliti. Objek penelitian merupakan siswa-siswi Taman Kanak-kanak Hasanatul Huda, hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa TK ini merupakan salah satu TK terbaik Se-Kecamatan Cililin. 1.2.3 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana bentuk-bentuk tuturan direktif yang digunakan anak 4-5 tahun Taman Kanak-Kanak Hasanatul Huda? 2) Jenis tindak tutur direktif apa yang sering digunakan anak usia 4-5 tahun Taman Kanak-Kanak Hasanatul Huda? 3) Jenis tindak tutur direktif apa yang paling sulit dikuasai anak usia 4-5 tahun di TK Hasnatul Huda Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat?

7 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut: (1) mendeskripsikan dan menganalisis bentuk-bentuk ujaran yang digunakan anak usia 4-5 tahun dalam mengusung fungsi direktif; (2) mendeskripsikan dan menganalisis tindak tutur apa saja yang sering dan paling sulit dikuasai anak usia 4-5 tahun; dan (3) memberikan informasi kepada para peneliti mengenai tindak tutur direktif anak dan membuka jalan bagi peneliti lain yang menaruh minat terhadap perilaku pertuturan anak. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian mengenai tindak tutur direktif pada anak usia 4-5 tahun di TK Hasanatul Huda ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoretis maupun secara praktis. 1.4.1 Secara Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu bahasa, khususnya dalam bidang pragmatik dan psikolinguistik. 1.4.2 Secara Praktis Bagi orang tua, diharapkan dapat memberikan dukungan bagi perkembangan anak khususnya dalam hal pembelajaran bahasa, karena pembelajaran bahasa penting dilakukan sejak dini.

8 Bagi dunia pendidikan bahasa, diharapkan dapat menjadi sumbangan pengetahuan dalam pembelajaran tindak tutur. Bagi peneliti, sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman sehingga dapat mengoptimalisasikan teori yang diteliti untuk mencoba mengganalisis fakta, data, gejala, dan peristiwa yang terjadi untuk dapat ditarik kesimpulan secara objektif dan alamiah. 1.5 Definisi Operasional Adapun yang didefinisikan dalam penelitian tindak tutur direktif anak usia 4-5 tahun di TK Hasanatul Huda Cililin Kabupaten Bandung Barat adalah: 1. Tindak tutur adalah tindakan atau aktivitas anak usia 4-5 tahun dalam menggunakan bahasa Indonesia ataupun bahasa lainnya sebagai media untuk berkomunikasi. 2. Direktif (directive) adalah tindak tutur yang digunakan anak usia 4-5 tahun Taman Kanak-Kanak Hasanatu Huda Cililin Kabupaten Bandung Barat agar orang melakukan sesuatu. Wujud tindak tutur direktif dapat berupa pertanyaan secara lugas, sedikit menyuruh, atau memerintah secara langsung. 3. Bentuk-bentuk tuturan direktif adalah semua wujud tuturan yang diucapkan anak usia 4-5 tahun agar pendengar melakukan sesuatu. 4. Jenis tindak tutur direktif adalah macam-macam tindak tutur yang diucapkan anak usia 4-5 tahun seperti perintah, permintaan, melarang, mengizinkan dan usulan.