BAB I PENDAHULUAN. pengajaran Matematika sangat perlu ditingkatkan. Salah satu cara untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat bantu, maupun sebagai ilmu (bagi ilmiyawan) sebagai pembimbing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarah Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam setiap kurikulum pendidikan nasional, mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Permen 23 Tahun 2006 (Wardhani, 2008:2) disebutkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi siswa yaitu Sekolah. Melalui pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

BAB I PENDAHULUAN. dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk memberitahu pendapat, atau

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sukar bagi sebagian besar siswa yang mempelajari matematika. dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. intelektual. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang di

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Metode Pembelajaran Delikan, Kemampuan Komunikasi, Pembelajaran Konvensional, dan Sikap

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari peranannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Asnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus sesuai dengan level kognitif siswa. Dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

BAB I PENDAHULUAN. matematika. Pendidikan matematika berperan penting bagi setiap individu karena

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia manapun di planet bumi ini. Untuk menciptakan SDM yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB II KAJIAN TEORETIS. (2006:10) mengemukakan, Belajar matematika merupakan suatu perubahan. praktis bersikap positif, bertindak aktif dan kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas 2003:5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013

BAB II KAJIAN TEORETIS

2015 PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia pendidikan menuntut guru untuk efektif dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Setiap individu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia secara global dan

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang harus dimiliki individu dan tujuan yang akan dicapai dalam

BAB II KAJIAN TEORITIK. dapat memperjelas suatu pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. dalam belajar matematika. Kesulitan siswa tersebut antara lain: kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional) Pasal 37 menegaskan bahwa mata pelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan komunikasi matematik penting dimiliki oleh siswa

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menumbuhkembangkan kemampuan dan pribadi siswa yang sejalan dengan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai disiplin ilmu dan mampu mengembangkan daya pikir. informasi dan komunikasi dilandasi oleh perkembangan matematika.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. oleh peserta didik dapat diterima baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta

BAB I PENDAHULUAN. matematika dikehidupan nyata. Selain itu, prestasi belajar

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep sehingga siswa terampil untuk berfikir rasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Wahyudin Djumanta, Dkk.,Belajar Matematika Aktif Dan Menyenangkan,(Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taufik Rahman, 2015

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Namun pada kenyataannya

BAB II KAJIAN TEORITIK. NCTM (2000) menyatakan bahwa komunikasi matematis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dalam suatu kelompok. matematika yaitu pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ingin maju. Dengan keyakinan bahwa pendidikan yang berkualitas

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Senada dengan standar isi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, The National Council of Teachers of Mathematics

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sangat penting dalam berbagai segi kehidupan, maka dari itu pengajaran Matematika sangat perlu ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkatkan matematika dalam pengajaran ini yaitu melaksanakan pengajaran Matematika dengan efektif dan efisien. Tetapi hal ini tidak semudah yang dibanyangkan, karena minat, bakat dan kemampuan setiap siswa itu berbeda. Seperti yang diungkapkan oleh Ruseffendi (2006:17) bahwa : terdapat anak-anak yang menyenangi matematika hanya pada permulaan mereka berkenalan dengan matematika yang sederhana. Makin tinggi sekolahnya dan makin sukar matematika yang dipelajarinya makin kurang minatnya. Disamping itu terdapat banyak anak-anak yang setelah belajar matematika bagian yang sederhana pun banyak yang tidak dipahaminya, banyak konsep yang dipahami secara keliru. Matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar dan banyak memberdayakan. Penyampaian pembelajaran kepada siswa berdasarkan kepada standar proses matematika. Standar-standar Proses dalam pembelajaran matematika yaitu Pemecahan masalah, Penalaran dan pembuktian, komunikasi, koneksi, dan representasi. Sehubungan dengan standar - standar dalam pembelajaran matematika tersebut, model pembelajaran tradisional dirasakan sudah tidak relevan dengan situasi dan kondisi saat ini sebab lebih berpusat kepada guru, sedangkan siswa lebih bersifat pasif yakni duduk, mendengar, dan mencatat apa yang disampaikan guru. Hal ini berkiatan dengan komunikasi matematik pada siswa. Komunikasi matematik merupakan kemampuan matematik esensial yang 1

2 tercantum dalam kurikulum matematika sekolah menengah (NCTM, 1999, KTSP, 2006). Komponen tujuan pembelajaran matematika tersebut antara lain : dapat mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau ekspresi matematik untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian dan minat yang mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Hal ini seperti yang di kemukakan oleh Herdiana, (Dini 2010:1), yaitu : Kemampuan komunikasi matematis dapat diartikan sebagai suatu kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah. Pihak yang terlibat dalam peristiwa komunikasi di dalam kelas adalah guru dan siswa. Cara pengalihan pesannya dapat secara lisan maupun tertulis. Adapun kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa yang diukur melalui aspek: (1) memngunakan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah mengunakan gambar dan aljabar; (2) membuat situasi matematika dan menyediakan ide dan keterangan dalam bentuk tulisan; (3) menginterpretasikan ide matematika dalam bentuk gambar dan aljabar; dan (4) mengunakan represenasi menyeluruh untuk menyatakan konsep matematika dan solusinya kemampuan komunikasi matematis siswa dapat dikembangkan dengan melakukan kegiatan pembelajaran kelompok. Siswa dihadapkan pada masalah untuk dicarisolusinya dengan topik matemtaika yang mereka pelajarai. Masih banyak guru mengunakan metode pembelajaran yang membosankan sehingga

3 membuat siswa menjadi jenuh, oleh karena itu sudah seharusnya guru mengembangkan metode pembelajarannya supaya siswa tidak merasa bosan dan jenuh sehingga siswa dapat berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Dalam pembelajara ini siswa harus dapat mengembangkan keterampilan dan pemahaman konsep matematika untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, hasil pengkajian penulis terhadap Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR), merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif pembelajaran yang memiliki konsep memberdayakan peserta didik untuk aktif dalam belajar. Pendekatan ini berupaya untuk meningkatkan komunikasi matematik siswa dan bekerja sama satu sama lain sehingga dengan kerja sama yang baik, maka akan timbul minat dan motivasi yang tinggi dalam belajar matematika. Sehubungan dengan keunggulan tersebut, maka penelitian ini akan mengujicobakan kemampuan komunikasi melalui pembelajaran yang menggunakan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Sedangkan dalam mengetahui sikap siswa dalam pembelajran matematika dapat dilihat dari minat siswa dalam belajar menurut Wahyudin (Masrisa 2013:3) hingga saat ini matematika merupakan mata pelajaran yang dianggap sukar bagi sebagian besar siswa yang mempelajari matematika dibanding dengan mata pelajaran lainnya, Sehingga sikap siswa negatif dalam pembelajaran matematika. Menurut Harjono (Marisa 2013:3) penyebab dari sikap negatif siswa terhadap matematika tersebut dilakukan kaena matematika merupakan ide abstrak

4 yang tidak dapat begitu saja dipahami oleh siswa ide abstrak tersebut perlu dinyatakan ke dalam bentuk pembelajaran realistik sehingga kemampuan komunikasi matematika lebih mudah dipahami. Faktor menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa SMP dalam pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang berpusat pada guru. Dalam penyampaian materi guru cenderung menguasai kelas sehingga siswa kurang leluasa menyampaikan ide-idenya. Peran pembelajaran yang terjadi memperiositaskan siswa sebagai pendengar ceramah guru, akibatnya menjadikan siswa merasa jenuh dengan pembelajaran menurun dan kurang berkualitas. hasil penelitian Tim Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika juga mengungkapkan bahwa di beberapa wilayah Indonesia yang berbeda, sebagian besar siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal dan menerjemahkan soal kehidupan sehari-hari ke dalam model matematika Fadjar Shadiq (Nina 2007: 2). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa Indonesia masi rendah B. Identifikasi Masalah Berdasrkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah adalah 1. Kemampuan komunikasi matematika siswa relatif rendah Observasi yang dilakukan oleh Nina (2007:3) di SMP Negeri 2 Sleman juga menunjukkan bahwa rendahnya kemampuan komunikasi matematis juga dialami oleh siswa kelas IX B di SMP Negeri 2 Sleman. Hasil dari penelitaian nina maka peneliti berkesimpulan bahwa kemampuan komunikasi di tingkat SMP masih rendah.

5 2. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran kurang maksimal karena siswa masih sebagai objek pembelajran bukan sebagai subjek pembelajaran. Muchtar (Sri 2012:2) Pada kenyataannya banyak ditemukan proses pembelajaran yang dilakukan guru yang lebih menekankan aspek pengetahuan, berpusat pada guru, mengarahkan bahan berupa informasi yang tidak mengembangkan berpikir nilai serta hanya membentuk budaya menghafal dan bukan berpikir kritis pada kenyataanya yang di kemukakan muchtar bahwa pembelajaran biasa yang berpusat pada guru dan siswa sebagai pendengar kurang baik dalam pembelajaran maka dari itu peneliti menekankan keterlibatan siswa dalam pembelajaran C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Apakah kemampuan komunikasi pembelajaran matematika realistik di SMP lebih baik dari pembelajaran biasa? 2. Apakah sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik di SMP bersikap positip? D. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa SMP dalam pembelajaran matematika melalui pembelajaran matematika realistik. Mengingat rumusan masalah diatas bersifat umum maka penelitian ini dibatasi oleh:

6 1. Objek yang diteliti melalui pembelajaran menggunakan pendekatan pemebelajaran realistik adalah SMP Negeri 2 Sukaresmi Cianjur. 2. Peneliti menggunakan pendekatan pembelajaran realistik ini akan dilaksaakan di kelas VII. E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan komunikasi matematik siswa SMP yang pembelajarannya menggunakan Pendekatan Matematika Realistik dengan yang menggunakan pendekatan konvensional (biasa). F. Manfaat Penelitian Bagi siswa Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan realistik matematik di harapkan mampu meningkatkan komunikasi matematik pada siswa sehingga dapat meningkatkan pola pikir siswa, untuk meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan siswa belajar secara aktif, kreatif, dan bekerja sama serta untuk meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik. Bagi guru Penelitian ini di harapkan dapat memperdayakan guru matematika sekaligus memberikan masukan dalam pembelajaran matematika di kelas, dengan menggunakan pendekatan realistik matematik yang berguna untuk meningkatkan komunikasi matematik siswa.

7 Bagi Peneliti Dapat menambah ilmu dan pengalaman serta untuk mendapatkan gambaran yang jelas akan fakta dilapangan yang berkaitan dengan penerapan strategi belajar mengajar yang menggunakan pendekatan realistik juga untuk menerapkan ilmu yang di dapat selama perkuliahan dalam pembelajaran matematika. G. Definisi Oprasional Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka didefinisikan secara operasional sebagai berikut: 1. Kemampuan Komunikasi Matematis Komunikasi adalah kemampuan menggambarkan atau menyampaikan ideide atau gagasan yang dimiliki oleh siswa. Penyampaian komunikasi bisa dengan cara menuliskan atau menyampaikannnya langsung lewat percakapan atau perbincangan (lisan) atau dengan cara tulisan. Adapun indikator-indikator yang akan diteliti meliputi: a. Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematik. b. Menjelaskna ide, situasi dan relasi matematik secara lisan dan tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar. c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematik

8 2. Pendekatan Pemebelajaran Matematika Realistik Pendekatan pemebelajaran realistik matematik adalah pendekatan yang memanfaatkan kondisi lingkungan yang ada dan dikaitkan dengan materi pembelajaran yang sedang di pelajari. 3. Pembelajaran Biasa Pembelajarn Biasa (konvensional) adalah pembelajaran yang bersifat satu arah dimana guru menjadi pusat pembelajaran. Rutinitas yang dilakukan adalah menyampaikan materi kemudian memberikan contoh kepada siswa dan melakukan kegiatan latihan atau tugas. 4. Sikap Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari dan menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menemukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Dalam arti sempit, sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental seseorang. H. Struktur Organisasi Skripsi a. Bagian Pembuka Skripsi 1. Halaman Sampul 2. Halaman Pengesahan 3. Halaman Moto dan Persembahan 4. Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi 5. Kata Pengantar 6. Ucapan Terimakasih 7. Abstrak

9 8. Daftar Isi 9. Daftar Tabel 10. Daftar Gambar 11. Daftar Lampiran b. Bagian Isi Skripsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Rumusan Masalah D. Batasan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian G. Definis Oprasional H. Struktur Organisasi Sekripsi BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pendekatan Matematika Realistik, Kemampuan Komunikasi, Pembelajaran Biasa, dan Teori Sikap 1. Pendekatan Maatematika Realistik 2. Kemampuan Komunikasi Matematik 3. Pembelajaran Biasa 4. Teori Sikap

10 B. Kaitan Antara Pendekatan Matematika Realistik, Kemampuan Komunikasi, dan Materi Segitiga C. Kerangka Pemikiran D. Asumsi dan Hipotesis BAB IIIMETODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Instrumen Penelitian D. Teknik Analisis Data E. Prosedur Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran-Saran