BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat membentuk anak sesuai kebutuhan masyarakat dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran adalah dengan mengganti cara atau model pembelajaran yang selama

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan sumber daya. bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai posisi yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional, dalam Undang - Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menciptakan manusia pembangunan tersebut, sarana yang paling tepat adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan cepat dan pesat sering terjadi dalam berbagai bidang, seperti politik/ketatanegaraan, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, ini merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad informasi. Seiring dengan perubahan yang pesat ini, lembaga pendidikan memiliki peran sentral dalam membantu mempersiapkan peserta didik, baik secara individual maupun kolektif, agar mampu hidup secara produktif di tengah masyarakat dengan berbagai permasalahan atau problema yang dihadapinya. Agar dapat mengantisipasi perubahan yang pesat itu, maka pendidikan yang hanya menekankan pada penanaman konsep (produk) menjadi tidak sesuai lagi. Selain penanaman konsep, pendidikan dewasa ini harus mampu mengembangkan kecakapan-kecakapan yang berguna untuk menghadapi permasalahan dalam kehidupan. Kecakapan ini sering disebut dengan istilah life skill. Sedangkan kecakapan matematika merupakan bagian tak terpisahkan dari kecakapan hidup tersebut dan diperlukan untuk dapat memahami dunia di sekitarnya, serta untuk berhasil dalam kariernya. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, baik di dalam maupun di luar sekolah. Usaha tersebut bertujuan untuk membantu anak didik menuju suatu kedewasaan. Pendidikan juga dapat merubah dan mengarahkan sikap serta kemampuan manusia atau seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan, baik itu 1

2 pengetahuan umum ataupun ilmu pengetahuan agama. Karena itu para pendidik harus membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang benar-benar dapat membentuk anak sesuai kebutuhan masyarakat dan bangsa. Melalui pendidikan yang menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membentuk manusia Indonesia yang berpengetahuan sebagaimana yang ditegaskan dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 2 Pasal 3 yaitu: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas di atas secara implisit tergambar bahwa kemampuan dan keprofesionalan seorang guru sangat diperlukan dalam mengajar. Pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional karena diperlukan kemampuan dalam memilih serta menggunakan metode. Pada dasarnya guru-guru yang mempunyai keahlian tentu berbeda dengan guru yang tidak memiliki keahlian sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur an Surah Az-Zumar ayat 9. Dari ayat di atas dapat diambil pelajaran bahwa tidaklah sama antara orang yang berpengetahuan dan yang tidak berpengetahuan. Orang yang berpengetahuan 1 Undang-Undang Republik Indonesia No.2o Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung, Citra Umbara, 2003). h. 7.

3 tentu akan lebih mudah dalam mempraktikkan pengetahuan yang dimilikinya dibandingkan dengan yang tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, tidak terkecuali guru yang profesional dalam penggunaan metode pembelajaran. Dalam dunia pendidikan, matematika menempati posisi yang amat penting. Pelajaran matematika adalah suatu mata pelajaran yang ada di setiap jenjang pendidikan secara bertahap sesuai dengan mental dan intelektual siswa. Kurikulum pelajaran matematika yang berlaku sekarang menuntut keaktifan siswa dalam menemukan konsep yang diajarkan. Matematika merupakan bentuk logika yang tinggi, yang menggunakan simbol dan istilah yang cermat dan disepakati secara umum sehingga mudah untuk dipahami. Hal itu sesuai dengan tuntutan perkembangan dan keadaan masyarakat yang semakin maju, khususnya yang menyangkut perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pendidikan matematika di berbagai negara terutama negara-negara maju telah berkembang dengan cepat sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang bernuansa sains dan teknologi. Model atau pendekatan pembelajaran merupakan salah satu cara yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar untuk mengatasi hambatan komunikasi yang berasal dari bahan pengajaran. Dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang efektif hambatan komunikasi tersebut dapat teratasi sehingga terjadinya peningkatan kualitas hasil belajar para siswa. Mengingat pentingnya pendekatan pembelajaran tersebut guru memerlukan usaha, pengetahuan dan kemampuan serta keterampilan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Karena itu keahlian guru dalam

4 menggunakan pendekatan pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan. Dari masalah tersebut di atas, perlu suatu pendekatan pembelajaran yang kreatif-inovatif agar siswa mendapatkan suatu kemudahan dan merasa senang dalam belajar. Rasa senang dalam belajar diyakini merupakan kunci sukses dalam menguasai pelajaran secara utuh dan baik. Dalam konteks inilah perlu diadakan penelitian tindakan kelas ( clasroom action research). Melalui penelitian yang bersifat reflektif diharapkan dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktekpraktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. 2 Matematika dianggap penting akan tetapi cukup sukar dipelajari. Pada awalnya siswa senang dengan pelajaran matematika, tetapi pada akhirnya banyak siswa yang kurang tertarik dengan pelajaran. Salah satu penyebabnya adalah cara guru yang tidak sesuai lagi dengan mereka. Guru hanya mengajar dengan metode konvensional saja, sehingga pembelajaran matematika cenderung membosankan, kurang menarik minat siswa yang pada akhirnya prestasi belajar siswa kurang memuaskan. Selama ini cara pembelajaran matematika yang diterapkan guru tidak bervariatif. Umumnya mereka hanya menggunakan satu metode saja, salah satunya adalah dengan metode ceramah, drill, dan penugasan. Proses pembelajaran dengan metode konvensial ini pada awalnya guru menginstruksikan peserta didik menyiapkan alat tulis, kemudian guru menuliskan materi serta memberikan contoh pembelajaran matematika dan anak didik aktif mencatat, lalu guru menjelaskan cara penyelesaian soal dan apabila siswa sudah mengerti lalu 2002), hal. 15. 2 Sukidin, et. al, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: Ihsan Cendekia,

5 anak disuruh mengerjakan soal-soal latihan. Di sinilah tidak ada peran serta siswa dalam pembelajaran. Kenyataan di lapangan, model/pendekatan pembelajaran yang biasa diterapkan selama ini cenderung hanya membahas masalah nyata (melalui soal cerita) justru pada bagian akhir pokok bahasan sebagai penerapan konsep. Salah satu rekomendasi dari penelitian tentang kajian kurikulum tersebut, bahwa perlu dilakukan intervensi kepada guru untuk memperjelas pemahaman tentang perubahan paradigma dalam pendidikan secara umum dan pendidikan matematika. Dalam intervensi ini perlu ditekankan tentang pemahaman terhadap kompetensi, kecakapan hidup (dalam matematika terkait dengan kecakapan matematika serta prinsip-prinsip dalam pembelajarannya), pembelajaran yang berpusat pada siswa, serta peran guru. Agar perkembangan pembelajaran matematika menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (paikem) dapat dilakukan berbagai cara. Salah satu cara yang akan diterapkan adalah melalui penerapan pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk membuktikan bahwa melalui penerapan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan

6 konsep yang esensial dari materi kuliah atau materi pelajaran. 3 Pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning adalah suatu proses pembelajaran yang diawali dari masalah-masalah yang ditemukan dalam suatu lingkungan pekerjaan. 4 Pembelajaran berbasis masalah ( problem based learning) yang biasa disingkat dengan PBL merupakan salah satu bentuk pengajaran yang memberikan penekanan untuk membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom. Melalui bimbingan yang diberikan secara berulang akan mendorong mereka mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah konkrit oleh mereka sendiri serta menyelesaikan tugas-tugas tersebut secara mandiri. Model pengajaran ini cocok untuk materi pelajaran yang terkait erat dengan meningkatkan keterampilan proses untuk memecahkan masalah. Pendekatan pembelajaran berbasis masalah dengan contoh perangkat pembelajarannya diharapkan akan membantu/memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika, yang disamping mampu meningkatkan prestasi siswa (mencapai ketuntasan belajar), juga mampu mengembangkan kecakapan-kecakapan matematika, seperti yang diharapkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kecakapan tersebut seperti siswa terbiasa bekerja dengan orang lain, mendengarkan dengan aktif, berani bertanya, menjawab pertanyaan atau menyampaikan pendapat, dan kreatif dalam memecahkan masalah. Dan yang tak kalah penting adalah mampu 3 Sudarman, Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah, ( Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 2, Nomor 2, Maret 2007), h. 70. 4 Pusdiklat: Bahan Pembelajaran Problem Based Learning, (Jakarta: 2004), h. 3.

7 menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan ( Joyful learning), dan memotivasi siswa. Berdasarkan observasi pendahuluan yang penulis ketahui, bahwa di Madrasah Ibtidaiyah Asasussalam Desa Anjir Seberang Pasar Kabupaten Batola, terlihat bahwa pada pembelajaran matematika masih banyak terdapat kelemahan-kelemahan terutama dalam hal proses dan hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan pada pembelajaranpembelajaran matematika selama ini, terutama pada materi pengumpulan dan penyajian data, ternyata hasil belajar dan aktivitas belajar siswa sangat kurang. Hal ini ditunukan dari hasil belajar yang diperoleh siswa pada tahun sebelumya yang menunjukan bahwa dari 20 siswa yang ada hanya 9 orang yang berhasil mencapai KKM untuk pembelajaran matematika dengan materi pengumpulan dan penyajian data, sedangkan 11 orang sisanya memperoleh nilai di bawah KKM. Hal ini disebabkan karena minimnya metode, strategi dan juga pendekatan yang dipergunakan sehingga tidak mampu untuk menumbuhkan minat dan juga motivasi bagi siswa dalam pembelajaran matematika. Sealama ini metode yang digunakan dalam pembelajaran matematika di sekolah/madrasah tempat penulis bertugas lebih banyak menggunakan metode ceramah, drill, dan penugasan. Terdorong oleh rasa kejiwaan sebagai pendidik, penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut secara lebih mendalam dengan mengadakan penelitian ilmiah yang dituangkan dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul: Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pengumpulan dan Penyajian Data Melalui Pendekatan Pembelajaran Berbasis

8 Masalah Pada Siswa Kelas VI MIS Asasussalam Desa Anjir Seberang Pasar Kabupaten Barito Kuala. Untuk menghindari kesalahpahaman judul yang terkandung di atas, penulis memberikan penegasan judul dari istilah tersebut bahwa yang dimaksud dengan judul di atas adalah suatu Penelitian Tindakan Kelas yakni usaha yang dilakukan guru dalam meningkatkan pemahaman dan aktivitas belajar siswa yang mempunyai pengaruh positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pengumpulan dan penyajian data dalam mata pelajaran matematika melalui pendekatan pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VI MIS Asasussalam Desa Anjir Seberang Pasar Kabupaten Barito Kuala. B. Identifikasi Masalah Memperhatikan latar belakang masalah di atas, ada beberapa persoalan mendasar dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Rendahnya pemahaman dan hasil belajar siswa dalam materi pengumpulan dan penyajian data pada mata pelajaran matematika yang terlihat pada tahun 2009/2010 penguasaan siswa hampir 60% siswa masih di bawah standar ketuntasan minimum dalam kurikulum pembelajaran matematika. 2. Masih kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa cendrung bersifat pasif dan belum terjalin kolaborasi antara guru dan siswa, serta kerjasama dan kebersamaan antar sesama siswa. 3. Belum ditemukannya pendekatan pembelajaran yang tepat dan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga pembelajaran matematika

9 di kelas masih berjalan monoton, metode yang digunakan cenderung masih bersifat konvensional, dan selama ini belum ada kolaborasi antara guru dan siswa. C. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah penggunaan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI MIS Asasussalam Desa Anjir Seberang Pasar Kabupaten Barito Kuala pada materi pengumpulan dan penyajian data? 2. Apakah penerapan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VI MIS Asasussalam Desa Anjir Seberang Pasar Kabupaten Barito Kuala pada materi pengumpulan dan penyajian? D. Rencana Pemecahan Masalah Rencana pemecahan masalah yang dilaksanakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini tindakan kelas yang dilakukan dengan cara menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dengan melibatkan peserta didik secara langsung dalam proses pembelajaran dalam materi pengumpulan dan penyajian data pada pembelajaran matematika di kelas VI MIS Asasussalam Desa Anjir Seberang Pasar Kabupaten Barito Kuala.

10 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui hasil belajar siswa kelas VI MIS Asasussalam Desa Anjir Seberang Pasar Kabupaten Barito Kuala pada materi pengumpulan dan penyajian data dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah. 2. Mengetahui aktivitas siswa kelas VI MIS Asasussalam Desa Anjir Seberang Pasar Kabupaten Barito Kuala selama pembelajaran materi pengumpulan dan penyajian data dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah berlangsung. F. Hipotesis Tindakan Melalui pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah, penulis beranggapan bahwa: 1. Hasil belajar siswa kelas VI MIS Asasussalam Desa Anjir Seberang Pasar Kabupaten Barito Kuala pada pembelajaran materi pengumpulan dan penyajian data akan meningkat. 2. Aktivitas siswa kelas VI MIS Asasussalam Desa Anjir Seberang Pasar Kabupaten Barito Kuala pada pembelajaran materi pengumpulan dan penyajian data akan meningkat

11 G. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaaan teoritis dan praktis sebagai berikut dan bermanfaat untuk berbagai pihak, antara lain: 1. Guru a. Memperoleh data hasil pembelajaran siswa b. Meningkatkan cara belajar siswa aktif c. Meningkatkan hubungan (interaksi) dengan siswa d. Sebagai indikasi untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar 2. Siswa a. Meningkatkan prestasi belajar siswa, seperti pemahaman, penguasaan, mutu proses dan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. b. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran serta menumbuh kembangkan potensi dirinya, mampu belajar mandiri dan sendiri secara aktif dan kreatif. 3. Sekolah a. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran dan mutu sekolah. b. Guru dapat menerapkan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat membantu guru dalam pembelajaran matematika agar dapat memahami konsep tersebut dengan baik sehingga pembelajaran kelas menjadi lebih baik.

12 c. Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi sekolah tentang variasi pembelajaran dan peningkatan profesionalisme guru serta meningkatkan mutu proses pembelajaran. 4. Bagi lembaga terkait, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk kebijakan dan upaya konstruktif dalam upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran, meningkatkan prestasi belajar siswa yang berdampak pada peningkatan mutu sekolah. Jalinan kerjasama yang baik antar siswa, guru dan kepala sekolah memiliki peran strategis dalam mencapai tujuan dan kualitas pembelajaran.